1 [1] Tentang olimpiade

"Kita harus mulai mencari siswa yang tepat untuk bimbingan olimpiade selanjutnya."

Jero yang kebetulan masuk untuk mengambil buku di kantor guru tak sengaja mendengar pembicaraan kepala sekolah dengan seseorang di dalam ruangan khusus yang terletak di dalam kantor guru. Ruangan itu setengah terbuka hingga Jero mampu mendengar dengan baik pembicaraan mereka. Jero berdiri di samping meja yang tak jauh dari ruangan itu.

"Sepertinya saya sudah menemukan siapa yang cocok untuk kita jadikan peserta olimpiade matematika mewakili sekolah tahun ini," kata orang yang ada di dalam sana.

Mendengar itu membuat Jero merasa yakin kalau dirinyalah yang akan terpilih, secara Jero mendapat peringkat kesatu nilai matematika terbaik seangkatan.

"Anak itu kelas sebelas--"

"Jero!" seru salah satu guru bertubuh gempal itu.

"Iya bu," sahut Jero sopan. Jero memperlihatkan wajah senang. Jero yakin bahwa dirinya yang akan terpilih. Tinggal tunggu saja.

"Ngapain kamu di sini?" tanya guru itu selidik.

"Oh, saya mau ambil buku saya di meja bu Rika, bu," terang Jero.

"Terus ngapain lama-lama berdiri di sana tadi? Nguping pembicaraan kepsek ya, kamu?" tuding guru itu.

"Eh, enggak bu, mana ada," kata Jero bela diri.

"Tapi iya sih bu, sedikit," ujar Jero tak berdosa.

"Gak sopan kamu nguping pembicaraan orang," kata guru itu lagi.

"Iya, ampun bu, gak lagi kok bu besok-besok. Serius deh." Jero menyengir dengan tampang tak merasa ada dosa.

Guru bertubuh gempal itu mendengus sebal. "Pintar tapi akhlak nya bisa miring kayak gitu. Gak ada akhlak kamu sama guru. Ambil buku kamu dan keluar sana. Muak saya lihat muka kamu itu."

"Iya deh bu, iya." Untung saja mood Jero masih bagus. Kalau tidak, Jero akan membuat daging Bu Gempal itu menjadi sop. Tinggal ditambahkan bawang goreng lalu dimakan. Tapi bukan Jero yang akan memakannya, mungkin lebih baik dibagikan saja kepada teman-temannya. Oke, bukan itu topiknya sekarang. Abaikan.

Jero mengambil bukunya dan segera keluar dari sana. Sebelum itu, Jero sempat melihat ada seorang gadis masuk yang langsung disambut dengan baik oleh Bu Gempal itu. Melihat perbedaan sikap Bu Gempal padanya dan gadis tadi membuat Jero menyimpulkan, mungkin Bu Gempal memiliki dendam pribadi kepadanya. Baiklah, tak apa. Jero akan membuat para guru berterima kasih bangga setelah ia berhasil membawa pulang piala atas kemenangannya nanti. Termasuk Bu Gempal.

----

Haii warga webnovellllll!!

Untuk lanjut cerita harap vote terlebih dahulu yaa..

Aku tunggu sampe minimal 10 vote yaa

Ada room buat komen gak ya di sini? Kalo ada boleh spam komen sebanyak2 nya buat next.

See you.

avataravatar
Next chapter