1 Authelia BAB 1

(SMAS DIAN HARAPAN)

18 Juli 2021

Suasana ramai kembali ditemukan diarea sekolah setelah pemerintah menetapkan sekolah Offline dijalankan kembali pada bulan Juli ini. Para siswa dan siswi terlihat begitu bersemangat memasuki area sekolah, hingga terlihat seorang gadis berpakaian bebas berdiri dikoridor kelas.

Gadis tersebut nampak tersenyum kecil saat matanya menyeluruh kesudut sekolahan. Kemudian, ia baru berjalan menuju kelas 11B.

Tapi tiba - tiba ia tidak sengaja bertabrakan bahu dengan seorang siswa dihadapannya, hingga membuat buku gadis tersebut terjatuh. Dan siswa itu segera membantu mengambil kembali buku - bukunya.

" Authe ! " suara panggilan ini membuat sang gadis menoleh kebelakang dengan bersemangat.

(Lalu, suasana diberubah menjadi tahun 2018. Gadis yang berpakaian bebas tadi ternyata adalah Authelia dari 2021 yang telah lulus sekolah. Dan setelah Authelia membalikkan badannya karena dipanggil, ia pun berubah menjadi Authelia dari tahun 2018 dengan berpakaian seragam rapi dan rambut dikuncir kuda)

" Reyndra... Esther ! Haiii ! "

Authe tanpa pikir panjang langsung berlari dan memeluk kedua sahabat baiknya itu. Hingga mengenyampingkan fakta bahwa dia baru saja meninggalkan buku - bukunya dilantai koridor bersama seorang siswa yang bertabrakan dengannya tadi.

" Gue kangen banget sama lu, Authe. " Esther terus menerus memeluk Authe tanpa ingin melepasnya.

" Sama, gue juga kangen banget sama lu, Est. " selagi mereka berdua berpelukan, Reyndra yang berbeda jenis kelamin dengan mereka berdua hanya berdiri sambil menatap mereka sinis.

" Sudahlah, lihat Authe lu ninggalin cowo itu. " dan iya, Authe kaget setelah ingat bahwa dia mengalami insiden dengan seorang siswa tadi.

" Astaga gue lupa hehehe, maaf banget yah. Makasi juga udah bantu beresin buku - buku gue. " jelas Authe setelah siswa tadi menyerahkan bukunya.

Dari seragam sekolahnya, kita bisa melihat nama siswa tersebut adalah ' Elvern Mairion '.

" Ngomong - ngomong, kenalin gue Authelia Soraya Wongsi. Lu bisa manggil gue Authe. " dengan percaya diri Authe mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Elvern.

" Elvern Mairion " tapi apa kalian tau, Elvern tidak berjabat tangan dengan Authe yang tadi sudah mengulurkan tangannya.

Elvern hanya menyebutkan nama lengkapnya, lalu berjalan kedalam kelas. Hal itu pastinya membuat Esther tertawa puas, sedangkan Reyndra hanya terus memperhatikan Elvern yang berjalan memasuki kelas.

" Hahahaa~ Kasihan banget lu dikacangin sama tuh cowok. " ejek Esther yang lalu dicubit oleh Authe.

" Siapa sih tuh cowok, songong amat ! Udah untung gue ajakin kenalan, dia malah sok jual mahal. " karena malu dan kesal, Authe terus mengomeli Elvern.

" Udah biarin aja, yuk masuk kekelas aja. " ajak Reyndra sambil merangkul Authe dan Esther disisi yang berbeda.

Sekedar info...

Mereka semua baru saja masuk kesekolah dihari pertama setelah libur kenaikkan kelas. Jadi hari ini juga berarti ada beberapa siswa atau siswi pindahan dari kelas lain.

Authe dan Reyndra mengambil tempat duduk dibagian depan, sedangkan Esther berada dikursi samping mereka bersama seorang siswa lain.

Semakin siang kini suasana kelas menjadi makin ramai karena seluruh siswa siswi sudah berada dikelas mereka masing - masing. Terlihat Authe yang sedang bermain bersama teman - teman kelasnya sambil tertawa. Sedangkan Elvern sibuk bermain game bersama gerombolannya dibelakang sana.

" Diam, diam ! Kepala Sekolah datang ! " suasana ricuh akhirnya menjadi senyap setelah seorang siswa melaporkan keadaan diluar.

Bedanya hanya circle dari Elvern yang tak takut dan masih terus bermain game mereka.

" Jangan disitu bodoh, rusakin dulu tuh turretnya ! " teriak Elvern heboh, walaupun sang Kepala Sekolah baru saja memasuki kelas.

" Elvern Mairion ! " panggil Kepala Sekolah.

" Semak - semak anjirr, woy dikit lagi.. ahk ! Apes kena sapu bersih kita semua ngakak ! " saking hebohnya Elvern sampai melompat dari kursinya.

" ELVERN MAIRION ! " kali ini Kepala Sekolah memanggil Elvern lagi tapi dengan nada lebih keras..

Authe yang melihat kelakuan nakal Elvern itu seketika memberikan tatapan sinis dan jijik. Elvern pun duduk kembali ketempatnya setelah sadar kedatangan Kepala Sekolah.

" Baiklah anak - anak, selamat pagi. "

" Pagi, Pagi, Pasti Semangat ! "

" Selamat datang kembali untuk kalian semua, bapak harap kalian semua dalam keadaan sehat - sehat. Dan bisa melanjutkan proses belajar mengajar kalian dikelas 11 ini. Alasan saya disini adalah untuk menggantikan wali kelas 11B sebentar... " semua siswa siswi mendengarkan Kepala Sekolah dengan baik.

" Maafkan saya karena terlambat, Pak. " tiba - tiba masuk seorang guru dengan tergesa - gesa.

" Nah, jadi dia adalah wali kelas baru kalian untuk kelas 11. Jika ada yang mau kalian komplen atau butuhkan, cari saja istri bapak ini heheee... " lalu semua orang tertawa dengan lelucon kepala sekolah.

" Ish, bapak nih. " bahkan wali kelas ikut tertawa.

" Kalau begitu, sampai jumpa semua. Kalau saya mendengar ada yang melawan istri saya, khekkkk--- " kepala sekolah melihatkan gerakan mengorok leher yang kembali membuat semua tertawa puas.

Setelah kepala sekolah meninggalkan kelas, ibu wali kelas tersebut pun mengambil alih suasana kelas.

" Ibu, kami senang banget karena ibu yang jadi wali kelas kami. " ucap Authe sedikit menggoda.

" Authelia mulutnya manis yah.. " lagi - lagi mereka tertawa bersama.

Selang beberapa waktu, selama pelajaran pertama ada seorang siswa yang memanggil Bu Yanti (Wali Kelas).

" Bu, Elvern gangguin saya terus. Boleh saya pindah tempat duduk, bu ? Sekalian mata saya juga sedikit minus, bu. " dan ternyata itu adalah siswa yang menjadi teman duduk Elvern. ia merasa risih karena diganggu oleh Elvern terus.

Elvern yang mendengar itu hanya diam - diam saja, sambil menggulung bukunya karena merasa bosan didalam kelas.

" Kalau begitu... " Bu Yanti terlihat berpikir sebentar, sampai ia menunjuk seseorang untuk mengganti tempat duduk dengan sisiswa tadi.

" S-saya, bu ? Ibu yakin ? " ternyata dia adalah Authelia.

" Iya authe sayang, Elvern gak mungkin bisa ganggu siswi gadis. Maka dari itu ibu meminta kamu untuk membantu ibu. " mendengar penjelasan bu Yanti, Authe hanya bisa melongo tak percaya.

" Yah, gimana dong Rey. Masa iya gue duduk bareng sisongong itu sih ? " Reyndra juga sebenarnya tidak ingin Authe pindah, namun ia juga tidak bisa melakukan apapun.

" Authelia.. minggir dong. " merasa dirinya diusir, Authe mau tidak mau segera membereskan barang - barangnya dan harus merelakan tempat duduknya.

Authe kini hanya bisa meratapi nasibnya yang diminta untuk duduk bersama pria bernama Elvern Mairion itu. Dengan lemas Authe melangkahkan kakinya menuju tempat duduk disebelah Authe.

Sesekali Authe menatapi Esther dengan tatapan sedih, ia bahkan mengerucutkan bibirnya ketika melihat Esther seakan - akan ia tengah meminta bantuan. Namun Esther hanya memberikan semangat dari kejauhan sembari menertawakan Authe.

Mau tidak mau Authe pun kini duduk disebelah Elvern yang sedang menatapnya dengan dingin. Dan itu benar - benar mengganggu Authe.

" Apaan sih ?! " tanya Authe karena risih terus ditatapan oleh Elvern.

Lagi - lagi, Elvern tidak menjawab Authe. Ia hanya memalingkan kepalanya dan lanjut memainkan ponselnya, tanpa menghiraukan gadis disebelahnya itu.

Disisi lain Authe yang berjaga - jaga terlihat sedang membuat sebuah garis lurus dipertengahan meja dengan menggunakan stabilo.

" Ribet amat. " gumam Elvern.

" Heh, denger yeh lu. Ini garis pembatas tempat gue ama tempat lu, pokoknya apapun yang terjadi gak boleh sampai ngelewatin garis masing - masing. Intinya apapun yang melewati pembatas, itu akan menjadi hak milik sendiri ! " jelas Authe tegas, Authe tetaplah Authe. Gadis tegas yang selalu melakukukan apapun yang ia inginkan.

" Bocah juga yah lu, nih nih.. gue lewatin nih, mau ape lu ? " bukannya takut atau mendengarkan perkataan Authe, Elvern dengan nakalnya malah meledek Authe dengan melewati batas menggunakan uang yang ia gulung.

" Bukan masalah bocah, tapi ini demi kenyamanan masing - masing ngerti gak sih ? Btw, makasi uangnya ! Lu ngelewatin batas gue, berarti uang ini milik gue sekarang. " dengan senyuman licik, Authe merebut uang ditangan Elvern dan langsung memasukkannya kedalam kantong seragam.

" Thanks banget uangnya, bro. " Authe kemudian menyeringai puas karena merasa ia berhasil melawan Elvern. Dan ia melanjutkan kegiatan belajarnya setelah menyelesaikan masalah dengan Elvern.

Kini berganti Elvern yang melongo terkejut karena ia tidak percaya bahwa dirinya baru saja diporoti oleh Authelia. Ia hanya bisa tertawa kecil sambil melihat Authe.

" Licik juga nih orang. " gumam Elvern.

Akhirnya suasana belajar mengajar dihari pertama sekolah berjalan dengan sangat baik tanpa ada keributan sama sekali. Begitu juga dengan bel jam istirahat yang terdengar diseluruh pelosok sekolahan.

Beberapa murid memilih untuk menetap didalam kekelas, dan adapun murid yang keluar dengan bebas.

Esther terlihat mendatangi tempat duduk Authe dan Elvern terlebih dahulu. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh gadis itu, ia datang dengan sebuah senyuman yang sangat indah diwajahnya.

" Haii, Elvern. " dan siapa sangka ternyata Esther baru saja menyapa Elvern dengan suara manisnya.

Kejadian itu membuat Authe yang tadi tengah berjuang mengambil pulpennya dibawah meja, berujung terbentur oleh bangku meja. Karena ia terkejut saat Esther menyapa Elvern.

" Duhh.. sakit banget, apaan sih nih meja reseh bener " anehnya Authe malah mengomel dan menyalahkan meja itu.

" Hai "

Esther kegirangan ketika Elvern yang sedang mengikat tali sepatunya pun membalas sapaannya tadi. Dan kalian tau bagaimana reaksi Authe ? Siswi itu hanya menunjukkan ekspresi sebal seakan - akan ia mau meninju Elvern dari belakang.

" Salam kenal yah, gue Esther De Jongh. " seakan - akan menggoda Authe, Esther mengajak Elvern untuk berjabat tangan sambil tersenyum kearah Authe.

" Puas lu ngejekin gue.. " bisik Authe kepada Esther, hingga membuat sahabatnya tertawa puas.

" Gue Elvern Mairion, kapten basket Smas Dian Harapan " siapa sangka Elvern membalas jabatan tangan Esther, dan sebelum akhirnya ia pergi Elvern mengedipkan sebelah matanya secara keren.

" Dih ! Najis banget sumpah ! " teriak Authe geli ketika melihat Elvern mengedipkan matanya.

" Ngapa ? Jangan - jangan lu sirik yah sama Esther ? Karna tadi gue gak mau kenalan ama lu ? " tanya Elvern sambil tersenyum nakal.

" Gilak lu yeh.. gak usah kepedean deh, pengen banget gue colok tuh mata lu ! Geli banget ! " Authe pun berdiri dan dia meletakkan kedua jarinya didepan mata Elvern saking kesalnya.

Jadilah perdebatan antara kedua manusia ini sampai membuat Esther menggeleng - gelengkan kepalanya heran. Tetapi jika diperhatikan, entah sejak kapan seragam sekolah Elvern berubah menjadi seragam basket sekolahan.

Dia terlihat sudah siap untuk pergi kelapangan basket dengan segala sesuatu yang ia butuhkan. Hanya saja dia sedikit membuang waktu dengan bertengkar bersama Authe.

" Ishh, minggir lu enek gue liat muka lu. " tak ingin diperpanjang, Authe menyenggol bahu Elvern dan berjalan angkuh keluar kelas.

" Sensi banget jadi cewek heran dah " usik Elvern yang juga berjalan keluar kelas.

" Astaga, ini kok mereka gak akur kek gini sih. Udah kek Tom and Jerry aja. " Esther yang ditinggal pun bergumam bingung sambil berlari menyusul Authe.

/Kantin Sekolah/

Authe dan Esther duduk bersama sambil makan bakso pesanan mereka. Kali ini kita tidak melihat keberadaan Reyndra, kira - kira dia dimana yah ?

" Reyndra kemana ? Lama banget, udah mau dingin tuh ketopraknya. " tanya Authe sambil mengunyah baksonya.

" Makan sambil ngomong tuh gak sopan, Authe. " balas Esther.

" Itu lu barusan ngomong sambil ngunyah bakso. " mendengarnya Esther hanya tertawa ngakak.

Awalnya suasana dikantin aman tenram, sampai mendadak orang - orang dikantin menjerit histeris setelah kedatangan sebuah Circle terkenal disekolahan.

Circle Elvern, siapa lagi kalau bukan mereka. Circle yang isinya anak - anak basket sekolahan, ganteng pula, apalagi kapten mereka yang tak lain adalah si Elvern sendiri.

" Tuh jodoh lu datang tuh... " Esther dengan jahil menunjuk kearah Elvern.

" Dih amit - amit banget ! Jangan aneh lu yah, gue gak bakalan mau sama cowok reseh kek dia. " berbeda dari siswi lain yang tengah mengerumuni circle Elvern, Authe lebih memilih menghabisi semangkuk baksonya dengan tenram.

" Udah gue bilang, gue tuh udah punya pacar. Ngapain sih masih ganggu - ganggu gue, lu gak percaya ? Nih dengar baik - baik. " suara Elvern terdengar jelas dibelakang Authe dan Esther, sepertinya pria itu tengah berdebat dengan mantan kekasihnya ditelfon.

Authelia kaget sekali karena saat sedang meminum es tehnya, ia merasakan sesuatu yang menempel ditelinga kirinya yang tak lain adalah ponsel milik Elvern.

" Hallo ! " tapi dengan polosnya Authe berkutik pada telfon itu.

" Udah denger sekarang ? Jadi jangan gangguin gue terus, risih gue. " Elvern langsung menarik kembali hpnya setelah Authe mengucapkan kata ' Hallo '.

Tidak berhenti disitu, Elvern bahkan tanpa merasa bersalah langsung meminum habis es teh milik Authe yang ada diatas meja. Melihat hal itu, Authe kehabisan kata - kata sambil melongo menatap siswa nakal tersebut.

" Woi ! Elvern, es teh gue nih astaga ! " protes Authe sambil ngangkat gelas es tehnya.

" Minta dikit.. serek gue tadi, makasi yah es tehnya " Elvern malah tersenyum pada Authe tanpa dosa.

" Kampret tuh cowok, darah tinggi gue kalo tiap hari ketemu ama dia. Bu, es tehnya segelas lagi yah. " kali ini Authe tidak ingin ribut dan memesan es teh lagi.

" Hati - hati loh, Authe. Lu betengkar mulu ama dia, tar kalian malah jadi jodoh loh.. " mendengar ucapan Esther, Authe langsung menggebrak mejanya dan membuat sahabatnya terkejut.

Brakkk ! *suara meja kantin digebrak*

" Tidak !! Lu jangan ngomong kek gitu dong, jadi ngeri gue sumpah. Gara - gara Elvern nih gue kebanyakan ngomel jadi laper lagikan. Ckck ~ Minta ketoprak Rey aja deh " alhasil Authe yang telah menghabiskan baksonya, langsung menyambar ketoprak titipan Reyndra.

" Sorry kalo kelamaan, gue dihalang bencong kelas 12 tadi dilapangan. Ngeri, btw ketoprak gue mana ? " tak lama Authe memakan ketoprak punya Reyndra, sang pemesan pun akhirnya sampai.

Esther diam - diam menunjuk Authe untuk memberitahu bahwa ketoprak Reyndra sudah masuk kemulut gadis itu. Reyndra yang peka pun melihat Authe makan dengan senyuman penyesalannya.

" Gapapa makan aja, Au. Liat lu makan lahap jadi kenyang gue, makan yang banyak yah. " ternyata Reyndra gak marah kepada Authe, dia malah tersenyum ramah sambil mengelus kepala Authelia.

" Makasi banyak, Rey. " Authe menunjukkan senyumnya pada Reyndra.

" Apa sih kalian berdua " potong Esther sambil meminum es teh Authe yang baru datang.

" Yah, es teh ku.. Esther mah gitu. " untung Authe berhasil mengamankan kembali es tehnya, walaupun sudah diminum setengah oleh Esther.

" Chkk ! Est, jangan ganggu Authe terus. Makan aja sono " tegur Reyndra.

Setelah mendapat teguran dari Reyndra, terlihat mimik wajah Esther sedikit berubah. Dengan senyuman canggungnya ia menatap Authe dan Reyndra secara bergantian.

" Makan yang banyak yah, Au. Biar cepet tinggi, lu juga Est makan yang banyak. " Reyndra kelihatan sangat memperhatikan kedua sahabatnya itu.

" Lu udah makan belum, Rey ? Mau gue pesanin makanan gak ? " karena tidak enak terhadap Reyndra, Authe pun menawarkan makanan padanya.

" Iyaa, udah makan gak lu ? " sambung Esther.

" Gak laper gue, udah gapapa gak usah khawatirin gue. " jawab Reyndra menyakinkan.

Authe dan Esther hanya mengangguk percaya pada Reyndra. Namun entah mengapa, mata Authe sesekali diam - diam melirik kearah Elvern yang duduk didepan mereka bersama gerombolannya.

Sampai pas Authe ngelirik Elvern lagi, yang mengejurkan Elvern juga gak sengaja natap kearah Authe. Jadi deh mereka berdua tatap - tatapan beberapa detik, Elvern yang suka jahilin Authe pun memberikan senyum kerennya.

" Dih, ngapain sikampret senyum kek gitu. Sok kekerenan banget dah, udah muka kek ketopraknya Bu Yuyun ! " (dalam hati Authe berkata).

Segera Authe membuang muka, dan kembali mengobrol dengan Reyndra.

" Gimana duduk ama Elvern ? Dia gangguin lu gak tadi ? " Elvern.

" Masih sebel gue sama Adithya, bisa - bisa gue ditumbalin buat duduk bareng itu anak. Elvern tuh nyebelin banget orangnya, bisa - bisa gue mati muda kalo duduk ama dia selama 1 tahun. " jelas Authe dengan ekspresi kesal.

" Elvern keren kok. Gue malah mau kalo disuruh duduk ama dia. " Esther sambil memainkan sedotan.

" Lu kan ada kelainan otak sama kelainan mata, Esther. Makanya menurut lu Elvern keren " Authe.

Esther pun memberikan tatapan tajam pada Authe, sedangkan Reyndra hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua gadis itu.

" Kalo dia gangguin lu, kasi tau gue yah. " permintaan Reyndra membuat Authe merasa hanget.

" Iyaa, tenang aja. " balas Authe senang.

Tanpa diketahui oleh Authelia dan Reyndra, Esther yang mendengar permintaan Reyndra tadi terlihat sedikit kesal sambil menarik - narik sedotan ditangannya.

/SKIP/

Kini jam belajar telah berganti kemata pelajaran

' PENJASKES ' , semua murid sudah berganti pakaian olahraga dan berkumpul dilapangan basket.

" Pak, saya izin ketoilet. Panggilan alam. " Elvern mengangkat tangannya dan meminta izin kepada guru Penjas.

" Iya jangan lama - lama, awas aja kamu alasan dan ngerokok ditoilet yah ! " tegas guru Penjas, yang diiyakan oleh Elvern.

Elvern berjalan ketoilet terdekat lapangan, menyelesaikan misinya untuk menangani panggilan alam. Tetapi saat berada didalam toilet, seseorang terdengar berbicara.

" Seragam siape nih... " Elvern menemukan baju olahraga yang tertinggal didalam toiletnya.

" Aduh, baju gue pake acara ketinggalan lagi. Esther ! Est ! " dari suara, Elvern mengenali suara ini dan Elvern mengerutkan dahinya.

" Pasti udah pada kelapangan, si--- " demi apapun, entah darimana Authe keluar dari toilet lainnya dengan atasan tank top.

" Aaaaaaaa ! Mesum lu, anjirrr. ! Aaaaaaa ! " Authe yang kaget hanya terus berteriak sambil menutupi bahunya.

" Diem woi ! Ntar orang - orang pada salah paham ! " Authe semakin berteriak karna Elvern berusaha mendekatinya.

" Elvern mesum, dasar tukang ngintip ! Kurang ajar lu yah, siniin baju gue ! " sambil berlindung didinding, Authe meminta Elvern untuk mengambilkan baju olahraganya yang ada diwastafel.

" Iyaa dongs, ini gue make lipcream mahal. Makanye bibir gue bisa seseksi gini. " suasana semakin ricuh saat 3 siswa berpenampilan feminim masuk kedalam toilet.

Suara siswa feminim itu mengejutkan Authe dan Elvern, karena sudah terlanjur masuk kedalam toilet dan menemukan keberadaan mereka berdua. Siswa feminim atau ' bencong ' itu langsung berteriak.

" Omaigat ! " seru sibencong.

Untung saja Elvern berhasil menutupi tubuh kecil Authe dengan badannya. Elvern berdiri dihadapan Authe hingga itu membuat Authe aman. Akan tetapi Elvern menutup matanya, memberikan baju olahraga Authe dan menuntunnya sampai masuk kedalam toilet dengan aman.

" Alamak, Elvern. " para bencong itu terpanah ketika tau siswa tersebut adalah Elvern.

" Sorry kalo kami gangguin kalian yah, ekhem... semangat dan jangan terlalu kasar yah Elvern ! " goda bencong lainnya.

" I-itu bukan seperti yang kalian pikirin, gue cuma ngebantu dia aja. Jangan salah paham ! " Elvern yang panik berusaha menyakinkan para bencong bahwa mereka sudah salah paham.

" Adegan yang kita liat tadi, omaigat benar - benar seksi. " para bencong itu memperagakan bagaimana cara Elvern melindungi Authe tadi.

Setelah heboh menggoda Elvern, para bencong itu pun berlari keluar dengan bahagia. Sedangkan, Elvern kini memijat kepalanya yang hampir pecah akibat kesalah pahaman ini.

" Aduh, malu 7 keturunan nih gue.. " (dalam hati Authelia).

Tak lama kemudian, Authelia keluar dari toilet dan ia sudah tidak menemukan keberadaan Elvern lagi. Cepat - cepat dia meninggalkan toilet pria yang ternyata ia salah masuki itu sebelum ada orang lain yang melihatnya.

" Woi... enak aja main kabur - kabur, " Authe kaget karena Elvern ternyata sedang menunggu diluar toilet.

" M-mau apa lu, mesum. " ucap Authe gelagapan.

" Tuh liat, jelas - jelas toilet cowok. Terus ngapain lu bisa kesempil didalam, nyari kodok ? Malah nuduh gue mesum lagi " Elvern terus berusaha mengejar Authe yang entah kapan sudah kabur dengan berjalan cepat.

" Lupain. Awas aja lu ngomong keorang - orang " ancam Authe.

" Aduh sayang banget tadi gak gue foto yah, padahal bahu lu cakep banget. " dengan nakal Elvern kembali menggoda Authe yang kini sudah hampir meledak karena sangat malu.

Kini mereka berdua sudah memasuki area lapangan basket, tapi masih cukup jauh dari gerombolan kelas.

" Kok lu bisa putih banget sih, Aut ? "

" Kurang ajar lu yah ! Bisa - bisanya lu ngumbar aib gue, emang gue salah masuk toilet tadi. Tapi lu bisa gak sih diem dan gak ngumbar apa yang tadi terjadi ? " Authelia yang kesal karena Elvern, langsung menghentikan langkahnya dan berhadapan dengan Elvern.

" Sensi amat neng, kan becanda doang. " jawab Elvern sambil ketawa.

" Lucu banget yeh bagi lu sampe puas ngetawain gue, gaktau kenapa tapi gue benci ama lu ! Awas aja, gue doain lu kenak karma.. gue doain lu kenak lempar bola habis tuh mimisan terus pingsan !! Amin ! " teriak Authelia sambil menendang kaki Elvern.

" AUTHELIA MINGGIR " terdengar suara ricuh dari arah lapangan,

Saat Authelia membalikkan badannya untuk melihat kekacauan apa yang terjadi, tiba - tiba sebuah bola volly menghantam kepala Authe. Kejadian itu terjadi dalam sekejap mata.

" Lah belum 10 detik... " Elvern yang kaget karna melihat Authe terkena lemparan bola hanya berpikir bahwa gadis itu telah terkena ' Boomerang ' akan sumpahannya tadi.

" Darah ? " Authe sempat memegangi hidungnya, benar saja dia mimisan dan dalam sekejap mata tubuhnya ambruk.

" Lah pingsan pula ? Kenak karma sendiri nih cewek ! " badan Authe ambruk dalam pelukan Elvern, dan dengan cepat Elvern menggendong Authe lalu membawanya keruang kesehatan.

Disaat suasana ricuh karena tau Authe pingsan akibat ulah bola kesasar dari Adithya, Reyndra mendorong Adithya karena kesal telah menyakiti Authe.

" Authe lagi yang kena ? Sial juga yeh Authe kalau bareng gue. " gumam Adithya yang speechlees karena melihat Authelia pingsan.

" Awas aja kalo sampe Authe kenapa - kenapa, gue habisin lu.. " ancam Reyndra kesal pada Adithya, lalu dia berlari menyusul Elvern yang membawa Authe keruang kesehatan.

" Keknya lu beneran pembawa sialnya Authe deh, Dit. " Esther yang sama kagetnya hanya menepuk pundak Adithya.

" Padahalkan gue gak sengaja, mampos gue digebukin Reyndra ! " Adithya hanya terus berdrama sembari memukul pelan semen lapangan.

" Hahaa... andai aje gak gue sumpahin yah tuh cowok, gue yang sumpahin gue juga yang kenak tulah. " (dalam hati Authelia berkata saat pingsan).

#BERSAMBUNG#

avataravatar
Next chapter