webnovel

Chapter 4: Planning Mahasiswa Semester 5

Setelah keluar dari ruangan 26, Maria melangkahkan kakinya naik ke lantai tiga menuju ruangan 31 yang pas sekali di sebelah tangga. Maria mengintip dari kaca pintu ternyata masih ada Pak Anton yang memberikan materi.

"Masih ada Pak Anton ternyata." Maria mendudukkan dirinya di bangku yang di sediakan di depan setiap kelas.

5 menit kemudian Pak Anton keluar dari kelas dan menyapa Maria, "Bu Maria udah lama ya ? Maaf ya saya makan waktu 5 menit jamnya Bu Maria." Pak Anton meminta maaf ke Bu Maria.

"Gak apa-apa Pak Anton, namanya juga kita kalau ngasih materi suka begitu." Maria tersenyum.

"Ya udah Bu, saya deluan ya masih ada masuk saya ke semester baru." Pak Anton tersenyum.

"Iya Pak, silahkan. Mari." Maria tersenyum ketika Pak Anton berjalan menuruni tangga.

Setelah Pak Anton pergi barulah Maria masuk ke dalam ruangan tersebut untuk memberikan kontrak kuliah.

"Selamat Pagi anak-anak." Maria tersenyum sambil duduk di bangku dosen.

"Selamat Pagi Bu." Semuanya langsung menjawab dengan serentak.

"Seperti biasa kita hari ini kontrak kuliah ya. Kontrak kita seperti yang lalu kalian pasti sudah tahu ya. Dika tulis absen ya dek." Maria mengeluarkan map absensi lalu memberikannya kepada Dika.

"Iya Bu." Dika menerima map absensi lalu menuliskan nama, nim dan tanda tangannya.

"Seperti biasa, keterlambatan kali ini saya kurangi karena kaliankan sudah masuk agak siang ya, jadi jam keterlambatan hanya 10 menit. Dan yang lainnya sama seperti yang lalu-lalu. Sepertinya saya melihat wajah baru di kelas ya ? Ayu masih jadi komtingkan ?" Maria berdiri di depan kelas.

"Masih Bu, iya abang ini baru pindah Bu hari ini." Ayu berdiri saat menjawab pertanyaan Maria.

"Terimakasih Ayu, silahkan duduk kembali." Maria tersenyum, "Ayo sini dek ke depan perkenalan dulu." Maria melangkah menuju ke dekat meja dosen.

"Baik Bu." Mahasiswa baru tersebut maju ke depan kelas untuk memperkenalkan dirinya kepada teman-teman barunya.

"Perkenaklan nama kamu, pindahan dari mana, dan kenapa memilih Universitas Nusantara untuk berkuliah. Silahkan."

"Terimakasih Bu, halo semua perkenalkan nama saya Steven Darmawan, saya pindahan dari Universitas Muhammadiyah Malang. Memilih Universitas Nusantara karena dekat dengan rumah orang tua yang sekarang, saya pindah mengikuti papa saya yang di pindah tugaskan ke Medan. Terimakasih." Steven tersenyum.

"Terimakasih Steven, silahkan duduk kembali." Maria mempersilahkan Steven untuk duduk.

"Terimakasih Bu." Steven menundukkan badannya sedikit lalu ia berjalan kembali menuju tempat duduknya.

Maria kembali ke tempat duduk dosen sambil mencolokkan kabel infokus ke leptopnya.

"Dika tolong tekankan tombol power di infokusnya dek." Maria tersenyum ke Dika.

"Siap Bu." Dika langsung berjalan ke arah infokus, "Awas dulu mau ngidupin infokus aku." Dika berbicara kepada Dinda yang tepat duduk di bawah infokus.

"Sabarlah ini juga mau berdiri." Dinda langsung berdiri dan membiarkan Dika naik ke atas kursinya untuk menyalakan infokus.

"Udah Bu." Dika turun dari kursi tersebut lalu menepuk-nepuk kursi agar abu dari sepatunya hilang.

"Terimakasih Dika." Dinda berbicara lembut sambil tersenyum.

Sontak seisi kelas bersorak saat melihat kedua orang tersebut sambil bersiul.

"Ada apa kalian kenapa ribut ?" Maria berdiri dan menatap keseluruh penjuru kelas.

"Entah Bu aku juga gak tau." Dinda lalu cemberut.

"Aku ?" Maria mengulang kata aku sambil memangutkan kepalanya perlahan.

"Eh ? Maaf Bu maksudnya Dinda juga gak tau kenapa mereka kayak gitu." Dinda mengeluarkan buku dan pulpennya.

Maria hanya bisa tersenyum mendengar perkataan dari Dinda, sebenarnya ia tahu kenapa seisi kelas bersorak melihat mereka.

"Selamat Pagi semuanya, berhubung karena di kelas kita ke datangan mahasiswa baru saya akan memperkenalkan diri dari awal. Nama saya Maria Abigail, di semester lima ini saya dosen pengampuh untuk mata kuliah TPS atau Teknik Penyusunan Skripsi. Untuk nomor saya yang dapat di hubungi nanti bisa di lihat pada group kelas di WA ya. Untuk ketentuan kontrak kita, keterlambatan 10 menit, tidak di perbolehlan memainkan hp di kelas, tidak boleh ribut, berpakaian rapih dan sopan, bagi yang perempuan rambut diikat ataupun memakai bando, rambut tidak boleh di warnai, tidak di perkenankan memakai perhiasan, saat ujian di wajibkan memakai almamater, dan satu lagi ya wajib hukumnya untuk memakai sepatu." Maria kemudian membuka jendela power point yang baru.

Maria kembali berdiri dari duduknya, ia mengambil spidol dari dalam tasnya sebelum melanjutkan pembicaraannya.

"Sebelum saya melanjutkan, mau saya tanya dulu sama abang-abang dan kakak-kakak disini, kalau sudah wisuda nanti rencana mau kemana kerjanya." Maria berjalan dan menunjuk Dika.

"Kalau nanti lulus Bu, mau melamar kerja menjadi HRD." Dika menjawab sambil berdiri.

"Bagus-bagus. Lanjut." Maria menunjuk Anggi yang ada di sebelah Dika, Anggi langsung berdiri.

"Kalau saya mau nyambung S2 Bu ngambil profesi Psikolog Klinis Anak, biar bisa buka praktik." Anggi tersenyum.

"Wah mantep sekali Anggi, lanjut." Maria tersenyum.

Ayu langgung berdiri untuk menjawab, "Ayu rencana mau kerja dulu Bu ngumpulin uang biar bisa ngambil S2." Ayu senyum lalu duduk kembali.

Maria tersenyum bangga karena mahasiswanya sudah mempunyai planning untuk ke depannya mereka mau menjadi apa. Sampailah giliran bertanya kepada mahasiswanya yang bernama Bondan.

"Ayo Bondan kamu nanti kalau sudah lulus planning kamu bagaimana bang ?" Maria menganyunkan tangannya pelan meminta Bondan berdiri.

Bondan langsung berdiri, "Saya nanti mau menjadi..."

"Mau jadi psikopat dia Bu." Tatan langsung memotong pembicaraan Bondan dan membuat seisi kelas tertawa.

"Gila nih anak." Bondan langsung nempeleng kepala Tatan.

"Ehh jangan ya nak jangan, itu gak boleh." Maria ikut tertawa.

"Enggaklah Bu mana mungkin saya mau jadi psikopat ih amit-amit." Bondan bergidik ngeri.

"Hahaha, suutt kita denger dulu abang kita ini." Maria menenangkan seisi kelas, "Ayo bang lanjut."

"Saya mau buka usaha Bu, kan udah dapet juga ilmu psikologi konsumen dan lainnya yang bermanfaat, jadi saya mau mengaplikasikannya." Bondan tersenyum bangga.

"Halah paling juga bisnis ayam teletabis." Togi berceloteh sampai membuat semuanya kembali tertawa.

"Eits jangan salah, kalau Bondan berhasil jualan ayam teletabis, laku keras dia bisa jari jurangan ayam teletabis loh, asal ada kemuan pasti akan ada jalan tapi di iringi sama doa juga." Maria memberikan tepuk tangan kepada Bondan.

"Woo, Bondan, hidup Bondan." Togi ikutan tepuk tangan bersama yang lain.

"Siapa yang bilang aku mati geblek." Bondan menginjak kaki Togi.

"Haaha rasain lagian bang Togi jahil sih." Ayu tertawa.

"Sudah, sudah kita lanjutkan." Maria berjalan ke dekat leptopnya dan membuka halaman selanjutnya.

Setelah halaman baru terbuka, Maria mematikan dua lampu bagian depan agar pantulan dari infokus ke dinding terlihat jelas.

"Nah untuk seperter ini, kalian harus membeli buku ini karena ini nanti menjadi pedoman bagi kalian. Ada yang sudah punya ?" Maria bertanya sambil megangkat tangannya.

"Bu kalau penulisnya yang berbeda boleh ?" Ayu megangkat tanggannya lalu bertanya.

"Boleh, tapi di perhatrikan ya yang untuk psikologi." Maria menuliskan dengan huruf kapitas untuk note tambahan bahwa buku boleh dengan penulis yang berbeda asalkan fokusnya ke psikologi.