5 Persetujuan

Dua tahun setelah Runtuhnya Tembok Maria Shigansgina di selatan..

Arima telah tumbuh lebih tinggi sekarang. dia berumur 12 tahun. Dengan rambut hitamnya, mata abu-abu dan kulitnya yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta

'Penampilan black kaneki ken memang mantap'

Bukan cuma tampan tapi, apa yang di sembunyikan dari sosoknya yang tampan itu.. hanya di ketahui oleh keluarganya saja, di balik baju yang dia kenakan terdapat otot-otot yang terbentuk secara indah dan terkomposi secara sempurna walaupun kuat, ototnya tidak terlihat begitu menonjol.

Hari ini Arima mengumpulkan semua keluarganya di Ruang tamu karena ada yang ingin Arima katakan.

Arima memakai pakaian yang sangat rapih berwarna hitam. Lalu membuka pintu dan melihat kepada semua keluargganya yang sudah berkumpul.

Ketika Arima masuk Semua tatapan tertuju padanya.

Di ruangan tersebut ada Kakek dan neneknya duduk di kursi utama. Selama 2 tahun ini kakeknya jarang mengunjungi ke Rumahnya karena pekerjaan nya sebagai Panglima tertinggi sangat Banyak, sebagai gantinya Neneknya selalu menemani Arima ketika mengobrol maupun Bermain Carur.

Yang membuat Arima terkejut adalah Ketika dia mulai mengenal Neneknya lebih jauh, neneknya bukan hanya wanita seperti kebanyakan wanita biasa. intuisi wanitanya sangat tajam, dia juga sangat pintar di banding dengan suaminya, dan yang paling mengejutkan yaitu Dhalis tidak berani membantah sepatah kata apapun yang di ucapkan neneknya Rona Zakley(no real). Memang di balik pria yang berhasil terdapat wanita yang hebat di belakang nya.

Ayah dan ibu Arima juga ada di sana."Semua orang silahkan duduk."Arima berbicara dengan sopan dan santai.

"Baiklah nak, apa yang ingin kau sampaikan sampai mengumpulkan kami kemari?."Robert bertanya terlebih dahulu.

"Baiklah, pertama aku akan menjelaskan tujuan ku sekarang. Kakek tahun ini aku berencana memasuki Kadet angkatan ke-104. Di selatan."Arima tersenyum memandang kakeknya.

"Ho... ini sangat mengejutkan ini pertama kalinya kamu memutuskan masa depan mu. jadi apa kamu meminta bantuan ku?"Dhalis tersenyum medengar bahwa cucunya akan berada di kepolisian militer.

"Benar kakek. aku minta bantuan kakek untuk mengikuti pendaftaran dalam seminggu kemudian."Arima menjawabnya.

"Haha... baiklah,"Kakeknya tertawa.

Tapi neneknya yang dari tadi Terdiam mulai berbicara dengan halus."Arima, Setelah kamu lulus dari kadet, apa yang akan kamu pilih kepolisian Garmen atau Pasukan pengintai?."

Suasana itu hening beberapa saat....

Arima memejamkan matanya sebentar lalu membuka matanya dan menunjukan ekspresi sangat serius tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat tenang dan berwibawa.

"aku akan bergabung dengan Pasukan Pengintai."

Suara itu seperti Bom yang di jatuhkan di dalam Ruangan itu.

Mina langsung meraih tangan Arima."Sayang jangan katakan hal tersebut, aku mohon."

"Tidak ibu, aku sudah memutuskannya."Arima memandang ibunya yang terlihat ingin menangis.

Robert ingin berbicara tapi di hentikan oleh Rona neneknya Arima."Tunggu sebentar."

Rona memandang Arima dengan Serius.

"Sayang apa kamu memiliki alasan untuk ucapan mu itu?"

"Tentu saja nenek aku punya."Arima terkesan dengan ketenangan neneknya ini tapi yang tidak di ketahui Arima adalah Didalam hati Rona sangat menghawatirkan keadaan Arima.

"Jelaskan."Kakeknya sudah lama diam tapi mulai berbicara.

"Baiklah pertama aku ingin menjelaskan sesuatu yang mungkin kalian lupakan, dua tahun lalu Titan berzirah dan kolosal sudah menyerang tembok Maria dan membunuh ratusan ribu nyawa mengakibatkan kelaparan di mana-mana, yang jelas dalam situasi tersebut akan lebih nyaman Untuk segera mati daripada mengalami keadaan itu. Tapi kedua Titan tersebut belum di temukan dan tidak bisa di pastikan Titan tersebut akan menyerang Dinding Rose atau tidak, jadi aku memilih untuk bergerak daripada menunggu sampai aku di santap oleh gumpalan Daging itu..."

Neneknya yang mendengarkan itu Bertanya kembali."Tapi kamu pasti tau sayang bahwa informasi tentang Titan masih sangat minim, dan tidak menentu, kenapa kamu mengambil Resiko yang sangat besar seperti itu. Aku yakin dengan kecerdasan mu kamu lebih tau akan situasi saat ini."

"Memang benar aku sangat mengerti akan situasi sekarang ini, tapi ini hanya kedamaian sementara. Dan juga....."Arima diam selama beberapa saat dan mulai berbicara dengan memandang langit-langit.

"Nenek apa kamu tau?.... Semenjak aku lahir. Aku tidak pernah KALAH. mungkin saja aku memasuki Pasukan Pengintai adalah Alasan pribadiku yang egois."Arima mulai tersenyum.

Mereka semua Terkejut akan apa yang Arima katakan barusan, Mereka mulai mengingat kembali kapan Arima mengalami kekalahan, Arima yang mereka ingat adalah anak dewasa yang sangat pintar, tampan dan sangat jenius. Benar tidak ada kekurangan dalam dirinya, SEMPURNA, adalah kata-kata untuk menggambarkan dirinya.

Kakeknya juga ingat kejadian beberapa tahun yang lalu Arima bisa mengalahkan Beberapa tentara yang ada di pasukannya dengan tubuh kecilnya dulu.

Ruangan itu jatuh dalam keheningan abadi...

Mina mulai berteriak."Tidak!"

Arima memasang wajah memohon pada ibunya."Mama aku mohon."

Ibunya tersentak setelah sekian lama Arima mulai memanggilnya 'Mama'kembali."Tidak aku tidak ingin kehilangan mu!!"

Mendengar ini Arima tersenyum."Memang aku akan hilang kemana?. Mama?."

"Ka-kamu akan di makan titan!!."Mina menghayal dan langsung merinding.

"Hahaha.. tentu saja tidak mungkin. Karena aku adalah Anak Mama-ku yang sangat hebat."Arima tertawa senang.

"Te-tentu saja aku hebat, dan kamu juga sangat Hebat karena kamu anak kecil ku. Hump.."Mina merasa bangga pada dirinya.

"Hahahahahaha"

"Hoho.. anak perempuan ku masih seperti anak kecil."Rona menggoda putrinya.

"Hahahhah"

Sekilas ruangan itu di penuhi dengan tawa...

Setelah beberapa saat Arima mulai berbicara kembali dengan Santai."maafkan aku.. jujur saja aku tidak tau cara membicarakan ini kepada kalian, lagipula tidak ada yang tau akan masa depan, jadi mari tidak menebak-nebak masa depan, selain itu. aku akan membuat tempat yang nyaman dan lebih hangat lagi untuk kalian, dan mari kita tinggal di sana. Jangan khawatir. Sampai saat itu aku tidak akan pergi kemana pun. Kalian tidak perlu percaya pada apapun, tapi hanya Kata-kata ini, aku mohon percayalah."

Keluarganya mendengar kata-kata yang di ucapkan arima mulai meneteskan air mata karena Arima memikirkan mereka.

"Anak kecil ini.. apa kamu tau aku adalah Panglima tertinggi di sini kamu ingin melindungiku?."Dhalis tidak menangis tapi Merasa terharu dengan kata-kata cucunya tadi.

"Kakek adalah yang terhebat!."Arima tersenyum.

"Anak nakal ini. tadi katamu Mama adalah yang terhebat!!."Padahal air mata di pipi Mina masih berserakan.

"Tentu saja ibu yang paling unggul, hahaah."

Hari ini di dalam rumah Arima. keluarga itu tersenyum bersama, menangis bersama dan tertawa bersama, mereka berbagi emosi bersama yang saling memperkuat ikatan keluarga mereka.

"Aku menyetujuinya."Yang pertama berbicara adalah Neneknya.

Robert Mina dan Dhalis terkejut tapi mereka langsung menenangkan diri kembali.

"Aku juga"Kali ini Robert yang berbicara.

"Darah kesatria terkuat ada di dalam kita, kita tidak mudah untuk di tundukan oleh bongkahan daging belaka."Robert menambahkan.

"Hahh...Aku akan mendukung cucuku."Dhalis menghela nafas dengan keputusan nya kaliini tidak tau benar atau salah Baru kali ini Dhalis bingung dalam membuat keputusan.

"A-aku-"Mina Sangat ragu.

"Mama."Arima memasang Wajah memohon.

"Aku-, aku-, aku-,"Arima langsung memeluk ibunya.

"Baiklah aku tidak akan per-"Arima ingin membatalkan Rencana nya...tapi di hentikan oleh tanggis ibunya.

"Tidak!!!.... kamu harus pergi dan menghabisi para Titan menjijikan itu!!!."Mina berteriak sambil menangis.

"Tapi ibu mohon, kamu akan baik-baik saja!!.. mengerti?!"

Arima menatap ibunya lalu memeluk nya kembali.

"Terimakasih ibu."

avataravatar
Next chapter