20 Pengadilan Berakhir

Arima memikirkan pendapatnya selama beberapa saat dan berbicara." Menurut ku lebih penting untuk alangkah baiknya jika Eren akan berada di tangan Pasukan Pengintai."

Setelah mengatakan itu Seisi ruangan di buat bingung oleh pendapat Arima.

"Kenapa? Berikan alasanmu."Kata Dhalis.

"Bukankah sudah Jelas Bahwa Eren Yaeger Adalah Harapan Bagi kita Saat ini, dengan Kekuatan Titannya, sangat memungkinan Kita Bisa menutup Lubang yang ada di Tembok Maria, Setelah Menutup Tembok Bukan cuma menambah Lokasi penduduk, kita akan memiliki Perluasan Tanah Yang akan meambah penanaman gandum dan lainnya."Kata Arima dengan tenangnya berbicara.

"Hoo..Tapi menurut laporan Eren kehilangan kekuatnnya dan Hampir membunuh teman masakecilnya sendiri, kau sendiri yang berada di tempat itu bukan?."Kata Dhalis.

"Memang benar Aku melihatnya sendiri di depan mataku, Tapi bukankah itu sudah sewajarnya, bisa kita lihat dari Wajah Eren dia bahkan Tidak mengetahui akan kekuatannya sendiri, bayangkan saja Ketika Manusia pertama kali menunggangi kuda, Apa orang tersebut bisa mengeluarkan Potensi kuda tersebut dengan 100%, jujur saja orang jenius seperti aku pun tidak mungkin melakukannya."Kata Arima sambil mengangkat Tangannya dengan tenang.

"Hmm.. memang benar apa yang kau katakan, baiklah aku Sudah memutuskannya.

Arima Ackerman kau akan memasuki Pasukan Pengintai bersama Dengan Eren Yaeger dan akan mengawasinya bersama dengan Levi apakah ada keberatan Erwin Smith?"Kata Dhalis sambil melirik ke arah Erwin.

"Tidak Komandan!."Kata Erwin.

Arima memandang Ke arah Erwin begitu juga sebaliknya. Kerika mata mereka bertemu Erwin Tersenyum ke arah Arima, Melihat ini Arima hanya Mengangguk.

"Sidang di tutup!."

...

...

Saat ini di Dalam Ruangan Yang terpisah Arima sedang berhadapan dengan Kakeknya Dhalis.

"Kakek aku merindukan Kalian hehe.."Arima memeluk Kakeknya.

"Hoo... merindukan Kami bahkan kau tidak pernah berkunjung melihat kami.."Kata Dhalis ketika menggosok gosok rambut Arima.

"Kakek kau tau sendiri, Aku harus memberikan Semua fokusku pada pelatihan, dan itu Terbayar Ketika aku beraksi di Kekacauan Dinding Trost."Kata Arima.

"Hemp.. Keahlian itu hanya sudah mendarah di dalam Dirimu.."Kata Dhalis.

"Tentu saja. aku adalah Keturunan Kakek hehe.."Kata Arima.

"Baiklah, tapi ini benar-benar masalah serius Kau harus mengunjungi Rumah sesekali, ibumu sudah Menyerupai Iblis di tahun-tahun Terakhir."Dhalis berkata Sambil menggelengkan Kepalanya.

"Ahaha.. Aku merasakan Firasat Yang tidak baik."Arima berkata sambil menggigil.

"Benar juga, aku akan menyiapkan Hadiah untukmu karena sudah lulus Dari pelatihan militer. jaga dia baik-baik okey?, aku menemukanya Cukup lama,dan merawatnya sangat sulit."Kata Dhalis kepada Arima.

"Hm? Apa itu kakek?!."Arima bertanya dengan sedikit Bersemangat.

"Sebuah kuda."kata Dhalis.

"Kuda?."Arima memiringkan kepalanya.

"Bocah nakal, itu adalah Kuda Ellit yang Hanya ada beberapa Ekor di dalam Tembok, hanya para bangsawan teratas yang memilikinya, cihh kau Tidak bisa menghargai Hadiah bagus."kata Dhalis sambil memalingkan Kepalanya.

"Haha.. baiklah Kakek Terima kasih banyak aku akan menjaganya baik-baik, Dia pasti akan melindungiku di Luar Dinding."Jawab Arima sambil Tersenyum.

"Baiklah, kurasa pertemuan ini sampai di sini, akhir-akhir ini pekerjaan ku Sangat menumpuk, hahh..."Kata Dhalis sambil bersiap utuk meninggalkan Ruangan.

"Baiklah kakek, dan jangan memaksakan dirimu. Terimakasih."Kata Arima.

Dhalis menagangguk sambil berjalan Meninggalkan Ruangan tapi di tengah dia langsung berhenti."Arima Kau adalah Cucuku satu-satunya jaga baik-baik nyawamu.."

Arima melihat punggung kakeknya selama beberapa saat dan merasakan hangat di hatinya."Tentu saja."

'Hahh... perasaan ini Tidak buruk.'

Arima juga meninggalkan Ruangan dan menuju Ruangan Pasukan Pengintai yang di dalamnya Ada Eren.

.....

.....

"Tokk!! Tokk!!."

"Masuklah."Suara Hanji.

"Maaf Saya terlambat."Kata Arima.

Di ruangan itu Ada Beberapa karakter yang Arima ketahui.

"Silahkan buat dirimu nyaman."Erwin Berkata dan mempersilahkan Arima.

"Terimakasih, tapi pertama-tama perkenalkan nama ku Arima Ackerman, saya Lulusan Kadet ke-104, Saya Dari dulu ingin memasuki Pasukan Pengintai, jadi Mohon bantuannya."kata Arima

"Hm?, sejak dulu, Arima apa kau memasuki Pasukan Pengintai bukan Karena untuk mengawasi Eren?."Erwin bertanya dengan Wajah dinginnya.

"Tentu itu alasan Yang di buat baru-baru ini, tapi semenjak Penyerangan Kolosal Titan dan Titan Berzirah Saya sangat ingin bergabung kedalam Pasukan pengintai."Kata Arima sambil melihat ke arah Erwin dengan Tenang.

"Bisakah anda Menjelaskannya secara rinci apa yang kamu lihat?."Erwin memandang Arima dengan Sangat Serius.

"Erwi-."Hanji ingin Menghentikan Pembicaraan Erwin dan Arima tapi di hentikan oleh Mike.

"Alasan?, hanya orang bodoh yang melihat kejadian Limatahun lalu dan hanya berdiam diri. Komadan Erwin, menurut anda Berapa tahun lagi Kita bisa tinggal di dalam tembok yang sempit ini?, 5Tahun 10Tahun Jawabannya adalah Tidak Diketahui. Titan Kolosal tidak akan Berhenti menghancurkan dinding di dalam tembok sampai keluargaku akan terkena malapetaka itu. dan menurutku, hanya orang-orang yang berada di dalam pasukan pengintai yang memikirkan pemikiran ini dan terus bergerak maju. Itulah salah satu penghormatan ku pada Pasukan pengintai."kata Arima. Tapi Arima melanjutkan.

"Selain itu..."Arima menyipitkan Matanya Sambil melihat ke arah Eren.

"Selain itu... ada apa Arima?."Erwin Memandang Arima dengan serius.

"Selain itu Kita juga sudah mengetahui Bahwa titan Armor dan Kolosal adalah Manusia yang berakal sama seperti Eren."Kata Arima.

Ruangan Itu jatuh dalam Keheningan Abadi. Levi, Hanji, Mike dan juga Eren terdiam Sambil melihat ke arah Arima dan Erein.

Mendengar jawaban Arima Erwin langsung tersenyum sambil mengulurkan Tangannya kepada Arima."Senang memiliki Anggota yang tangguh sepertimu di Dalam Pasukan Pengintai, mulai sekarang mohon bantuannya."

"Siap Komandan."Kata Arima.

"Kalian semua Yang berada Di ruangan ini dengar. Apa yang Arima ucapkan Barusan Aku harap tidak akan Meninggalkan Tuangan Ini dan tersebar ke dunia Luar. Mengerti?."

Semua orang di ruangan Ini Mengangguk bersamaan.

"Arima kamu mempunyai Pemikiran yang Unik kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu."Kata Erwin.

"Sejarah, Pelajaran, Tembok,dunia luar, Banyakhal Yang Tidak ada Di dalam buku Sejarah Kita, Ada hal yang janggal seperti ditutup-tutupi di dunia ini. itu lah mengapa Aku selalu memikirkan Sesuatu di luar Kotak."Kata Arima dengan Tenang.

Kali ini Erwin Tertawa Dengan Menyeramkan, Sambil melihat Ke atah Lantai.

"Hoi.. Erwin... apa yang kau Tertawakan?."Levi bertanya Karena Baru kali ini Mereka melihat Wajah Erwin seperti itu.

Erwin tersentak. Lalu langsung memulihkan ketenangannya."tidak ada apa-apa. Hanya saja Kita memiliki Anggota yang sangat Spesial di dalam pasukan pengintai."kata Erwin.

"Hehh... Dilihat dari Ekspresi Komandan sepertinya mengetahui beberapa hal."Kata Arima setelah melihat Ekspresi Erwin.

Mendengar ini Erwin hanya Tersenyumdan berkata."Tidak Aku masih belum mengetahui apa-apa Arima."

"Heh. Komandan Sudah mengetahui beberapa Misteri di dalam Tembok ini, yang tidak banyak di ketahui. Memang benar Kita terpatuk umur yang jauh tapi suatu saat nanti aku akan mencari Misteri itu sendiri."Arima berkata Dengan Tersenyum.

"Berjuanglah tapi ada satuhal yang Akan ku beri saran, jangan Menyebarkan Teori-Teorimu di depan Publik, Meski Kau adalah Cucunya Dhalis Zakley aku khawatir akan Keselamatanmu."Erwin Berbicara Sambil menepuk Pundak Arima.

"Terimakasih Komandan."Kata Arima Sambil Tersenyum Sarkastik.

"Ke-Ketua Hanji, bisa aku bertanya?."kata Eren.

"Em? Ada apa Eren?."Hanji melirik Ke arah Eren.

"A-Apa yang Arima dan Komandan Bicarakan Aku tau Arima memang Sangat Pintar tapi Aku juga tidak bodoh. tapi untuk kali ini aku benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan mereka."Kata Eren yang kebingungan.

"Sebaiknya kau tidak perlu mengetahuinya Eren, karena Aku juga tidak ingin mengetahuinya lebih jauh. Dari pembicaraan mereka aku bisa mengerti bahwa siapapun yang mengetahui akan hal-hal tertentu akan berakhir terbunuh."Hanji memandang Arima dengan wajah yang serius.

---------------------------------------------

avataravatar
Next chapter