26 Pembicaraan

Dengan wajah berasalah Gunther melihat kepada rekan-rekannya dan mengangguk.

Mengangkat tangan lalu Mengigit tangannya masing-masing.

"Ehh??... ehh...?"

"Apa yang kalian lakukan?"melihat Squad Levi mengigit tangan nya masing-masing. Eren dan Hanji keheranan.

Eld mengerutkan keningnya."Eren, hebat juga kau bisa mengigit tanganmu seperti itu."

"Kamilah yang salah bertindak, dan ini adalah bentuk permintaan maaf kami."Gunther  menambahkan.

"Tugas kami itu mengawasimu. Kalo soal itu kami tidak salah ya... jangan sombong duluan bocah.!"Oluo dengan keras kepala tidak mengakui kesalahannya.

Arima yang memperhatikan segera melangkah kedepan."Yang diperintahkan untuk mengawasi Eren adalah aku dan Kapten levi."

"Meski kalian adalah bagian dari kelompok levi, jangan lah bertindak gegabah karena jika kalian melakukan hal-hal tersebut, kurasa Kapten Levi yang akan terkena akibatnya, selain itu  sepertinya kalian lupa bahwa posisi Eren sekarang ini sangat penting dan tidak ada gantinya, kuharap kalian mendinginkan kepala kalian."

Petra segera menundukkan wajahnya."kami minta maaf kami ini terlalu gelisah,kamu pasti kesal dengan tindakan kami tapi, meski begitu, kami sangat mengandalkanmu, dan kami berharap kalian juga bisa mengandalkan kami."

Arima melirik ke arah Eren."aku ingin istirahat terlebih dahulu."

Setelah mengatakan itu Arima segera meninggalkan ruangan tersebut.

"Di umurnya yang sekarang seharusnya dia sedang di masa efektivitas tertinggi, kenapa selalu memberikan tatapan dingin dan tidak ramah kepada kita, padahal kita sudah menjadi rekan barunya."Hanji segera berbicara setelah melihat Arima meninggalkan ruangan tersebut.

"Ohh.. tentang Arima,"Eren segera berbicara.

"Arima memang orang yang seperti itu, dia orang yang jarang berbicara omong kosong, kecuali di dekat krista, aku sudah lama mengenalnya, tapi aku tidak begitu mengenal dirinya."

"Meski pemalas, dia itu prajurit yang sangat kami kagumi, meski kami mengetahui bahwa dia tidak akan melirik kami, kami selalu bekerja keras jika ada di sekelilingnya, seakan-akan ingin membuktikan sesuatu padanya!."

"Jadi dia adalah orang terkenal di barak militer ya..?"Hanji merenung melirik ke arah Levi.

"Levi jika kau mengikuti kadet terlebih dahulu, pasti kau akan lebih di kagumi lagi seperti itu, oleh teman-teman mu!!."Hanji segera berteriak kepada levi.

Levi mengerutkan aslisnya."cih.. berisik sekali."sambil meninggalkan ruangan.

Semua orang tersenyum masam melihat Levi yang berjalan keluar ruangan dan segera mengikutinya.

Keesokan harinya setelah Arima bangun, seorang Prajurit pasukan pengintai menemui Arima dan menyampaikan pesan.

"Anda di panggil oleh komandan Erwin keruangaannya."

"Baiklah."Arima menggangguk dan segera menemui Erwin di dalam ruangan Komandan pasukan pengintai.

Setelah membuka pintu Arima melirik Erwin yang sedang duduk di mejanya bersama Levi,Mike dan Hanji di kedua sisinya.

"Komandan apakah anda memanggil saya?."Arima memberi hormat prajurit biasa.

"Tidak perlu formalitas, kau bisa duduk, ada yang ingin ku bicaran dengan mu."

Arima mengangguk dan segera duduk di kursi yang di sediakaan.

"Baiklah karena waktu kita yang singkat. Aku akan langsung keinti permasalahan."Erwin berbicara dengan tatapan serius, sambil mengamati Arima dengan seksama.

"Ini mengenai pertanyaan ku yang terakhir, apa yang kau pikirkan?, menurut mu apa sebenarnya musuh kita."

Arima menatap mata Erwin dengan tenang lalu segera menjawab."Tentunya manusia yang bisa merubah diri menjadi titan, seperti jenis Eren."

"Hanya orang yang dengan kemampuan tinggi, yang bisa melewati pengawasan tempat sonny dan bean di tahan."

"Dan memiliki akses kepada alat bermanuver 3D."Arima menjawab dengan tenangnya.

Mendengar Arima, Erwin segera menggangguk."Menurut laporan dari polisi militer, pada hari kedua raksasa tersebut di musnahkan, tidak ada satupun alat yang terpakai mau itu perlengkapan polisi militer, kadet ataupun garnisum."

"Komandan jika laporan itu bisa di anggap benar juga, masih ada celah yang di tinggalkan."Arima segera berbicara.

"Celah?."

Arima mengangguk."contoh kecilnya, bagaimana jika pelaku mengunakan perlengkapan bermanuver 3D dari prajurit yang sudah gugur di dalam tembok, setelah melepas dari mayat prajurit, memakai nya dan membunuh Sonny dan bean, pelakupun membuang alat  bermanuver 3D tersebut."

Mendengar penjelasan singkat Arima Erwin Segera menggangguk dan segera melipat kedua tanggannya."kita bisa kesampingkan terlebih dahulu tentang itu."

Erwin melirik ke arah hanji memberi anggukan seakan memberi sinyal tertentu.

Hanji yang melihat Erwin segera terkejut tapi ekspresinya segera mengangguk dan berkata."baiklah Erwin."

Hanji segera berjalan ke samping Arima, mengeluarkan kertas yang berisi formasi.

"Arima, ini adalah formasi yang akan kita lakukan pada ekspedisi keluar tembok selanjutnya."Setelah mengatakan itu Hanji segera menjelaskan secara rinci cara kerja formasi pergerakan dan informasi rahasia yang di rahasiakan oleh orang orang tertentu.

Setelah menerima penjelasan panjang lebar dari Hanji, Erwin segera melihat kembali ke arah Arima."bagaimana menurut mu.

Arima tidak segera menjawab pertanyaan Erwin tetapi melirik ke arah selembar kertas yang berada di depannya dengan mata yang dingin.

Setelah beberapa saat Arima melirik ke arah Erwin dengan Serius."Komandan Erwin, apa anda mengetahui apa yang anda lakukan?."

Erwin tidak menjawab pertanyaan Arima, tetapi masih melihat reaksi yang di timbulkan Arima.

Arima segera menambahkan."memancing raksasa tersebut akan memakan pengorbanan yang sangat banyak, ini tidak akan. Setimpal."

"Memang benar sepertinya kau mengetahui rencaku, tapi pasukan pengintai sudah siap mengorbankan nyawanya, bila untuk kemuliaan umat manusia."

Seketika, Arima melihat Ke arah Mata Erwin dan berpikir.'Iblis ini, mengatakan demi umat manusia, tetapi semua pasukan pengintai hanya di gunakan sebagai mainan demi tujannya sendiri.'

Arima segera berdiri."jika memang itu keputusan anda, sebagai prajurit dari pasukan pengintai, saya akan melaksanakanya."

"Tetapi, jika keadaan memburuk secara khusus terjadi, saya akan bertindak menurut keadaan dan situasi yang bersifat pribadi."

Erwin mendengar Arima segera mengangguk dan berdiri.

Erwin memberikan salam kepada Arima."mulai sekarang mohon kerjasamanya."

Arima menjabat tanggannya dan segera meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah beberapa saat ketika Arima meninggalkan ruangan Tersebut, Erwin dan anggotanya berbicara kembali.

Levi yang melihat Arima sudah meninggalkan ruangan segera berkata."Erwin, bocah itu tidak mudah."

Erwin melirik kepada Levi."benar, menurut laporan selain pintar, dia juga mempunyai keterampilan bertempur yang sangat tinggi, bahkan menurut komandan Pixis Jika Arima tidak ada, maka misi menutup lubang di tembok Trost akan berakhir sia sia, sebesar itu pengaruhnya dalam kejadian terakhir."

Hanji yang terdiam dari awal segera berbicara"Akan tetapi menurutku ada yang aneh dari anak tersebut."

"Biasanya, tidak bahkan veteran sekalipun akan ketakutan setelah menyaksikan kekuatan raksasa, tetapi menurut laporan."

Hanji segera membuka kembali Daftar informasi yang di tuliskan tentang kontribusi Arima saat menjalani misi sebagai kadet di dalam tembok Trost.

"Jumlah titan yang terbunuh tidak terhitung, dia juga membantu semua kadet yang kehabisan gas, setelah itu bersama Eren dan pasukan elit garnisum menutup tembok, apakah bisa anak berumur 15 tahun melakukan semua aktifitas melelahkan tersbut.?"Hanji yang keheranan melihat ke arah Erwin.

Erwin pun hanya menatap Hanji dan tidak bisa berkata kata.

Dikarenakan Arima mempunyai pengaruh dan kekuatan, pasukan pengintai tidak boleh gegabah dalam menghadapi talenta seperti Arima.

Mike yang melihat keluar jendela sambil melipat kedua tangannya Segera berbicara."Siapapun dia, yang terpenting dia bergabung dengan pasukan pengintai dan menjadi bantuan besar bagi umat manusia."

Hanji mengangguk."benar juga, aku setuju dengan mu Mike"

______________________

Bila lanjut silahkan berdonasi di link bawah guys.

https://saweria.co/Davidsohay

avataravatar
Next chapter