15 Misi penutupan Lubang

"Bagaiman Kadet Yaeger?."Pixis mendekati Eren.

"Ya?"

"Apa kamu bisa menutup lubangnya?"Komandan Pixis bertanya sambil menatap mata Eren.

"Itu... enrmtahlah akusendiri juga sama seperti kalian, tak tahubanyak mengenai ini. Meski begitu, kalau aku menjawab seakan aku mengetahuinya, aku jadi merasa bersalah."

"Ohh.. betul juga, maaf ternyata aku salahbertanya. Apa kamumau melakukannya atau tidak?. Pilih yang mana?"

Eren langsung terkejut tiba-tiba Pixis ke arah belakang tempat dinding pertahanan terakhir umat manusia.

"Akan kulakukan... Akan kulakukan!. Entah aku bisa atau tidak menutup lubangnya Tapi Akan ku lakukan!."

Komandan Pixis tersenyum."Kau memang Pria sejati..."

"Panggil ahli Strategi, Kita akan merancang Strategi."

Setelah beberapa saat komandan Pixis Membawa Seorang pria dan Seorang Wanita. Mereka Adalah Ahli Strategi Yang akan merancang Strategi bersama Armin.

"Aku membutuhkan bantuanmu, Para prajurit muda."

"Siap."

"Kadet Yaeger dan Arimakan.. Bisakah kalian ikut bersama Dengan ku.."

"Siap."Arima dan Eren mengikuti Komandan Pixis berjalan di atas tembok.

Mereka mulai berbicara tentang umat manusia Ini dan itu yang Arima sama sekali tidak perdulikan. Arima hanya melihat Ke arah luar dinding.

'Pemandangan yang tidak buruh, Sudah beberapa limabelas Tahun aku di kurung di temapat ini yang tidak ada kesenangan dan hanya pelatihan saja, kecuali ketika aku bercanda dengan Krista.

"Kadet Arima..."

"Iyah?.."Arima menatap Komandan Pixis.

"Apa kau siap untuk meminjamkan Kekuatan mu untuk umat manusia, dan berada di garis depan?"Komandan Pixis bertanya.

"Maaf komandan Pixis aku tidak akan mengorbankan diriku demi umat manusia...tapi Karena keluargaku Adalah manusia, Aku akan mempertaruhkan Nyawaku jika itu dalam situasi ini."Arima membalasnya sambil Menatap Matahari.

"Hahahaa... Kau orang yng menarik!."Komandan Pixis tertawa lepas.

"Aku hanya orang yang jujur. Hanya itu."Arima tersenyum sambil memejamkan matanya.

Kami berhenti di Atas dinding, Arima bisa melihat pemandangan ke bawah, Anggota Garnisun sudah di kumpulkan dan menunggu pisato Pixis.

"PERHATIAN!!"Komandan Pixis berteriak!. Karena Di antara kumpulan mereka Sudah terjadi kegaduhan.

"Semarang aku akan menjelaskan rencana Operasi untuk merebut Trost!, tujuan dari operasi ini adalah menutup gerbang yang sudah hancur!."

"Ba-Bagaimana?!"Para Prajurit keheranan.

Komandan Pixis mulai melanjutkan."Orang yang akan menutupnya, pertama-tama akan ku perkenalkan dulu. Dari pasukan Kadet... Eren Yaeger."

Eren yang berada di sebelah kiri Komandan memberikan hormat mengepalkan jangung dan melihat ke arah kerumunan.

Anggota kadet yang mengenal Eren sangat terkejut."Eren?!!"

Komandan melanjutkan."Dia adalah hasil dari ekspetimen Transformasi Raksasa yang kami Rahasiakan!. Dia bisa memanggil tubuh Raksasa dan mengendalikannya!. Setelah berubah menjadi Raksasa, dia akan membawa batu Raksasa yang berada di dekat gerbang depan, dan membawanya ke lubang yang ada di tembok lalu menutupnya dengan batu itu.."

"Dan misi kalian adalah, ketika Eren membawa batunya, kalian akan melindungi dia dari para Raksasa lainnya!, bersama dengan dia, Kadet Arima!. pasti kebanyakan dari kalian mengetahui dia, benar dia adalah orang yang berkeliling dan membunuh Kumpulan titan dengan mudahnya, bisa di bilang Kadet Arima adalah Prajurit terkuat yang setara dengan Kapten Levi dari pasukan pengintai..."

Semua orang Terdiam sekali lagi. Karena cerita tentang Orang yang berambut hitam dan bermandikan darah Telah Tersebar, dia berkeliling untuk membunuh Titan dan menyelamatkan orang, cerita ini telah tersebarluas di kalangan Semua Prajurit Militer baikitu Kadet maupun Garnisun.

Arima memandang ke arah Komandan dengan Wajah yang kewalahan.'kenapa aku ambil bagian di sini?!.'

"Mus-Mustahil!!. Memang benar Arima sangat hebat!. Tapi mustahil dia bisa melawan semua titan yang ada di luar mana mungkin dia bisa muncul di setiap bagian dalam kota!!."Daz dengan mukanya yang tua berteriak, karena ketakutan.

Kerumunan mulai ribut kembali."Be-Benar meski kadet muda itu di tempatkan di garis depan mana mungkin dia bisa mengawasi kita yang berada di barisan belakang.!!"

"Dasar pembohong!!."

"Jangan bercanda!."

Arima memandang ke arah Daz dan kumpulan Prajurit Garnisun yang ketakutan dan mulai meninggalkan tempatnya. lalu Arima berbicara. "Komandan Pixis. tampaknya ini masih belum cukup."

Komandan mengangguk."Dengarkan perintahku!. Bagi yang membangkang saat ini, tidak akan di hukum!."

Semua orang yang mendengar ini sangat kaget terutama ketua-ketua yang ada di dalam garnisun."Setelah kalian mengalah kepada ketakutan akan para Titan, kalian takan bisa bertarung melawan mereka lagi!. Bagi yang menyerah pada teror para Titan sebaiknya pergi saja! Selain itu, bagi yang ingin teror tersebut... melanda nyawa dari saudara, orang tua, dan orang yang di cintai, sebaiknya pergi saja!."

Kerumunan yang ingin mundur berhenti di tempat selama beberapa detik lalu berbalik dan berkumpul kembali ke dalam barisan.

Kemudian Komandan Pixis mengungkit Kejadian yang terjadi Empat tahun yang lalu, ketika Runtuhnya tembok Maria, berapa banyak manusia yang mati karena kekurangan bahan makanan selain itu, orang yang menganggur langsung di masukan ke dalam tembok Maria dengan Mengatakan,

'Misi perebutan dinding kembali' yang hanyalah sebuah konspirasi dari pemerintah Pusat. untuk membuang pengangguran yang tidak bisa di beri makan.

"Dosa Itu Di tanggung oleh semua umat manusia, Termasuk Aku!. Konflik tidak sampai terjadi karena penduduk tembok Maria hanyalah kaum minoritas. Tapi, kalau sekarang bagaimana?!, jika Tembok Rose runtuh, Daerah di dalam tembok Sina hanya bisa menanggung hidup sebanyak setengah dari umat manusia!, Jika umat manusia sampai musnah itu bukan karena Serangan para Titan!, kita akan musnah karena akan saling membunuh! Kita takkan mati di tembok yang lain!. Jika harus memilih!, MATILAH DI SINI!."

Setelah pidato Komandan yang menggeler itu Persiapan Misi di mulai, seperti yang sudah Arima perkirakan, dia akan di tempatkan di barisan terdepan bersama Pasukan Elit dari Garnisun untuk menjaga Eren dan memusnahkan Para Titan.

"Eren maaf.. Karena aku kau menanggung semua ini."Armin berbicara kepada Eren.

"Tidak apa-apa, bukannya sudah ku bilang kau selalu bisa menemukan solusi yang tepat, aku selalu percaya padamu."Eren menjawabnya.

Mukasa langsung berbicara"Eren aku akan-"

"Jangan bilang kalau kau ingin ikut. Kau itu di tempatkan di regu umpan."Eren berkata kepada Mikasa.

"Tapi Aku tidak bisa meninggalkan mu sendirian, Nanti kamu-"

"Sudah hentikan!, Sudah ku bilang aku ini bukan Saudara atau Anakmu. Sebelumnya sudah ku bilang!."

"Bang!..."Arima memukul Wajah Eren dengan sangat cepat.

"Kau pikir dengan berubah menjadi Titan kau sudah kuat, dan mulai untuk menggertak seseorang?."Arima memandang Eren dengan Matanya yang dingin.

"Biar ku peringatkan, Hargailah Emosi seseorang ketika orang itu masih ada, suatu saat di masa depan siapa yang akan tau apa yang terjadi kepada Mikasa, kau pasti akan menyesal ingatlah kata-kataku ini."Arima berbicara sambil Mengepal baju Eren.

Eren memasang Wajah bersalah."Ma-Maafkan aku Arima."

"Plakk!!!!."Arima langsung menampar Eren.

"Minata maaf kepadaku Tidak ada Artinya. Eren sadarlah."Arima menghela nafas dengan sifat kekanak-kanakan Eren.

Eren melihat ke arah Mikasa dengan wajah yang bengkak, dan berkata."Mikasa maafkan aku Atas ucapanku batusan."

"Mikasa sebaiknya maafkan si bodoh ini, sepertinya otaknya terguncang karena menerima tanggung jawab yang besar di pundaknya, aku hanya sedikit menyadarkannya saja."Arima memandang Ke arah Mikasa yang sedang menahan tangis, sambil Memegang Syal merah di lehernya.

Mikasa mengangguk."Tidak apa-apa Arima, Aku mengerti Keadaan Eren jadi aku tidak akan akan menyalahkannya."

Kapten Ian berteriak."Apa yang sedang kalian lakukan, kenapa malah berkelahi sekarang?!"

"Tidak kapten kami hanya menyegarkan Eren sedikit karena dia sedikit terbebani Tanggung jawab."Arima tersenyum kepada Kapten Ian.

"Hahh.. Baiklah... Ackerman!, Kau ikut bergabung dengan Tim Elit untuk melindungi Yeger.!"Iah berbicara.

"Kapten aku memang Di tempatkan di situ oleh Komandan."Arima membalasnya.

"Ahh.. Be-Begitu ya.. jadi kalian satu kelurga Maksudku, Mikasa Ackerman. Kami membutuhkan kekuatanmu. Ayo."Kapten ian memandang ke arah Mikasa.

"Operasi di Mulai!."

Mendengar ini Mikasa merasa senang. Arima langsung menepuk Kepalanya."Ingat jangan kehilangan Fokusmu ketika berada di area pertempuran."

Mikasa mengangguk."Baiklah!."

"Sampai jumpa Armin jangan sampai mati."Eren berkata kepada Armin.

"Eren juga!."

-----------------------------------------

avataravatar
Next chapter