9 Kelulusan Kadet 104

-Dua tahun sudah berlalu sejak kejadian bandit.

Kadet ke 104 masih tetap melakukan pelatihan militer Seperti Manufer 3D, Pertarungan Jarak dekat, Pelajaran yang berkaitan dengan Titan dan sebaginya.

Arima selalu membawa peralatan manufer 3Dnya Kedalam Ruang Kamui untuk berlatih, jika gas atau ada kerusakan dengan peralatan manufer 3Dnya. Arima cukup menggunakan Matanya [EMS] untuk membalikan waktu di peralatan dan peralatan itu akan kembali seperti sediakala, Tidak peduli tabung gas, pedang, semua peralatan dari Manufer gear bahkan tubuh manusia, Arima bisa membelokan waktu dalam bidang apapun.

Di dalam Ruang Kamui Arima berlatih Terus-menerus selama tiga tahun tersebut, Dalam pengendalian Manufer gear 3D Arima Adalah 'Sempurna', dan Tidak ada yamg bisa menandingi. Kecuali hanya Levi saja. Bahkan Arima meniru Cara Levi memegang Pedang Manufer, Levi adalah Prajurit Terkuat Umat Manusia. yang membuat Pelatih Zombi sangat terkejut setelah melihat cara Arima memegang Pedang, dan memuji keterampilan Arima. lagi pula Cara memegang Pedang seperti Levi lebih mudah untuk membuat Putaran di Udara, Memberi Gravitasi pada tangan dan Mengayunkan Pedang dengan Kekuatan yang sangat besar. Seperti itu....

....

Hubungannya dengan Krista juga sudah maju ke tingkat yang sangat baik.

Pada hari-hari biasa, Arima dan Krista bahkan akan berjalan-jalan di dalam hutan dan bermesraan Tapi yang mereka lakukan hanya berciuman.

Ada hari Ymir mengikuti mereka dan melihat Krista dan Arima berciuman yang membuat dia pingsan selama satu hari dan tidak ingin keluar selama berhari-hari meski pelatih Zombi sudah mulai berteriak.

Penyelesaian masalah Ymir diakhiri dan di selesaikan oleh Krista sendiri dan mereka berteman seperti biasanya lagi.

Arima berpikiran untuk mengenalkan Krista pada orang tuanya tapi Arima segera membuang ide tersebut karena latar belakang Krista yang sebenarnya tidak akan lama lagi akan terbongkar.

Semakin dekat Arima kepada Krista. Arima semakin bersemangat untuk lebih Sering berlatih untuk menjadi kuat agar bisa melindungi apa yang dia cintai karena Arima sangat paham akan dunia yang kacau ini.

Dalam pelatihan Militer yang sudah berjalan tiga tahun ini bagi kebanyakan orang Menyakitkan tapi bagi Arima Pelatihan Militer ini seperti permainan anak kecil. bahkan ada beberapa Kadet yang mati karena pelatihan ini.

Hari kelulusan semakin dekat...

Ketika malam hari tiba para pembimbing Pelatihan mengadakan upacara kelulusan ke 104 kadet Selatan.

Kelulusan dari 219 Kadet pun dilakukan.

"Panjatkan jantung kalian!!."

"Siap!."

"Bagi para kadet yang lulus hari ini. Ada tiga pilihan yang terbuka di hadapan kalian.

Pertama. Garnisum bertugas menjaga tembok,

Kedua. Melawan Para Raksasa di luar dinding sebagai pasukan pengintai,

Ketiga. Melayani Raja dengan tata tertib penduduk polisi militer!.

"Tentu yang boleh bergabung dalam polisimiliter hanya lulusan peringkat sepuluh besar!."

Kesepuluh orang naik ke depan panggung.

"1.Arima ackerman."

"2.Mikasa Ackerman."

"3.Rainer brauns."

"4.Bernard hoover."

"5.Annie Leonhardt."

"6.Eren Jaeger."

"7.Jena Kiristain."

"8.Marko bodt."

".Conny springer."

"10.Sasha Braus."

Singkat cerita Para kadet dibiarkan Makan malam bersama Karena ini adalah malam terakhir mereka bersama sebagai kadet.

Semua orang merayakan Keberhasilan mereka dalam tiga tahun terakhir.

Arima sedang duduk di Depan Krista dan Ymir.

"Krista bisakah kamu mengatakan ingin pergi kemana?."Arima bertanya dengan tenang.

"A-aku sebenarnya ingin bergabung dengan Pasukan pengintai... tapi.."Krista sedikit gugup dalam mengatakannya.

"Kalau begitu aku juga akan bergabung."Ymir yang di sebelah Krista langsung berbicara.

"Aku juga sama."Arima mengatakannya.

"Be-benarkah?!."Krista terkejut dengan perkataan Arima.

"Tentu saja, aku akan melindungi Krista dari tumpukan Daging itu, kamu bisa tenang. Ohh benar!. Wanita kotor aku juga akan melindungimu tenang saja."Arima berkata sambil tersenyum.

"Hahh????!!. Kau melindungi aku?!. ada apa ini kenapa sikapmu menjijikan seperti itu?!."Ymir mengejek Apa yang Arima katakan.

"Jika kau Mati... Krista akan bersedih, Cuman itu. dasar Bodoh."Arima berbicara sambil meminum minuman di tangan nya.

"Cihh..."Ymir merasa terharu dengan sikap Yang Arima tunjukan, meski hubungan mereka selalu bertengkar, tanpa di sadari mereka, mereka sudah menjadi teman meski terus berbeda pendapat seperti Jean dan Eren.

"Te-Terima kasih Arima dan kamu juga Ymir."Krista berbicara Dan hampir menangis.

"Sama-sama."Arima tersenyum sambil melihat Wajah calon istrinya yang imut.

Tiba-tiba Ruangan terdiam ketika Thomas mulai berteriak."Tapi.. Kamu tidak mungkin menang!...

Kau sendiri pasti taukan?.. sudah berapa banyak yang di makan, kita sudah kehilangan 20% Dari jumlah populasi kita. Umat manusia tidak bisa mengalahkan Para Raksasa!."

"Lalu?."Eren bertanya dan melanjutkan.

"karena menurutmu kita tak bisa menang, kau menyerah begitu saja?."Eren bertanya pada Thomas, tapi tomas hanya diam saja.

"Memang benar selama ini umat manusia Memasng selalu Kalah.

Itu karena kita tidak tau apa-apa tentang mereka!. Meski kita kalah Informasi yang kita dapatkan dari pertarungan itu adalah cahaya harapan kita!.

Tapi kita malah membuang-buang hasil yang di dapatkan dengan Ratusan ribu pengorbanan, Hanya untuk santapan para raksasa?!."

"Kalian pasti bercanda?!. Aku akan membasmi Mereka sampai Tidak tersisa!!. Dan mengeluarkan kalian dari tembok yang sempit ini!.. itu adalah mimpiku, umat manusia belum sepenuhnya kalah!."Lalu Eren mulai menangis dan pergi meninggalkan Ruang makan.

Ketika Eren pergi Armin dan Mikasa mengikuti Eren dan ruangan ini menjadi hening.

Arima yang memperhatian kejadian ini dari awal sampai akhir. Arima mulai melihat ekspresi orang-orang yang ada di sini dengan tenang.

'Eren ini memang sesuatu, dia bahkan bisa menyalakan Beberapa Api tekad di dalam Diri orang lain...'

Arima berdiri."Krista aku ingin keluar sebentar kau bersama Ymir saja."

Krista mengangguk."em..., baiklah cepatlah kembali.

Arima mengangguk lalu meninggalkan ruangan dan berjalan ke arah Luar tempat Eren, Mikasa dan Arimin sedang berbicara.

"Kalau kamu ikut polisi militer, aku juga akan ikut. Kakau kamu bergabung dengan Garnisun, aku juga sama. Jika kamu tidak bersama dengan ku kamu akan cepat mati."Mikasa Berbicara kepada Eren.

"Cih.. aku tidak pernah meminta itu."Eren menjawab sambil memalingkan muka.

"Aku sudah tidak mau kehilangan keluargaku lagi?."Mikasa mulai bersedih.

"Halo.!!"Arima menghampiri mereka.

"Eh? Arima kenapa kamu kemari?."Armin melihat ke arah Arima.

"Yahhh aku cukup bosan duduk di dalam apalagi selalu ada Ymir yang selalu mengganggu aku dan Krista."Arima menjawab sambil duduk di sebelah Mikasa.

"....."

"Arima?. Kamu memilih apa?."Kali ini Mikasa langsung bertanya kepada Arima..

Arima melihat ke arah Mikasa, Akhir-akhir ini Mereka sering Berbicara bersama, bahkan Arima sudah menganggap Mikasa sebagai Adiknya sendiri. Alasannya sederhana karena mereka satu klan Ackerman.

"Aku akan bergabung dengan Pasukan pengintai."Arima menjawab pertanyaan Mikasa

Mereka bertiga kaget setelah mendengar apa yang Arima ucapkan.

"Benarkah?! Jika kamu yang bergabung kamu akan sangat membantu umat manusia Arima!!. Haha ini sangat hebat!!."Eren sangat bersemangat Setelah mendengar perkataan Arima.

Mikasa hanya terdiam. Saat Armin mulai bertanya. "Arima apa kamu mempunyai alasan khusus untuk bergabung dengan pasukan pengintai?."

"Sebenarnya aku hanya ingin melindungi dia dan Krista saja."Arima menepuk Kepala Mikasa.

"A-Aku tidak perlu di lindungi!!."Mikasa langsung membalas jawaban Arima.

"Bodoh jika ada kelurga yang kamu kenal, mana mungkin kita tidak saling melindungi,."Arima mengacak-ngacak rambut Mikasa.

Eren dan Armin yang ada di sebelah mereka heran dengan tingkah mereka berdua.

"Apa?! Mikasa sudah Aku anggap sebagai Adik kandung ku, wajar saja jika aku menghawatirkannya meski dia kuat, tapi dia belum sekuat itu untuk bertarung sendirian."Arima langsung menjawab setelah melihat wajah heran dari Armin dan Eren.

"Ti-tidak bukan itu tapi.. apa kamu benar-benar mengizinkan Krista memasuki Pasukan pengintai?."Armin memasang wajah yang keheranan.

"Armin Apa kau pikir aku bisa menghentikannya?."Arima menghela nafas.

"Be-begituya.."Armin hanya berkeringat.

"Selain itu siapa yang akan mengalahkan mu dalam bermain catur... jika aku tidak ada di dalam Pasukan Pengintai?."Arima tersenyum kepada Armin.

Armin terkejut lalu mengangguk sambil tersenyum."Benar. siapa yang bisa mengalahkan ku di dalam permainan catur haha..!!"

Ke empat orang itu tertawa bersama sambil melihat ke arah Langit.

---------------

avataravatar
Next chapter