24 Eksperimen

"Ahh..... sonny.. bean!!!"hanji berteriak di tengah kerumunan polisi militer.

Setelah mendengar berita tersebut Arima dan pasukan pengintai segera bergegas menuju lapangan tempat uji coba polisi militer.

"Siapapun.. ayo bilang ini sumua bohong!"Hanji berteriak sambil melihat kumpulan tulang sony dan bean.

"Padahal bahan percobaan itu sangat penting, apa itu ulah prajurit?"kata Gunther.

"Benar.. pelakunya belum ditemukan tampaknya kedua raksasa tersebut di bunuh sebelum fajar, saat penjaga sadar mereka telah kabur menggunakan perlengkapan bermanuver 3D"Eld melihat tulang benulang di hadapannya.

"Ternyata pelakunya lebih dari satu orang ya."kata gunther.

"Coba lihat, mayor hanji sudah menggila."Oluo tertawa mengejek hanji yang sedang menangis.

Mendengar itu petra segera memukul perut Oluo menggunakan sikunya.

"Ouchh!"

"Apa yang terjadi?"Eren kebingungandengan situasi yang hadapannya.

"Ayo, sisanya adalah tugasnya polisi militer."Levi berbicara sambil berjalan keluar.

Arima yang berada di samping Eren sedang melihat Hanji yang sedang menangis merasa simpati.

Tiba-tiba Erwin berada di belakang Arima dan Eren.

"Apa yang kalian lihat..?Menurutmu musuh kita itu siapa?"Erwin bertanya dan segera melingkarkan tangannya kepada Eren.

"Hah?"Eren berdiri kaku dan kebingungan akan pertanyaan yang ditanyakan Erwin.

"Musuh umat manusia."Kata Arima segera menanggapi pertanyaan Erwin.

Erwin melihat ke arah Arima, dan sedikit tersenyum.

"Maaf, aku jadi mengatakan sesuatu yang aneh."Erwin pun segera meninggalkan Eren dan berjalan bersama Levi.

"Eren ayo.. setelah ini jadwal eksperimen akan segera di mulai, untuk mencari tau bagaimana cara mengendalikan kekuatan mu itu."Arima meninggalkan lokasi dan mengikuti Erwin.

...

Setelah itu pasukan pengintai menuju kastil tua kembali.

Di dalam ruangan belajar, Arima dan Squad Levi sedang membahas apa yang akan di lakukan hari ini.

"Aku punya ide agar tak perlu membunuhmu.."Levi segera menggambar sesuatu di papan tulis.

"Aku pernah bilang satu-satunya cara untuk menghentikanmu dalam wujud raksasa adalah membunuhmu, tapi kalau dengan cara ini, kau hanya akan terluka."Levi sambil melanjutkan gambarnya.

"Meski begitu, ini membutuhkan kemampuan yang cukup, initinya, kau akan tertebas di bagian tengkuk leher raksasa. Akibatnya ujung dari kedua lengan dan kakimu akan terputus, meskki begitu itu akan tumbuh lagi seperti kadal kan?, menjijikan."Levi memberi penjelasan singkat dan melihat respon dari Eren.

"Tunggu dulu, aku tidak tahu, kalau itu akan tumbuh kembali atau tidak. Apakah tidak ada cara lain?"Eren berkata dengan panik.

Seketika Ruangan itu sunyi, Levi menyipitkan matanya.

"Eren kau bisa tenang itu hanya kemungkinan terburuk yang akan di ambil, lagipula yang mempertaruhlan sesuatu di ruangan ini bukan hanya kau saja, itu termasuk nyawa kami semua."kata Arima sambil menepuk punggung Eren.

"Inilah waktunya menjadi kuat."Arima tersenyum sambil menghibur Eren.

Eren memandang Arima lalu mengangguk berlahan.

"Ja-jadi, aku boleh berekperimen kan?"Hanji yang Duduk di sudut ruangan gelap segera berbicara.

"Resiko nya besar,  meski begitu kita perlu memeriksanya."Levi mennggapi Hanji.

"Rencana percobaannya biar aku yang menentukan, betul bukan?."

Eren, kalau masih ada yang perlu ditanyakan, tanyakan saja, ada banyak alasan kenapa kita harus mempertaruhkan nyawa untuk ini."kata Hanji melihat Eren.

Arima dan pasukan Levi segera menyiapkan Perlengkapan bermanuver 3D. Sedangkan Eren dan Hanji melakukan beberapa percakapan.

......

Eren di bawa keluar lapangan dan di masukan ke dalam sumur.. dia di perintahkan untuk berubah setelah menerima sinyal.

Arima dan pasukan pengintai lainyq bersiaga..

"Kamu sudah siap Eren?, kalau kami sudah siap kami akan menembakan suar asap, dan sisanya kuserahkan padamu" Hanji berbicara kepada Eren yang sedang berada di dalam sumur.

"Dimengerti"Jawab Eren yang sedang berada di dalam.

Setelah itu Hanji segera menaiki kuda dan menembakan Asap suar, tanda Eren bisa berubah.

Pasukan Levi segera tegang dan memegang pedang mereka.

Arima yang melihat ini segera bertanya.

"Apa yang kalian lakukan?, kenapa menanggapi hal seperti ini sangat berlebihan?"

Oluo yang mendengar itu segera menanggapi"Cih!... anak baru karena kau tidak tau apapun diam saja."

Arima mengangkat kepalanya mengabaikan perkataan Oluo.

Segera Hanji menembakan sinyal asap menandakan Eren dapat berubah..

Beberapa detik kemudian tidak terjadi apapun..

"Apa dia tidak melihat sinyalnya?"Hanji keheranan melihat tidak ada apapun yang terjadi.

"Tidak, sejak awal kitapun sudah tidak yakin dengan rencana ini."levi menanggapi sambil memajukan kudanya mendekati sumur tempat Eren berada.

"Hei! Eren, Eksperimen nya di tunda."Levi dan Hanji segera menghampiri sumur tersebut dan melihat ke dalam.

"Apakah ada yang terjadi."Hanji bertanya kepada Eren.

Eren yang berada di bawah sumur keheranan.. di mulut dan tangannya sudah ada bercak darah tandanya dia menyakiti dirinya sendiri.

"Hanji-san aku tidak bisa berubah menjadi raksasa."Eren melihat Hanji dan Levi dengan keheranan.

Setelah itu Eren di tarik ke atas dan di obati luka di kedua lengannya.

Petra segera menyiapkan Teh agar bisa menenangkan keadaan.

"Luka dari gigitanmu juga tidak menyembuhkan diri?"Levi berbicara kepada Eren.

"Benar"Eren Menunduk merasa bingung.

"Jika kau tidak bisa berubah menjadi Raksasa, rencana untuk menutup tembok maria itu hanya impian belaka, ini perintah, carilah cara lain."Levi memberi perintah dengan dingin kepada Eren.

"Siap."Eren membalas dengan Lelah.

...

____________________________

A/N:kupikir aku akan melanjutkan fanfic ini.

Bila lanjut silahkan berdonasi di link bawah guys.

https://saweria.co/Davidsohay

avataravatar
Next chapter