25 Eksperimen 2

Arima berdiri di sebelah Eren."Eren jangan terlalu di pikirkan, kita bisa melakukannya berlahan-lahan."

Eld mengangguk setuju"Apa yang dikatakan Arima benar Eren jangan Terlalu banyak berpikir."

"T-tapi."

"Yah, ini berarti kau jauh lebih manusiawi dari yang kita duga."Oluo berbicara berusaha menghibur Eren.

"Ini lebih baik daripada harus terburu-buru dan mempertaruhkan nyawa."

Arima yang mendengar Eld sedikit menggelengkan kepala mendengar ucapan Eld.

"Kenapa setiap apa yang akan kalian Sebutkan selalu menyangkut dengan nyawa?, Bukankah itu akan menambah beban yang sedang di bawa oleh Eren saat ini?"

Mendengar Arima, Oluo segera melihat kepada Arima dengan tatapan marah.

"Hoi... bocah kau adalah lulusan baru, keluar tembok saja belum berpengalaman, apa yang kau tau?, beredar kabar bahwa kau bisa menyaingi kapten Levi? Jangan bermimpi."

"Setidaknya aku mengetahui bahwa Eren tidak akan membahayakan nyawa kita"Arima berkata dengan santai.

Gunther yang mendengarkan menepuk meja"sudahlah sudah! Yang terpenting kita harus tetap waspada."

Setelah itu Eren ingin meminum Teh yang ada di tanggannya menggunakan sendok teh. Tetapi sendok itu terjatuh.

Eld yang meliat itu segera bertanya"kau baik baik saja?"

Eren menggangguk"ya."

Arima melihat sendok di kakinya tapi tidak mengambil nya.

Eren yang melihat Arima tidak ingin mengambil sendok untuknya segera mengulurkan tangannya untuk mengambil sendok tersebut.

Tepat ketika Eren akan bersentuhan dengan sendok tersebut, dalam kisaran waktu milidetik Arima dengan jelas melihat kilatan listrik di tangannya.

Dengan refleks super dari Darah Ackerman, Arima segera mengambil jarak dari jangkawan Eren.

"Bizz!! Boom!!!."

Segera ledakan dan sinar cahaya kuning meledak di kawasan yang berpusat pada Eren.

Arima hanya dengan tenang Melihat kilatan kuning dan angin di hadapannya.

Seteh itu Arima melihat di antara asap, Squad Levi segera mengangkat pedang mereka.

Arima dengan mengejek tersenyum, dan mengeluarkan kedua bilah pedang sambil menghampiri Eren yang sedang berusaha mencabut tangannya dari tumpukan daging.

"Eren tenanglah."

Eren yang melihat Arima datang segera menanggapi."A-arima kenapa baru berubah sekarang? i-ini."

Levi segera bericara."Tenanglah."

Eren segera melihat ke Arah Levi tetapi langsung merasa terkejut.

"Yang aku maksud kalian."Levi menghadap Eld,Oluo,Gunther dan petra sambil mengangkat tanggan nya.

Squad Levi sudah memegang pedang mereka mengarahkannya kepada Eren dengan pandangan membunuh.

Dari kejauhan Hanji segera berlari, mendengar ledakan tersebut.

"Eren apa maksudnya ini?!."Eld berteriak kepada Eren.

"Kenapa kau berubah tanpa izin?! Ayo jawab!!"

"Eld tunggu!."Levi segera membalas.

"Segera jawab Eren!! Apa-apan ini?!"Oluo berteriak dengan panik.

Gunther segera mengelilingi Eren dan menjawab."tidak!, itu nanti saja. Buktikan kalau kau bukan musuh kami umat manusia!, ayo cepat jelaskan! Ini sudah menjadi tanggung jawab mu."

Mendengar ini Arima segera menjawab."Tidak bisa di percaya kejadian seperti ini terjadi kembali.

Apakalian sadar apa yang sedang kalian lakukan."

Arima melihat Levi Squad dengan dingin.

Segera suasana menjadi hening, Lalu Arima memegang kedua bilah pedang lalu melanjutkan.

"Beberapa waktu yang lalu, Eren juga mengalami tatapan itu, perbedaannya adalah pihak garnisum memakai meriam dan mengarahkannya kepada Eren."

Setelah itu Hanji berlari dengan bersemangat sambil tersenyum gila "Eren!!"

"Apa aku boleh menyentuh tangan itu?! Hei boleh kan?! Bolehkan?!."

Melihat Hanji Arima menggelengkan kepalanya seakan mengingat Seseorang, yang akan mengeluarkan air liur ketika melihat daging dan kentang.

Setelah itu Hanji memegang tangan raksasa tersebut, raksasa tersebut hanya membangun bagian tangan saja, dan tidak berkulit.

Ketika hanji menyentuhnya, segera tangannya terbakar.

"Pa... panas!! Kalau tidak ada kulitnya  sangaat panas!, ini sangat panas!."

Pendamping hanji segera berteriak"Mayor,anda teralu berlebihan!."

Sambil tertawa Hanji melihat ke arah Eren."ne.. Eren apa kau tidak kepanasan? Bagaimana kau bisa terhubung dengan tangan itu?!. Aku ingin melihatnya!"

Arima yang berada di samping Eren melihat tangan Eren yang dililit kulit raksasa.

Arima Menggangkat pedang dan segera menebas dengan cepat melepaskan tanggan Eren dari Raksasa tersebut.

"Slash!"

Eren terlempar ke kebawah dan duduk di samping Levi.

Melihat Eren yang terlepas dari raksasa Hanji segera panik."Whh..! tunggu, Arima kenapa kau melakukan itu?, ini terlalu cepat!. Masih banyak yang ingin aku ketahui-"

Eren yang kelelahan dihampiri oleh Levi ."Bagaimana kabarmu?"

Eren dengan lelah menjawab"Kapten?, tidak terlalu baik."

Arima memperhatikan raksasa yang menguap dan melihat kearah Eren segera menghampirinya.

"Kapten kurasa cukupsampai disini"Arima melihat ke arah Levi.

"Untuk hari ini, cukup sampai di sini, kalian semua kembali ke markas."Levi segera memerintahkan.

Squad Levi yang masih waspada segera menjawabnya"Dimengerti."

....

Setelah sampai kembali jemarkas, Arima membersihkan badanya dan segera istirahat.

Setelah beberapa saat, ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Arima-san, mayor Hanji memanggil anda di ruang bawah."

"Baiklah aku akan kesana."Jawab Arima.

Mengangkat tubuhnya Arima segera Berjalan keruang bawah.

Setelah sampai, diruang tersebut sudah di tempati beberapa orang dan Eren.

"Kebetulan hanji san aku ingin memberitahukan sesuatu."Kata Arima setelah melihat hanji.

"Ohh.. apakah itu Arima-kun?"dengan antusias Hanji memperhatikan Arima.

Hanji dan Squad Levi sudah mengetahui kejeniusan dan Kehebatan Arima dalam segala hal melalui Erwin, jadi ketika Arima berinisiatif berbicara mereka segera memperhatikan.

Arima menghembuskan nafas dan melipat tanggannya dan menyandarkan tubuhnya ke arah dinding, dengan pandangan serius.

"Ketika Eren berubah walapun sesaat Aku memperhatikan sengatan listrik mengelilingi tanggan nya, ketika Eren ingin mengambil sendok Tea."

Semua orang segera melihat ke Arah Arima.

"Setelah itu apa?"

Levi yang memperhatikan Arima bertanya dengan tenang.

"Tidak, tunggu levi aku rasa apa yang di bicarakan Arima berhubungan dengan apa yang akan aku jelaskan."

Setelah itu hanji meletakan sebuah sedok yang dililit dengan kain."lihat lah ini terlebih dahulu."

"Tangan raksasa Eren menggenggam benda ini, diantara telunjuk dan jempok."Hanji mempraktekan Cara raksasa Eren menggenggam sendok tersebut.

"Jikalau dianggap kebetulan, itu kurang masuk akal bukan, selain itu, entah kenapa bentuk nya tidak berubah terkena  panas dan tekanan tersebut."

"Ada yang bisa kau pikirkan?."Sambil melihat ke arah Arima.

Arima melihat dengan tenang."tujuan."

Hanji adalah orang yang pintar segera menggangguk setuju setelah mendengar"tujuan.".

"Kalau begitu ini bisa menjelaskan sebelumnya kenapa kau tidak bisa berubah menjadi raksasa. "Membunuh para raksasa", "menahan tembakan meriam", "mengangkat batu raksasa"."

"Pada suatu kejadian, sebelum kamu berubah, kamu selalu memiliki tujuan yang jelas, kemungkinan pemicunya bukan hanya melukai diri sendiri, kau juga membutuhkan tujuan yang jelas."Hanji melihat ke arah Eren.

Mendengar ini Eren melihat tangannya "Kejadian ini memang sangat mirip dengan saat aku menahan tembakan meriam."

"Tapi... menjadi raksasa hanya karena ingin mengambil sendok.. apa-apaan ini."

"Itu berarti kau tidak melanggar perintah dengan sengaja ya?."Gunther bertanya kepada Eren.

"Ya."

Mendengar jawaban Eren gunther segera menghela nafas lega....

____________________________

Bila lanjut silahkan berdonasi di link bawah guys.

https://saweria.co/Davidsohay

avataravatar
Next chapter