14 Bertemu Komandan Pixis

Setelah beberapa saat kemudian Terdengar suara Benturan keras di tanah dan Armin keluar dari kumpulan debu Tersebut, Dengan menganggkat tangannya...

"Berhenti!."Ketua Regu dari Garnisun berteriak.

"Akhirnya kau Menunjukan wujud aslimu dasar monster. Awas saja aku akan memberi sinyal untuk menembakan meriam!."

Armin mulai berteriak."Dia itu bukan musuh dari uman manusia!, Kami bersedia untuk memberikan segala informasi yang kami dapatkan!."

Ketua Regu itu berteriak kembali."Meski kalian memohon ampun percuma saja!. sekarang dia sudah menunjukan wujud aslinya apa gunanya memohon, jika menurutmu dia bukan musuh, ayo tunjukan jika kau tidak bisa aku akan memusnahkan mu!."

Armin membalas." Tidak perlu ada bukti lagi!. Sejak awal masalahnya bukan berdasarkan dari penampilannya!."

"Apa?!"

Armin menjelaskan kembali."Kalian semua pasti sudah lihat Kalau Eren melawan para Titan, Mereka juga pasti melihat para Titan mengoyaki Eren. Itu bukti para Titan menganggap dia mangsa, sama seperti umat manusia! Mau sejauh apapun kita mengeluh, Kenyataannya tidak akan berubah!!."

Para prajutit Garnisun mulai memikirkan apa yang di katakan oleh Armin, dan menurunkan penjagaannya.

"Bagus Armin!."Jean yang berada di atap mulai berbicara.

Arima yang melihat Armin berbicara mulai berkomentar."Dasar bodoh Armin!."

"Apa?!."Jean melihat ke arah Arima dengan wajah yang keheranan.

Arima melanjutkan."Ketua regu itu sudah tidak bisa berpikir lagi.... Dia sudah terlalu takut untuk berpikir.. Armin, itu masih kurang... gunakan setiap sudut dalam pemikiran mu dan berikan padanya, berpikir, ayo berpikir Armin."

Jean,Annie,Rainer dan bertolt yang mendengar Arima berbicara langsung terkesan dengan kesimpulan yang Arima berikan.

Ketua regu melihat bawahannya mulai melonggarkan pertahanan dia langsung berteriak ketakutan."Bersiap untuk menyerang! Jangan sampai terjerumus oleh jebakannya!, tindakan mereka selalu berada di luar nalar kita!. Jika mereka bisa berubah menjadi manusia, dan berbicara bahasa kita, itu cuma tipu daya mereka untuk menipu kita!. Kuta tidak bisa membiarkan mereka bertindak semuanya!."

Apa yang Arima bicarakan langsung terwujud, Ketua regu dari Garnisun sudah tidak bisa berpikir kembali di dalam kepalanya hanya ada pemusnahan saja..

Armin termenung dan melihat kepada Eren dan Mikasa lalu menggertakan giginya lalu memberikan hormatnya memegang jantung sambil berkata.

"Sebagai Prajurit!, Hamba bersumpah untuk menyerahkan Jantungku demi kebangkitan umat manusia!. Berkorban demi sumpah itu adalah kehormatan yang paling tinggi! Jika kita memanfaatkan kekuatan Raksasanya untuk pasukan kita!, kita mungkin bisa merebut kembali kotanya! Demi kejayaan umat manusia!,hamba mohon dalam saat terakhirku!, Izinkan hamba untuk menjelaskannya!."

"Bagus!."Arima tersenyum melihat apa yang Armin bicarakan.

Arima denagan cepat bergerak menggunakan ODM Gear menuju Armin dan berdiri tepat di sampingnya yang sedang memejamkan matanya.

Arima Juga memberi Penghormatan yang sama dengan yang Armin lakukan saat ini, tapi Arima membuka matanya dan memandang ke arah Ketua Regu Garnisun dengan cahaya membunuh di matanya.

Ketua regu dan semua prajurit di situ terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Yang Arima lakukan. Ketika mereka melihat Matanya mereka langsung merinding ketakutan.

Mikasa dan Eren yang melihat Arima berdiri di depan Mereka merasa terkejut.'Apa yang membutnya kemari?.'

Melihat ini Ketua regu itu mulai berteriak."Ka-Kau juga ikut menghianati Umat manusia!. Baiklah kau bisa ikut mati bersama mereka."Dia mulai mengangkat Tangannya dan bersiap untuk memberi perintah untuk menembakan meriam.

Arima sudah siap kapan saja untuk bergerak dan membawa Armin bersama nya dan melarikan diri tapi tangan ketua regu itu di hentikan oleh Seorang pria paruh baya yang botak dan berkumis.

"Sudah, Hentikan saja. Kau masih belum berubah. Sedewasa apapun kau masih saja ketakutan."

"Komandan Pixis.?!"Ketua regu dan Semua prajurit di lokasi ikutterkejut.

"Apa kau tidak melihat seberapa sempurna pemberian hormatnya.?"Pixis berjalan maju melihat ke arah Armin lalu melihat ke arah Arima.

Arima hanya memberi senyum lalu mengangguk.

Komandan Pixis melihat Arima selama beberapa saat lalu mulai berbicara kembali."aku memang baru sampai, tapi aku sudah mendapat informasi mengenai situasinya. Kau kumpulkan bala bantuan. Menurutku jika kita mendengar penjelasan dari mereka bisa berguna juga."

Armin terengah-engah dan langsung jatuh ke lantai tapi Arima memegang tangannya dan tidak membiarkannya jatuh."Armin kau memang prajurit yang sangat hebat."Arima memberinya senyuman.

"A-Arima kenapa kamu bisa ada di sini.?!"Armin memasang wajah yang tidak percaya.

Arima berpikir.'Bocah ini ketika aku bergerak ke sini bahkan dia tidak sadar.'

"Kesampingkan dulu masalah itu sekarang kita harus memikirkan langkah selanjutnya."Arima berbicara berkata dengan serius kepada Armin.

Armin mengangguk."Benar."

Komandan Pixis mulai mendekati kita dan berkata."Kalian berempat bisakah Ikut dengan ku ke atas dinding untuk menceritakan informasi apapun yang kalian ketahui."

"Baiklah."Kami berempat mengikuti Komandan Pixis menuju Lift untuk ke atas didinding.

Ketika sampai di atas Dia bertanya kepada kami Segala hal untuk memastikan semua informasi yang keluar dan terbukti secara nyata.

Eren juga menjelaskan tentang Kunci Ruang bawah tanah Ayah nya di dalam Distrik Shiganshina.

"Hemm... begitu, ya. Jadi menurutmu Ruang bawah tanah itu Menyimpan seluruh jawaban yang kita Cari.?"

"Benar, apa anda percaya kepada ku?."Eren bertanya.

"Karena kamu sendiri juga tidak yakin, kita anggap saja kita akan mempertimbangkannya dulu. Tapi kau bisa membuktikan tujuanmu yang sesungguhnya. Aku sendiri yang akan menjamin keselamatan kalian."Kelompok Eren menghela nafas lega setelah mendengar jaminan Komandan Pixis.

Komandan Pixis menatap Arima dan berbicara kembali."Dan juga kamu. apa kita sebelumnya pernah bertemu atau kamu mengenalku?." Komandan Pixis bertanya kepada Arima.

Eren, Mikasa dan Armin melihat ke arah Arima. Dengan tatpan ingin mengetahui.

Arima menjawab sambil memberi hormat.

"Ini adalah Pertama kalinya saya bertemu dengan anda Komandan Pixis, tapi Kakek sudah banyak menceritakan tentang kehebatan anda."

Pixis sedikit tertarik."kakek?"

"Ahh maafkan saya karena telat memperkenalkan diri Nama saya Arima Ackerman saya adalah Cucu dari Dhalis Zakley."

Komandan Pixis yang mendengar nama 'Dhalis Zakley' terkejut."Ahem.. Ahem... Ja-Jadi kamu adalah cucu yang selalu orang tua itu banggakan."

Lalu Komandan Pixis Melihat ke arah Arima kembali dengan tatapan menyelidiki, Dia langsung mengingat tentang laporan bawahannya. Ada seorang kadet laki-laki berambut hitam membantai Sekawanan Titan untuk membantu Orang-Orang baik itu Kadet, maupun Prajurit Garnisun, untuk melarikan diri dari Segerombolan Titan. di perkirakan kekuatan nya setara dengan Kapten Levi prajurit terkuat Umat manusia. "Memang benar dia mempunyai Cucu yang hebat."Dia langsung tersenyum.

"Terimakasih atas pujiannya Komandan Pixis."Arima tersenyum sambil memberikan Hormatnya.

Pixis juga tersenyum lalu mengangguk.

Eren, Mikasa memasang muka keheranan dan betranya-tanya 'Siapa Dhalis Zakley itu?'.

Tapi Armin yang sering membaca buku memasang Wajah yang samgat pucat.

"Dha-Dhalis Zakley?!."

Eren dan Mikasa ingin mengetahuinya Karena melihat Ekspresi terkejut di wajah Armin.

Komandan Pixis langsung memotong pembicaraan."Baiklah kita bicarakan itu di lain waktu. Selain itu Kadet Arlerlt bukan?."

"Siap!."Armin memberi hormat.

"Barusan kau bilang, dengan memanfaatkan 'kekuatan Titan'... kita mungkin bisa merebut kembali kota ini. Apa itu benar-benar keyakinan, atau cuma gara-gara putus asa saja?."Komandan Pixis bertanya Kepada Armin.

"Itu...Keduanya, pak."Armin menjawab.

"Waktu itu aku ingin bilang kalau Eren dalam bentuk Titan, Bisa mengangkat Batu itu ke Tembok, dan menutup lubang di gerbang itu hanya terlintas di pikiran ku....

Tapi bisakah anda menganggap kalau kekuatan kalau kekuatan Eren itu adalah kesempatan untuk membalikan keadaan?.

Tentu saja, aku juga putus asa ingin terus bertahan hidup...."

"Hmm... Putus asa ingin terus bertahan..

Haha.. kata-kata itu jauh lebih berharga dari apapun."Komandan pixis Tertawa.

"Bagaiman Kadet Jaeger?."Pixis mendekati Eren.

"Ya?"

"Apa kamu bisa menutup lubangnya?"Komandan Pixis bertanya sambil menatap mata Eren.

-------------------------------------------

avataravatar
Next chapter