12 Bencana Trost 3

Jean mulai memimpin, dia pintar dalam meng-analisa Situasi dan Menemukan jalan teraman, Ketika harus menggunakan Manufer atau harus berlarian.

Arima masih mengikuti Dibarisan paling belakang, kelompok Yang di pimpin oleh Jean semakin mendekat Ke arah Markas, tapi Titan juga di sana semakin banyak.

Mulai dari sini Arima harus berkonsentrasi Agar tidak Ada korban lagi.

Jean mulai menghindari Para titan yang ingin menangkapnya, Tapi ada yang tertangkap Oleh titan karena Fokusnya terganggu.

Arima bergerak dengan sangat cepat lalu mulai berputar di udara untuk mengumpulkan Gravitasi pada tangannya dan memotong Siku beserta lengan Titan tersebut dan Kadet itu mulai bermanufer kembali.

Kadet yang lain tidak bisa merespon apa yang Arima lakukan barusan tapi Mereka semakin percaya akan kata-kata yang Arima katakan sebelumnya.

Arima melanjutkan pembunuhan Titannya sepanjang jalan, Tapi juga tidak menghambat Laju pergerakan Team mereka, karena Arima menyelesaikan semua titan yang bisa dia bunuh dengan mudah.

Setelah itu kelompok mereka Semakin mendekati lokasi Markas dan sampai di Dekat markas. Jean Mulai loncat menuju jendela Markas dan memecahkannya.

"Brakk!!!!."

Ketika semua orang masuk Arima juga locat dan masuk ke dalam, Jean mulai melihat sekeliling sambil berkata."Berapa orang yang berhasil selamat?."

"Wajah kuda,, kau terlalu meremehkan ku."Arima membalas perkataan Jean sambil membersihkan Wajahnya dari banyaknya darah titan.

"Ma-Maaf Arima."Jean mulai berkeringat dan mulai melihat sekeliling kembali.

Jean melihat anggota Regu Persediaan yng sedang bersembunyi di bawah sebuah meja.

"Kalian? Anggota persediaan kan?."Dengan wajah yang heran.

Lalu mengambil baju dari Anggota itu dan memukulnya.

Marko menghentikannya."Hentikan Jean!."

"Mereka yang menelantarkan kita! Gara-gara kalian teman-teman kami banyak yang mati!."Jean berteriak dengan emosinya.

Seorang wanita berlari dan melindungi Pria yang di pukul oleh Jean."Para Raksasa sudah menyerang Ruang persediaan!. Kita bisa apa?!."

"Itu tugas kalian. kalian yang harus menentukannya!."

Tiba-tiba ada suara Teriakan yang terdengar dari luar.

"Berlindung!!."

"Duarr!!!..."Salah satu Wajah Raksasa mulai membobol Dinding Markas.

"Sialan terlalu banyak orang di sini!."

Arima menonaktifkan Pengerasan kristal di bilah pedangnya dan melemparkan Pedang itu ke wajah Raksasa tersebut.

"Ahhhhhhh!!!!."Raksasa itu berteriak kesakitan.

"Masuk kedalam!!."Arima berteriak kepada semua anggota yang ada di situ.

Orang-orang yang melihat apa yang di lakukan Arima terpana, tapi segera bangun karena teriakan Dari Arima.

Arima mengganti pedangnya dengan yang baru, dan berdiri dengan santai tapi matanya sangat tajam,melihat ke arah Raksasa yang lain yang sedang memandang Ke dalam.

Tepat ketika Arima ingin Bergerak dia merasakan Ada pergerakan di luar Gedung jadi dia menghentikan tindakan nya.

Dari lubang di dinding Arima bisa melihat dengan jelas Ada kepalan tangan yang sangat besar meninju wajah Titan yang setidaknya setinggi 12Meter itu.

Jean berteriak."Apa?!"

"Arghhhhhhhhhhh!!!!!"Titan setinggi 15meter dengan mata yang berwarna hijau dan Rambut yang sedikit panjang memukul titan lainnya.

Arima juga memasang wajah terkejut.'Apa ini titan Eren, hehe sangat keren..'Darah di dalam diri Arima berteriak untuk bertempur bersama dengan Titan Eren di luar.

'Hehe, darah ini memang merepotkan, tapi masalah itu bisa di tahan untuk sementara waktu'

"A-Apa itu?!."Jean berteriak Setelah melihat Titan Eren.

Arima merasakan ada tiga orang yang mendekati Gedung, mereka masuk dan memecahkan jendela.

"Mikasa."Arima memanggil Dan melihat ke arah Mikasa.

Mikasa melihat ke arah Arima, Mikasa bisa melihat Tubuh Arima yang tertutupi dengan uap dan darah Titan.

"A-Arima apa kamu baik-baik saja?."Mikasa Beetanya kepada Arima.

"Tentu saja aku baik, bagaimana dengan mu?,"Arima memasang wajah yang khawatir kepada Mikasa, karena dia kabur bersama dengan Krista pada saat di lapangan markas.

"A-Aku baik-baik saja tapi Eren!."Mikasa mulai menangis karena Arima sudah di anggap sebagai saudara sendiri.

"Tenang saja Mikasa Eren pasti Masih hidup aku percaya itu, Orang dengan tekad sekuat itu tidak akan mati semudah ini."Arima berkata sambil menggertakan giginya.

"Ta-Tapi Arima Eren di depan ku dengan jelas-"Armin mulai berbicara tapi di potong oleh Arima.

"Meski benar Dia mati. Tekad dan impiannya tidak akan pernah mati dia Sudah menyalakan api tekad kepada Kadet Angkatan ke 104 aku percaya tekadnya tidak akan pernah berakhir."Arima berkata dengan serius.

"Benar!!."Mikasa Berteriak.

Armin juga mengangguk setuju dengan apa yang Arima katakan.

"Arghhhhhhhhhh!."Titan Eren mulai berteriak kembali.

"Apa itu?!."Arima berkata kepada yang lainnya.

Conny langsung menjawab."Raksasa itu adalah jenis aneh yang membantai Raksasa lain!, Dia bahkan tidak tertarik menyerang manusia!. Jika kita memanfaatkannya dengan baik, kita semua bisa keluar dari sini."

Jean memasang muka heran."Kalian mengandalkan bantuan raksasa?!, tidak mungkin itu seperti bermimpi saja."

Mikasa memotongnya."Ini bukan mimpi. Baik itu jenis abnormal atau apapun itu tidak masalah biarkan saja raksasa itu mengamuk di sini selama mungkin!."

Arima mengangguk lalu berkata."Baiklah sekarang kita harus fokus pada ruang pengisian gas yang sedang di penuhi titan, Armin aku ingin kau menyusun rencana untuk membunuh semua titan Jean bawa beberapa orang temukan apapun barang yang bisa di pakai untuk melawan titan di dalam ruang persediaan di lantai ini."

"Baiklah."Jean berkata dan meminta beberapa orang menemaninya.

Waktu berlalu Jean menemukan beberapa senapan di ruang persediaan yang sudah berdebu.

"Arima di dalam senapan ini Cuma ada tiga peluru saja apakah cukup tidak ya?."Jean bertanya.

"Lebih baik daripada tidak ada sama sekali, Kita bisa menembak mata titan dengan senapan dan Salah satu orang menyerang Tengkuk Titan. itu saja."Arima menjawab dengan tenang.

Armin mengangguk.

Kami sedang berkumpul dan membicarakan Rencana yang Armin usulkan pada kami.

Armin mulai memberi Rencananya pada semua orang, pertama bagian penembak akan turun menggunakan lift dan memancing para titan lalu membutakan matanya dengan senapan dan yang lain akan menebas tengkuk Titan.

"Baiklah dengan ini Rencana selesai kalian bertujuh akan pergi menebas Titan, aku akan berjaga-jaga jika ada yang meleset ketika menebas."Arima menambahkan rancana terakhir.

Mereka mengambil posisinya masing-masing dan bersiap untuk memulai rencana.

....

Rencana di mulai. semua penembak mulai menuruni lift dan memancing para titan, benar saja para titan mulai mendekati para penembak, langkah demi langkah.

Ketika semakin dekat Marco berteriak."Tembak!."

"Dor!!...Dor!!!.Dor...!!"

Suara tembakan mulai terdengar, semua yang ada di atas titan langsung menebas tenggkuk para titan yang berukuran 4-5Meter itu.

Tapi yang tidak di harapkan adalah Sasha dan Conny meleset dan tidak mengenai Tengkuk Titan tersebut.

Arima berlari dengan cepat lalu menebas kaki Titan yang berada di depan Sasha, Tidak berhenti di situ Arima berlari kembali Menebas kembali titan yang ada di depan Conny.

Setelah kedua titan tumbang Mikasa dan Annie langsung menebas Tengkuk, Kedua titan Tersebut.

Semua orang terpana karena tidak bisa merespon pergerakan yang Arima tunjukan barusan...

Rainer berbicara kepada Annie."Hei-Hei Yang tadi itu hampir saja Annie. Syukurlah kau tidak apa-apa."

Annie hanya mengabaikannya.

"Semua sudah di bereskan. Segera siapkan persediaan."Jean berteriak.

Para kadet mulai Mengisi persediaan Gas mereka dengan senang sambil tertawa.

Tentu saja Arima juga mengisi persediaan gasnya, Agar tidak di curigai.

--------------------------------

avataravatar
Next chapter