11 Bencana Trost 2

Arima meemerintahkan mereka untuk membuat Formasi lingkaran Enam sudut Untuk berjaga jaga, jika ada tindakan titan Anggota harus mengawasi terlebih dahulu dan jika Titan itu mendekat beritau Kepada Arima untuk menangani nya...

Dengan rencana Yang di pikirkan oleh Arima sisi Kiri tengah bisa Aman dan tidak ada korban Jiwa, ketika Jumlah titan semakin banyak Arima memutuskan untuk memerintahkan Kepada semua kadet yang dia tangani untuk Mundur dan menaiki tembok.

Mereka langsung menangguk pada perkataan Arima dan mulai menaiki Tembok dan berlari ke arah belakang Untuk memasuk ke dalam tembok Rose.

Sedangkan Arima tidak ikut dengan mereka karena Arima ingin membantu Para kadet 104 lainnya yang kehabisan Gas..

"Seperti yang aku prediksi Markas Pasti sudah di serang dan regu persediaan tidak akan datang. Krista kau bisa pergi terlebih dahulu Bersama Ymir aku harus melihat kondisi Yang lainnya.."Arima berbicara kepada Ymir dan Krista.

"Tidak!. Mana mungkin aku meninggalkan kamu.?!"Krista berteriak sambil menitihkan Air mata.

"Sudahlah Krista, ayo kita tinggalkan saja dia, apa kau tidak melihat keahliannya dalam pertempuran barusan?!. Dia tidak akan gampang terbunuh dengan keahliannya."Ymir menenangkan Krista.

Arima mengangguk Kepada Ymir."Krista aku berjanji aku tidak akan pernah mati sampai aku menikahimu."Arima memasang senyumnya yang membunuh Para wanita kembali.

"Bo-Bodoh!! Ini bukan waktunya bercanda!!."Wajah Krista langsung berwarna merah.

"Haha... pokoknya Itu pasti akan terjadi.. dan juga wanita jelek.. Jaga dia baik-baik."Arima melirik ke arah Ymir.

"Cih... lihat lah wajah mu yang seperti perempuan itu.. mana ada Lelaki berkulit putih sepertimu."Ymir memasang muka jijik.

"Hentikan kalian bersua!!."Krista berteriak.

"Baiklah. tapi kamu berjanji akan kembalikan?." Krista memandang ke arah mata Arima dengan Matanya yang lucu.

"Kamu bisa tenang aku tidak berniat mati ketika aku belum menikahimu, Kamu bisa tenang."Arima Membalas sambil menepuk kepalanya.

"Berarti Jika kita menikah kamu akan cepat mati?!!."Krista Marah dan beberapa tetes airmata mulai kelur dari matanya..

Mendengar ini Arima dibuat kaget."apa ini berarti kamu menerima aku menjadi suami masa depanmu, Krista?."

"Te-ahhhhh!!!!!."Krista langsung pergi menggunakan 3D Manufernya.

"Cih...."Ymir mengikuti Krista dengan jengkel.

"Hehe.. dia sangat imut."Arima tersenyum sendiri.

Arima menghela nafas dan kembali fokus pada keadaan yang ada di depannya sekarang... banyak rumah sudah hancur berantakan.

Arima mulai bergerak lebih ke tengah, tapi arima belum juga bertemu dengan kenalannya. Jika Arima mencari dengan cara ini akan membutuhkan waktu lama untuk melakukannya jadi dia mulai memeriksa lingkungannya, ketika sudah selesai Memeriksa lingkungan Arima berhenti di atas Rumah lalu menutup matanya.

[Sharingan!]Arima membuka matanya Di dalam pupil matanya yang berwarna merah darah, ada tiga titik Timoe yang saling terhubung satu sama lain.

Setelah Arima mengaktifkan Sharingan nya dia mulai memeriksa Di mana teman temannya berkumpul, dan Arima langsung menemukan mereka.

Arima bisa melihat Bahwa Mikasa mengangkat pedang nya ke arah Para kadet, Dia bisa melihat Ekspresi di wajah Mikasa yang terasa sangat kehilangan.

Lalu Mikasa mulai bergerak, Menuju markas Pusat untuk mengisi persediaan Gas semua kadet.

'Jadi sudah di waktu ini yah...Baiklah pertama aku harus mengisi Ulang persediaan Gas ku.'

[EMS]Mata Arima berputar dengan cepat dan membentuk Pola melingkar yang Misterius..

Arima memutar Waktu pada tabung penyimpanan gasnya dan Pedang yang sudah Hampir tumpul.

"Tunggu bukan kah aku belum menambahkan kekuatan ku kepada pedang ini."Arima melupakan Kekuatan pengeras kristal miliknya yang sudah dia latih ke tingkat kesempurnaan selama beberapa tahun di dalam ruang kamuinya.

Arima mulai berkonsentrasi dan memberikan pengerasan di ujung bilah pedang, yang tidak akan terlihat oleh siapapun, Arima mengeraskan bilah pedang dengan sangat tipis dan sangat tajam, dengan ini memotong titan Akan sama dengan memotong lumpur.

'Tapi aku tidak boleh lupa untuk menonaktifkan kemampuan ini agar tidak ada yang curiga, apalagi Banyaknya mata-mata yang akan melihat kemampuan ini.' tapi mereka harus berada di wujud raksasanya.

Arima bermanufer dengan kecepatan yang Mengejutkan dan dia tidak Menghemat gas Karena ketika dia sampai di Markas Militer Arima juga akan ikut mengisi Persediaan gas agar tidak ada yang curiga.

'mempunyai kemampuan OP memang merepotkan.' Jika Arima tidak menyembunyikan kemampuannya Pasti ada musuh yang mengincarnya atau pun keluarganya, meski Arima percaya diri akan kekuataan nya tapi dtidak ada salahnya berjaga-jaga.

....

Arima semakin dekat dengan Kelompok yang di pimpin oleh Jean karena Mikasa kehabisan gas jadi dia terjatuh ditemani oleh Armin,Conny dan akan bertemu Raksasa Eren, Arima sudah tau kejadian itu jadi tidak bermaksud mengganggu mereka.

Ketika Arima sudah sangat dekat dengan kelompok Jean Kehadiran Arima sangat mencolok dan merebut banyak perhatian.

Arima yang sekarang Tertutupi oleh Banyak darah dan Asap titan yang sedang menguap ke udara. Memang benar Di sepanjang jalan Arima melakukan Beberapa pembantaian kepada beberapa Raksasa jadi Seluruh tubuhnya Tertutupi darah titan.

Jean yang melihat ini ketakutan, karena Sosok Arima mulai mendekati Dirinya.

"Ahhh.. Jangan mendekat!!!."Jean Mulai berteriak.

Arima terdiam selama beberapa saat dan mulai memandang Seluruh Kadet satu persatu, teman-temannya di Kadet 104 semuanya ada kecuali Eren, Mikasa, Armin, Dan Conny.

"Jean Dimana yang lain?."Arima berkata dengan Tenang sambil mendekati Jean.

"Su-Suara ini apa kau Arima?!."Jean terkejut setelah mendengar suara Arima.

"Ahh.. Darah ini memang sangat mengganggu butuh waktu beberapa lama untuk menguap ke udara."Arima membersihkan Wajahnya dari darah dan mengangkat Rambutnya ke atas.

Dia memperlihatkan Wajahnya yang tampan seperti biasanya, Bahkan Wanita seperti Sasha Mengeluarkan Air liur seperti ingin memakan Arima.

Semua orang yang hadir di situ Terkejut karena Darah di baju Arima adalah darah Titan terutama Rainer, Bertolt dan Annie, mereka jelas yang paling mengetahui seberapa menakutkan titan itu di hadapan manusia biasa.'Berapa banyak yang dia bunuh' itulah yang ditanyakan setiap orang yang melihat sosok Arima yang sekarang.

"Arima!!!!!!.... Sukurlah kamu datang!!!! Dan kamu sangat tampan seperti biasanya yahh?!!!!."Sasha berlari ke arah Arima dan ingin memeluk Dirinya.

"Sasha jangan mendekatiku di tubuhku Ada banyak darah titan dan lendir apa kau tidak melihatnya?."Arima menggelengkan kepalanya melihat kelakuan bodoh Temannya ini.

"Be-Begitu ya?."Sasha sedikit menjauh.

"Baiklah Jean bagaimana Situasinya?."Arima mulai memandang Jean.

"Ke-Kenapa kau bertanya kepadaku?."Jean heran dengan pertanyaan Arima bukankah dia bisa bertanya pada yang lain.

"Ehh? Bukan kah kau yang memimpin,?"Arima memasang wajah heran.

Jean tersentak setelah mendengar Perkataan Arima, dan dia mulai berbicara."Pada awalnya kami bergerak dan di pimpin oleh Mikasa tapi Mikasa kehabisan Gas Armin dan Conny datang membantu Mikasa dan setelah itu aku yang memimpin Tapi aku malah--"Arima langsung menepuk Pundaknya.

"Sudah cukup aku mengerti, sekarang kau pimpin kembali, kita bergerak menuju ke arah markas aku akan mendukung kalian dari belakang, Jean aku minta bantuan padamu!."Arima berkata dengan tenang.

"Ta-Tapi apa kau tidak melihat Teman-Teman Kit-"

"Aku bilang sudah cukup. Jangan menghina pengorbanan mereka kembali."Arima berkata dengan Wajah yang datar tapi semua orang yang memandang Arima Merinding ketakutan.

"Jean aku menyerahkan kepadamu untuk terus memimpin jalan kau hanya harus fokus pada mencari jalan teraman, dan aku akan mendukungmu dari barisan paling belakang kau bisa tenang aku tidak akan membiarkan satupun dari kalian terbunuh."Arima berbicara kepada semua kadet yang membuat mereka merasa aman.

Jean diam selama beberapa saat dan mulai berteriak."Bergerak!!!."Jean menggertakan giginya dan mulai bermanufer.

Semua mengikuti Jean bermanufer, setelah semua Kadet melewati Arima. Arima hanya satu satunya orang di baris yang paling Belakang.

------------------------

avataravatar
Next chapter