12 KISAH PEMBUKA: MUSIM PANAS!

Perlahan aku membuka mataku, sebuah pemandangan lautan beserta sinar matahari yang menyilaukan mata dan pasir dapat kulihat. Kemudian, aku kembali menutup mata, berharap bangun dari mimpi ini. Tapi, setelah membuka mataku lagi, tetap saja pemandangan itu yang kulihat dan bukan langit-langit kamar.

"I-I…I-Ini beneran pantaaiiiii!!!" teriakku senang.

"Ah, kau bikin kaget saja, Kiki."

Mendengar itu, aku langsung kaget. Dengan jantung yang berdetak kencang, aku membalik badan untuk melihat orang yang ada di belakangku.

"Kenapa tiba-tiba kau teriak begitu, Kiki-kun?"

Ingin sekali aku menjawabnya, walau nantinya aku mengelak. Tapi, dengan pemandangan yang ada di depanku sekarang ini, aku hanya bisa diam tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun. Badanku yang panas karena terkena terik matahari bertambah panas berkat yang ada di depanku.

Karena sekarang… aku melihat Avira dan Yami memakai pakaian renang, terlebih mereka memakai bikini!! Avira yang memakai bikini biru laut dan Yami memakai bikini hijau rumput, terlihat seksi sekali!

"Woi, Kiki. Kenapa kau diam saja?" tanya Yami sambil melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Eh, ah! A-A-Aku hanya terpesona dengan pakaian renang kalian berdua, terlihat cocok sekali!"

Mereka berdua langsung menundukkan kepala. "Te-Terima kasih…" ucap mereka bersamaan.

Kemudian mereka berdua pergi begitu saja, meninggalkanku yang masih 'kepanasan'. Padahal aku sering melihat heroine-heroine di anime memakai pakaian renang, terutama bikini. Tapi tetap saja melihat secara langsung membuatku benar-benar kepanasan. Walau begitu, aku senang akhirnya impianku bisa terwujud.

"Rifki-kun."

Mendengar panggilan itu, aku kembali membalik badan. Langsung saja, aku kembali kepanasan. Rain-san yang memakai bikini hitam, Sasaki-san yang memakai bikini ungu, dan Aozora yang memakai bikini putih bertotol biru laut sambil memegang bola voli dapat aku lihat dengan jelas.

"Bertanya. Bagaimana menurutmu, Kiki-kun?" tanya Aozora.

"Ka-Kalian terlihat manis sekali!" jawabku spontan.

"Aku tidak butuh pujian dari orang yang berperan menjadi anjing!" kesal Sasaki-san.

Walau perkataannya sungguh menyakitkan, tapi tidak membuat rasa 'senang panasku' hilang atau bahkan berkurang. Rasanya, hari ini aku bisa menjadi seorang masokis.

"Rifki-kun, apa kau mau ikut main voli bersama kami?" tawar Rain-san.

"Na-Nanti aku akan menyusul."

Mereka bertiga pun pergi meninggalkanku. Padahal baru saja secara refleks aku melihat mereka pergi, aku mendengar ada seseorang yang memanggilku dari kejauhan. Saat aku melihat ke arah orangnya, ternyata itu Naruka.

"Bagaimana, Onii-chan? Aku sengaja tidak memakai bikini karena biasanya laki-laki memakai celana pendek dan telanjang dada saja, tapi karena telanjang dada tidak mungkin jadinya aku memakai kaos."

Walau Naruka hanya memakai kaos putih lengan pendek kebesaran dan celana biru pendek, tetap saja penampilannya seksi sekali. Terutama akibat kaosnya yang kebesaran, belahan dadanya hampir saja terlihat. Berkat itu, aku kembali mendapatkan 'serangan'.

"Te-Terlihat cocok, kok."

"Begitu? Baguslah. Nah, ayo kita pergi main voli!"

"Ka-Kau duluan saja, nanti aku menyusul."

Naruka pun pergi menyusul Rain-san dan yang lainnya. Selama aku melihat Naruka berlari kecil ke sana, tiba-tiba seseorang yang memakai pakaian menyelam dan topeng menyeramkan melewati sudut pandangku. Orang itu berjalan menuju tempat Rain-san.

"A-Apa itu Ookamoto-san?"

"Kiki-san~!"

Aku kembali membalik badan. Lagi-lagi aku harus mendapatkan 'serangan panas', kali ini dari Ruka, Candy-san, Shiina, dan Tetsuna-san. Ruka memakai onepiece berwarna biru bercorak bunga putih, Candy-san memakai onepiece putih bercorak bunga biru, Shiina memakai onepiece kuning, dan Tetsuna-san memakai onepiece merah muda.

"Bagaimana penampilan kami~?" tanya Ruka.

"Ka-Kalian terlihat manis sekali…"

"A-Aku tidak butuh pujianmu, hmph!" elak Shiina.

"Terima kasih, Rifki-san," ucap Candy-san.

Mereka berempat pun pergi meninggalkanku. Memang benar mereka memakai pakaian renang yang lebih menutup, tapi tetap saja kepanasan melihat mereka. Padahal, kalau di anime aku biasa saja kalau ada heroine yang memakai pakaian renang begitu.

"Kau memang benar-benar mesum. Ternyata benar kata Intan-chyan."

Aku langsung melihat Gadis-chan yang sudah ada di sampingku. Dia memakai bikini warna putih bercorak bunga merah dengan bawahannya seperti rok pendek dengan warna dan corak sama.

"Ke-Kenapa kau melihatku begitu? Ah, kau pasti akan memuji pakaian renangku. Dasar mesum."

Memang benar dia terlihat manis sekali dengan bikini itu dan aku ingin memujinya, tapi ada satu hal yang harus aku katakan kepadanya terlebih dahulu. Jadi, aku menaruh tanganku di atas rambutnya dan mengusapnya lembut.

"Terima kasih, Gadis-chan. Berkatmu, aku bisa mendapatkan kesenang ini."

Entah karena malu berpikir perkiraannya salah atau akibat aku tiba-tiba mengelus kepalanya, Gadis-chan menundukkan kepalanya dengan wajah yang memerah. "Sebaiknya kau cepat pergi, mereka menunggumu," ucap Gadis-chan masih menundukkan kepala.

Aku pun berhenti mengelus kepala Gadis-chan. "Kau benar. Kalau begitu, aku pergi dulu! Sekali lagi, terima kasih." Kemudian, aku pergi menuju tempat Rain-san dan lainnya.

Aku memang benar-benar berterima kasih kepadanya, walau ini sebenarnya rencana 'harem' untukku. Aku tidak tahu dengan cara apa Gadis-chan bisa membuat semua penghuni asrama ikut ke villa pribadi milik keluarga Gadis-chan, bahkan Toshiko-san ikut. Berkat itu, kekesalanku karena tidak bisa ikut study tour tergantikan.

Selesai giliranku bermain voli dengan mereka selesai, aku pun memutuskan untuk istirahat di bawah payung besar yang sudah dipasang sebelumnya. Selain itu, kotak besar berisi minuman dingin tersedia di sana.

Saat hampir sampai di sana, aku melihat Toshiko-san yang memakai pakaian renang sekolah sedang duduk membaca buku. Dia terlihat sangat serius sekali membaca bukunya.

"Ano… Toshiko-san. Bolehkah aku ikut berteduh di sini?" tanyaku.

Dia langsung melihat ke arahku dengan tatapan datar. "Silahkan saja, Rifki-kun," balasnya. Kemudian dia melihat kembali bukunya.

Aku pun langsung duduk sedikit jauh di sebelahnya. Saat hendak aku mau mengambil minuman di kotak, tiba-tiba terdengar seseorang memanggilku, jadinya aku membatalkannya dan melihat orang itu. Ternyata itu Tsusakiyama-san. Dengan bikini warna coklat dan mangkuk kecil berisi es serut dengan sirup merah di tangan, dia menghampiriku.

"Rifki-san, aku bawakan es serut ini untukmu," ucapnya sambil menyodorkan es itu kepadaku.

"Eh, ah! Te-Terima kasih…"

Aku pun menerima es serut itu dan langsung memakannya. Tiba-tiba kepalaku terasa dingin sekali, rasanya otakku mau membeku.

"Aku dengar kau penasaran sekali dengan es ini, jadinya aku membelikannya. Maaf, aku tidak bilang dulu, heheheheh."

"Ta-Tak apa-apa…"

Aku lupa kalau ada jenis es serut yang seperti ini, padahal es seperti ini identik sekali di anime-anime. Mungkin karena aku menyangka ekpresi pemain anime itu setelah memakan es serut seperti ini hanyalah dilebih-lebihkan, jadinya aku lengah.

"Nah, habiskan, ya. Aku pergi dulu." Tsusakiyama-san pun langsung pergi begitu saja.

Aku benar-benar bingung dengan dirinya, kadang sikapnya dingin kepadaku dan kadang sebaliknya. Ditambah, aku tidak menyangka dia menjahiliku seperti ini. Apakah dia benar-benar menerimaku atau kepribadian keduanya yang menerimaku?

"Bagaimana aku menghabiskan i…" Kalimatku terhenti karena tadi tidak sengaja melihat Toshiko sempat melihat es serut ini. "Buatmu saja, Toshiko-san." Aku pun menggeser es serut itu ke dekat Toshiko-san.

Belum sempat mendengar kalimatnya yang menolak atau menerima pemberianku, aku mendengar seseorang memanggilku. Ternyata itu Muse, dia memakai bikini merah dan memegang botol krim sunblock.

"Kiki-san, tolong oleskan krim ini kepadaku~!" pintanya.

"Eh, ta-ta-ta…"

"Aku mohon~" ucapnya sambil memasang wajah memelas.

"Ba-Baiklah!"

Muse pun langsung memposisikan diri tengkurap dan membuka pengait branya. Tentu aku yang melihat itu langsung panik sambil melihat sekeliling, berharap tidak ada orang yang memegang handphone. Setelah cukup melihat sekitar yang ternyata tidak ada orang yang memegang handphone, aku pun hendak memulai mengoleskan krim sunblock ini ke punggung Muse.

"Tuan, biar aku saja yang melakukan itu."

Terkejut mendengar perkataan itu, aku langsung melihat orang itu. Ternyata itu Allyn yang sudah memakai bikini kostum maid. Dia benar-benar terlihat seksi dan manis sekali!!

"Tidak mau! Aku maunya sama Kiki-san!" protes Muse tiba-tiba.

"Ma-Maaf, Muse… Tolong, ya, Allyn."

"Dengan senang hati, Tuan."

Aku pun langsung memberikan sunblock ke Allyn dan membelakangi mereka. Alasan aku menerima tawaran Allyn adalah untuk kesehatan jantungku, aku takutnya nanti malah terkena serangan jantung. Padahal aku sangat berharap sekali mendapatkan event seperti ini, apalagi melakukannya kepada seorang loli. Tapi, mengingat kalau nanti aku terkena serangan jantung, mereka bisa cemas, apalagi keluargaku. Aku tidak ingin itu terjadi, apalagi kalau keluargaku mendengar alasanku terkena serangan jantung adalah terlalu gembira mendapatkan fanservis dari loli.

"Loh, sejak kapan esnya hilang?" gumamku bingung melihat mangkuk kecil yang seharusnya berisi es serut kini sudah tidak tersisa satu butir pun.

***

Malam hari pun tiba. Sekarang aku sedang di dekat gerbang kuil, menunggu kedatangan para gadis-gadis. Rencananya, kami akan mengunjungi festival di kuil ini. Yah, seperti di anime-anime, festival musim panas juga menjadi identik kegiatan di musim panas.

"Mereka lama sekali…" gumamku. "Padahal aku tidak sabar ingin melihat mereka memakai yukata."

Aku pun melihat sekeliling untuk mencari mereka, tapi yang kulihat malah orang asing. Bahkan, ada beberapa pasangan kekasih yang sedang bergandengan tangan dengan mesra. Hal itu membuatku sedikit kesal karena menunggu kedatangan mereka.

"Ah, sebaiknya aku coba stan itu. Lagipula letaknya dekat sekali."

Aku pun berjalan menuju stan penarik hadiah yang kebetulan sangat dekat sekali dengan gerbang kuil ini. Jadi, kalau mereka datang, mereka bisa melihatku sedang di depan stan itu. Selain itu, tidak banyak orang yang berkumpul di sini.

"Permisi, aku ingin mencobanya!"

"Oh silahkan. Harganya 20 yen."

Aku pun membayarnya dan bapak yang menjaga stan ini langsung menyodorkan beberapa tali merah menggantungkan kertas yang ada tulisannya. Aku langsung saja menarik salah satu talinya, tanpa berpikir panjang.

"Selamat, Tuan mendapatkan sebuah gantungan kunci," ucap bapak itu. "Nah, ini gantunganya." Bapak itu menyodorkan gantungan kunci beruang kecil yang memeluk bantal hati.

Aku pun langsung mengambilnya dan melihat baik-baik gantungan ini. "Sebaiknya dikasih saja, mana mungkin aku memakai gantungan seperti ini," gumamaku.

"Kiki-kun!"

Mendengar panggilan itu, aku langsung melihat ke arah gerbang kuil. Mereka akhirnya datang juga. Aku bisa melihat dengan jelas mereka semua sudah datang dan sudah memakai yukata yang terlihat cocok sekali dengan mereka.

Aku pun menghampiri mereka. "Wah, kalian terlihat cantik sekali," ucapku spontan setelah di dekat mereka.

Ekpresi yang berbeda-beda ditunjukkan oleh mereka, walau begitu kurasa mereka senang mendapatkan pujian dariku. Akhirnya, impianku yang lain bisa tercapai, yaitu melihat gadis-gadis manis memakai yukata.

Ini pertama kalinya aku mengikuti festival, sungguh menyenangkan sekali, apalagi bersama dengan gadis-gadis manis seperti mereka. Walau sikap mereka berbeda-beda kepadaku, tapi aku tetap senang bisa merasakan hal ini. Apalagi saat memainkan permainan atau membeli makanan dan minuman di stan-stan. Selain itu, aku bisa sedikit lebih mengenal mereka secara pribadi.

Akhirnya, saatnya menonton kembang api. Kebetulan kami mendapatkan tempat yang bagus, padahal banyak sekali orang di sini. Tapi, itu juga karena kami sengaja menggelar dulu tikar besar di sini dan bergantian menjaganya.

Kami semua duduk melihat langit malam yang indah, sambil menunggu waktunya kembang api diluncurkan. Begitu juga dengan semua orang yang ada di sini.

"Aku jadi tidak sabar, kalau ini berakhir berarti impianku merasakan event di musim panas sele-" Kalimatku terhenti karena aku merasakan getaran di saku celanaku.

Aku pun mengambil handphone di saku celana. Ternyata ada sebuah pesan dari Onee-chan. Isinya adalah 'Bagaimana, apakah sangat menyenangkan bisa mencuci matamu? Biar kutebak, pasti kau sangat menikmatinya, bahkan sampai sekarang kau masih mengingat pakaian renang mereka. Dasar mesum'.

Dasar, padahal dia sendiri yang merencanakan ini. Yah, tapi aku tidak bisa mengelak masalah 'senangnya' dan 'mengingatnya'.

"Eh, ada tambahan…"

Selain pesan itu, ternyata ada pesan yang sengaja dienter panjang. Jadi aku harus mengscrool cukup jauh. Setelah sampai di pesan itu, aku bisa melihat pesan 'Apakah kau sudah menentukan pilihanmu?' bercetak tebal.

Sepertinya maksudnya dari pilihan yang ingin aku jadikan pacar di rencana harem buatannya. Dibilang menentukan pilihan, kurasa belum bisa dibilang begitu. Tapi, kalau perasaan ingin lebih kenal lagi kurasa ada. Dan dia adalah…

*DOR DOR DORRR

***

Sekarang aku sedang di kamarku, ini adalah malam dua hari setelah festival musim panas itu. Pengalaman itu bagaikan sebuah mimpi indah, benar-benar tidak disangka. Jadi aku putuskan untuk tidak akan pernah melupakan pengalaman itu, apalagi saat di pantai.

Selain itu, aku putuskan juga akan mengakhiri rencana harem dari Onee-chan. Sepertinya aku tidak boleh terlalu lama melakukan itu, apalagi kalau sampai mereka benar-benar menyukaiku, pastinya nantinya akan menyakitkan untuk mereka.

Aku tidak ingin membuat mereka mendapatkan harapan palsu, melakukan perjuang yang sia-sia, dan rasa sakit yang menumpuk akibat menyembunyikan rasa suka mereka terlalu lama.

"Rasanya aku melupakan sesuatu…"

******************************************

Untuk selanjutnya, mulailah memasuki rute tiap heroine. Mungkin tidak sesuai yang diinginkan pembaca, tapi kuharap pembaca mau setia membaca ceritaku ini. :)

avataravatar
Next chapter