6 Pulau Ahool

Pagi ini Wasishta, Adidev dan para klan Arya muda yang lain beristirahat untuk mencari tempat persembunyian dan menambah perbekalan, setelah semalaman mereka tak sempat membawa bekal makanan, dan bahkan mesin kendaraan ini mulai memerlukan bahan bakar alam untuk cadangan nanti. mereka mendarat di sebuah pulau, tepatnya sebuah pulau yang tak berpenghuni, hanya ada hutan belantara dengan pohon-pohon tinggi yang tumbuh subur dan lebat merapat, cocok sebagai tempat persembunyian.

Mereka semua segera menyebar begitu sampai pulau, untuk mencari semua yang dibutuhkan, seperti makanan untuk persediaan, ranting kayu untuk api unggun dan lainnya. Sementara para Arya muda menyebar, Bara dan peofesor Abimata mengecek mesin kendaraan terbang tersebut. Wasishta juga ikut berkeliling ke sekitar mencari kebutuhan perbekalan dan persembunyian bersama Adidev, akhirnya mereka memutuskan lagi untuk berpencar, saat berpencar untuk mencari makanan dan perlengkapan api unggun, di tengah hutan Wasishta tak sengaja menemukan sebuah gua di pedalaman hutan tersebut, ia segera memberi tahu Adidev tentang temuannya.

"Adidev lihat apa yang ku temukan, ayo cepat kemarilah!" lapor Wasishta sambil menarik lengan Adidev.

"Itu ada gua disana, mungkin kita bisa bersembunyi disana untuk malam ini jika memungkinkan? karena sepertinya para tentara monster klan Abra telah mengetahui keberadaan kita!" sambungnya lagi.

"Kita coba selidiki dulu di dalam sana!" ucap Adidev singkat. Mereka berduapun masuk untuk melihat gua tersebut, mereka hanya tak ingin ada seseorang yang bersembunyi di gua itu lalu melaporkan keberadaan mereka setelah sebelumnya terjadi dengan klannya. Adidev semakin menjadi lebih waspada kali ini.

Merekapun masuk semakin jauh ke dalam gua yang di luarnya terlihat kecil, namun saat masuk semakin dalam ke gua tersebut Semakin terlihat besar dan megahnya gua itu, dan hiasan stalaktip dan stalakmit yang membuat kedua pasang mat itu takjub. banyak kelelawar kecil bertengger dalam gua tersebut, suara mat air bawah tanah semakin membuat tenang, mereka mencoba masuk semakin dalam kali ini, ada dua cabang di dalam gua, kiri dan kanan mereka memutuskan untuk berpencar, Adidev disebelah kiri dan Wasishta ke sebelah kanan.

"Aaarrrgghhh!!!" terdengar suara Wasishta berteriak dari lubang kanan, tiba-tiba terdengar suara kepake sayap yng begitu besar setelah Wasishta berteriak. Adidev yang mendengar teeiakan itu langsung keluar dan menuju ke sumber suara, belum sampai ia masuk sepenuhnya ke gua sebelah kiri tersebut. yang di lihat Adidev begitu menakjubkan, banyak sekali, dengan bentuk seperti kelelawar, namun tubuhnya setinggi manusia dewasa, semuanya sedang tertidur pulas di dalam sarangny sampai akhirnya suara Wasishta membangunkan mereka, dan menabrak tubuh Wasishta, untung Adidev berhasil menarik tangan Wasishta dengan cepat. Lalu makhluk-makhluk itu kembali tertidur bertengger di antara bebatuan gua, satu diantara mereka lebih kecil dengan warna putih, mengawasi mereka berdua dari gendongan ibunya, dan kemudian mengeluarkan suara "Ahool!" lalu yang lain tiba-tiba ikut bersautan "Ahool!" kemudian senyap lagi.

Adidev memberanikan diri untuk masuk ke sarang mereka, diantara sayap-sayap mereka, wajah makhluk tersebut memang mengerikan, namun terlihat begitu menakjubkan bagi Adidev, ia ingin tahu monster apakah yang ada di hadapannya ini? mu gkinkah legenda Ahool itu nyata? ia segera memotret temuannya ini dengan hati-hati, lalu mereka keluar dari sarang tersebut dengan perlahan agar tak kembali mengganggu mereka. mereka berdua lalu mencoba melihat ke arah kiri dan ternyata disana lebih banyak lagi ia melihat makhluk yang sama, lebih besar lagi dari sebelumnya, mungkin ini adalah yang terbaik dari kelompoknya namun ada yang mencolok diantara mereka, bulunya lebih berwarna merah, tubuhnya lebih besar dari yang lain, mungkin itu adalah pemimpinnya. Adidev mencoba kembali mendekati dan memotret makhluk tersebut dengan hati-hati agar tak mengganggu kenyamanan makhluk itu. lalu mereka kembali keluar, dan tak menerus untuk masuk kedalam lagi, mereka akan memilih mencari tempat persembunyian yang lain, untuk bermalam nanti. tapi temuannya benar-benar membuat Adidev dan Wasishta takjub meskipun Wasista mengetahui semua tentang Atlanesia, tapi ia tak pernah melihat semuanya begitu dekat, hanya dengan manusia Atlanesia saja, selain itu ia tak pernah melakukannya.

Adidev segera mencari keberadaan profesor untuk melaporkan keberadaan makhluk tersebut, mungkin profesor akan menyukainya. dan bisa menelitinya nanti bersama Adidev. Wasishta hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol klan Arya muda itu. seperti anak kecil yang menemukan permen kesukaannya, ia kemudian mengambili semua barang yang di jatuhkan dan di tinggalkan Adidev begitu saja, dengan kekuatannya ia membawa barang-barang tersebut hingga ketempat mobil tadi berada.

Sesampainya di tempat kendaraan mereka berada, Adidev segera menemui profesor yang sedang asik membaca buku milik Adidev, sedangkan Bara masih sibuk membersihkan dan mengelap kendaraan hingga terlihat begitu mengkilap.

"Profesor, profesor! Lihat apa yang ku temukan di hutan ini!" teriak Adidev sambil berlarian seperti anak kecil yang menemukan mainan baru. ia terlihat terlihat begitu memikat hati saat tersenyum, mungkin semua wanita akan langsung mencintainya begitu melihatnya tersenyum, benar-benar seperti anak kecil. Washista kemudian muncul tak beberapa lama kemudian sambil membawa semua kebutuhan rombongan yang ia dan Adidev temukan.

Profesor yang kaget mendengar teriakan Adidev langsung menutup buku milik Adidev dan menoleh kearah anak itu. yak lama ia juga melihat Washista dengan banyak barang di sampingnya. cukup membuat profesor terpukau dengan kekuatan gadis itu. lalu tiba-tiba "plak" sebuah pukulan keras mendarat ke kepala belakang Adidev setelah ia berdiri tepat di hadapan Profesor.

" bocah tengik, bagaimana kau bisa biarkan seorang gadis membawa barang sebanyak itu?" suara profesor meninggi. Adidev segera menoleh ke belakang, ia baru ingat jika tadi menemukan banyak buah, dan ranting untuk kebutuhan dan ia simpan di tas serba gunanya, tas itu bisa menjadi jaring untuk menjaring ikan, bisa menjadi kantong yang lebar dan lainnya sesuai yang di butuhkan pengguna, bahkan tas itu juga bisa jadi payung saat di butuhkan.

Adidev langsung menghampiri Wasishta dan meminta maaf, karena lancang meninggalkan seorang Ardanareshwari dengan semua barang itu. meskipun Wasishta tidak keberatan sama sekali ( dalam arti yang sebenarnya) karena ia hanya perlu mengeluarkan sedikit kekuatannya untuk membawa barang tersebut.

**********

Malam harinya, semua klan Arya muda sudah berada di tempat yang sama, ada yang di luar dan di dalam kendaraan, mereka akhirnya bersepakat tidur di dalam kendaraan bersama- sama, kendaraan ini kelihatan begitu sempit di luar, tapi begitu masuk akan terasa beradaa di rumah yang megah hanya dengan menekan sebuah remote kecil yang dibawa Bara, ia memodifikasinya begitu detail sehingga terlihat sempurna.

Profesor telah mengetahui temuan yang di dapat Adidev, ia segera mencari tahu makhluk apakah itu dari buku digital miliknya yang merupakan salah satu karya dari ilmu modern buatannya, sebuah kotak kecil dengan sebuah lampu yang akan menampilkan layar transparan dengan semua bacaan yang terbilang cukup lengkap, seperti ensiklopedia, sejarah dan lainnya, benda ini seperti perpustakaan pribadi milik profesor. Ia menemukan tentang sebuah makhluk mitologi yang di percaya dari peradaban Kuno hingga sekarang, makhluk ini bernama Ahool, karena suaranya seperti itu. ciri-cirrinya seperti yang dilihat oleh Adidev dan Wasishta. kemudian tiba-tiba terdengar suara kepakan sayap besar dalam jumlah banyak mengitari seluruh hutan, semua yang tadinya berada di luar langsung masuk ketika melihat seklebatan makhluk besar bersayap melintasi mereka, bukan apa-apa mereka hanya menjauh diri dari serangan yang tidak diinginkan, kejadian kemarin malam yang begitu mendadak membuat trauma tersendiri bagi mereka,

Terdengar suara senjata api dari kejauhan beberapa kali, cukup lama, bebarengan dengan suara Ahool yang terlihat menyayat hati, seperti sebuah tangisan minta tolong, bahkan sampai membuat Wasishta menangis mendengarnya. Adidev juga mendengar hal itu, lalu bertanya pada Wasishta apa yang terjadi.

"Ada apa dengan mereka? apa kau mengetahui sesuatu?"

"mereka memerlukan pertolongan, mereka menangis ingin dibebaskan dari jebakan dan tak ingin mati sia-sia seoerti saudaranya yang lain sebelumnya! itu kata mereka! dengan isakan tangis Wasishta segera pergi keluar menuju arah suara senapan tadi, Adudev dan Bara langsung mengikutinya di belakang karena tak ingin terjadi apa-apa dengan Ardanareswari tersebut. tak beberapa jauh dari tempat persembunyian mereka ternyata para tentara klan Abra sedang berburu makhluk tersebut, dan mengambil banyak darah dari para monster itu hingga membuat mereka kehabisan darah, mereka bertiga hanya bisa bersembunyi saat ini melihat apa yang terjadi. Setelah mendapatkan cukup darah mereka merekapun membuang mayat monster tersebut begitu saja di hadapan para monster lainnya yang tak bisa berbuat apa-apa, bahkan pemimpi kelompok monster tersebut hanya bisa melihatnua saja tanpa dapat melakukan apa-apa, karena jika mereka melawan dan menyerang tentang monster itu malah membuat mereka kesakitan dan semakin banyak korban dari mereka. Adidev mengamati makhluk yang di kenal dengan Ahool itu, ia merasa makhluk ini begitu cerdas sebenarnya, sedanglan Wasishta dan Bara masih mengamati tentang monster Abra mengeksekusi hewan-hewan raksasa tak berdosa itu. satu hewan tertangkap bersama anaknya, lalu anaknya di masukkan ke dalam tas serba guna sama seperti milik Adidev tadi. dan membunuh ibunya, anaknya hanya bisa berteriak, sedangkan kelompok yang lainya dapat berbuat apa-apa, lalu meninggalkan makhluk terakhir yang telah dibunuh tadi, dan anaknya yang di tangkap.

Wasishta sudah tak sabar lagi, ia tak ingin sesuatu terjadi oleh makhluk yang belum dewasa itu, secara diam-diam dengan kekuatannya ia memindahkan makhluk itu ke tempat yang aman, sama seperti yang ia lakukan dengan klan Arya muda waktu itu, monster-monster itu tak melihat keberadaan hewan yang di tangkapnya tadi, seperti menghilang tak berbekas, Wasishta juga terpaksa membekap mulut hewan itu dengan kekuatannya agar tidak mengeluarkan suara yang bisa membuatnya ketahuan.

Akhirnya para tentara Abra itu pergi hanya dengan membawa darah milik Ahool dan membiarkan anak Ahool itu menghilang. Wasishta dan yang lainnya segera menyelamatkan anak Ahool tadi dan mengajaknya bersama Wasishta ia merangkul Wasishta yang sepadan dengan tinggi tubuhnya seperti minta gendong oleh ibunya.Namun karena tinggi makhluk itu dengan Wasishta sama mereka malah terlihat seperti berjalan bersama Sedangkan Adidev dan Bara menguburkan bangkai hewan tersebut bersamaan setelah mereka membuat lubang tak jauh dari bangkai-bangkai hewan itu berada, mereka berdua kemudian kembali, bersama Wasishta dan anak Ahool yang berhasil mereka selamatkan.

avataravatar
Next chapter