webnovel

Part 1 || Dark Moon

Satu-satunya cahaya malam ini, malah meninggalkan SeokJin, wajah yang tertunduk lesu diatas setir mobil, nafasnya tak karuan karena tangis. Tak ada lagi suara dari orang-orang yang memekakkan telinga. Sepertinya sudah terlalu lama ia berada di lokasi yang sama.

SeokJin mengangkat wajahnya guna melirik jam yang melingkar ditangannya. Sebelum kedua matanya tertuju pada bulan gelap yang telah menyatu bersama matahari. Yaa hari ini adalah gerhana bulan.

Tak jelas, pandangan begitu minim hanya cahaya lampu temaram yang tersorot dari arah kuil.

SeokJin menghapus air mata yang sedikit mulai mengering dari sudut mata dan pipinya dengan tangan kosong. Ditengah kesedihannya, ia dikagetkan oleh seseorang yang mengetuk kaca pintu mobil dengan keras hingga membuat matanya membulat sempurna, dengan tubuh yang tersandar sedikit dimiringkan.

"Tuan, kumohon tolong aku ! Seseorang mengejarku." seorang gadis meminta tolong, ada apa? Pikiran itu mengudara dikepala SeokJin dalam diamnya, sekali lagi gadis itu menggedor-gedor kaca pintu mobil SeokJin.

"Tuan, kumohon !" Sesaat wajah gadis itu tersibak, menampakkan fitur wajah yang tak asing bagi SeokJin tapi juga tak begitu jelas_samar. Dahinya mengerut memeta setiap lekuk dalam kegelapan tapi suasana saat itu benar-benar menyamarkan. Hingga satu pukulan di kap mesin mobil, memecah lamunan seokjin saat ia melihat seseorang lainnya dengan pakaian serba hitam semakin mendekat kearah gadis itu.

SeokJin segera beralih membuka pintu belakang mobilnya, lalu gadis itu masuk bersembunyi dan berjongkok menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Seakan sangat ketakutan dengan sosok orang yang mengejarnya.

Sedang orang yang mengejarnya tadi sudah pergi entah kemana, hilang ditelan gelapnya malam.

"Tuan aku mohon, pergi dari sini. Aku benar-benar takut." titah gadis itu dengan suara bergetar memohon agar SeokJin menurutinya, untung saja SeokJin tak banyak bertanya dan segera menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan kuil yang sedari siang ia datangi.

Dengan cepat ia memutar kendali mobilnya agar segera keluar dari kuil. Diperjalanan ia menawarkan sebotol air minum yang tersimpan disisi kemudi, kearah belakang tempat sigadis berada dengan pandangan yang masih lurus ke jalanan. "Minumlah..." ujar SeokJin dengan tangan yang masih memegang erat botol minuman, yang segera di ambil oleh sigadis.

"Gumawo. Aku Choi In Ha." gadis itu memutar tutup botol guna meloloskan satu tegukan untuk membasahi kerongkongannya yang sudah sangat kering.

SeokJin masih terdiam, fokus pada jalanan gelap didepannya. Sambil sesekali melirik bulan yang perlahan mulai menampakkan sudut cahayanya tanda sang matahari sudah sedikit bergeser dari posisinya. Tak ada suara lanjutan. Keduanya hanya diam. Sampai SeokJin berhenti disebuah minimarket dipinggir jalan untuk membeli sesuatu dan segera kembali kedalam mobil.

Ia menyalakan lampu yang berada ditengah mobil untuk memastikan kondisi gadis itu.

"Aku membeli roti. Makanlah." Ia kembali memeta gadis yang baru ditemuinya itu, penuh luka itulah gambaran sekilas yang dilihat seokjin, sedang wajahnya menunduk enggan diperlihatkan.

"Namamu?"

Pertanyaan yang rasanya tadi sudah di jawab oleh gadis itu, jauh sebelum SeokJin bertanya.

Makannya terhenti, dengan roti yang masih berada didalam mulut belum usai dikunyah.

"Choi In Ha, namaku." Lalu ia lanjut mengunyah makannya dan segera menelannya.

"Choi In Ha ? Namamu ..." SeokJin mengulangi perkataan gadis itu, ia menampakkan senyum disalah satu sudut bibirnya. "Nama yang sama, nama yang ia tangisi dikuil tadi..." batin SeokJin.

"Ahh...namaku Han SeokJin. Sepertinya kau terluka. Selesaikan makanmu, dan kita akan pergi ke apotik membeli beberapa obat-obatan." SeokJin kembali duduk pada kursinya, menghadap kearah depan. Dengan perasaan yang masih menyimpan rasa penasaran dengan wajah gadis yang ada dibelakangnya.

"Aku sudah selesai." ujar gadis itu, sesaat membuyarkan atensi SeokJin, yang langsung memacu mobilnya pergi dari depan minimarket menuju apotik.

Beberapa obat-obatan dibelinya, setelah melihat luka yang ada ditubuh gadis itu.

"Apa kau punya tujuan ? Aku akan mengantarmu!" tanya SeokJin,

"Aku tak tau, dan aku tak yakin..." Mendengar jawaban inha, SeokJin terdiam sejenak lalu memutuskan untuk membawa inha pergi ke apartemennya. Lagipula ini sudah larut. Tak baik jika inha berkeliaran dijalan.

"Baiklah kita kerumahku saja. Kau bisa beristirahat disana. Aku juga sudah lelah." Gadis itu mengangguk tanpa memiliki pilihan untuk menolak.

Perjalanan mereka terlalu jauh dan melelahkan, yaa jarak sokcho menuju Seoul memang cukup jauh untuk ditempuh dengan mobil, apalagi kondisi SeokJin yang sedang tak begitu baik. Ia pergi menghadiri acara pemakaman kekasihnya. Gadis yang teramat dicintainya. Gadis yang kehilangan nyawa karena kesalahannya. Kesalahan yang menginginkan kesempatan untuk diperbaiki.

..

..

Trust(day), 13102020

14:01 wita

to be continue...