webnovel

Prolog

Tidak ada yang tertukar, tidak ada pula yang salah alamat. Semuanya tepat pada waktunya,

pada pemiliknya. Kamu boleh berencana, tapi tetap, serahkan segalanya hanya pada Allah Ta'ala.

Tenang lah Dear, tak perlu pusing memikirkan perihal jodoh, yang sekarang perlu kita lakukan hanya berikhtiar yang di iringi dengan do'a supaya kelak kita semua bisa mendapatkan jodoh sholih yang bisa membawa kita menuju ke Jannah-Nya. Tetapi tetap, kita juga mesti terus memperbaiki diri, jangan hanya berharap mendapatkan jodoh yang sholih maupun sholihah sedangkan diri sendiri masih tak karuan. Ibadah masih awut-awutan, akhlak pun tak karuan.

Ingat ya dear jodoh itu cerminan diri sendiri, jika kita sibuk memperbaiki diri sendiri, sibuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah, memperbaiki kualitas ibadah kita kepada Allah, percayalah, Allah juga tengah sibuk memperbaiki kualitas jodohmu.

Assalamu'alaikum Ketiga Imamku

ASIH SEFIANA

đŸŒ±đŸŒ±đŸŒ±

"Ab-bi." Cicit gadis berusia tiga tahunan itu dengan tangan kanan yang menunjuk laki-laki yang berdiri tak jauh dariku dan gadis kecil bernama Syifa itu.

"Abinya Syifa ya?" tanyaku tanpa menoleh ke arah yang Syifa tunjuk.

"Iya Nte, dadah Nte Cipa puyang ya Assayamuayaikum?" ujar Syifa yang kini tengah mencium punggung tanganku.

"Dadah sayang, Waalaikumsalam. jangan lari-lari Syifa nanti kalau Syifa jatuh bagaimana?" himbauku saat tubuh mungil Syifa berlari menjauhiku dan berlari ke halaman belakang rumah Mas Azmi dengan melewati pintu pagar yang menghubungkan antara halaman belakang rumahku dan rumah Mas Azmi.

"Anak Abi dari mana, heum?" ujar seorang laki-laki yang suaranya terdengar sangat familiar di telingaku.

"Ab-bi, Abi." Seru Syifa lagi.

Ku dongakkan sedikit kepalaku untuk mencari sumber suara yang tadi terdengar sangat familiar di telingaku itu.

Deg!

Di detik itu juga aku merasakan hatiku yang tiba-tiba seperti tengah di rajam oleh ratusan ribu jarum tajam di tempat yang sama, rasanya seperti ada tangan tak kasat mata yang dengan ganasnya tengah meremas-remas hatiku hingga membuatnya terasa nyeri tak terkira.

Ternyata suara berat nan lembut itu berasal dari laki-laki yang sempat mengutarakan niatnya kepadaku yang katanya dalam waktu dekat ini akan mengkhitbahku untuk menjadi pelengkap separuh Agamanya. Ralat, bahkan waktu pelaksanaan lamaran itu akan terjadi dua hari yang akan datang. Siapa lagi lelaki itu jika bukan Muhammad Azmi Al-Akbar.

Laki-laki yang selalu berpakaian rapi dan berbicara dengan tutur kata yang lembut itu tengah berdiri di halaman belakang rumahnya dengan senyuman yang tak lepas dari sudut-sudut bibirnya.

Bukankah Abi itu panggilan dari seorang anak untuk Ayahnya?'

Apakah barusan Syifa memanggil Mas Azmi dengan sebutan Abi? Apakah itu artinya benar jika Mas Azmi adalah Ayah dari gadis cilik itu?

Semua pertanyaan itu mendadak berputar-putar di kepalaku.

Ini pasti aku yang sedang bermimpi, mana mungkin Mas Azmi berniat menjadikanku istri keuduanya, iya kan. Mana mungkin Mas Azmi sejahat itu? Dugaanku selama seminggu ini salah kan? Mas Azmi gak bermaksud mempermainkan aku kan? Seseorang tolong katakan padaku jika yang ku lihat dan ku dengar barusan tidaklah nyata.

Ku tepuk pelan pipiku dari balik cadar, aku hanya ingin memastikan jika yang ku dengar dan kulihat itu hanyalah sebuah mimpi buruk.

Tapi mengapa ini masih terasa, apa itu artinya ini bukanlah mimpi seperti yang kuharapkan? Apakah ini berarti semua kejadian yang ku lihat ini nyata? Apakah semua dugaanku benar? Apakah pertunangan kami akan benar-benar batal? Apa malam ini aku harus membicarakan perihal batalnya pertunanganku dan Mas Azmi? Begitu kah?

Ku gelengkan kepalaku lemah di saat hati kecilku mengatakan jika ini nyata dan saat ini aku bukan sedang bermimpi.

Tidak lama kemudian, Syifa berlari ke arah Mas Azmi yang tengah berdiri di halaman belakang rumahnya dengan senyum tulusnya yang selalu membuatnya terlihat semakin manis, dan dengan sigap tangan kokoh lelaki itu merengkuh tubuh mungil Syifa kedalam gendongannya.

"Masyaa Allah, Syifa sudah berat ya sekarang? Syifa bawa apa ini? Kok mirip seperti pelangi? Syifa dapat dari mana Nak?" tanya Mas Azmi yang masih terdengar jelas di telingaku, karena jarak kami yang memang tidak terlalu jauh.

Akkkkkkk...

Rasanya ingin sekali aku meneriakan itu bukan hanya di dalam hati.

Aku ingin marah! Aku ingin kecewa! Tapi harus kepada siapa lagi ku tumpahkan rasa sakit ini jika bukan kepada-Nya.

Allah, aku masih belum percaya dengan semua fakta pahit ini, walaupun dugaan ini sudah ada semenjak seminggu yang lalu. Entah mengapa rasanya aku belum saja ikhlas menerima ini.

"Dari Nte cantik Abi." kata Syifa.

"Sudah bilang terimakasih belum sama Tantenya?" tanya lelaki itu pada Syifa.

"Cudah Abi."

"Masyaa Allah, anak Abi memang pintar." Puji Mas Azmi kepada Syifa yang masih terdengar jelas di telingaku.

Apa tadi katanya?! Anak Abi?!

Anak Abi? Barusan aku sedang tidak salah dengar kan? Barusan Mas Azmi menyebut Syifa dengan sebutan 'anak Abi' kan?!

Hah! Sudah kuduga.

Semuanya sudah jelas kan jika Mas Azmi adalah Abinya Syifa, Syifa adalah anak dari Kak Naima, dan itu artinya Kak Naima adalah istri dari Mas Azmi. Benar begitu bukan? Aku tidak salah, kan?

"Astagfirullahaladzim." Ucapku lirih.

"Terimakasih Aiza." Kata Mas Azmi yang membuatku mendongakkan kepala kemudian ku jawab dengan sebuah anggukan pelan.

Selang beberapa detik kemudian tiba-tiba seorang perempuan dengan perut buncit khas orang yang sedang mengandung datang menghampiri Mas Azmi dan Syifa. Iya, perempuan yang mendatangi Syifa dan Mas Azmi itu istinya, Kak Naima.

"Makanannya udah siap, ayok kedalam! Kamu di panggil Ummi lho Mi." Kata perempun berkulit putih dan berfisik cantik itu.

Setelah mendengar penuturan perempuan yang sedikit mirip dengan Ummi Asiyah itu, Mas Azmi mengeluarkan suara halusnya "Enggak, emang Ummi perlu apa?"

"Gak tau, yaudah kedalam yuk! Kita makan! katanya tadi laper, itu opornya juga udah mateng." Kata perempuan itu lagi, sedetik kemudian Mas Azmi menganggukkan kepalanya.

Bolehkan aku mengatakan kalau aku cemburu dengan kehadiran perempuan yang berada di antara Mas Azmi dan Syifa itu.

Tapi tunggu sebentar, apakah aku pantas mencemburui Kak Naima yang statusnya jelas-jelas istri sah Mas Azmi.

'Jangan bodoh kamu Za!' batinku.

Netraku terus memperhatikan ketiganya, sampai saat Mas Azmi membenarkan posisi Syifa yang berada dalam gendongannya.

Tidak sampai di situ saja, lagi-lagi aku di buat semakin syok sata perempuan berparas ayu tadi memeluk erat pinggang Mas Azmi dari samping sebelum keduanya jalan beriringan sembari menggoda Syifa yang berada dalam gendongan Mas Azmi.

Tiba-tiba saja setelah melihat pemandangan yang menghancurkan segalanya itu, kedua netra cokelatku mengeluarkan beberapa tetes cairan bening.

Aku hanya mampu beristigfar lirih setelah ku dudukkan tubuhku di tepian tempat tidur.

SESAK.

Satu kata yang terdiri dari lima huruf itu yang kini tengah ku rasakan.

Rasanya hatiku terasa ngilu, karena hati kecilku menolak kenyataan pahit yang barusan terjadi.

Ya Allah, Mas Azmi tidak mungkin sejahat itu. Mas Azmi tidak akan mungkin mempermain-mainkan aku, mempermain-mainkan pernikahan.

Ya Allah, jika lelaki itu sudah berkeluarga bahkan sudah memiliki buah cinta, lantas maksud ucapan Mas Azmi di waktu itu apa? Mengapa lelaki itu masih ingin menikahiku di saat dirinya sudah memiliki istri dan buah cinta yang cantik seperti Syifa. Mengapa lelaki itu masih memiliki niat demikian? Karena nyatanya dia juga sudah memiliki seorang istri.

Perempuan seperti apa lagi yang di inginkannya?

Aku terus membatin dengan air mata yang sudah berkali-kali lolos begitu saja dari kedua pelupuk mataku.

Demi Allah!

Ya Allah aku tidak bermaksud untuk menjadi orang ketiga dalam pernikahanya. Aku sendiri juga tidak mau jika harus menjadi istri keduanya, walaupun aku tahu jika seorang istri yang mengikhlaskan suaminya untuk berpoligami maka Allah akan membukakan pintu syurga bagi sang istri.

Tapi tak jarang pula seorang istri yang tidak memlih jalur tersebut untuk memasuki syurga-Nya. Jika istri pertamanya itu benar-benar meridhoi Mas Azmi untuk berpoligami aku juga tidak mau menjadi istri kedua Mas Azmi, namun jika istri pertamanya itu tidak sepenuhnya meridhoi atas pernikahanku dan Mas Azmi, apa istri pertamanya itu tidak akan mencap ku dengan sebutan perebut suami orang? Apa itu artinya jika aku menerima untuk di jadikan istri keduanya itu sama saja seperti aku menyeret keluargaku untuk di jadikan bahan buah bibir orang banyak?

Jahat sekali jika aku menjadi madu dari perempuan secantik istri pertamanya itu.

Ya Allah, aku merasa sangat bersalah, aku telah lancang mencintai laki-laki yang statusnya sudah menjadi suami orang lain, aku telah menjadi orang ketiga dalam pernikahannya.

Ya Allah ampuni hambamu yang sangat hina ini.

đŸŒ·đŸŒ·đŸŒ·

Assalamualaikum....

Semoga kalian suka dengan cerita perdana Asih ini.

Tapi ingat ya Kakak-Kakak,

JADIKAN AL-QUR'AN SEBAGAI BACAAN YANG UTAMA

Nurul Aiza Al-Rahmah (Aiza) merupakan muslimah berniqab dengan segala kesempurnaan fisik dan otak yang Allah anugrahkan kepadanya. Selain kepiawaiannya dalam hal akademik Aiza juga mempunyai suara yang merdu dalam melantunkan Ayat suci Al-Qur'an. Sifatnya yang ramah, rendah hati, dan friendly membuat ia memiliki banyak teman di pondok pesantrennya, bahkan rasanya bohong jika ada warga Al-Mukmin yang tak mengenal sosok Aiza Queen of beautifulnya Al-Mukmin yang mempunyai suara emas itu.

Hariz Dzaki Dhiaurrahman (Hariz) merupakan seorang pemuda yang mempunyai wajah layaknya Oppa Oppa Korea, karena Ibunda Hariz dulunya seorang mualaf asal Seoul dan menikah dengan Ayahnya yang asli penduduk Indonesia. Hariz juga meupakan mahasiswa jurusan kedoteran yang juga kuliah di Universitas Asiyah Iskandar's. Karena kecerdasan otak yang dimiliki lelaki itu di tambah dengan parasnya yang mampu menaklukan hati setiap wanita membuat Hariz menjadi most the wanted di kampusnya.

Arfan Athafariz Iskandar (Arfan) merupakan seorang pemuda berparas tampan. Dengan tinggi badan yang idealis dan bentuk badannya yang proposional membuatnya terlihat cool dengan setelan jas yang di kenakannya. Di tambah dengan sifat dingin yang di milikinya membuat Arfan di gemari oleh seluruh santriwatinya. Arfan merupakan anak sulung dari pengasuh Pondok pesanteren Al-Mukmin, yang merupakan keturun Iskandar yang memiliki banyak aset dan perusahaan besar di Indonesia, bahkan bukan hanya perusahaan Iskandar Grup's dan Iskandar Resto keluarga Iskandar juga meliliki Universitas terkeren di Indonesia Universitas Islam dengan nama Universitas Asiyah Iskandar.

Muhammad Azmi Al-Akbar (Azmi) adalah seorang pemuda berparas tampan. dengan hidung lancip,bibir kecilnya yang berwarna merah muda. Selain parasnya yang tampan, yang membuat siapa saja menyukai Azmi karena tutur katanya yang santun dan lembut.

Pemeran Tambahan :

- Rihana Rara (Rara)

- Alfathunissa (Nissa)

- Adinda Asiyah (Aisyah)

- Nurul Khadijah (Khadijah)

- Khalisa Hidayatullah (Lisa)

- Naila Ayesha Putri (Naila)

- Sabiya Nasira Raesha (Biya)

- Furqon Diafari Islam (Furqon)

- Arkan Abidzar Mutaqin (Arkan)

- Abdullah Abdias Faruq (Faruq)

- Muhammad Rasyid Al-fatih

(Mas Rasyid)

- Adzkiya Mira Aprilia (Kak Mira)

- Laila Al-rahmah (Ummi Laila)

- Muhammad Ali (Abi Ali)

- Aida Nur Mufia (Ustazah Aida)

- Ishaq Riza Iskandar (Kiyai Ishaq)

- Siti Asiyah (Ummi Ais)

- Muhammad Zaid (Abi Zaid)

- Alisha Chayra Azzahra

(Bunda Alis)

- Alvin Dhiaurrahman

(Ayah Rahman)

===***===

Seorang bayi berjenis kelamin perempuan yang barusaja berusia enam bulan satu minggu harus terlahir ke dunia secara prematur karena sang Ibunda bayi tersebut mengalami kecelakaan mini bus.

Selama lima bulan bayi perempuan tersebut berada di rumah sakit, lebih tepatnya berada di sebuah inkubator dengan berbagai macam selang yang menempel di sekujur tubuhnya seperti di bagian dadanya, di bagian kepalanya, di bagian matanya di bagian hidungnya, di bagian tangan serta di bagian kakinya.

Hingga pada akhirnya setelah menjalani perawatan intensif selama kurang lebih lima bulan di rumah sakit, dokter Hana menyatakan bahwa bayi berjenis kelamin perempuan yang sudah berusia lima bulan dua hari setelah kelahirannya tersebut sudah bisa di bawa pulang kerumah.

Betapa bahagianya keluarga sang bayi tersebut setelah mendengar pernyataan dokter. bahkan perasaan bahagia itu tidak dapat di gambarkan dengan kata-kata, air mata haru dan bahagia mulai membasahi kedua orang tua bayi perempuan tersebut.

Saat tiba di rumah untuk yang pertama kalinya, keluarga besar bayi prematur yang sudah di nyatakan sehat tersebut menyambut hangat kedatangannya, ungkapan Syukur yang tiada tara kepada sang Ilahi tak pernah reda dari lisan Ali.

Dan, bayi perempuan yang terlahir secara prematur itu, aku, Nurul Aiza Al-Rahmah seorang bayi prematur yang kini sudah tumbuh menjadi gadis kecil berparas manis yang sudah bersekolah duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah.

Saat ini, aku memiliki tiga orang sahabat dua di antara sahabatku itu bernama Rara dan Nissa. Mereka ini sudah menjadi sahabatku dari semenjak aku kecil.

Oh, iya! Satu lagi aku juga mempunyai satu sahabat laki-laki dari kecil, perbedaan umur kami hanya rerpaut tiga tahun, dia merupakan laki-laki yang biasa ku panggil Mas Ami. sejak Mas Rasyid memutuskan untuk kuliah di luar pulau, aku menjadi sangat dekat dengan Mas Ami. Dia adalah sosok hero saat aku di bully oleh kakak kelasku. Dan, dia sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri.

-TBC-

###

Segini dulu ya, semoga kalian suka.

Maaf selalu untuk typo yang bertebaran di mana-mana🙏

Saya harap kalian suka dengan cerita perdana saya.

Sehat selalu kalian, semoga Allah mudahkan kalian dalam mengerjakan urusan dunia dan akhirat.

Jangan lalaikan kewajiban kita sebagai umat muslim ya, dan jadikan AL-QUR'AN sebagai bacaan yang UTAMA.

Keep Istiqomah wa Hamasah shalih wa shaliha:)

Next Bab, Inysaa Allah.

Assalamualaikum warahamatullahi wabarakatuhđŸŒč

Salam Manis

Author AKI

Next chapter