1 Prolog

Hubungan antara pria dan wanita yang terjalin selalu diidentikkan dengan asmara yang membara disertai rasa cinta yang menggebu-gebu. Namun kadang mereka lupa, bahwa rasa luka juga selalu menjadi bayangan.

Refal Sanjaya memandangi kamar yang baru dibukanya setelah sekian lama. Ia hanya berdiri di depan pintu. Mematung dengan wajah datar dan napas yang beraturan. Seluruh kenangan kemudian terlintas di kepalanya dan rasa nyeri di dadanya kembali muncul.

Puas menatap kamar itu selama hampir setengah jam tanpa memasukinya, Refal mulai beranjak dan menutup pintu. Namun baru berbalik badan, ternyata seseorang telah berdiri di belakangnya.

"Kau akan pergi?" tanya Refal menatap saksama seorang wanita yang berdiri sambil menenteng koper.

"Aku meletakkannya di meja kerjamu. Selesaikan dengan cepat, karena aku akan meninggalkan Indonesia," jawab wanita itu tak bergeming.

Refal melangkah maju.

"Berhenti," sergah wanita itu cepat.

"Aku masih mencintaimu," ungkap Refal telah kembali mematung.

"Pembohong. Kau tak mencintaiku. Kau hanya kasihan padaku."

Pipi wanita itu telah basah oleh aliran air mata. Tatapannya tajam seolah ingin menegaskan kepada Refal tentang rasa sakit yang dialaminya saat ini.

"Bahkan sejak pertemuan pertama kita. Kau juga menatapku seperti sekarang. Mengasihaniku karena rasa kemanusiaan."

●●●

avataravatar
Next chapter