webnovel

dua

rumah sakit Singapore

Caroline nampak terlihat lebih baik dari hari sebelumnya.mukanya yg cantik tanpa perlu riasan sudah terlihat tidak pucat.ia pun sudah mulai berjalan jalan keluar dengan dibantu kursi roda.kali ini Andrew yg menemaninya berjalan keliling taman rumah sakit.

"han,kok Anya g ikut hari ini kemana (?)tanya Caroline menoleh kearah Andrew yg sedang mendorong nya

"dia masih tidur"jawab Andrew

"yg bener han(?) Caroline kaget

"iya...."jawab Andrew singkat

"kamu biarin aja asisten kamu itu bangunya lebih siang dari pada kamu(?)nada Caroline mulai meninggi

"kasihan dia semaleman begadang cuma ngurusin keperluan aku,aku g tega bangunin dia pagi pagi"Andrew menjawab santai

"loh tapikan emang udah tugas dia kan ngurusin kamu dan itu resikonya"kata Caroline tidak setuju

"han,aku udah siapin beberapa disainer terbaik buat apartemen kita loh"kata Andrew mencoba mengalihkan pembicaraan

"kenapa sih kamu slalu gitu tiap kali aku protes masalah Anya,kamu suka yaaa sama dia "Caroline menatap Andrew tajam

"honey... mana mungkin aku suka sama Anya gadis bodoh itu,kamu lama-lama ngaco deh nebaknya ....aku tuh cuma kasian aja sama dia,dia seorang ibu loh yg diabaikan suaminya hampir 5 tahun dan aku sudah memperkerjakan dia 2 tahun apa pun dia lakuin buat aku kalau aku g ngasih kelonggaran aku takut dia ninggalin aku "jelas Andrew sambil memegang kedua pipi Caroline

"tapi kamu terlalu baik sama dia,aku g suka "Caroline menangkis tangan Andrew dan membuang muka

"oke sekarang mau kamu gimana(?)Andrew mencoba meredakan amarah Caroline

"apa perlu aku membuat dia tertekan dan akhirnya dia lari meninggalkan aku atau aku memberhentikan dia secara terang-terangan sekarang juga(?)"

Caroline diam

"kalau Anya keluar aku maunya kamu yg ngurusin semua kebutuhan aku dan berhenti menjadi artis(?)Andrew memberi pilihan caroline

"tapi..."

"aku mohon jadilah istriku honey biar semua keperluan aku kamu yg ngurusin"pinta Andrew sambil berlutut dikaki caroline

"aku belum siap ninggalin pekerjaan ku" jawab caroline lirih dan menunduk dengan pilihan sulit yg Andrew ajukan

mereka pun terdiam agak lama

"emang kamu g bisa gantiin posisi Anya dengan sekertaris Yohana(?)"Caroline mulai canggung

Andrew pun berdiri sambil memegang jidat sedang berfikir

"Yohana itu sekertaris mami g mungkin dia ninggalin mami buat ngurusin aku,lagi pula mami g akan setuju "jelas andrew

" honey kamu kan bisa seperti orang orang mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain atau kalau gak kamu ganti posisi Anya dengan asisten laki-laki ..... seenggaknya aku g khawatir kalau kalian berdua tinggal sekamar yg sama" Caroline memohon

"oke aku akan cari asisten laki-laki tapi yg g homo yaaaaa " canda Andrew sambil duduk meraih tangan Caroline

Caroline pun tersenyum sambil memeluk Andrew "kamu memang jago kalau bercanda"kata Caroline

Andrew pun tersenyum sambil membalas pelukan Caroline

mereka pun akhirnya mengalihkan topik pembicaraan ke beberapa disain yang diminta oleh Caroline,Andrew memang sedang bersama Caroline ngobrol dengan raut bahagia tapi siapa sangka protes tentang Anya membuat hati Andrew sangat sakit.alasan apa yang akan ia gunakan untuk memberhentikan Anya bekerja sedangkan selama ini Andrew merasa semakin kesini kinerja Anya setara dengan sekertaris Yohana dan yang bikin sakit hati Andrew tidak menolak ketika Anya tanpa sadar memperlakukan Andrew secara lebih

"Han,kita balik yuks aku cape "ajak caroline membuyarkan lamunan Andrew

"oke honey, lagian udah siang sebaiknya istirahat dulu"kata Andrew sambil mendorong caroline masuk ke dalam rumah sakit

didepan pintu masuk Sinta pun menunggu kedatangan mereka

"biar saya bantu pak Andrew "Sinta mengambil alih kursi roda Carolin

Andrew mengangguk dan menggendong Caroline masuk kekamar rawat

"terimakasih yaaaa han"kata Caroline

Andrew mengangguk perlahan ia mencium kening dan mulai menurunkan diranjang

"yaaa udah kamu istirahat dulu aku akan cari Makan siang buat kita,"

Caroline mengangguk mengiyakan

"Sinta aku nitip nona yaaaa"kata Andrew pada Sinta yg sedang merapikan selimut Caroline

"baik pak "jawab sinta

"ya udah aku tinggal dulu yaaa honey"Andrew mengenakan jas dan pergi meninggalkan Caroline dan sinta

****""****

kantor Darwis

Pagi ini Anya kekantor untuk beberapa urusan dengan sekertaris Yohana,dan sempat diberi pengarahan oleh nyonya Darwis tidak sampai tengah hari Anya sudah keluar dari ruangan bagian keuangan .

"Anya kamu disini"teriak seorang perempuan yg lebih tinggi dan modis dari nya

"Naaaaadinnnn"Anya memeluk Nadin dengan erat

"kangen yaaaa(?)"tanya Nadin dengan pede nya

"hihihi,kangen ditraktir kamu..."kata Anya sambil memandang Nadin dari atas kebawah

"apa pasti kamu mau ngomentarin gaya berpakaian aku yg makin sexi"kata Nadin sambil berlenggak lenggok didepan Anya bak modeling

"serius kita g ketemu 3 bulan aja kamu udah bisa pakai setelan merek B, ckckck ..... hebat kamu nad"Anya takjub dengan penampilan Nadin yg berkelas

"emang kamu doank yg bisa pakai merek B"katanya bangga "dan ini lagi kamu harus lihat "Nadin menarik Anya ke meja kerjanya

"OMG ...tas merek L yg terbaru "Anya berteriak kegirangan

"tsuuuuuuuutt" bobi yg meja kerjanya berdekatan dengan Nadin memperingatkan Anya yg berisik

Anya tersipu malu sambil memberi kode maaf dengan kedua tangannya

"Nadin dari mana kamu dapet duit sebanyak ini(?)ini benar-benar asli loh"Anya mulai mengintrogasi dan meraba-raba tasnya

"ihhhh kamu kepo deh "kata Nadin menarik kursi kosong agar Anya duduk disebelah nya

"serius aku nanya,kamu g lagi jadi wanita simpenan pegawai DPR kan(?)tanya Anya serius

"ih ngaco deh(!)emang aku kamu yg rela ngelonin bos biar dikasih sepatu merek G(!)Nadin cemberut

"ihhhh ..... kamu kok jadi fatonah sih "Anya mengeluarkan tampang kesal "ngelonin sama nemenin beda yaaa" Anya cemberut

"hehehe....maaf becanda.... "kata Nadin merayu

"aku maafin .... tapi dari mana kamu dapet barang-barang mahal itu (?)tanya nya kesal

Nadin pun dengan gemas mencubit janggut Anya dan Anya pun mulai tersenyum

"anyaaaaaa..... ini berkat kamu aku makin cinta deh ma kamu "Nadin memeluk Anya dengan erat sampai tidak bisa bernafas

"maksud kamu apa(?)"tanya Anya mencoba melepaskan pelukan Nadin karena risih beberapa orang karyawan yg satu ruangan dengannya melihat dgn pandangan jijik

"aku ada hadiah buat kamu " kata Nadin lagi membuka lacinya "ini aku udah siapin dari dua bulan yg lalu,kamu harus terima "katanya memberikan sebuah kotak berwarna hitam

"kamu baik banget ... kesambet yaaaa"tanya Anya makin heran melihat kotak yg dibukanya berisikan jam tangan yg lagi trend

"iyaaaaa....aku kesambet sampai mau pingsan berulang ulang "kata Nadin masih dengan muka sumringah tiba-tiba ia menunjukkan jari manisnya dengan sebuah cincin putih bermata kan berlian

"serius kamu udah dilamar(?)tanya Anya keras tak percaya

"doain yg terbaik yaaaa....."

"syukurlah akhirnya kamu akan menikah"

"tapi sama siapa (?)"tanya anya lagi lagi bego

"ihhhhhh.....jadi dari tadi kamu g bisa nebak aku dilamar siapa (!?)Nadin berbalik jengkel

Anya tertawa garing

"aduh Anya aku pikir sejak kamu pindah dari ob jadi asisten khusus keluarga Darwis IQ kamu bertambah 1 angka tapi kok malah makin bego"kata Nadin sebal

"hahahaha ..... ob sama asisten khusus apa bedanya Nadin sama-sama disuruh-suruh"kata Anya membela diri

Nadin dengan gemas menjitak jidat Anya

"aduh sakit "Anya memegangi jidatnya

"geser posisi aku mau kerja "Nadin jadi bete dan kembali kerja

anya coba berfikir agak lama ,

"hehehe"Anya tertawa Nadin hanya melirik kesal

"Din ....dulu mah kita cuma bisa beli jam kw harga 30 ribu yaaa di ITC depok sekarang g nyangka bisa tuker-tukeran barang mewah ala-ala Syahrini"Anya coba mengalihkan perhatian

"hmmmm"jawab Nadin tanpa menoleh

"g nyangka juga aku ma kamu bisa temenan padahal awalnya kita berantem cuma gara-gara Irwan rese itu"Anya bernostalgia

"aku g mau temenan sama orang oon kaya kamu "kata Nadin masih kesal Anya pun tersenyum oon

"ohya kamu g kerja (?)tanya Nadin mengingat kan

"bos aku masih di Singapura"jawab Anya

"jadi kamu free(?)tanya Nadin lagi

"sore aku kerja bos Dateng "jelas Anya

"ohhhhh .... ya udah nanti aku traktir kamu makan deh di PP sambil ketemu Jordan "ajak Anya

"Jordan (?) tanya Anya kaget

"Nadin kamu udah dilamar sama Jordan yaaaaa(?) Anya baru ingat ia perna ngenalin Nadin sama Jordan bos asal Malaysia

nadin mengangguk

"yaaaa ampyuunnnnn .....ihhhhh aku kalau cuma dikasih jam tangan doank g mauuuuu yaaaa...."protes Anya sambil menggoyang goyang tubuh Nadin

Nadin tertawa cekikikan

"iyaaaa aku beliin tas nanti kalau aku betul nikah sama dia "kata Nadin berjanji

"serius yaaa tas merek C" rayu Anya manja

"C untuk tas kresek (kantong plastik)"Nadin tertawa cekikikan

"jahaaaaatttt! ... tau gitu aku g mau lagi ngenalin kamu sama klien klien Andrew yg tajir tajir"

"sekarang aku juga g mau dikenalin cowok aku maunya Jordan aja cukup ,Jordan sehidup semati aku"kata Nadin sambil mencium cincin yg dipakai nya

"aamiin "jawab Anya mantap

"terimakasih Anya"Nadin memeluk Anya lagi

"semoga kalian betul betul berjodoh deh"kata Anya tersenyum senang melihat Nadin teman yg dulu berjuang bersama masuk Darwis menikah dengan laki-laki yg ia kenalkan. Tuhan terimakasih sejak aku dekat Andrew selain aku bisa tersenyum aku merasakan orang-orang disekitar ku ikut pula merasakan manis nya kehidupan

*****"""*****

Jakarta

Ini adalah hari kesepuluh sejak kejadian Anya memeluk tangan Andrew mengkhayal yg gak jelas,sejak saat itu untungnya Andrew disibukkan dengan keadaan Caroline mereka pun akhirnya jarang bertemu ditambah lagi nyonya Darwis meminta Anya pulang kejakarta untuk membantu beberapa urusan dirumah besar .

Tapi kali ini Anya g bisa menghindar untuk bertemu majikan nya Rudi driver Andrew tiba-tiba ijin cuti karena sakit terpaksa Anya harus menjemput Andrew di bandara Soekarno-Hatta. Anya berdiri di ruang penjemputan berharap Andrew sudah melupakan kejadian waktu itu .

"semoga dia g jadi balik Jakarta"katanya sambil melihat papan pengumuman kedatangan

ia pun mencoba tersenyum menghibur diri yg malang

namun tidak sampai setengah jam Anya menunggu,sosok tinggi putih bermata sipit dengan rambut lurus yg ia kenal nampak sedang berjalan bergandengan dengan wanita cantik bergaya modis .

"syukurlah "kata Anya menyambut Andrew dan caroline dan meminta kedua koper mereka

Andrew hanya tersenyum senang melihat Anya menjemput nya

"Anya apa kabar "sapa caroline tersenyum cantik

"hihihi buruk nih non terpaksa harus jadi sopir "kata Anya berjalan mengikuti mereka dibelakang

"yaaa udah biar aku yg nyetir kali ini "kata Andrew sambil menuju parkiran

"jangan jangan bos... nanti kalau nyonya tau habis lah aku "kata anya menolak

"oh jadi Tante emang nyuruh kamu buat njemput Andrew (?)tanya Caroline

"iaaa non"jawab Anya berbohong (kalau aku g berbohong pasti mereka akan berantem lagi cuma gara2 aku .... haduuhhhh besok besok jangan sampai aku salah ngomong di hadapan caroline)batin Anya menyesal

"kalian tunggu disini yaaa ....aku majuin mobil dulu "

beberapa menit kemudian Anya datang dengan mobil Mitsubishi sport

Andrew membuka kan pintu buat Caroline mereka berdua duduk dibelakang Anya

"kamu yakin bisa nyopir(?)tanya Andrew g yakin

"bisa bossss"jawab Anya yakin

"Anya lagian ini g beda jauh kok sama mobil Mercy yg biasa kamu pake itu"caroline meyakinkan

"iya hehehe "Anya tersenyum garing

dengan kecepatan sedang Anya pun menembus kemacetan kota Jakarta.sayup sayup radio yg ia putar pun memutar kan lagu yg dinyanyikan Caroline.

dari kaca spions Anya melirik kebelakang mencoba melihat ekspresi Andrew tapi beberapa detik saja ia langsung membuang muka ke arah jendela pura-pura melihat kesamping

(hiiiiii....sial ..... kenapa ada pemandangan seperti itu )batin Anya kesal melihat Caroline nyosor nyosor kemuka Andrew . tiba-tiba hatinya sakit melihat ekspresi Andrew yg menikmati

"(hmmmmm... kenapa sih aku g bisa kontrol diri(!))ia memukul setir dan mengeluarkan bunyi klakson

"kenapa an(?)tanyan andrew kaget

"g tau nih mobil depan lelet "kata Anya beralasan

"sabar Anya .....lagian jam segini emang macet macetnya"kata caroline tersenyum sinis

("Anya kontrol diri kontrol diri please")ia mencoba bersikap tenang

namun perlahan air matanya jatuh menetes dipipi

("ya Tuhan kenapa aku nangis (?)gilaaaa.... aku benar bener g bisa bohongin diri aku sendiri.....ternyata aku memang sudah suka sama Andrew....padahal kemarin aku benar benar membenci sikap Andrew yg terlalu kekanak-kanakan tapi kenapa setelah dia berhubungan dengan Caroline aku sakit hati yaaaa")air matanya pun makin deras ....

('"aku g boleh bersikap seperti ini dihadapan mereka aku harus kuat dan menutupi..kalau gak mereka akan tau ")Anya pun perlahan menghapus air matanya dan berusaha menginjak gas untuk berlari meninggalkan perasaannya yg salah

****""****

kediaman andrew

Tengah malam dapur masih tampak ramai oleh beberapa chef yg sedang ujuk kemampuan.nyonya Darwis didampingi sekretaris Yohana nampak sedang mengecek satu persatu hasil karya para chef

"(aku pikir setelah nyampai rumah aku akan diberi kesempatan menyendiri dan menangis sejadi jadinya seperti beberapa novel yg aku baca,tapi kenyataannya sangat sulit sebagai orang biasa yg bekerja dirumah orang,mau g mau aku harus menyampingkan masalah dan perasaan ku")

"Anya "panggil nyonya Darwis ibu Andrew Darwis melambaikan tangan agar Anya mendekat

"iya nyonya"Anya berjalan mendekati perempuan paruh baya yg wajah dan kulitnya terawat sempurna

"Andrew udah Dateng (?)"

"udah nyonya"

"bagus..... kamu yg jemput dia (?)"

"iya nyonya"

"kalian udah makan malem (?)"tanya nyonya Darwis lagi

"bos Andrew tadi sempat mampir ke apartemen Caroline sepertinya dia makan malam disana"jawab Anya tidak yakin

"lohhh.... kamu gimana sih (?) harusnya kamu tanya donk dia udah makan apa belom(?)"kata Nyonya Darwis lembut "coba kamu naik lihat apa dia sudah tidur"sambil mengecek jam tangan nya

Anya pun pergi meninggalkan dapur dan naik keatas .....

("yaaa tuhan sebenarnya aku pengin sementara waktu ini g ketemu Andrew dulu)

"semoga dia sudah tidur"katanya lirih

Pintu kamar belom tertutup rapat cahaya lampu pun masih terang benderang ,namun Andrew sudah terbaring dibungkus selimut ,tanpa mengetuk pintu Anya masuk dan menyentuh tangan Andrew

"Anya " Andrew membuka mata dan mencoba menangkap tangan Anya

Anya buru buru menarik

"kenapa Anya(?)"Andrew bangun duduk

"kamu marah ke aku "tanya Andrew lagi

"gak pantes bos nyentuh asistennya seperti itu"kata Anya berbalik pergi

"asisten juga g sopan masuk ke kamar majikan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu "jawab Andrew keras

Anya berhenti dengan tangan mengepal rasa nya ingin selalu ia menonjok muka Andrew

"nyonya meminta ku menanyakan apa bos Andrew mau makan malam"tanpa menoleh

"aku sudah makan,aku hanya ingin seseorang mematikan lampu menutup pintu dan tidur seperti biasanya dikamarku"kata Andrew kembali berbaring

Anya pun pergi tanpa menutup pintu dan mematikan lampu ...air mata nya benar - benar tidak bisa terbendung lagi menuruni pipinya

Tanpa sadar Andrew pun meneteskan air mata mengingat Anya menangis dimobil saat Caroline menciumnya. Sebenarnya Andrew terbiasa mendengar Anya menangis ditengah malam namun disaat seperti itu biasanya Andrew akan mencoba membantu menyembuhkan tangis Anya dengan memeluknya tapi kali ini ketika melihat Anya menangis karena melihat dirinya dicium Caroline perasaan nya jadi bersalah dan ingin marah.

"nyonya"panggil Anya pada nyonya Darwis yg bersiap siap untuk pulang

"bos Andrew sudah tidur "kata Anya

"yaaa sudah biarkan dia tidur,(?)tanya nyonya Darwis "kamu pun harus cepet cepet bersihin diri dan pergi temani Andrew tidur "perintah nyonya Darwis seperti biasa

"iyaaa cepet sana bobok nanti bayi gede kamu nangis, g ada orang didalam kamar"kata Yohana tersenyum

nyonya Darwis pun tertawa

"Yohana kalau Andrew dengar pasti dia akan meminta ku untuk memotong gajimu 25%"kata nyonya masih tersenyum

"hehehe ..... iya itu dulu buuu seperti nya sekarang jika ada yg meledek Andrew dia tidak lagi marah-marah buuu"sekertaris yohana menjelaskan

"ohya ..... bagus donk tampremens nya mulai membaik"nyonya merasa senang mendengar nya

"berkat Anya"kata Yohana menujuk Anya yg hanya diam mendengarkan

"bagus aku g sia-sia gaji kamu mahal anya"tersenyum bangga pada anya

"oke setelah Lia dan Tika selesai beres-beres kalian boleh istirahat,aku mau pulang dulu kerumah besar"kata nyonya pun beranjak pergi

"baik"jawab Lia dan Tika sambil terus membersihkan dapur

Anya mengantarkan nyonya dan sekertaris Yohana ke depan gerbang

sambil melambaikan tangan nyonya memberikan kode kalau lampu dikamar Andrew masih menyala .Anya melirik lantai atas ternyata Andrew berdiri melihat mereka dari balik tirai.

ketika orang orang sudah pergi kenapa hatiku terasa sakit lagi ,Anya pun beranjak masuk lewat pintu belakang .

brakkkkkk !!!

ia tabrakan dengan seorang pria berpakaian uniform chef

"maaf "mencoba membangkitkan Anya

Anya memegangi kepalanya yg terbentur benda keras yg dibawa pria tersebut

"seperti nya kamu terluka "ia coba melihat jidat Anya yg langsung biru

Anya pun menangis sejadinya

pria itu pun langsung panik kebingungan

Pria itu mengompres dahi Anya dengan obat sambil memandangi Anya yg masih sesenggukan pria itu tersenyum.

"sebetulnya luka ini tidak terlalu sakit "kata pria itu "namun hati yg terlalu kecewa membuat beberapa hal kecil menjadi masalah besar dan pantas untuk di tangisin "lanjutnya sambil mencoba memplester jidat anya

"aku gak kenal kamu kenapa kamu sangat sok tau(?)"kata Anya ketus

pria itu pun memandang Anya dan tersenyum

tanpa banyak komentar lagi dia memberesi kotak p3k dan beranjak pergi

"terimakasih "kata Anya tulus

pria itu menoleh dan tersenyum

Next chapter