3 Sekilas Tentang Diriku

Namaku Arion Eka Putra, biasa dipanggil Putra, anak ke 2 dari 3 bersaudara. Laki-laki semua. Aku kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar, semester 3. Di kampus aku selektif memilih teman, bisa dihitung jari. Aku tidak suka sok akrab apalagi dengan orang yang baru dikenal, aneh rasanya. Masuk organisasi pun tidak. Monoton sekali hidupku. Jangankan berorganisasi untuk sok akrab dengan orang lain pun rasanya malas. Persetan dengan orang-orang yang membawa label senioritas hanya untuk tebar pesona didepan mahasiswi baru. Rasanya memuakkan, ingin kutinju saja mukanya. Yah aku benci senioritas, bukannya menjadi panutan malah menjadi sampah. Rayuan maut khas mereka pun selalu terlihat didepan mataku. Sudahlah itu haknya, aku pun tidak berhak menegurnya yang terpenting mereka tidak menggangguku. Tapi bagaimana yah jadi mereka yang digoda, apa tidak risih?

Masa mudaku dihabiskan dengan mendatangi tempat-tempat keren yang belum pernah kukunjungi. Aku senang memiliki sahabat yang sehobi dengan ku. Ari, Wawan, Rian, Robi dan Heri mereka menyenangkan. Mereka bisa membuatku tertawa lepas melupakan hal pelik yang ada di dunia ini. Kalau ada kehidupan setelah mati ingin rasanya berkawan dengan mereka lagi.

Selama aku hidup belum pernah menjalin hubungan pacaran seperti kebanyakan manusia lainnya. Apa harus dipegang terus yah tangan pacarnya? Takut hilang tuh. Kata Heri. Diantara kami berenam hanya Heri dan aku yang tidak punya pacar. Heri pernah punya pacar, tapi itu dulu sebelum air matanya tak berhenti mengalir selama 6 hari. Dia yang tadinya paling ceria mendadak jadi orang yang tidak ada semangat hidupnya, seperti mayat berjalan saja. Aku kasihan melihatnya, mungkin karena itu sampai saat ini dia tidak ingin menjalin hubungan lagi.

Dari kisah percintaannya dapat kupahami, yang namanya cinta mendatangkan kebahagiaan namun sepaket dengan kesedihan. Menurutku cinta juga sepaket dengan pengorbanan seperti kawanku Ari, rumahnya dimana rumah pacarnya dimana. Jarak yang dia tempuh lumayan jauh, belum lagi antar pulangnya, kasihan. Atau Wawan yang rela mengantarkan makanan kerumah pacarnya yang sedang sakit, walaupun setelah itu dia pun jatuh sakit karena kehujanan. Apa seperti itu yah kalau mereka jatuh cinta? Melakukan apa saja yang menurutku terbilang menyiksa diri. Tapi aku melihat senyum diwajah kawanku itu. Kayaknya cinta memang sepaket dengan kebahagiaan, pengorbanan dan kesedihan.

Next

avataravatar
Next chapter