2 Pertemuan Kedua

Rabu, 5 Agustus 2015, aku melihatmu untuk kedua kalinya. Aku bersyukur mengiyakan ajakan temanku menjadi panitia untuk semarak kemerdekaan 17 agustus. Kamu tidak hanya cantik, kamu juga mengagumkan, membuat mataku tak henti menatapmu. Aku seakan tersihir dengan pesonamu, melihatmu memberikan banyak masukan agar acara yang diadakan berjalan sukses membuatku seakan tak salah menyukaimu. Kamu menjadi bintang di panggung rapat itu.

Agenda rapat selanjutnya diadakan 3 hari kedepan. Waktu yang lama buatku bertemu lagi denganmu. Membayangkan hari esok dan lusa tanpa melihatmu sungguh pasti menyiksa. Ah jangan berlebihan gumamku dalam hati.

"Peremupan yang tadi siapa rian?"

"Yang mana?"

"Yang tadi yang duduk disitu." (Sambil   menunjuk tempat perempuan itu duduk).

"Oh Ayana".

"Ayana?"

"Iya Ayana febriyanti. Kenapa kamu suka?"

"Kamu kenal"?

"Kenal. Dia tinggal dekat rumahku."

"Kok aku gak pernah lihat dia yah?"

"Kamu sih sibuk diluar terus. Sekali-sekali kek nongkrong disini. Kenapa tanya-tanya, suka?

(Aku diam)

"Mau aku kenalin?"

"Tidak usah"

"Mau aku salamin?"

"Tidak usah".

"Ya sudah".

Entah kenapa hari berikutnya bayangan dirinya terus muncul dalam pikiranku. Mengganggu saja. Ketika aku menyukai band Last Child aku memutarkan lagunya. Ketika aku menyukai kemeja flanel kotak-kotak aku dapat membelinya dan ketika aku menyukai masakan ibuku aku lahap memakannya. Lantas ketika menyukaimu aku harus apa?

Next

avataravatar
Next chapter