1 h

Januari,15...🗽

New leaf in the city of London 🌇

Sudah satu bulan ini Namira mendapatkan

Surat dari pengantar pos, surat dari sang calon

Suami.dan sampai saat ini tak ada satu

pun surat darinya yang Namira

Baca.

Jahat memang, tapi kenyataanya Namira

Tak ingin dijodohkan dengan siapa pun.

Dia hanya menunggu seorang laki-laki

Yang berhasil membuatnya jatuh cinta.

"Nai...!"Panggil Clara.

Namira berhenti menyelesaikan tugasnya

Dan menghampiri Clara, sahabat kecilnya

Yang sampai sekarang masih harmonis

Layaknya kaka beradik.

"Ada apa Ra?"

Lagi-lagi Clara memberikan surat dari

Sang calon suami yang jauh ada dibelahan

Dunia sana.

"Simpan dikotak dan jangan pernah

Dibaca, lagian nga penting jugakan"pekik

Namira.

Clara menghela napasnya dan menatap

Namira, "Nai, sampai kapan kamu seperti

Ini. Kamu taukan udah puluhan surat dari

Dia yang nga kamu baca..."ucap Clara

Seraya menatap kearah tumpukan surat.

"Aku nga suka sama dia dan dia juga

Pasti tau betul bahwa aku nga mau

Dijodoh-jodohin"betak Namira.

"Nai, sekarang aku tanya sama kamu

apa kamu pernah ketemu sama dia

Apa kamu tau dia orangnya gimana,

Ngakan. Karna waktu itu kamu langsung

Pergi kelondon. Dan sekarang dia ngirim

Puluhan surat buat kamu agar kamu baca

Isi hatinya, tapi nyatanya kamu nga baca!"

ucap Clara.

"Nga ada yang berubah jugakan kalo

Aku baca atau nga, buang-buang waktu

Ra, nga penting."ucap Namira kesal, lalu

Dia pergi.

Sulit sebenarnya menjelaskan apa yang

Terjadi pada Namira, tapi intinya dia truma

Karna pernah memberikan harapan kepada

Orang yang pernah buat rasa cinta itu

Jadi benci.

"Ra, kamu mau kemana?"tanya Clara.

"Kuliah..."ucap Namira dengan nada

Dingin lalu dia pergi.

"Coba aja kamu baca satu surat aja

Dari dia, pasti hati kamu adem..."ucap

Clara yang diam-diam pernah ngebaca

Isi surat darinya.

Diperjalanan menuju kampus, Namira

Ketinggalan Shalnya dan sekarang dia

Sudah cukup jauh berjalan dari rumahnya

Hanya dalam kurun waktu 7 menit saja

Dia akan sampai, tapi suhu dingin disini

Berkisar -6°ċ yang membuat Namira benar-

Benar tak tahan.

"Aku butuh syal..."ucap Namira sambil

Membekap lehernya.

Kebetulan sekali Namira melihat

Syal tergantu diluar telpon Umum. tanpa

Berpikir panjang Namira langsung

Mengenakan Syal itu dan pergi.

Tak lama dari kepergian Namira seorang

Laki-laki yang menaruh Syal nya di telpon

Umum datang dan terkejut Syal hilang. Melihat kepergian Namira yang terlihat tak

Jauh darinya, dia langsung berlari.

"Hei, You Give me your shall...!"

Suara serak itu membuat Namira serasa

Terintimidasi dan dia langsung mempercepat

Jalannya lalu berlari.

"Hey, You...Stop!"

"Ya tuhan selamatkan aku"batin Namira

Sambil berlari sekencang mungkin.

Tiba-tiba dipertengahan jalan macet dan

Membuat Namira cemas, karna pemilik Syal ini semakin dekat dengannya.

"Ayolah, come...!"

Ia pun langsung menyebrangi troroar

Dan setelah melewati kemacetan Namira

Menatap kebelakang, dan melambaikan

Tangan kearah pemilik Syal yang begitu

Jelas dimata Namira.

"Suatu saat akan aku kembalikan

Syal Milik mu"guma Namira sambil

Berjalan santai.

Beberapa saat kemudian Namira sampai

Dikampusnya dan segera memasuki

Kelas yang terlihat sangat hening, karna

Dosen belum datang dan para murid sibuk

Dengan Gagetnya masing-masing.

Sudah dua kali pertemuan ini Namira

Tak masuk dan terpaksa Namira harus

Mencatat pelajaran yang telah lalu.

"Assalamualaikum..."

"Wallaikumsalam..."ucap Namira

Yang masih melanjutkan perkerjaanya.

"Nai..."panggil teman sebangkunya.

"What?"

Wajahnya melongo kedepan dan membuat

Namira replex menatap kedepan dan seketika

Dahinya mengerut.

"Dia, dosen, pemilik...-"batin Namira

Tak karuan sambil menatap kearah

Syal nya sesekali menatap Dosennya.

"Astaga Namira,..." ia pun lekas menyembunyikan syal yang melilit lehernya

Dan menutup wajahnya dengan buku.

Tak peduli dia sedang menjelaskan atau

Apa, yang penting dia tak melihat wajah

Namira. Jika tidak entah apa yang

Terjadi padanya.

"Please look at me..."

Suara serak itu berhasil membuat

Namira kaget dan tetap menutup wajahnya

Dengan buku, dia pun menghampiri Namira

Dan menarik bukunya.

"there something wrong..."

Melihat matanya saja sudah membuat

Perasaan Namira tak karuan, semoga

Saja dia tak mengenali Namira.

"Not, You can Continue..."ucap Namira

Seraya terseyum tipis.

Dia terlihat terdiam sambil memandangi

Namira seolah-olah dia sedang memikirkan

Sesuatu, lalu dia kembali menjelaskan.

Ugh, rasanya jantung ini mau Copot...

Tak lama kemudian sekitar 30 menit

Akhirnya pelejaran hari ini selesai dan

Setidaknya Namira bisa lega saat

Melihat pemilik Shall ini keluar.

Ingin rasanya mengembalikan Shall ini

Tapi bukan saat ini...

"Namira..." panggil Clara dari kejauhan.

"Gimana, diajarin sama dosen Ganteng?

Semangatkan"ucap Clara sambil

Menatap kepergian nya.

"Biasa aja tuh, dia dosen baru ya

Disini..."

"Iya, kebetulan dia juga dari

Indonesia kalo nga salah namanya

Fathur."

Namira mengangguk pelan dan menghela napasnya, semoga aja dia benar-benar lupa sama wajah Namira.

"Ra, aku duluan ya mau ke perpus nyari

buku buat respensi belajar..."

Clara mengangguk pelan dan Namira

Beranjak pergi menuju perpustakaan

Daerah yang tidak jauh dari Kampusnya.

Diperjalanan menuju perpus Namira

Mendapatkan telpon dari ibunya, yang

Hampir tiada hari menelponnya. itu pun

Yang dibahas bukaan keadaan Namira

Melainkan Sang calon suami.

"Iya, Assalamualaikum..."

"Kamu minggu depan pulangkan, Nai"

"Aku bulan depan baru pulang"

"Loh, kok gitu Nai...?"

"Lagi banyak kegiataan, jadi bulan

Depan baru aku bisa pulang."

"Kegiatan kamu bisa nga di undur

Dulu, karna minggu depan Suami

Kamu sama keluarganya mau ketemu

Sama kamu"pekik ibu.

"Suami, sah aja belum udah bilang

Suami. Ibu, ada satu hal terpenting yang

Harus ibu tau, aku nga mau dijodohin

Sama dia"tegas Namira.

"Nai, dia itu orangnya baik, pendidikan

Nya bagus. Seharusnya kamu beruntung

Bisa menjadi calon istrinya"

"Ibu, aku tau dia sempurna tapi aku

Nga mau sama dia, untuk apa juga

Aku nikah sama orang yang nga

Aku cintai. Percumakan"

"Nai, jaga mulut kamu. Intinya

Minggu depan kamu harus pulang

Titik...!"ucap ibu lalu mematikan telpon.

"Ibu..ibu...ibu"

"Yah, dimatiin"

Namira pun terus menggelengkan kepalanya

Karna dia tak ingin bertemu dengan sang

Calon suami, dia benar-benar belum siap

Untuk menikah.

~~~

[ Jatuh cinta aj belum siap, apa lagi

Buat Nikah ]

avataravatar