webnovel

Chapter 1

Ku buka mata ini dengan perasaan yang begitu nyaman, ku lihat suamiku james sosok pria pencuri hati ku yang mempunyai tinggi 175 cm, bermata coklat, berwajah panjang, berhidung mancung dan bertubuh tegap. ku lihat beliau sedang merapihkan seragam nya

Sambil berjalan ku tersenyum memandangnya dan ku arahkan tangan ku membantu merapihkan bajunya "Kau sudah bangun sayank q?"Tanyanya sambil mencium kening ku. "Sudah sayank" Jawabku seraya memegang pipinya

"Kau tidak mau sarapan dulu?" Tanyaku "Maaf aku bangun terlambat" Tertunduk ku menambahkan

"Tenang saja sayank,aku terbiasa sarapan di rumah sakit" Jawabnya seraya mengelus kepalaku "Aku berangkat ya" Katanya sambil tersenyum dan berjalan mengambil kunci mobilnya sambil tersenyum kepada ku

"Hati-hati dijalan ya james" kata ku dan ku lihat dia tersenyum "James nanti bisa kau mampir ke toko ku sebentar"Pintaku sambil setengah merengek. "Ku usahakan"Jawabnya sambil tersenyum dan berlalu

Segera setelahnya ku rapihkan kasur ku, mandi dan bergegas menuju toko ku

"Antique store" ku lihat nama toko ku dari dalam mobil ku, sambil tersenyum dan segera ku parkirkan kendaraan ku. Entah kenapa aku memberikan nama itu, itu terdengar aneh. Memang toko ku menjual barang antik akan tetapi nama itu.. Ahhh sudahlah " Pikir ku sambil berjalan keluar mobil dan tersenyum kecil. "Tersentak kaget ku melihat tubuh ku berbenturan dengan sosok pria yang terlihat basah kuyup dan begitu pucat. "Astaga, Kau melihatku?" Tanya sosok itu,  sambil ku palingkan pandangan ku dan berjalan lurus menuju pintu toko ku, sementara sosok itu terus mengikuti ku dan bertanya hal yang sama. Dengan cepat ku buka pintu kaca toko ku, " Hei ril.. ada apa dengan mu?kenapa begitu tergesa"Tanya Diva terheran. "Ehmm tidak ada apa-apa, hanya aku merasa hari ini udara begitu terik jadi ingin cepat masuk ke dalam toko" Jawab ku dengan ragu seraya berlalu masuk ke dalam, mata ku menatap sekeliling mencari sosok itu dan aku bersyukur dia sudah pergi. 

"Ril, barang yang kita beli dari cianjur sudah datang pagi-pagi sekali hari ini dan ku simpan di dalam gudang" Berkata diva sambil mengarahkan tangannya ke gudang.

"Loh.. Kenapa lantai ini basah? Apa mungkin ada rembesan air" Lanjut ia sambil terheran, sementara aku hanya terdiam dan melihat sekeliling, setelahnya mata ku dan diva saling bertatap.

"Oke.. ini jadi pr ku lagi" Berkata diva sambil mengernyitkan dahi nya lalu segera ia mengambil lap untuk mengepel lantai yang basah karena air yang entah dari mana air itu.

"Kau bisa melihatku, jangan berpura-pura seolah tidak melihatku" Berkata ia setengah menggertak

sementara aku terus berjalan menuju gudang dengan mata yang berkaca dan mencoba mengabaikan sosok itu namun yahhh dia terus berkata "Bantu aku, hei.. kau bisa melihat dan mendengar ku" Sepanjang perjalanan menuju gudang itulah yang ku dengar

Gudang di toko ku ini bukan berisi barang yang tidak terpakai, namun berisi barang yang baru ku dapatkan dan belum aku masuk kan dalam daftar barang ku. Ku lihat ada 3 kardus berukuran besar berwarna coklat, ku buka 1 kardus yang berukuran lebih besar dan terletak di paling pinggir. Ku lihat jam dinding kayu yang terbuat dari kayu jati berukuran 40 cmx60 cm berwarna coklat dan mempunyai ukiran yang sangat indah

"Jam itu milik istri ku, ukirannya aku sendiri yang memahat nya" Berkata sosok itu sambil menatap jam kayu itu dengan tatapan sedih, ku lihat dari tatapan nya ada rasa sayang, cinta dan rindu yang teramat sangat kepada istri nya. "Ku mohon, bantu aku.. Tolong lah aku, aku tahu istri nya sangat sedih dengan kehilangan ku dan aku pun mempunyai pesan yang harus aku sampaikan" Pinta ia dengan bahasa yang sangat halus

"Siapa anda? Nama anda? .. " Tanya ku "Nama ku Wahyu trihatmojo" Jawab ia "dimana anda tinggal pak? " Tanya ku kembali "Aku tinggal di cianjur di jalan pacet, aku tinggal bersama istri ku Cindi dan seorang putra kami" Jawab ia dengan suara gemetar "Yang terakhir anda lihat apa pak? " Tanya ku kembali. "aku.. " Ia sudah menghilang sebelum menyelesaikan perkataan nya, dengan wajah terkejut dan kecewa ku lihat dia menghilang menyisakan pertanyaan di benak ku

"Sheril.. Ril.. " Aku menoleh ke sumber suara dan ku lihat suami tercinta ku datang menghampiri ku dengan senyum manisnya dan kedua tangan nya yang berada di belakang tubuhnya.. "hemmm" Pikir ku mulai menerka apa yang suami ini bawa ya.. Sambil tersenyum ke arahnya "Hei sayang.. " Sapa nya seraya mencium kening ku

ku tatap mata nya dalam-dalam lalu ku tarik tangan nya mencoba melihat apa yang ada di belakang tubuh nya. Ia hanya tertawa kecil sambil memeluk tubuh ku "Penasaran ya.. " Goda nya sambil tersenyum menggoda ku, aku tidak menjawab nya dan ku berjalan menjauh dari nya. Belum sampai kaki ku melangkah ia menarik ku dengan lembut dan mencium ku kembali setelah nya ia menunjukan apa yang ia bawa, yahh yang ia bawa adalah ice cream kesukaan ku. Mungkin terlihat kekanakan, hemm.. Pikir ku sambil tersenyum, segera ku ambil ice cream coklat ku, ku buka bungkus nya lalu ku jilati ice cream ku.. "Ahhhhh lezat sekali.. Ehmm ice cream ini memang ajaib, seketika perasaan buruk ku hilang" Pikir ku sambil melanjutkan menikmati ice cream ku, sementara ku lihat suami ku james berjalan ke arah jam dinding kayu coklat itu dan terlihat ia sedang mengamati setiap detail dari ukiran yang terpahat di jam dinding kayu itu.

"Kau memang cerdas sayank.. " Berkata ia seraya menatap kedua bola mata ku hanya dalam hitungan detik, mata nya teralihkan dengan ukiran di jam kayu coklat itu

"Wahh.. wahh.. wahh.. Rupa nya kalian sedang kencan di gudang ku hahhhh" Berkata diva sambil berjalan ke arah kami, "Bagus sekali.. hei james, apa kau lupa di sini ada aku? " Lanjut diva sambil melirik ke arah tangan kanan ku yang sedang memegang ice cream. "Hayooo.. Sayang, " Kata ku sambil menghabiskan ice cream ku dan membuang bungkus nya ke tempat sampah plastik verwarna abu-abu yang berada tepat di samping meja berwarna hitam yang di atasnya terdapat kardus berisi jam dinding dan lain nya

"Tidak mungkin aku melupakan mu diva" Kata james seraya memberikan sebungkus ice cream kepada diva, "Semoga tidak cair.. " Lanjut james, dan diva pun mengambil ice cream nya

Setelah nya kami mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalam kardus dan membawa nya ke depan lalu merapihkan nya untuk di data, "Wahh sudah jam 1 siang" Kata james, mata ku pun melihat ke arah jam dan jarum pendek jam menu juk ke angka 1 dan jarum panjang nya ke angka 12

"Maaf sayang aku harus kembali ke rumah sakit" Berkata james seraya mencium ku dan memeluk ku, "Tak apa james.. Terimakasih sudah mampir dan membantu ku" Jawab ku, "Diva.. aku permisi kembali ke rumah sakit ya" Berkata james sambil terus memeluk ku. Aku pun tersenyum kepada nya, segera james berjalan menuju rumah sakit

"James.. tunggu sebentar" Pinta ku sambil berlari kecil. "Iya sayang.. " Berkata ia sambil tersenyum, "Kau ingat jam dinding kayu yang mempunyai ukiran indah, yang ada di toko tadi? " Tanya ku

"Iya.. Ada apa dengan jam itu? Apa kau tidak mau menjual nya dan ingin meyimpan nya di rumah kita? " Tanya james.. "Bukan itu.. Ku rasa jam itu di hantui james" Kata ku kepadanya dengan menatap dalam ke dua mata nya "Di hantui? Apa kau sudah bertemu dengan hantu itu? "Tanya james

" James.. ku rasa aku harus ke cianjur dan mencari tau ini semua"Kata ku dengan suara gemetar

"Sayang.. Jangan tergesa" Berkata james seraya memegang ke dua tangan ku. "Di rumah kita lanjut kan perbincangan ini ya" Pinta james seraya mencium ku "Kau jangan membuat ku hawatir" Lanjut ia, "Baiklah.. " Kata ku kepada nya dengan hati yang sedikit gelisah. Ia pun berjalan kembali menjauhi ku

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Pelanggan di toko ku pun bertambah.. Sepertinya banyak juga yang menyukai barang antik, yahhh setidak nya itu lah yang ku pikirkan. Ku lihat diva sedang merapihkan dan membersihkan barang-barang yang ada di dalam toko sementara aku sedikit lagi menyelesaikan pembukuan toko ku hari ini

Setelah semua selesai kami pun bergegas mengambil tas dan menutup pintu toko.

"Diva sepertinya besok atau lusa aku tidak bisa ke toko, ada urusan yang harus ku selesaikan" Kata ku sambil berjalan bersama diva, "Oww.. Ok jadi aku akan berada di toko sendirian" Kata nya sambil tersenyum, "Kau mau menyetir sendiri atau ikut dengan mobil ku diva? " Tanya ku

"Aku menyetir sendiri ril.. Terimakasih tawaran nya" Jawab diva

Kami pun berpamitan dengan saling cium pipi kanan dan kiri dan ucapan hati-hati di jalan

"Aku menggendarai mobil sedan ku yang berwarna merah, beruntung sekali aku di sepanjang jalan aku tidak melihat mereka yang tidak semua orang bisa melihat.. " Ahhhhh.. Segera ku rem mobil ku dan dengan jantung berdegup kencang ku melihat sosok itu berada di depan mobil ku dan menghilang, hampir saja aku celaka"

tet.. tet.. tet.. Nada dering handphone ku berbunyi, seketika aku tersadar kembali

ku ambil handphone ku dan ku lihat Suami tercinta ku yang menelpon

"Sheril.. kau ada di mana? kenapa belum sampai rumah" Tanya nya dari sebrang "Maaf james, sebentar lagi aku sampai" Jawab ku seraya kedua mata ku menengok ke arah kanan kiri dan belakang ku, ku coba mencari sosok itu lagi namun tidak dapat ku temukan dia. Aku pun melanjutkan perjalanan ku sambil mengingat saat aku tau perbedaan antara manusia yang masih hidup dan manusia yang sudah mati atau biasa di sebut dengan arwah, arwah atau roh yang tidak bisa menyebrang karena masih ada hal dunia yang belum ia selesaikan atau mereka yang tidak tahu atau tidak menerima kenyataan kalau mereka sudah meninggal

Beberapa tahun ke belakang saat usia ku genap 11 tahun, nenek ku membawa ku ke rumah duka. Di sana aku duduk di samping wanita tua yang berusia sama dengan nenek ku, wanita itu mengenakan baju berwarna merah dan ia tersenyum kepada ku.

Terlihat nenek ku berada di depan peti panjang berwarna coklat tua dengan hiasan karangan bunga di sebelah kanan dan kiri nya dan nenek ku terlihat memandangi ke isi peti itu setelah nya ku lihat nenek ku melihat ku, tersenyum kepada ku dan menghampiri ku. Aku pun di ajak berdiri dan aku menoleh ke wanita tua di samping ku setelah nya ku lihat nenek ku, nenek ku hanya mengangguk kepada ku lalu tersenyum. Ketika sampai di depan peti itu, aku melihat jasad seorang wanita tua yang barusan aku lihat duduk di samping ku. Terkaget aku namun nenek ku memegang pundak ku dan tersenyum

Setelah pulang dari rumah duka itu, nenek ku memberitahukan bahwa aku di berikan anugerah dan nenek ku ingin aku bisa menolong mereka, sejujur nya aku tidak menyukai ini semua. Karena hal ini di sekolah aku dahulu tidak banyak teman yang dekat dengan ku dan mereka melihat aku dengan tatapan aneh, belum lagi hantu yang ku temui tidak semua nya berbentuk bagus. Seperti kebanyakan kita tahu hantu seperti pocong, kuntilanak, genderuwo dan sejenis nya. Sebenarnya mereka itu hantu yang bisa merubah wujud, tetapi yang aku coba bantu ini adalah arwah penasaran. Entahlah dahulu aku tidak tahu perbedaan mereka, tetapi sejujurnya aku merindukan nenek ku orang yang selalu membimbing ku dan membantu ku dengan anugerah ku ini. Tidak terasa air mata ku menetes jatuh membasahi pipi ku, ohh nenek andai engkau bisa mendengar ku. Aku sangat merindukan diri mu

Akhirnya terlihat rumah ku, rumah kecil ku dengan suami james. Ku parkirkan mobil ku lalu aku berjalan masuk ke dalam rumah ku melewati taman kecil ku yang berisi tanaman bunga yang berwarna merah dan putih. Ku buka pintu ku dan ku lihat suami ku james sedang menata meja makan kami dengan makanan "Ohh sayang ku.. Apa ini? " Tanya ku, "Akhirnya kau sampai sayang.. " Kata james seraya menghampiri ku lalu mencium kening ku, "Aku menyiapkan makan malam sayang.. Aku harap kamu suka dengan ayam goreng yang berwarna ehmm yahh agak gosong" Kata nya sambil tertawa kecil, "Lalu tempe goreng yang juga sedikit gosong dan ada sayur sop yang lezat ini.. ehmm sayur yang ku beli online" Lanjut ia dengan nada suara yang mengecil seraya tersenyum. "Owwww sayang ku.. Ehmmm manis nya suami ku ini" Kata ku seraya mencubit ke dua pipi nya, "Harus nya aku yang menyiapkan ini semua sayang.. Ku mohon maaf kan aku james" Pinta ku dengan merengek dan memeluk nya

"Tak masalah untuk ku.. Cepat lah kau bersihkan tubuh mu dulu setelah itu kita makan bersama" Berkata ia, sementara aku hanya tersenyum seraya mencium pipi nya"Terima kasih james.. Kau sangat mengerti aku, betapa beruntung nya diri ku memeliki mu di sisi ku"Kata ku sambil tersenyum dan berjalan ke toilet untuk membersih kan diri ku, sementara james hanya mengangguk dan tersenyum kepada ku. Senyuman nya membuat ku merasa nyaman dan tenang

Teringat ku saat dahulu ketika aku memberitahukan james, bahwa aku bisa melihat dan mendengar mereka yang tidak semua orang bisa melihat. Tidak seperti dugaan ku ternyata dia bisa menerima ku, menerima kekurangan ku. Terima kasih tuhan karena kau sudah menghadirkan james di sisi ku

Kami pun makan malam bersama dan bercerita pekerjaan yang sudah kami jalani tadi, james menceritakan bagaimana ia hampir kehilangan seorang anak kecil yang tenggelam dan aku menceritakan banyak nya pengunjung yang datang ke toko. "Sheril.. Mengenai perkataan mu tadi siang, kau bilang kau mau pergi ke cianjur? " Tanya ia, betapa senang nya aku mendengar pertanyaan dari nya karena sudah sejak tadi aku menunggu ia menanyakan hal ini kepada ku. "Iya.. " Jawab ku dengan tersenyum

"Jarak Jakarta ke Cianjur itu lumayan jauh sayang, melewati Depok dan Bogor. Apalagi jalur puncak di hari libur pasti macet, " Kata nya

"Iya aku tau sayang, kalau begitu aku pergi besok ya? Di hari jumat" Pinta ku dengan mimik dan tatapan mata memohon. "Aku tidak akan mengijinkan kamu pergi seorang diri" Berkata ia seraya mengambil handphone nya dan ku lihat ia akan menelpon

"Halo.. Selamat malam" Sapa suami ku kepada seseorang melalui telpon, entah siapa yang dia telpon, "Maaf bisa saya minta tolong gantikan saya dinas besok" Berkata james lagi dan ku lihat ia terdiam mendengar jawaban dari orang yang ia telpon, "Saya ada keperluan dengan istri saya" Terdengar james menjawab pertanyaan dari orang itu. "Terima kasih banyak.. Selamat malam" Berkata james sambil tersenyum. Kemudian terlihat ia memandang ku sambil tersenyum "Mari lanjut makan dan habiskan makanan mu, setelah itu segera kita tidur karena besok kita akan menempuh perjalanan panjang" Berkata suami ku sambil tersenyum, "Sungguh.. " Kata ku dengan mata berbinar, "Iya sayang.. " Jawab james sambil tersenyum. "Terima kasih sayang ku" Kata ku sambil tersenyum, bahagia nya diri ku karena bisa segera menyelesaikan masalah sosok bernama pak wahyu itu

Setelah nya kami merapihkan meja makan dan pergi tidur,

"Tolong..." Berkata sosok itu, "Aku tidak bisa berenang, bagaimana cara ku menolong mu.. Maaf kan aku, siapa kau? Kenapa kau pergi.. Hei berhenti..

" Sheril.. Sayang"Suara suami ku james membangun kan diri ku dan menyalakan lampu kamar kami

"Ohhh james.. " Kata ku setelah terbangun dari mimpi buruk ku dan memeluk suami ku

"Tidak apa sayang, " Berkata james menenangkan ku seraya memeluk ku

Ku lihat jam dengan jarum pendek ke angka 5 dan jarum panjang ke angka 12, "James.. " Kata ku sambil menunjuk ke arah jam. "Jam 5,baik nya kita segera mandi dan kita berangkat jam 6 ya sayang.. " Berkata james sambil mencium kening ku, "Sudah.. Jangan kau pikirkan, mimpi itu bunga tidur sayang" Lanjut james

Kami pun segera mandi dan bersiap untuk perjalanan jauh kami, tidak lupa aku menelpon diva memberitahukan bahwa aku tidak bisa ke toko hari ini dan aku akan pergi ke Cianjur bersama suami ku. Kami pun berangkat dari rumah pukul 06:00 tidak lupa kami mampir untuk sarapan dan melanjutkan perjalanan. Di sepanjang jalan sesekali aku melihat sosok pria yang memperkenalkan diri kepada ku dengan nama wahyu, seolah dia menunjukkan jalan kepada kami.

3 setengah jam kemudian

Akhirnya kami sampai ke lokasi, perjalanan yang melelahkan namun mengingat udara dan pemandangan indah nya rasa ingin berteriak dan mengeluh ku hilang. Ku lihat suami ku mematikan mobil nya dan menoleh ke arah ku sambil tersenyum

"Akhirnya kita sampai,, " Berkata suami ku james sambil mengelus kepala ku, dan ku balas dengan senyuman

"Kau yakin ini rumah nya? " Tanya james, "Iya sayang.. Alamat ini aku dapatkan dari diva, sebelumnya dia ke rumah ini untuk mengambil barang-barang yang sekarang ada di toko kita" Jawabku sambil sesekali melihat ke arah rumah itu dan suami ku

"Sheril.. Bagaimana kalau kita minum kopi dulu, aku mengantuk" Pinta suamiku james, "Oke" Jawabku. Ku lihat suami ku mulai menstater mobil nya kembali namun mobil nya tidak menyala, seolah mogok. "Ada apa ini sayang? Mobil ku tidak mungkin mogok, mobil ini rutin ku bawa ke bengkel" Berkata suami ku dengan wajah yang terlihat lelah dan kesal, mata ku berkeliaran ke arah kanan kiri depan belakang, ku coba mencari mungkin ada yang menginginkan kami tidak pergi dan yahhh ku lihat sosok bernama wahyu di depan mobil ku. Ku menoleh ke arah suami ku dan suami ku pun melihat mata ku, "Jangan bilang.. " Berkata suamiku yang aku jawab dengan anggukan kepala ku sambil tersenyum kecil.

"Oke.. Mari kita ke dalam" Ajak suamiku seraya membuka pintu mobil nya dan di ikuti oleh diri ku, ku lihat sosok bernama wahyu itu berdiri di depan pintu masuk rumah besar berwarna dinding putih bersih, berdaun pintu lebar dan berwarna coklat. Di samping kanan kiri nya terdapat jendela dengan kaca patri yang indah, terlihat sosok bernama wahyu itu seolah tidak sabar untuk menemui istri nya

"Tok.. tok.. tok.. " Ku ketuk pintu itu dengan perlahan, "Permisi.. " Suami meneruskan

"Kret..." Terdengar suara pintu dan akhirnya kami bisa melihat pemilik rumah, "Maaf dengan ibu Cindi? " Tanya ku, "Iya.. Saya sendiri" Jawab wanita cantik yang masih terlihat muda, wanita dengan rambut berwarna hitam panjang dengan mata sipit nya dan tinggi yang hampir sama dengan ku

"Perkenalkan.. Saya Sheril dan ini suami saya James" Kata ku seraya melihat ke arah suami ku james, "Oke.. Ada yang bisa saya bantu? " Tanya cindi, "Ehmm ada yang ingin saya sampaikan kepada anda" Kata ku, "Maksud saya ada yang ingin di sampaikan suami anda pak wahyu" Lanjut ku.

"Siapa anda? Tidak kah anda tahu suami ku sudah meninggal" Kata nya setengah menggertak dengan mata yang berkata, "Iya aku tau.. Maksud saya, ehmm ini memang terdengar aneh. Tapi saya bisa melihat dan mendengar beliau" Kata ku, ku lihat mata nya yang menahan tangis. "Pergi lalian dari sini" Berkata dia dengan nada tinggi sambil menutup pintu, namun dapat di tahan oleh suami ku. "Tolong.. Percayalah meski terdengar aneh, tapi suami anda memang ada di sini" Pinta ku

"Katakan pada nya kalau aku mencintai nya dan aku menyesal dengan perbuatan ku yang konyol ini" Pinta pak wahyu, "Beliau meminta maaf dan menyesal dengan perbuatan konyol yang beliau lakukan" Kata ku, ku lihat istri nya terdiam

"Katakan pada nya, aku ingat ukiran yang aku buat salah. Harus nya aku membuat ukiran burung bukan nya bunga" Berkata pak wahyu

"Beliau meminta maaf karna tidak membuat kan ukiran bunga, beliau malah membuat ukiran burung" Kata ku, "Astaga.. Bagaimana kau tahu? " Tanya cindi, "Beliau di sini" Jawab ku, "Beliau yang memberitahu ku semua itu" Lanjut ku,

"Maksud mu suami ku ada di sini? " Tanya cindi seraya menangis dan terduduk di lantai, "Iya beliau di sini" Kata ku sambil mengangkat tubuh cindi dan memeluk nya, sementara suami ku hanya diam dan memperhatikan kami.

Ku lihat pak wahyu sudah berada di samping cindi, ku lihat ia menangis.. Terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah dan terlihat sosok pemuda menghampiri kami, "Siapa kalian? Kenapa ibu ku menangis? " Tanya ia dengan nada tinggi.

"Tidak nak, jangan seperti ini" Pinta cindi, "Ibu ada apa ini? " Tanya pemuda itu

"Katakan pada nya untuk membuka peti penyimpanan pahat ku" Pinta pak wahyu sambil menangis, "Beliau meminta untuk membuka peti penyimpanan alat beliau" Kata ku, segera cindi meminta kami mengikuti nya dan ia membuka peti kayu yang berada di dalam kamar nya

"Buka bagian bawah nya" Pinta pak wahyu, "Beliau meminta untuk di buka bagian bawah nya" Kata ku. "Ibu ini ada apa, " Bertanya anak beliau sambil menutup peti kayu itu, "Nak, dengarkan wanita ini" Kata cindi, anaknya menuruti perkataan cindi. Di bukalah bagian bawah peti dan terlihat ada plastik putih berisikan berkas-berkas

"Itu adalah asuransi dan deposito milik ku" Berkata pak wahyu, "Katakan pada istri ku untuk tidak menjual rumah ini, cukup barang nya saja. Nominal asuransi dan deposito ini cukup untuk membiayai kuliah anak kita dan untuk membuka usaha" Berkata pak wahyu sambil menangis

"Beliau bilang itu adalah asuransi dan deposito, beliau meminta untuk tidak menjual rumah kalian. Kalian bisa mencairkan asuransi dan deposito itu untuk kuliah anak kalian dan buka usaha" Kata ku sambil menangis, ku lihat suami ku mendekat kepada ku dan memeluk ku. Mereka pun menangis "Sayang.. Maaf kan aku tidak bisa mencegah mu untuk pergi memancing hingga akhirnya kau tenggelam" Berkata cindi sambil menangis, "Maaf kan aku datang terlambat hingga kau tidak bisa diselamatkan" Lanjut ia sambil terus menangis. Ku lihat pak wahyu memegang pipi cindi dan terlihat cindi bisa merasakan itu, "Katakan kepada istri ku untuk melanjutkan hidup, aku sangat mencintai nya dan katakan kepada anak ku untuk menjaga ibu nya dan menjadi pengganti ku" Berkata pak wahyu dan ku sampaikan pesan nya kepada istri dan anak nya, mereka pun menangis dan aku tidak dapat menghentikan air yang keluar dari mata ku, sementara suami ku terus memeluk ku dan mencium ku. "Cahaya apa itu? Siapa orang itu, aku tidak dapat melihatnya? " Tanya pak wahyu, "Anda sudah siap pak, cahaya itu untuk anda" Jawab ku, Bu cindi suami anda ingin berpamitan, ada kah yang ingin anda katakan? "Kata ku. Dengan menangis ia berkata bahwa ia sangat mencintai suaminya dan beruntung bisa ada di sisi nya selama ini, begitu pun anak nya meminta maaf kepada nya karena belum bisa menjadi anak yang baik bagi nya.

Aku melihat pak wahyu berjalan lalu menghilang, ku lihat senyum di wajah nya dan beliau sudah tidak seperti sosok yang pertama ku lihat. Sekarang beliau terlihat rapih dan bersih, hanya kulit nya yang pucat

Indahnya ku lihat cinta di mata mereka, aku pun memeluk suami ku. Aku tidak mau kehilangan diri nya

Next chapter