1 Dia...Kakakku

seseorang menggenggam erat tangan kananku seolah tak ingin pergi dari sisiku. tubuh ini begitu berat ku gerakan meskipun berulang kali mencobanya. aku hanya bisa mendengar suara mereka. pelan...sangat pelan. suara itu...suara yang tak lagi asing di telinga. "aku masih disini. mimpi apa yang datang sehingga membuat matamu terus terpejam? ceritakan kepadaku. aku ingin tahu". tak jarang suara itu diiringi Isak tangis.

sesekali ada banyak suara yg ku dengar. sesekali hening tanpa suara. aku tidak bisa mendengar secara jelas apa yang mereka bicarakan. aku tak tahu pasti berapa lama aku tidur. berapa kali bajuku diganti. berapa kali tubuhku diseka. berapa kali jarum menyuntik di tanganku. Yang ku tahu, ekspresi bahagia terpancar dari wajah mereka saat melihatku kembali membuka mata.

aku mengenali suara itu meski diantara kegaduhan. "Kak.." seketika suasana ruangan yang semula gaduh berubah menjadi hening seketika. semua pandangan tertuju padanya. tanpa dikomando, mereka membuka jalan untuk Dimas, kakakku. mata kami saling menatap. lama kelamaan dia menangis dan bersimpuh di sisiku. aku hanya ikut terbawa suasana. perlahan air mataku mengalir di pipi.

avataravatar
Next chapter