1 01.hari sial pertama Naura

Pagi yang dingin dengan santapan matahari membuat cuaca hari ini sangat indah dipandang. Satu gadis ini kini telah berhias didepan cerminnya dan terakhir dia memakai pelembab bibir lalu mulai mengambil tas untuk turun kebawah.

Dia melangkah pelan dan melihat kedua orang tua angkatnya sudah ada diruang makan tengah berbincang.

"Papi..."

"Mami...."

Sapa gadis itu lalu memeluk satu persatu dua joli yang sudah dia anggap orang tua kandungnya sendiri. Dengan segera mereka membalas pelukan putri satu-satunya itu seakan-akan tidak ingin kehilangan selamanya.

"Pagi juga Naura sayang...." Sapa wanita paruh baya yang kini telah menaruh selai kacang diatas roti untuk santapan putrinya.

Naura Queenslay Werloy,dia gadis semata wayang yang sudah dianggap sebagai anak kandungnya. Setelah insiden beberapa tahun lalu itu. Sintha,wanita yang berperan aktif sebagai ibu Naura akan selalu menjaga Naura sebaik mungkin.

Dia kemudian menaruh roti itu dan dengan cepat Naura melahapnya sampai habis hingga diakhiri susu putih kesukaan nya.

"Kalau gitu Mi,Pi...aku pergi sekolah dulu,dan aku juga udah janjian ama Regi untuk sama-sama berangkat" pamit Naura lalu menyalim Sintha dan juga Darman.

"Hati-hati dijalan lain kali Papi akan antar kamu"ucap Darman lalu membelai rambut ikal anaknya itu.

"Makasih Pi...Naura tunggu kalau gitu bye Pi...bye Mi" kini Naura melangkah keluar dari rumah dan sudah ada mobil hitam yang kini menunggu kehadirannya. Siapa lagi kalau bukan Regi Kingdasan, sahabat kecil Naura yang menemaninya saat Naura kehilangan orang tua kandungnya saat masih kecil.

"Udah lama nunggu?" Tanya Naura sambil memeluk Regi yang juga membalas pelukan hangat dari sahabatnya.

"Baru lima menit yang lalu, yaudah yuk keburu telat" ajak Regi lalu mereka masuk dan mobil sudah melaju normal menuju sekolah Wenlin World.

_-_-_-_-_-_-_-

"Jennie gue ketoilet dulu yah... kebelet nih" izin Naura yang sudah tidak tahan lagi, apalagi kelas sekarang Free karena guru sedang rapat membuat hari pertama sekolah Naura dihiasi kebebasan yang diinginkan oleh semua siswa termasuk Naura sendiri.

Dengan segera Jennie, teman SMPnya dulu langsung mengangguk, membuat Naura kini bergegas keluar dari kelas XII IPS-2. Ditekongan Naura semakin tergesa-gesa hingga akhirnya...

Brak.

"Aaaahhhwwwe..."ringis Naura kini tergeletak dilantai dengan keadaan terluka dibagian siku dan lututnya.

Naura bertabrakan dengan seorang pria asing yang hanya menatap nya serta keempat temannya itu tidak niat untuk membantu bahkan berkata kepada Naura.

Yang ada,mereka berlima melewati Naura yang masih tergeletak dilantai membuat gadis ini naik pitam dan bangkit dari lantai.

Tidak semudah itu!!!

Naura langsung membuka sepatu nya lalu melempar sembarangan hingga akhirnya lemparan terkena pas dengan orang yang menabrak tadi.

"YES!!!" girang Naura lalu melangkah mendekati pria yang memiliki wajah datar namun tetap terlihat tampan.

"Emang elu kira bisa semudah itu pergi...elu harus tanggung jawab atas apa yang elu buat ama gue sampai-sampai gue terluka kek gini" jelas Naura sambil membersihkan tangannya dari desiran tanah yang masih melengket.

Yang ditanya hanya diam lalu menatap tajam Naura yang juga ikut menatap lelaki itu tak kalah tajam.

"Emang gue peduli" setelah mengucapkan kata-kata enteng,dia melangkah pergi tanpa memedulikan cewek yang sudah membara bagaikan api yang menyala-nyala.

"Awas ajah elu yah!!! dasar banci!!gue bakal balas perbuatan elu" teriak Naura yang kini banyak ditatap oleh semua siswa-siswi yang berlewatan.

Mereka bergedik ketakutan saat pria yang dicaci-maki berhenti ditempat dan berbalik badan menatap tajam Naura seperti menemukan mangsa baru.

"Berani juga nih cewek!!" Batin nya yang lalu melangkah mendekati Naura.

"Apa mau elu!!!"suara berat itu keluar dari mulut pria itu. Dia Aruna Varosaza Sanota,pria idaman yang memiliki kharisma menakutkan.

"Gue mau elu tanggung jawab" pinta Naura membuat senyuman licik terlihat diwajah tampan Aruna.

"Elu ngak tahu gue siapa?hah??"Aruna dengan cepat mencekik leher gadis itu membuat nya nyaris tak bernafas dan membuat wajahnya memerah.

"Woy bro...tahan,cewek lur"ucap Reyhan,sahabatnya berusaha menenangkan Aruna.

Mendengar ucapan itu,Aruna langsung melepas genggaman nya dari leher Naura dan mendorong gadis itu. Untung saja Naura masih kuat sehingga badannya tidak nyaris terjatuh.

"BANGSAT!!! beraninya sama cewek!dasar banci"

Deg.

Sudah cukup Aruna mendengar hujatan itu yang keluar dari mulut pedas Naura dan dengan cepat Aruna melangkah lalu mendorong keras gadis itu hingga terbentur ditembok.

Sigap Aruna mengunci gadis itu dengan tangannya dan...

Cup.

Aruna melumat bibir manis Naura,santai tapi tetap saja itu menjijikkan bagi gadis yang sudah tidak tahan dengan perbuatan pria aneh ini.

Dengan refleks, Naura menendang bagian intim Aruna membuat nya meringis kesakitan, sedangkan keempat temannya sudah cengengesan tidak tahan melihat adegan mengilu kan itu.

"Argh....elu udah ngambil fir-...awas ajah elu gue bakal balas perbuatan menjijikkan itu!" Naura melangkah pergi tidak ingin melihat kembali pria yang sudah mengambil first kissnya.

Kini rasa dendam sudah ada dibenak Naura dan akan melakukan apa saja supaya lelaki itu musnah secepat mungkin.

Dia pergi ketoilet dan membersihkan mulutnya dari sentuhan bibir Aruna tadi.

"Awas ajah tuh orang gue bakal buat dia minta maaf,et tapi dia kok niat amat nyium gue kayak ngak ada rasa dendam...et yawlohh apaan nih itu menjijikkan tahu ngak!!dasar otak memang kagak bisa diajak serius...dia tuh orang asing yang udah ngebut first kiss gue dan gue bakal balas itu semua!!!kesel"

Semua kata-kata mutiara itu keluar dengan santainya dimulut Naura. Rasa dendam bercampur aduk dengan kesal membuat moodnya benar-benar hancur tidak tertolong.

Wajah tampan Aruna masih terngiang diotak Naura yang tidak bisa lenyap. Selama perjalanan menuju kelas,tetap saja Naura mengingat wajah datar Aruna membuat gadis itu berteriak histeris dan kini semua sudut pandang menatapnya heran.

Dasar orang tidak waras! Tapi Naura tidak peduli dan segera duduk membuat Jennie yang duduk didepannya langsung berbalik badan menatap sahabatnya yang seperti tidak mood.

"Napa elu?"

"Gue kesel tahu ngak...tuh orang seenaknya ngambil first kiss gue terus nyekik leher gue ampe merah...gue bakal balas itu semua" jelas Naura dengan amukan yang belum juga padam.

"Wah....gasss kan aja Nar, kalau gue jadi elu udah gue tabok tuh muka cowok yang udah berani macam-macam ama gue apalagi udah ngambil first kiss gue" Jennie kemudian bangkit dari duduk nya dan mulai memperagakan gerakan yang mirip dengan film kungfu Panda.

Naura yang melihat malah semakin badmood dan ingin secepatnya keluar dari sekolah yang membuat nya benar-benar gila. Berbicara dengan Jennie tidak ada untungnya.

"Nyesel gue sekolah disini"

Bersambung:)

avataravatar
Next chapter