68 selesai

"telepon"

Tarika:"aah iya iya kirim aja ke sana ya pak"

P:"baik buk pembayaran ini mau chas atau TF buk"

Tarika:"TF aja ya krim no rek aja ya"

P:"baik buk"

Tarika:" ok terima kasih"

begitu selesai menelepon aku masuk ke rumahku mencari naza, dia yank sedang bermain dengan anak-anak tara aku biarkan dia untuk berpikir pernah sejenak.

dan aku segera membersihkan luka ku Karena aku tahu sebentar lagi jam makan siang pasti kak arta akan pulang seperti biasa.

begitu aku duduk dan membersihkan darah darah yang sudah mengering di tanganku Aku kaget karena kak arta sudah duduk manis melihatku sedari tadi di situ.

"aammm kak hai hehehe"

kata aku salah tingkah

"hai tayoo"

katanya sambil senyum terpaksa

"hehehe"

aku saat itu hanya bisa cengengesan

"yank itu tangannya kenapa"

mendekati

"ooohh ini ya hhmm anuu anuu"

bingung menjawabnya

aku yang saat itu ingin melarikan diri dari dia yang seperti sepertinya akan meledak dalam hati berhitung 123 Aku mengeluarkan jurus langkah seribu yaitu melarikan diri tapi ternyata dia yang sudah mengetahui maksudku menarik tanganku sampai aku terjatuh di atasnya

"mau ke mana, udah bandel sekarang ya sayank"

tersenyum dengan lebarnya

"hehe sedikit kok ya nggak banyak sedikit aja"

kataku lagi masih cengengesan saja

"ya ya ya SINI! "

tariknya

aku yang saat itu hanya mendengarkan ocehannya merasa sangat panas, ya walaupun aku tahu saat itu dia sangat menghawatirkan aku Dia membantu membersihkan obat merah dan meniup-niup nya saat aku merasakan Pedih.

dia yang saat itu masih cemberut karena ulahku sendiri aku yang hanya diam duduk disampingnya akhirnya mengecup pipinya lalu melarikan diri.

"TARIKAAAA!! "

teriaknya

"hahahahahaha"

aku berlari sambil tertawa

"dasar kamuuu yaaaaa! "

teriaknya lagi sambil mengemas kembali isi kotak P3K yang tadinya aku pakai

setelah lelah melarikan diri aku menyiapkan makan siang untuk semua saat itu aku lihat Bu indah seperti sedang kurang sehat aku panggil dia

"buk, ooo buk inah sini deeh buk, kok kayaknya ibu kurang sehat ya"

tanyaku

"aah iya ibuk agak meriang"

jawabnya

" wah bahaya ibu ini"

kataku lagi

"loooh bahaya kenapa too"

panik

" bahaya lah sibuk malah Merindukan kasih sayang hahahaha"

kataku tertawa sambil mengecek suhu tubuhnya

aku yang saat itu merasakan kalau tubuh Bu Inah lebih panas dari biasa segera memanggil kak arta yang tadinya ada di ruang tamu.

kak Arta pun mengecek keadaannya dan kak arta bilang demam adalah gejala awal penyakit dan itu harus di tangani harus di waspadai kalau panasnya di luar batas wajar kak arta pun mencoba mencari obat penurun panas untuk buk inah dan saat itu juga menyuruhnya istirahat.

"kak"

panggilku

"apa"

cuek

"kak ihh, gitu aja marah"

kataku mendekat

"kamu itu yaa enak kalo ngomong gitu aja gitu aja nggak tahu apa kalau hatiku nyut-nyutan kalau lihat kamu terluka walaupun sedikit"

mencubit pipi

"iya iya maaf namanya juga emosi"

jawabku lagi

" Terus kalau kamu emosi sama aku Kamu pukul aku gitu"

peluknya pinggangku

"yaa gak lah kak, mungkin aku dulu orang yang kasar cowok tomboy lah, tapi sekarang Apalagi aku sudah berumah tangga punya anak enggak mungkin aku kayak gitu di depan mereka itu bisa jadi contoh yang nggak baik untuk mereka ke depannya"

kataku menyandarkan kepalaku di dadanya

"memang istri is the best"

peluknya

"ahem ahem aaah kalau bermesraan nggak lihat-lihat ah masih ada ibuk inah di sini loooh"

kata naza kaget

"hahahaahahaha maaf buk kalo ber dua suka lupa segalanya hahahaha"

kataku malu

"iya ndak papa nak udah biasa hahh"

jawab buk inah sambil tertawa

"ya udah yuk di saya antar ke kamar buk"

kata kak arta bantu buk inah berdiri

selagi kak arta berdiri aku dan naza yang duduk berdua mulai bicara dengan sangat serius.

"naz, gimana keputusan kamu soal mahda"

tanyaku

"hhm gimana ya tar, aku memang merasa sangat sakit dan kecewa sama dia tapi aku masih memikirkan anak kami yang masih sangat membutuhkan peran seorang ayah"

tersenyum

"waah naz syukurlah kalau begitu, kamu yang sabar ya aku yakin deh dia pasti akan berubah gak mungkin dia mau sia siain kesempatan itu kan"

pelukku

"ita tar, semoga ini jadi pelajaran buat kami deh tar"

"iya naz, semoga semua ini menjadikan kita orang yang lebih baik ke depannya ya"

menepuk pundaknya

"iya amiin"

setelah pembicaraan itu

"sayaaaank"

teriak kak arta dari kamar anak anak

"iyaaa apa kak"

balik teriak ku

"arfa pup yaaank"

"ooh iya iya kak"

aku pun berpamitan pada Naza dan pergi ke atas, dan benar saja ternyata kak arta berbohong sebenarnya dia hanya ingin melanjutkan aksinya yang tadi dan untung saja saat itu kita yang sudah bangun.

"bunda papain"

tanyanya

"aah gak kok gak ngapa ngapain sayank ini ayah minta main maim sayang"

kataku melepas tangan kak arta

"ooohh, tika endong bunda"

menaikan tangan

"iya sini sayank"

mengangkat tika

begitu aku melangkah pergi aku lihat suamiku itu berbaring seolah-olah dia putus asa aku saat itu hanya bisa tertawa geli, segera aku turun dan mengambilkan nasi untuk Tika dan menyuapinya sambil berkeliling.

anakku yang satu ini makanya agak susah jadi harus pandai pandai membujuknya, pernah satu kali satu harian dia tidak ingin makan aku ajak dia naik odong-odong berkeliling barulah dia mau makan, kalau si abang sih makan enak-enak aja disuap nya kalau yang ini aduuuuh.

tak terasa hari sudah menjadi sore Naza pun akhirnya berkembang dan dia berpamitan kepada kami.

" tarika aku berterima kasih banget sama kamu, terima kasih udah mau menasehati aku menenangkan Aku bahkan mau repot-repot menyelesaikan masalah Ku Terima kasih banget ini adalah hutang budi tar"

ucapnya

" eeeh eh apaan lagi hutang budi, Ya ampun aja namanya juga kita ke temen kalau saling membantu ya itu wajar-wajar aja kamu ini loo"

kataku menepuk pundaknya keras

" dasar bar bar masih aja kayak dulu hahaha"

tertawa

"hahahaha ya dia lah Yang penting kan suami ku tetap cinta ya kan Kak"

kataku melirik suamiku

" Iya sayang iya"

angguknya

" arah kak arta terpaksa aja tuh kayak gitu"

lanjut naza

" Iya Kak!! kamu cuman terpaksa bilang kayak gitu Oh ya udah cukup tau aku"

omelku

"lah lah lah kok?? Ya ampun Istriku yang cantik jelita my honey bunny sweety aku tuh serius nggak bohong, dan yang pasti nggak terpaksa"

peluknya

" halah bussyid"

melepaskan

"kamu ini yaa naza bikin ribut deeh"

kata kak arta kesal

"hahahahaha enggak lah thariqah bercanda kok kamu ini Ya gampang banget percaya sama orang"

mencubit pipi

"hahaha aku tau kok kak hehehe, aku sengaja aja hahaha"

kataku ikut tertawa

"kurang ajar"

manyun

"oohhh aku kurang ajar yaa kak tolong di ajarin lah kalo gitu kak"

jawabku lagi mencubit perutnya

"ooh aman boos nanty malam di ranjang aku ajarin"

katanya dan tersenyum dengan lebarnya

"laah kok di ranjang"

bingung

"ya iya lah hahahahaha"

tertawa lepas

" Ah udahlah aku pergi aja deh kalau lama-lama di sini Aku bisa gila dengan pembicaraan kalian Apalagi aku yang jarang dibelai ini nanti kalau pengen sama siapa coba"

mengambil barang

"hahahahaha sory sory naz, Iya tenang aja lah nanti kalau kalian udah baikan pasti ya bakal kayak gitu lagi lagian itu kan kewajiban juga"

kata kak arta membantu mengangkati barang-barangnya

"iya ar, pokoknya buat kalian berdua aku terima kasih banget ya aku pamit, kak salim dulu sama om tante"

menyuruh anaknya

"pulang ya om tante"

kata anaknya itu

sore itu

#di rumah mahda

Mahda yang baru saja selesai mandi menyegarkan diri dan masih duduk termenung di ruang tamu yang masih sama dari hari kemarin.

tiba-tiba dia mendengar suara ketukan pintu dia yang dengan semangat berlari membukakannya berharap itu adalah istri dan anaknya

"sayank"

katanya membuka pintu

"sayank sayank, eeh lo kemana sih gak masuk gak kasih kabar gila luu ya bos marah tuu"

ternyata salah seorang dari rumah sakit datang

"aah maaf ya, aku lagi ada masalah"

menunduk

"laah masalah apaan itu muka lu kenapa kok capek kayanya banget"

tanyanya lagi

"banyak lah nggak usah gue ceritain lagi yang ada gue makin pusing dan maaf nih gue nggak bisa aja kau masuk rumah gue berantakan banget"

mengusir secara tak langsung

"ini anak yaa, ok lah gue balik ya kabari kalo ada apa apa yaa"

pergi

"iya makasih banyak yaa"

menutup pintunya

Baru beberapa langkah dia berbalik badan terdengar lagi suara pintu yang diketuk

"apa lagi udah sana pigi"

membuka tanpa melihatnya

"oohh ya udah"

aku yang saat itu begitu mengenal suara itu langsung membulatkan mataku melihatnya dan ternyata itu adalah istriku

"sayank maaf maaf aku kira temen aku yang tadi balik lagi"

menarik tanganya

saat itu aku yang melihatnya langsung memeluknya dengan erat rasanya Aku sangat merindukannya sangat-sangat merindukanmu Aku kecup keningnya dan ketika aku ingin mengecup bibirnya dia menahan nya dengan kedua tangannya

"yank maaf"

kataku pelan

"ada anak di bawah umur"

jawabnya

"oohh iya yaa, ada anak ayah di sini yuk ayah gendongan sayank"

kataku melihat ke bawah

"gak mau ayah jaat"

bersembunyi

"gak kok sayank gak"

bujukku

"udah awas aah mau masuk"

melangkah masuk

"iya sayank iya, sini aku bawain barang barangnya"

begitu sampai di dalam rumah dan sampah bertebaran dimana-mana

" bla bla bla bla"

Ya begitulah kira-kira omel nya

malam

# kembali ke rumah Arta dan Tarika

rumah yang biasanya tenang karena semua terurus tiba tiba jadi sangat kacau dan berisik malam itu.

"kak itu baju abank kenapa basah aah tolong digantiin dulu lah nanti masuk angin"

menyuruh

"iyaaaa"

teriaknya

aku yang saat itu masih sibuk mengemasi semua mainan yang berserakan, dan barulah Menyiapkan makan malam karena Bu Inah sedang sakit dan perlu istirahat Aku harus sedikit lelah mengerjakan semua yang biasanya dikerjakan Bu Inah, seperti memasak nasi memasakan sayur untuk Rafa dan Tika pembuatan susu menyapu bersih-bersih mencuci piring bahkan mencuci dan menjemur kain.

"semoga buk inah cepet sembuh bisa-bisa kalau dalam waktu yang lama aku jadi lebih kurus dari ini"

kataku dalam hati

begitu selesai Aku menyiapkan makan malam aku juga menyiapkan bubur dan teh hangat untuk buk inah di kamarnya, aku cek juga panasnya yang ternyata belum turun juga dia yang saat itu masih tertidur aku Kompres kepalanya dengan baby fever untuk orang dewasa, barulah setelah itu aku mencoba membangunkan dan menyuruhnya makan bubur yang sudah aku buat setelah itu akupun berpamit turun.

"kak ajak abang makan"

teriakku

tapi saat itu hening, Aku Yang penasaran menggendong Tika yang tadinya bermain lalu melihat kak arta dan abang, begitu aku sampai ke dalam kamar ternyata Suamiku dan juga anak laki-lakiku tertidur dengan pulasnya.

aku yang saat itu tidak membangunkan mereka mengambil selimut dan menyelimuti mereka, aku mengecup kening mereka satu persatu dan pergi keluar bersama tika.

aku kembali ke dapur mengambilkan makan untuk Tika aku menyuap nya sambil menonton TV acara favoritnya, aku lihat anak perempuanku yang sudah tumbuh dengan sangat cantik dan cerianya aku yang melihatnya hanya tersenyum merasa sangat senang.

kedua anakku memang kembar wajahnya pun sama hanya bedanya rambutnya dari tika lebih panjang daripada arfa, kulit putihnya yang mengikuti ayahnya membuatnya cocok menggunakan baju apa saja dengan warna apa saja, tapi aku kadang suka kesal kalau memperhatikan anak-anakku Bagaimana tidak dari semua ciri khas mereka yang hanya mirip dengan aku adalah mata dan rambut saja.

begitu ketika selesai makan suamiku dan anak laki-lakiku baru saja bangun dan langsung aku siapkan air minum dan menyiapkan makan malam mereka.

walaupun Hari ini sangat melelahkan tapi aku sangat senang kalau semua berakhir dengan baik, dan sekarang ini kami sedang duduk santai bersama sambil menonton acara tv.

di rumah yang lain ya itu rumah naza dan mahda

"yank"

mendekati

"apa"

cuek

"aku kangen pengen juga niih"

mendekat lagi

"aku lagi males kak, aku masih kesel sama kamu"

menjauh

"yank"

sedih

"gak gak laah kak udah deeh kamu bantuin aku lah ini susuni baju baju ke lemari aku capek banget"

berbaring

"ok ok, tapi itu ituu yah"

mendekat

"hhmm nanty lah itu"

memeluk bantal

"yaank ih"

mencolek

"iihh iya iya ah"

"yes, siap bos!"

dengan cepat memasukan semua baju baju ke lemari dengan grusah grusuh

"yang rapi kak"

lanjutnya

"iyaaa"

dan begitu selesai dia langsung mendekap dari belakang dan berbisik di telinganya

"yuk yank"

"ogaaah"

"yaaank ih"

duduk

"besok aja kak capek"

masih membelakangi

"yank"

merengak

dan ternyata malam mereka tak begitu mulusnya dam malah belum membaik jadi mungkin besok hahahaha

================

malam semua

semoga suka yaa

maaf saya jam up yang lagi gak teratur soalnya lagi ada kerja hehe

avataravatar
Next chapter