35 penantian

"BUNDAAAA SAKIIT!! "

teriakku lagi baru keluar dari kamar

"BUNNDAAAA"

teriakku lagi

"TARIKA"

melihat ke atas

saat itu bunda yang panik pun berteriak minta tolong kepada sopir dan tugas keamanan, aku yang masih berada di atas tangga segera dibantu turun, lalu kami langsung naik mobil dan menuju ke rumah sakit.

saat aku mulai kontraksi sakit perutku mulai datang, bunda yang mulai panik langsung menelepon kak arta yang di rumah sakit dan memberi kabar.

"Telepon"

Arta:"hallo bunda ada apa"

Bunda:"itu nak arta anu anuu"

Tarika:"aah bunda lama, siniin teleponnya"

Arta:"ada apa sayank"

Tarika:"sebentar lagi kami sampai di rumah sakit kak"

Arta:"loh kenapa sayank siapa yang sakit! kamu gak papa kan"

Tarika:"di luar perkiraan kak aku udah kontraksi dan mau melahirkan kak"

Arta:"APA!!! "

Tarika:"iya tunggu kami di sana yaa,hubungi papa dan mama juga kak"

Arta:"ok,kuat terus sayank atur nafasnya yaa"

Tarika:"ok bye kak"

ya ampun si sela sela panikku ada rasa bahagia karna tak sabar aku sebentar lagi akan menjadi seorang ayah ya secepat ini kan.

segera aku berlari memanggil beberapa suster untuk menyambut kedatangan tarika di jalan, dan yaah tan lama aku melihat mereka turun dan langsung menghampiri, dengan sigap mengangkat tarika dan menaikannya perlahah ke tempat tidur pasien dan lalu mulai mendorong sampai ke dalam ruangan.

"arta ini istri kamu masih bukaan 5, saya tinggal dulu yaa, saya tinggalin 1 dokter pengawas di sini yaa kamu juga harus siap terus support istri kamu agar tetap kuat ya, saya permisi dulu karna di ruangan sebelah ada yang sudah bukaan 1"

serius

"baik dok"

semangat

"saya permisi"

pergi

hhmm huft haah huft haah

aku mulai mengontrol pernafasan dengan menahan rasa sakit yang tak bisa di jelaskan

"kak sakit banget kaak huft hah"

ku genggam tangannya

"kamu yang kuat yaa sayang tahan ok"

emuah kecupnya keningku

"iya kak, apapun demi anak kita"

kataku di sela sela sakit

aku yang terus merasakan sakit yang teramat sakit sambil mengontrol nafas, dokter tadi sesekali melihat keadaan.

"sudah bukaan 7 pak, ibuk yang semangat yaa"

usapka perutku

aku yang merasakan sakit yang berasa semakin sakit, keringat ku sudah sangat banyak ber cucuran saat itu jantungku berdebar tak karuan saat itu.

sampai seorang dengan sama nafasnya sepertiku datang.

"dokter arta ini darutar tiba tiba pasien yang tadi mengalami pendarahan dan kejang,kita harus segera melakukan tindakan oprasi"

paniknya

"APA!!?"

kaget dan menatap ke arah ku

"tapi istri saya lagi mau melahirkan dok, emang gak bisa dokter yang lain"

panik

"maaf dok ini darurat, dokter lain sudah pulang dan itu tak akan sempat, tolong dok"

makin panik

"tapi"

ragu

"sayaaang in ni sudah tanggung jawab kamu sebagai dokter, pergi lah aku gak papa panggil bunda buat temeni aku"

kataku di saat menahan sakit

"ok sayank, semangat yaa sayank yank kuat yaaa sayank maafin aku"

pergi

"KAK!! "

teriak

"iya yank"

berbalik

"CEPETAN SELESAIKAN OPRASINYA ,KALO NANTY AKU MAU LAHIRAN KAMU BELUM ADA DI SINI 1 TAHUN JATAH DI RANJANG PUNAH!!!"

teriak dan melotot

"BUSEEET"

Kompak kami semua yang mendengar

kak arta segera berlari dan tak lama bunda datang langsung berada di ampingku

"nak yang kuat yaa jangan lupa baca doa semoga di lancarkan yaa sayank"

mengusap kepala

"iya bunda huft fuuh"

jawabku sambil menarik nafas

sambil terus mengatur nafas aku menahan rasa sakit ini yang sudah teramat sangat sakitnya.

"sudah bukaan 8 buk, terus kuat yaa buk"

kata dokter itu

aku yang sudah mulai merasakan sakit sedari tadi semakin lama semakin menegang bajuku sudah mulai basah oleh keringat yang bercucuran merasakan sakit yang belum pernah aku rasakan sebelumnya sakitnya sungguh teramat sakit aku terus mengatur nafas dengan didampingi bunda di sampingku.

sudah 27 menit setelah kak arta Pergi untuk melakukan operasi tadi denyutan nya sudah sangat teramat sakit kurasakan ku menggenggam tangan Bunda menahan rasa sakitnya bahkan sesekali aku mengejen.

eehh fuuuht

"buk ini sudah bukaan 9, ayo semangat ya Bu Saya permisi dulu memanggil dokter untuk menangani ibu bersalin nanti"

pergi

jantungku semakin berdebar sangat kencang begitu tahu bukaan sudah hampir sempurna dan suamiku masih belum ada disampingku saat ini, aku semakin tegang menahan rasa sakit berdenyut-denyut sampai ke kepala rasanya.

" Bunda ini sakit banget Bunda, tarika takut nggak kuat bunda, kak arta mana kok belum datang"

tanyaku

" Ayo dong sayang yang kuat! sebentar lagi datang kok! sabar ya, ayo diatur lagi nafasnya sayang"

kata bunda menyemangati

saat itu aku yang terus mengatur nafas ku merasakan sakit yang rasanya sudah hampir ke kepala, tak lama dokter yang tadi dan dokter yang akan menangani aku bersalin pun datang mereka Langsung mengecek keadaan ku.

" dok bukaan sudah sempurna"

katanya

" Oke persiapkan semuanya, Ibu ayo kita posisi in yang pass, atur nafas ya Bu"

katanya mulai membuka kedua kakiku lebar

" suami saya mana ya Dok"

tanyaku lagi

" udah nak Bunda ada disini nemenin kamu ya"

kata bunda

" proses persalinan ini harus segera dilakukan tidak bisa menunggu lagi"

kata dokter jelas dan tegas

" Baiklah kita mulai Mari kita berdoa bersama di awali mengucap Bismillah hirohman nirohim tolong ibu dengerin aba-aba saya ya"

" Bismillahirohmanirohim"

ucapku lagi

aku pun mulai di aba abai agar terus mengatur nafas dan mengejan dengan sekuat tenaga, tiba tiba.

"maaf dok"

kak arta datang

"KAMU DARI MANA AJA!! "

teriakku mulai meneteskan air mata

"maaf sayang, ayoo sayank semangat sayang"

kak arta dengan tangan nya menggenggam tanganku

aku dengan sekuat tenaga mulai mengejan lagi

uuuhhhh aaaaaahh

ffuuuh ffuuuhh haah fuuuuhhh

bahkan di sela-sela mengejan ku ada teriakan

"ayo terus buk terus yang kuat sedikit lagii buuk"

kata dokter

"dorong lagi sayank dorong kamu pasti bisa"

uugghh

hhuuuhh fuuuuuhhhh haahh ffuuuhh hah

aaaaaaaakkkk

d

a

n

"ooeeek ooeeeeek!"

suara tangisan pun terdengar di telinga membuat ruangan bisu sesaat rasa sakit itu hilang sekejap dengan datangnya dia yaa dia malaikat kecil yang kami nanti selama ini.

"ayo di terima dan di bersihkan siap siap satu lagi"

kata dokter lagi

aku lupa kalau anakku kembar, tubuhku terasa sangat dingin mataku mulai berat dan mulai melemas saat itu daan aku kehilangan kesadaran dan tak bisa mendengar apapun mataku terpejam gelap tapi tiba tiba aku melihat kak arta dalam bayangan.

kak arta sedang bersama seorang wanita menggendong anakku, mereka terlihat sangat bahagia saat ituu dan aku sadar kalau aku saat itu ternyata sudah tiada dan itu kak arta dengan istri barunya, merasa tak terima aku pun kembali sadar dari tidurku.

"sayank kami udah sadar, ayo sayank kuat anak kita yang satunya belum lahir"

kata kata kak arta kak arta membuat aku segera sadar

kembali aku sekuat tenaga mengejan sekuat-kuatnya merasakan sakit sekali lagi sakit yang benar-benar sakit luar biasa dan akhirnya.

"selamat pak anaknya perempuan"

kata dokter

"dok anak saya nggak menangis dok"

panik

kami semua mulai tegang dokter melakukan pertolongan pada bayi menekan dadanya menyedot air ketuban yang mungkin masuk ke dalam mulutnya.

t

a

p

i

===========================

gimana yaaa

😢😭😭😭😭

harab bersabar

avataravatar
Next chapter