67 pecah

aku langsung mengajaknya masuk dan menyuruh nya meletakkan anaknya di kamar Arfa dan tika lalu kami turun kembali.

"aduh"

"lah kenapa tar"

tanya naza saat aku jatuh

"linu ah naz hehehe"

jawabku cengengesan

"hahaha makanya jangan sering olahraga malam"

aku lihat dia yang tertawa di sela sela kesedihannya itu, segera aku peluk dia erat dan dia akhirnya menangis lagi sejadi jadinya, belum lagi sempat kami duduk dia sudah mengoceh saat dia menangis menceritakan suaminya yang telah berselingkuh.

saat itu yang aku salut pada naza ini dia sama sekali tak ingin marah, dia hanya pasrah dan merelakan kalau itu kebahagiaan buat semua walau dia harus yang menjadi korbannya.

tapi aku yang saat itu melihatnya merasa keram dengan mahda dan aku gak menyangka dia itu laki laki yang sangat mudah tergoda, kalo aja ini gak jam 12 malam lewat yaa udah ngamuk nih aku datangngin dia.

setelah dia lelah menangis dan bercarita aku suruh dia untuk ber istirahat di kamar arfa dan tika yang punya 3 tempat tidur.

buk inah yang saat itu aku suruh tidur di ranjang yang di atas dan naza juga anaknya di bawah, dia yang saat itu langsung tertidur aku tinggal kembali kembali ke kamar.

aku lihat kak arta sudah tidur dengan pulas langsung aku terjang dia.

"aaaaaakk"

teriaknya

"tarikaaa apa sih sayank"

katanya memegang perutnya yang kesakitan

"maaf kak, aku betek banget nih"

". . . . "

"kakak!? "

teriakku pada kak arta yang kembali tidur

"aah iya iya yank kenapa"

telayang

"emuah, emuah"

kecupku

"jangan di pancing yank nanty bangun kewalahan yank"

peluknya

"kak bangun dulu deh aku lagi emosi nih"

kataku serius

"emosi kenapa"

kaget dan agak menjauh

"temen kamu"

kataku memelototinya

"siapa!? "

bingung

"MAHDA!! "

kataku geram

"lah dia ngapain kamu too yank"

mendekati

"iih kak rasanya aku mau tonjok tonjok itu mukanya, dia selingkuhin Naza kak"

lanjutku kesal

"ya elah itu anak ya, sok ke gantengan banget jadi orang, pantes lah naza ke rumah malam malam begini ya yank"

menatap

"iya kak, kasihan anaknya kan kak"

merangkul tangannya

"iya yank"

mengecup kening

"kak"

"hhmm iya sayank"

menatap

"apa aku jelek?? "

tanyaku dengan serius

"gak"

menjawab dengan pas

"hhhm apa aku cantik"

tanyaku lagi sambil senyum

"hhhmm gak"

dengan jawaban yang sama tapi ragu

"lah jadi kamu itu nikahin aku karna apa coba, ih gak jelas banget deh kamu kak, muka aja ganteng gelar doktek otak somplak bener"

omelku kesal

ctaak

"aduuh sakit"

aku kesakitan keningku di sentil kak arta yang mulai manyun

"sayank percaya deh, orang membangun rumah tangga itu di dasari dengan cinta dan cintanya aku ke kamu itu bukan soal kamunya cantik atau fisiknya kamu sayank, tapi karna hati kamu yang begitu baik, peduli, sabar dan lembut, naah satu lagi bonus sayank kamu itu manis dan gak bosenin"

dia mendekat dan menarik hidungku

aku yang saat itu merasa sangat senang jadi tersipu sipu malu.

aku tatap dia lagi dan mencium bibirnya lembut.

"aku cinta kamu kak, selamanya"

kataku melingkarkan tanganku ke leher suamiku itu yang sudah tersenyum

"aku jug . . . "

terputus

"tapi kalau kamu macam macam sampai selingkuh pula"

"hiaaaaak"

melompat menimpanya

"YAAAAANK!!? "

"uhuk uhuk uhuuk"

"aduuh yank"

kesakitan

"jangan macam macam kalo gak apa kak"

tanyaku padanya yank masih kesakitan

"aaauww maak mati yank"

katanya kesakitan

"hahahahaha pande sayank pande"

pelukku

"aduh yang sakit banget yank, laah aku kan gak macem macem"

balas memeluk

"hehe peringatan aja kak"

jawabku cengengesan

"buset yank, kalo sering-sering peringatin aku bisa bisa mati beneran yank"

menyandar

"hehehe gak lah yank, ini pertama aja aku percaya kok sama kakak hehe emuah maaf ya sayank"

kataku mengecup keningnya

"gak mau"

"gak mau apanya, ya udah sana ah"

kataku mendorong

"gak mau kalau ciumnya sekali hehehe"

mendekat

"uluh uluh suami aku, cini cini sayang"

"emuah" di kening

"emuah" di pipi kanan

"emuah" di pipi kiri

"emuah" di leher

"hauk" gigit di telinga

"uwaaaaaa"

teriak

"sakit yank"

"hahahahaha"

aku hanya tertawa melihatnya

"sayank ih udah ah, tega banget "

memeluk

"iya iya maaf kak, gantian deh kak"

kataku menutup mata

"emuah"

"mana tega aku yank, aku gak akan pernah balas kamu yank apa lagi sampe kesakitan"

" tapi kalo buat kamu mendesah terus aku mau yank"

memeluk

"hahahahaha"

jawabannya membuat aku sangat geli

"udah ah yank tidur yuk"

menarik selimut dan memelukku

"selamat malam ya sayank, mimpi indah i love you istriku emuah emuah"

lanjut kak arta

"iiiihhh lebai banget sih kak"

mendorong

"ya udah"

membalik badan dan membelakangi aku

aku yang tau suamiku itu sedang ngambek padaku aku dekati dia mengecup pipinya dan membisik di telinganya

"i love you too suamiku"

dan membelakanginya dan saat itu juga dia memeluk aku dan aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur.

saat kami semua terbangun pagi itu aku mandi dan turun menyiapkan sarapan tapi aku lihat naza sudah ada di dapur menyiapkan bahan masakan segera aku mendekat dan membantu dia

"buset naza, itu muka orang apa alien ah serem benar udah udah biar aku aja deeh kamu sana tiduran, kalo gitu kamu mah namanya gak iklas say"

kataku

segera aku letakkan semua yang aku pegang dan mencuci tangan, aku ajak dia untuk maskeran dan aku letakkan dua sendok di matanya

"kamu di sini tidur aja yaaa jangan aneh aneh ah nanty kita mau ke sana, soalnya aku mau ngamuk"

kataku dengan geram

"hhmm anu tar, coba pegang ponselku deh dari tadi malam sampai tadi itu mahda telepon dan chat aku looh"

katanya

"ok aman sini aku pegang ponsel kamu kalau dia chat atau telepon aku yang balas"

"hhmm ok"

segera aku kembali ke dapur menyiaplan semua setelah 1 jam lebih semua selesai dan kak arta turun sudah dengan rapinya, sebelum menyiapkan sarapan suamiku itu aku membangunkan Naza yang tadi tidur aku suruh ikut sarapan bersama dan tak lupa pula dengan buk inah dan anak anak.

kak arta berangkat kerja dan urusan anak anak aku suruh buk inah syukur anak anak tak begitu rewel jadi bisa di tinggal.

aku melihat ponsel naza yang tadi hanya aku biar biarkan saja dan ternyata bahda menelpon sudah puluh puluhan kali dan chat hampir sama banyaknya

saat aku akan membuka chatnya mahda menelepon dan saat itu aku angkat

"telepon"

Mahda:"hallo naz, kamu udah kelewatan banget naz, aku udah minta maaf naz maaf aku mohon kamu pulang naz"

Tarika:"aduh mah masih aja suka nyalahin orang"

Mahda:"loh tarika"

Tarika:"iya"

Mahda:"naza di situ"

Tarika:"iya"

Mahda:" suruh dia pulang dong tar"

Tarika:"yee enak aja, eh mahda sebentar lagi kami ke sana yah ajak selingkuhan kamu itu ya"

Manda:"tar anu itu"

Tarika:"gak usah banyak bacot mahda naza itu temen aku yaa mahda, kamu belum tau aku marah ya, kita harus bicara ber 4 aku akan jadi penengah kalau ini gak bisa di selesaikan aku akan panggil orang tua kalian dia masih punya ayahnya mah"

Mahda:"aku aku nyesal tar aku minta maaf"

Tarika:"sebentar lagi kami otw"

Manda:"tar tunggu tar"

Tarika:"bye"

saat itu aku langsung mencari naza dan menariknya berganti baju dan dandan

"ini apaan sih tar"

bingung

"kamu harus tunjukin ke dia kalau kamu itu baik baik aja kalau pun tanpa dia naz, siapa kita naz"

teriakku

"lah kita siapa coba"

bingung

"dasar somplak ini anak"

kataku gemes

"hahahahaha"

tertawa lepas

setelah aku makaikan bajuku yang kubeli entah kapan tapi ada di lemari ya ampun cantik gak ada yang nyangka kalau dia udah nikah mah hahahaha

kami berangkat dan beberapa menit sampai di sana kami masuk rumah yang sepi

"Mahda"

teriakku

"Mahdaa"

panggilku lagi

bukannya jawaban yang didapat malah kami lihat saat itu mahda yang berlari dan langsung memeluk naza, dan n naza yang refleks langsung menolaknya.

"apa apaan sih kak"

kata naza saat itu

aku melihat mahda yang saat itu sangat kacau dan sepertinya dia tidak tidur sama sekali matanya merah bahkan bajunya pun masih baju kemeja kerja seperti yang biasa di kenakan kak arta

"naza aku mohon naz maafin aku naz aku gak akan ulangi ini lagi sayank gak akan"

memegang tangan

"maaf kak, aku gak mau di sentuh dengan tangan yang udah kamu pakai untuk nyentuh cewek lain kak"

menghempaskan tangannya

"ya ampun yank, dalam semalam kamu berubah"

katanya kaget

"lah kamu aja boleh berubah masak aku gak kak egois banget kamu"

jawab naza

"ok udah udah, mana selingkuhan kamu itu mahda kok dia gak ada"

tanyaku

"aah gak peduli lah aku"

kayanya

"ini harus si selesaikan, masalahnya ada di kalian ber 3 lah kalau ada yang gak datang gimana mau selesai"

sambungku lagi

"aku udah selesai dengan dia, aku udah putusin dia, tadi dia datang ke sini dan berantakin semua karna gak terima"

"halah udah panggil aja lah"

"aku udah di sini kok, gak usah di panggil "

saat itu kami semua kaget karena kehadirannya yang langsung duduk di sampingnya mahda

"hah dasar pelakor ya gini gak punya malu, aduh mahda kamu nemu cewek begian dari mana pasar barang bekas hahaha"

kataku tertawa

"eh tolong kalau punya mulut di jaga ya saya ini berpendidikan dan saya dokter"

emosi

"aduh embak orang yang berpendidikan itu gak akan merusak rumah tangganya orang lain, macam gak ada laki laki lain aja sih di dunia ini lah dia udah beristri dan mbak dengan gak tau malunya seperti ini"

panjangku

"lah saya kan cintanya cuman sama dia dianya juga mau kok sama saya"

nyolot

"eeh cewek murahan kamu itu janda pa gadis hah, tau harga diri gak hah malu lah cinta sama suaminya orang mikir gak sih sesama wanita kita mbak tolong di jaga lah perasaan sesama ini"

kataku mulai jengkel

"ya gadis lah"

aku yang tiba tiba punya ide langsung menfotonya dan juga memfoto naza.

"eeh apaan sih main foto aja"

protesnya

aku yang kak peduli saat itu lasung meng up nya di FB dengan hashtag hayo mana yang janda dan mana yang perawan dan mana yang kalian pilih

"mahda kok diam aja, kamu gimana sih aduh mahda jadi cowok jangan sok ganteng deh"

kataku pedas

"aku udah putusin dia kok tar dia gak mau"

katanya berusaha menjauh

"ya iya lah aku gak mau udah banyak banget yang kita lalui 2 bulan ini"

merangkul tangan nya

"apaan sih udah deh sana"

menolak

"hahahaha ampun deh manda kamu itu buta atau gimana sih, ya ampun cantikan lagi Naza mahda, baikan lagi naza lagi kalau dia memeng wanita baik baik ingat!! dia gak kan pernah masuk dalah kehidupan orang lain apa lagi sampai merusak"

"nah nah udah ada hasil nih, liat komen komen mereka rata rata pada bilang cantik naza dan naza itu masih PW lah itu tandanya di mata orang orang naza masih bernilai dari pada gadis yang gak kelas setatus kegadisannya hahhahaha"

"cukup cukup"

teriak mahda

"APA YANG CUKUP KAMU YANG HARUS NYA CUKUP!! CUKUP SADAR!!"

bentakku penuh emosi dan memukul lemari hias di samping sampai pecah

"tarika ih itu masih keridit aah kamu ini"

kata Naza saat itu

"hahahahaha naza naza kamu itu loo polos banget, eh embak yang berpendidikan cowok embak itu urusan rumah aja gak bejus lemari begini aja masih keredit mau gaya gayaan selingkuh aduuh malu mahda malu"

"tenang naza demi kamu aku bayar lunas bahkan beliin yang baru dan lebih bagus sebentar ya ini udah jam makan siang kak arta aku minta sia antar dompet aku yaa, eeh embak berpendidikan tau gak gajinya konsultan berapa walau saya ini hanya mantan yaa uang di tabungan saya itu gak pernah habis habis mbak ingat kalau mah sombong saya juga bisa, di langit masih ada langit mbak"

emosi

"telepon"

Tarika:"hallo kakak di mana"

Arta:"di rumah"

Tarika:"sibuk"

Arta:"hhmm lumayan yank kenapa"

Tarika:"tolong antar dompet aku kak ke rumah mahda ya sekarang"

Arta:"tapi yank aku"

Tarika:" 15 sampai "

Arta:"yank gak udah aneh aneh ah"

Tarika:"di mulai dari sekarang"

Arta:"aku lagi ngirim data sayank"

Tarika:"kalau dan gak ada jatah 1 mingguan"

Arta:"what!! yaaank, ok yang otw"

"tar tangan kamu berdarah tuuh"

kata naza

"aah ini aman say"

mengelap dengan tisu

aku segera memesan lemari itu dan ternyata kak arta saat itu tiba tepat waktu

"kamu ini ya yank"

katanya menyerahkan dompet

"eh biasa aja liatinnya ini suami aku mau juga ambil lah kalau dia mau ke kamu"

kataku kesal

"sayank apaan sih ah"

mencubit pipiku

"hehehe maaf kak abisnya aku kesel banget sama dia"

"oooh ini too selingkuhan nya mahda aduh maaah malu aku kamu tertariknya sama yang beginian"

"buuk buk"

"aakkk kak"

teriakku kaget

kak arta yang biasanya kalem tiba tiba memukul wajah mahda sebanyak 2 kali membuat mahda jatuh terduduk

"mahda oke kamu mungkin teman aku, tapi aku tetap gak suka bajingan yang suka mempermainkan perasaan perempuan, Kamu harusnya tahu menghargai perjuangan istri kamu istri yang udah nemenin kamu selama ini dan bahkan melahirkan anak kamu, Aduh gimana sih kamu dia dibandingin sama istri kamu jauh banget tau nggak sih"

"udah ah aku sibuk gak ada waktu buat ngurusin hal penting kayak gini"

"sayank aku kerja yaa emuah kamu jangan aneh aneh yaa, naza cari aja yang lain ah kalau dia gak baik cari yank lebih baik ok"

"bye"

pergi

"kak kaaak kak arta, naz aku samperin kak arta dulu yaa bicara aja naz"

kataku pergi

aku yang saat itu memilih Pergi mengejar suamiku saya meninggalkan Naza, Mahda dan juga si pelakor

"naza aku udah gak ada apa apa kok sama dia yaa, udah ah kamu sana kita udah putus"

mendorong

"setelah semua yang kita lalui semudah itu"

"hahaha kamu udah apain dia kakak apa hubungan kalian sudah sangat jauh yaa sampai mana kak, ranjang hahaha"

"gak naz gak pernah sayank sumpah"

"hahahaha, aku rasa udah jelas lah kak jawaban kenapa setiap malam kamu nolak ajakam aku hahaha udah lah kak kit selesaikan aja kak"

"tapi naz aku"

"udah gak papa sayank Kamu cerai sama dia kamu nikahin Aku"

tpak!

menampar

" seharusnya sebagai sesama wanita kamu itu mengerti perasaan aku perasaan aku sebagai istri yang dikhianati tapi kamu bukannya minta maaf malah seperti ini"

"berani kamu nam. . "

tpaak!!

"iya aku berani, tamparan yang tadi untuk aku dan tamparan kali untuk anak aku, Terima kasih kamu udah jadi orang ketiga dalam rumah tangga kami terima kasih kamu udah buka mata aku karena aku telah mencintai orang yang salah"

" perlu kamu tahu aku mencintai kamu tanpa memikirkan dasar-dasar apapun tentang kamu aku gak pernah peduli kamu orang kaya atau bukan kamu mampu atau bukan karena cinta Kuya cinta cinta yang buta hanya Untuk mencintaimu, tapi aku salah kamu tidak pernah mencintaiku sejak awal semua ini berawal hanya dari rasa kasihan mu"

" dalam satu bulan ini aku akan pulang ke rumah Ayahku dan saat itu aku akan tunggu surat cerai dari kamu, tapi kalau dalam 1 bulan itu kamu nggak kirim dan aku yang akan kirim surat cerai itu ke kamu"

"hahahahaha matap sayank klau b. . "

kata-katanya terputus

"CUKUP CUKUP IMELDA AKU UDAH BILANG KE KAMU KITA ITU UDAH SELESAI DAN AKU LEBIH MEMILIH ISTRI DAN ANAK AKU!!"

"Aku mau kamu sekarang pergi dari sini"

berteriak

"tapi aku aku"

duduk di bawah

"aku bilang pergi!!"

"AKU HAMIL!! "

" lah Kamu Hamil Sama siapa sedangkan aku nggak pernah nyentuh kamu apalagi sampai tidur bareng sama kamu"

"hah!! hamil?? wauw hebat kamu kak"

pergi

"naza tunggu sayank tunggu, Aku bersumpah aku belum pernah jatuh dia lagi sampai buat dia hamil"

menarik tangan

" buah yang kaya kamu kok mau jujur!! maling kalau ngaku penjara penuh Kak"

menghempaskan tangannya

"NAZAAA!! uaaaaaaa"

teriak

aku yang masih di luar mengantar kak arta pergi ingin segera masuk kembali ke dalam, kaki pada saat itu aku melihat Naza sudah keluar dari dalam dengan wajah yang sangat sedih dan bahkan sudah menangis segera aku datangi dia, saat itu dia yang sudah pecah bercerita dengan sedikit tidak jelas pada intinya dia ingin berhenti.

aku yang saat itu langsung memikirkan Putri dan berkata padanya.

"naza, kamu harus kuat Kamu harus ingat kamu punya seorang putri yang masih membutuhkan ayahnya, kalau memang suami kamu bilang dia tidak pernah menyentuh wanita itu mungkin saja benar dan kita juga tak tahu wanita itu berkata jujur atau tidak"

" Ya udah kita masuk ya aku punya ide walaupun itu sedikit gila biar membutikan dan mengakhiri ini"

setelah nazak cukup tenang mengajaknya masuk kembali ke dalam, Disana aku melihat Mahda sedang marah marah dengan wanita itu yang salah itu mah da mempertanyakan siapa ayah dari bayi itu yang sedangkan dia tidak mengakui dia pernah melakukan hal itu kepada wanita itu.

"MAHDA!!? "

tpaak

aku yang saat itu sudah tidak dapat menahan diri akhirnya menamparnya dengan sangat kuat sehingga pipinya berbekas merah

"kamu itu udah gila banget ya"

kataku mendorongnya

" eh si Mbak kalau boleh tanya itu anak udah berapa bulan"

tanyaku

"sudan jalam emp eeh bukan 1 bulan"

kebingungan

saat itu mah da yang merasa tidak percaya langsung mendorongnya yang masih tertuju langsung dia menekan perutnya mengecek berapa bulan kira-kira kandungannya dia yang terus memberontak tidak ingin disentuh perutnya membuat kami semua semakin curiga

"ini sudah 3 bulan!! Oh jadi selama ini kamu bohongin aku"

"hahahaha aduuh Mbak pakai drama hamilnya 3 bulan jalan nya 2 bulan lah satu bulannya sama siapa hahahahah"

"oooh atau jangan-jangan si Mbak ini bingung mau cari si Ayah ya jadi makanya pakai sih mah da untuk jadiin ayahnya bayi aduuh mbak ngakunya aja orang berpendidikan gini mah sama dengan bodoh"

ejekku

" kamu mau angkat kaki sekarang atau aku telepon polisi!!"

kata mahda geram

"aku aku aku minta maaf sayank tapi aku bener sayank kamu kok"

menyentuh kaki

" aku hitung sampai 3 kalau kamu belum pergi aku telepon polisi 1 2 . . . ."

saat itu wanita itu pun pergi tanpa mengatakan apapun, Mahda yang saat itu merasa gila terduduk dan memegang kepalanya dan menjambak nya

"aaaaaaahhhhh!! "

teriaknya

saat itu baik aku Naza hanya terdiam melihat, situasi saat itu menjelaskan tujuan awal wanita itu hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri karena bayi yang ada di kandungannya tidak memiliki ayah, dan beralaskan dia sebagai orang yang berpendidikan saja dia malu jika mengandung seorang anak tanpa seorang ayah. dan saat itu yang jadi kambing hitam adalah Mahda sendiri.

saat semua sepi dan diam aku pun mulai berdiri dari tempat dudukku dan memulai membuka permasalahan yang pihak ketiganya telah diselesaikan.

"MAHDA!?, sekarang udah jelas kalau hubungan kamu dengan dia sudah selesai dan bagaimana kelanjutan hubungan kamu dan Naza"

tanyaku

"tar aku mau kami tetap bersama ku berjanji nggak bakal ngulangin itu lagi, Aku bersumpah enggak pernah menyentuh dia apalagi sampai dia hamil seperti itu, kami hanya pacaran seperti biasa, aku hanya membuang rasa bosan itu saja selama ini, aku minta maaf sama kamu aku tahu aku salah dan saat ini aku menyesal dengan semua itu"

menunduk

"hhmm ok, jadi kamu Naza maunya bagaimana, Ayolah jangan saling egois pikirkan anak kalian apa yang akan terjadi kalau seorang anak kekurangan kasih sayang apalagi kedua orang tuanya berpisah"

lanjutku tanya ke naza

" aku memang memikirkan anak kami tar, cuman aku nggak bisa jamin aku masih punya perasaan sama dia atau enggak setelah semua ini"

" Aku janji sayang aku nggak akan lagi seperti ini kasih aku kesempatan aku mohon"

mentap

"ayo lah naza jangan egois"

" aku akan pikirkan itu"

"ah gini aja kalau nanti malam aku pulang ke rumah ini berarti aku kasih kesempatan Tapi kalau aku enggak pulang berarti aku tetap ingin bercerai dari kamu"

berdiri dan pergi

"NAZA!! aku mohon sayaank"

menahan

"lepas"

kata Naza menghempaskan tangan suaminya itu dan pergi

setiap orang tahu bagaimana sakitnya hati galau dikhianati apa lagi oleh suami sendiri, aku yang saat itu hanya menatap mereka akhirnya menarik mahda untuk duduk

" biarkan dulu dia dia butuh menenangkan diri, ini semua jelas salah kamu mahda Jadi wajar kalau dia seperti itu, dan aku nggak bisa bantu apa-apa pun karena semua keputusan hanya ada di tangan dia"

" Aku sarankan kamu sekarang Jangan bertindak yang aneh-aneh cukup tenang sabar dan tentu saja berdoa, Aku harap untuk kedepannya kalaupun memang kalian bercerai Kalian harus tetap akur mengingatkan memiliki anak perempuan, dan akupun berharap kalau kalian itu bisa kembali baik kan kalau sampai semua ini terulang kembali jangan salahkan aku kalau kamu kenapa kenapa ya"

kataku lalu pergi

"tar, Aku tahu aku yang salah Aku mau semua ini tetap kembali seperti semula karena aku sayang sama dia juga anakku Tolong bilang sama dia ya"

aku melihatnya meneteskan air mata saat dia mengatakan kata-kata terakhirnya sebelum aku pergi saat itu aku tahu kalau memang mereka berdua masih sama-sama ingin kembali hanya karena kesalahan sebuah hubungan yang sudah hancur mungkin bisa saja disusun kembali tapi tidak akan pernah sempurna seperti sebelumnya karena lupa itu membekas.

avataravatar
Next chapter