51 menyesal

"tarika tar tar, buka pintunya dong ayo kita bicara tar"

panggilku

aku tidak mendapat jawaban apapun kembali aku Ketuk pintunya dan semua masih sama hanya diam yang aku dapatkan.

"arta arta arta kok bisa kamu lepas kendali ciih! bodoh!!!"

bergumam

aku yang mulai menyerah akhirnya terduduk di depan pintu kamar masih meratapi penyesalan karena perbuatan sendiri, tak seharusnya aku memaksanya.

tak lama setelah itu aku mendengar suara tangisan ya tentu saja itu tangisan kedua anakku.

"tar ayo buka donk, kasian anak anak nangis sayank"

kembali mengetuk pintu

tak lama setelah itu pintu kamarnya terbuka dia keluar dan hanya terdiam saja, aku terus Pandangi dia yang ternyata turun mengambilkan nasi untuk Alfa dan Tika, begitu aku melihatnya kembali aku hadang dia.

"boleh aku masuk, Aku ingin bicara dengan kamu"

serius

dia yang tak mengatakan apapun kembali masuk tapi tanpa menutup pintu aku menganggap itu adalah persetujuannya dan langsung aku masuk ke dalam.

hidungnya yang sedikit memerah yang menandakan dia habis menangis terus kupandang wajahnya dia yang menyuapi Alfa dan Tika bergantian sesekali dia bermain untuk membujuk mereka untuk makan.

setelah kedua anakku selesai makan dia pun memberi mereka minum.

tak lama setelah itu Tarika berdiri mengambil beberapa mainan dan menaruh di dalam box bayi, setelahnya ia mengangkat Arfa dan Tika untuk bermain di sana.

"mau bicara apa"

sambil mengumpulkan mainan dalam keranjang

" aku mau ngomong serius ke kamu tar, jadi tolong duduk dan lihat aku sebentar"

menghentikan

" Ya udah tunggu sebentar aku selesaikan ini dulu"

melanjutkan

aku yang mendengar jawabannya kembali duduk dan hanya bisa terus memperhatikannya mondar-mandir memungut semua mainan Arfa dan Tika, Dan setelah semua selesai akhirnya dia duduk di atas ranjang tidak menatap ku malah tertunduk dan dia.

saat itu aku yang bingung ingin mulai berbicara dari mana aku coba duduk di bawah dekat kakinya, menatap wajahnya yang terlihat sedih.

"aku minta maaf udah maksa kamu kaya tadi"

menyentuh tangan dan dia hanya diam

" Oke kalau kamu memang nggak mau jawab apa apa ke aku, tapi aku harap kamu mau dengar apa yang mau aku bilang"

menatap lagi

" kamu tahu kalau aku memang nggak mengingat kamu sama sekali, tapi kamu tahu yang sebenarnya aku sangat mencintai kamu dari dulu. dan hari ini aku sadar walaupun ingatan ku hilang tapi perasaan ini takkan pernah hilang tar, walaupun aku tidak mengingat selama ini bagaimana aku terhadap kamu tapi tubuh ini tak akan pernah lupa apa yang sudah pernah terjadi di antara kita. dan sekarang aku mau bilang ke kamu kalau aku jatuh cinta lagi ke kamu walaupun tanpa ingatan tar, aku cinta dan sayang kamu tarika"

menunduk

masih tanpa jawaban.

aku bangkit dari tempatku dan melangkahkan kaki untuk pergi begitu aku mencapai pintu tubuhku merasakan hangat dekap pelukan dari belakang segera aku membalikkan badan aku melihatnya yang sudah menangis segera aku sentuh wajahnya dengan kedua tanganku dan aku langsung mencium bibirnya dengan lembut.

mataku yang terpejam merasakan perasaan itu mengalir dan akhirnya aku membuka mata dan melepaskan bibirku dari bibirnya dan aku memeluk dia dengan eratnya.

"maaf yaa sayank"

usapku tangisnya

dia yang terisak hanya mengangguk, akhirnya kami kembali duduk dan bercerita dan sempat beberapa kali aku merasakan cubitannya yang terasa pedas di perutku.

akhirnya aku keluar dari kamar itu karena dia akan menidurkan kedua anak kami dan aku pun akhirnya turun untuk makan siang.

setelah makan siang aku mendengar suara bel dan aku segera membukakan pintu yang ternyata itu.

"aahh kalian apa kabar"

ucapku dan mengajak masuk

" kita sih baik haha, malah kamu tuu yang di khawatirkan tarika bilang amnesia yaa"

masuk

"laah ini sama kita inget gimana cih"

bingung mahyuda

"ini amnesianya beda mah tingkat dewa masak iya cuman lupa sama istri hahaha, gak bobok di belai belai lah hahaha"

ejek Balri

"dasar gak waras kamu bal"

aku hanya tersenyum melihat mereka

kedatangan mereka mengunjungiku, ya mereka bertiga Balri, Mahda dan mahyuda datang bertujuan untuk memberikan sebuah kotak yang aku sendiri gak tau apa isinya.

mereka menjelaskan kalau itu di beli sebelum terjadinya kecelakaan waktu itu.

"waah ada tamu ternyata, kok gak panggil aku cih kak kan bisa aku buatin minum"

baru tiba

"aaah maaf tar, tadi gak mau ganggu kamu aja, kalian mau minum apa"

tanyaku sambil menyembunyikan kotak yang aku pegang

"aah gx usah repot repot tar"

jawab Mahyuda

"terserah kamu apa aja boleh"

lanjut Mahda

"aku mau yang paling enak hehe"

dengan PD nya

"hahaha ok ok"

segera ke dapur

"dasar balri"

"gak tahu malu"

ucap Mahda dan Mahyuda

"hahahahaha gak berubah kamu yaa bal"

aku tertawa

"jadi kamu gimana sama tarika ar"

tanya balri

"eh eh dia datang suut"

mengkode

" Silahkan diminum, kak aku belanja sebentar yaa"

pamit

"aah iya hati hati"

menjawab

kami semua yang terus diam saat dia lewat sampai dia pergi barulah kami melanjutkan pembicaraan kami.

"GWS lah loo ar kasihan tarikanyaa ah"

kata Mahda

"sebelumnya memang sempat aja seperti bayangan tentang ingatan aku yang sebelum Aku harap aku juga cepat sembuh aku nggak mau menyiksa dia terus menerus"

menunduk

"asal kamu tahu ya Ar kamu itu sayang banget sama dia Kamu orang yang paling nggak bisa melihat dia tersakiti dan terluka kalau kamu sama dia itu nggak bisa banget dipisahkan perjuangan kalian dalam hubungan kalian ini sangat berat menurutku tapi sampai kamu nggak bisa ingat dia aku yakin kamu akan selalu kosong"

jelas Mahda

" Iya memang aku sempat merasa kosong tapi sekarang aku sadar walaupun tanpa Ingatkan tentang dia aku bisa jatuh cinta lagi ke dia"

jawanku

"waah wah tarika memang is the best bah kalau urusan memikat hahahaha ya kan bal"

sambung Mahyuda

"Apaan cih yud"

membuang muka

"maksutnya"

aku merasa bingung

"aah gak lupain aja, eh ar kita balik deh yaa masih ada urusan"

pamit

"buru buru banget bal"

tanyaku masih bingung

"maaf ar kita juga gak bisa lama"

sambung Mahda

"aaah ok lah, lain kali main lagi yaa"

sambil mengantar mereka

aku mengantar mereka pulang aku kembali masuk ke dalam dan membereskan semua gelas bekas minuman kami begitu sampai di tempat wastafel cucian piring kaget dengan kedatangan tarika yang mencuci tangan yang sudah berlumuran darah.

seketika itu kepalaku langsung sakit membuat aku langsung jatuh terduduk tarika yang berteriak tak dapat kudengar sama sekali, aku mulai melihat darah yang begitu banyak kepala ku kembali sakit teramat sakit Ingatkan demi ingatan mulai bermunculan di kepalaku seperti film yang sedang berjalan memperlihatkan semua tentang tarika dari awal kami bertemu dari awal aku mulai merasakan perasaan padanya, saat ciuman pertama kami, terus saat kami bertunangan, saat kami menikah, malam pertama, bulan madu, saat menemaninya melahirkan anak kami dan sampai saat aku membelikan cincin dalam kotang yang di sakuku ini.

aku yang tersandar menatapnya yang masih sangat panik dan seakan mau menangis.

"kak kak kamu kenapa kak, kak bicara kak aku takut kak, kak KAK ARTA!! "

teriaknya kebingungan

"KAK ARTA!!! tolong jawab aku"

mengguncang

"TARIKA"

menatap

"iya kak iya ini aku kak, kamu kenapa kak, jangan buat aku takut kak hhuuu huuu"

mulai menangis

"Tarika"

panggil lagi

"iya kak"

menatap

"Tarika"

memanggil lagi

"iya loo ini aku ah kenapa ci aku nya gak budek gak kok berulang ulang aah"

mulai kesal

"tarika ini kamu sayank, maafin aku sayank maaf"

menangis

"maaf kenapa kak, iih kok ikutan nangis kamu gak papa kan kak, aku yang luka kok kamu yang nangis sih kak, aku panggil pak supir deh kita ke rumah sakit periksa"

berdiri

"ingatan aku tentang kamu udah kembali sayank udah kembali"

ikut berdiri

"APA!! "

=======================

selamat siang all

semoga suka

jangan lupa komen dan kasih bintang yaa

😘😘😘😘

avataravatar
Next chapter