120 kumpul

kami menuju ke rumah Balri dan setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya kami pun sampai, kak Arta memencet bel rumah mereka.

"mananya orangnya ini"

kata kak Arta melihat lewat jendela

"telpon kak"

suruh ku

saat kak arta mau mengambil ponsel dari kantongnya pintu rumah Balri pun terbuka, aku sangat kaget ketika yang membukakan pintu saat itu adalah Yulia, karena penampilannya benar-benar kacau tidak seperti Yulia yang kukenal.

rambutnya yang tidak terurus wajahnya yang terlihat sangat lelah, kantung matanya sangat hitam, wajahnya yang pucat dan terlihat sangat lemas.

"eh Yul kamu gak papa"

tanyaku langsung

"yaa gini lah tar"

jawabnya

"bisa ikutan buka bareng nanti Yul"

tanyaku karena ragu

"Santai lah tar bisa lah, ya udah yuk masuk masuk"

ajaknya

kamipun masuk ke dalam rumah mereka awalnya semua biasa biasa saja sampai kami duduk di ruangan keluarga baik aku maupun kak arta saling menatap karena kaget melihat semua yang ada di sana sangat berantakan kalau kata orang itu kaya kapal pecah.

"gak usah heran lah kalian anakku yg satu itu lagi kambuh apa lagi semenjak punya adik dia selalu mencari cari perhatian kami dengan kenakalannya"

jelas Yulia

"ooooohh gitu ya ya kami paham, biasa itu"

kata kak Arta

"ya udah aku siap siap dulu yaa, balri sebentar lagi pulang kok dia lagi bujuk anak laki laki kami yang ngambek"

katanya dan pergi

"hahahaha lucu ya kak padahal udah besar masih cemburu juga yaa"

"biasa itu yank karena kalau misalnya kedatangan keluarga baru dia merasa terabaikan dan kasih sayang orang tua terhadap dia berkurang, apalagi kau kita sebagai orang tua punya anak bayi harus menjaganya dengan sangat teliti"

kata kak Arta sambil membelai Arfa yang duduk manis

"iya kak bener banget, hhmm nanti kalau kita nambah 1 lagi apa Arfa dan Tika bakalan kaya gitu juga ya"

"gak tau lah yang itu tergantung kita juga sih bisa gak kita bersikap adil nantinya biar anak-anak kita gak punya rasa iri ataupun cemburu"

"semoga aja nanti aku bisa adil yaa kak"

"amin sayank"

tak lama Yulia selesai dengan penampilan yang lebih segar dari sebelumnya, dia mengajak pengasuhnya untuk mengurus bayi kecilnya itu.

begitu kami duduk menunggu balri datang kak Arta menerima telepon dan pergi keluar.

"siapa kak!?"

tanyaku begitu kak arta masuk

"Mahyuda yang"

"kenapa dia nelpon kak"

"dia tadi tanya kita di mana karena mereka udah ke rumah dan ternyata kosong ya udah aku bilang deh kita di sini sekarang mereka OTW"

"ooohh gitu too"

"iya sayang"

sambil menunggu orang orang yang sedang di perjalanan kami pun mendengarkan keluh kesah Yulia soal anak keduanya yang tidak seperti anak pertamanya dulu.

kadang aku dan kak Arta tertawa dengan cerita-ceritanya yang terdengar lucu tapi menurutku itu wajar-wajar saja karena setiap orang termasuk bayi memiliki karakter yang berbeda-beda.

"eh Ar udah lama"

kata Balri yang baru saja datang

"udah jamuran kita di sini bal"

jawab kak Arta

"hahahaha sorry sorry ini si Arya lagi rewel gimana lah"

"iya iya gak papa ya udah cepetan gih biar cepet kita OTW"

suruh kak arta

"ok ok"

Balri pun segera mengganti pakaiannya dan membuat kami kembali menunggu sampai akhirnya mahyuda dan Ayu juga anaknya datang.

"hei Yul, ya ampun kamu gendut banget sekarang"

kata ayu yang baru saja datang

"ini anak ya datang-datang udah menghina aja"

lirik Yulia

"hahahaha ya habisnya kamu susah dihubungi jarang ketemu eh tahu-tahu udah bengkak aja"

lanjutnya

"is kamu tuh ya sok cantik banget macam dia nggak gendut aja"

balas Yulia

"hahahaha apa kalian berdua ini kalau udah menikah punya anak wajar-wajar aja kali kalau gendut"

sambungku

"hahahahah nggak usah dimasukin ke hati lah"

lanjut ayu

"hhmm ya ya ya"

cueknya

"masih kurang satu pasangan lagi belum datang"

kata kak Arta mencari Mahda

"iya iya kak itu si best friend kamu belum keliatan batang hidungnya"

kataku melirik kak arta

"hahahaha iya yank"

jawabnya sambil cengengesan

tak lama setelah semua orang duduk dan bercerita balripun datang dengan menggunakan pakaian yang lebih rapi dari sebelumnya.

"ayoo aku udah ready nih"

katanya dengan PD

"hhmm sebentar deh kita tungguin Naza dan Mahda"

"oohh oke coba telepon deh"

suruh nya

"gak usah kita udah datang kok"

Mahda yang baru saja datang

"ok ayo kita OTW"

kata balri semangat

"eh tunggu deh anak-anak kita gimana"

kata Yulia bingung

"udah santai aja sayang tempat kita bukber ini menyediakan fasilitas untuk tempat anak bermain jadi kita hanya perlu suruh pengasuh kita untuk mengawasi mereka"

jelas balri

"ooohh ok ok"

setelah kami semua bersiap dan berangkat kami langsung menuju ke tempat dimana kami membloking salah satu tempat untuk buka bersama, karena memang semua sudah dipesan sebelumnya kami pun hanya tinggal menunggu, kami yang jadi lebih leluasa karena anak-anak bisa bermain dengan aman karena diawasi oleh pengasuh yang ikut bersamaan kami.

"Mbak nanti kasih 3 dengan menu yang sama juga minuman yang sama antara in sama 3 Mbak yang ada di ruang anak-anak ya"

kata balri pada salah satu pelayan

saat kami sudah duduk dan tinggal menunggu waktu berbuka saat itu kami dengan kelompok masing-masing sudah heboh dengan cerita kami sendiri.

seperti biasa kalau perempuan sudah bertemu tentu saja menggosip menceritakan banyak hal yang tentu saja sangat menyenangkan.

"ih ya ampun bener deh tahun ini aku nggak bakal buat kue apapun karena aku sibuk banget ngurusin si kecil"

kata Yulia yang sedari tadi mengeluhnya tidak habis-habis

"hahahaha kamu mah lumayan suami kamu banyak uangnya tinggal beli aja lah aku buat sendiri semuanya tapi syukur deh Nazwa bisa banget disuruh-suruh"

kapan Naza dengan bangganya

"enak banget ya kalian"

lanjutnya lagi

"biasa itu mah, kamu tar udah masak kue apa aja"

tanya Naza

"aku belum buatin gue sih rencana besok kalau memang nggak ada halangan"

jawabku

"waaah iyalah anak-anak kamu kayaknya nurut nurut aja mah bisa dong ditinggal tinggal"

sambung ayu

"ya kayak gitulah"

Dug dug dug

Allahuakbar Allahuakbar

terdengar suara azan dan kami pun yang tadi duduk berkelompok segera merapat ke meja makan untuk berbuka puasa.

kami dengan kehebohan masing-masing mulai mengambil makanan satu persatu diawali dengan berebut semangkok kurma dan bahkan sampai terjadi keributan kecil yang membuat kami semua tertawa.

"ah lu Ar rakus banget, udah tahu kurma cuma satu mangkok aku cuma di disain 2 biji lagi"

kata balri kesal

"yaelah bal jadi mau kamu tuh sebanyak apa!?? 1 kardus"

jawab kak arta

"yaa gak juga Ar tapi seenggaknya yang buat berasa gitu ini nggak cuma 2 biji"

ulangnya lagi

" lagian aku cuman makan 3 ajakok"

jawab kak Arta

"lah tu kan makannya aja lebih banyak dari aku!!!"

"cuman beda satu biji aja kamu jadi ribut, ya udah besok aku paketin ke kamu satu kotak penuh tuh kurma"

kata kak Arta kesal

"enggak usah aku juga bisa beli sendiri kok"

balas balri

"apa sih kalian ini!! kayak anak-anak aja deh"

kataku ikut kesal dengan keributan mereka

"dia duluan itu yang"

kak Arta menunjukkan balri

"udahlah udah kenapa lagi harus saling menyalahkan yang penting kan udah sama-sama nyobain sih, kamu lagi balri rakus banget jadi orang sia-sia puasa kamu kalau kamunya kayak gitu ih!! nikmati yang ada kok malah besar besarin masalah kecil"

karena keduanya sudah terdiam dan tertunduk karena merasa Malu ku ceramahi akhirnya

"hahahahahaha"

semua orang pun tertawa

mungkin tidak ada bagian yang lucu tapi pertengkaran kecil itu mengingatkan kami tentang kenangan masa lalu yang benar-benar suatu ingatan yang berharga.

"ya udah yuk kita shalat dulu makannya lanjut nanti lagi kalau udah kenyang susah gerak juga kan"

ajak Mahyuda

"iya yuk yuk"

lanjut kak Arta

"iya tapi sebelumnya kita lihat anak-anak dulu yuk mereka lagi apa takut nanti adik yang nangis sekolah"

kataku sambil mengemasi barang-barang

"iya, tuk tar aku mau lihat Beby Aya dia nangis apa gak"

ajak Yulia

"oh ok ok"

setelah melihat anak-anak yang ternyata masih baik-baik saja aku dari Yulia pergi menyusul yang lain yang sudah ke tempat shalat yang ada.

dengan mahyuda sebagai imam kami pun melakukan salat Maghrib berjamaah.

"ya udah yuk makan ingat juga loh anak-anak kita"

kata naza setelah kami semua baru duduk

ternyata kami tidak salah memilih tempat pada kali ini karena selain tempatnya bagus dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap makanan yang disediakan juga enak jadi membuat kami semua puas.

semua makannya yang di meja sudah hampir habis dan saat itu kami semua pun selesai makan.

kami para ibu-ibu menjemput anak-anak kami yang berada di tempat penitipan anak bersama para pengasuh bersyukurnya pada saat itu mereka tidak ada yang bertengkar ataupun menangis.

di kumpulan bapak bapak

"eeh Mabar yok"

ajak balri

"yuk yuk"

jawab Arta semangat

"dimana dimana aih udah lama banget aku gak main"

sambung Mahda

"main apa sih"

tanya Mahyuda

"PUBG MOBILE"

kompak

"oohh ayok lah ayok"

langsung Mahyuda

"tapi di mana"

tanya Arta

"rumah kamu lah"

kompak mereka

"hah!???"

"iya hahahahahaha"

"waaah gak gak gak mati aku di buat tarika"

langsung menolak

"ayolah Ar, rumah kamu itu yang paling dekat"

balri

"betul itu, paling nyaman dan bersih juga"

Mahyuda

"terus ada wivi juga kan"

mahda

"mati aku di buat tarika"

masih menolak

"mati kenapa kak"

baru datang

"eeh sayank, hhmmmm gak kenapa kenapa kok"

gugup

"kenapa kak!??"

tanyaku lagi

"sebenarnya tar kit. . . "

di bungkam

"kenapa sih!! kak!!"

aku semakin penasaran

"kita mau Mabar di tempat kamu tapi Arta gak mau takut kamunya marah"

kata balri langsung

"BALRI!!! dasar ember kamu yaa, anu yang tapi aku gak ma. . . "

terputus

"gak papa kok"

langsungku memutus perkataan kak Arta

"hah!!"

kaget tak percaya

"nah tu ar istri kamu aja baik kok ngijinin, kamu aja tuh suami takut istri banget ya gak all hahahahaha"

lanjut balri

"hahahahaha ok jadi kita Mabar"

lanjut mahda

"tapi dengan 1 syarat"

kataku dengan senyuman jahat

"tuh kan"

kak Arta menepuk keningnya

aku yang masih tersenyum memanggil Yulia Ayu dan Naza, saat mereka sudah datang aku pun mulai dengan rencana ku.

"buat kalian yang mau Mabar silakan aja sampai nginep pun enggak masalah tapi dengan satu syarat kita mau menguras dompet kalian tipis dan meninggalkan kalian dengan anak-anak, gimana"

kataku dengan senyuman jahat

"waah ide bagus tuh, Aku udah lama banget gak pergi shopping"

sambung naza setuju

"aku juga mau lah"

Yulia pun ikut setuju

"kamu yu"

tanyaku ke ayu

"aku si ok ok aja tinggal para bapak-bapak ini Deal atau enggaknya hahahahaha"

aku melihat mereka masih saling menatap antara ragu dan juga takut karena mereka kami tinggal bersama anak-anak ya walaupun dengan pengasuh tetap saja mereka itu tetep hanya kaki laki yang gak biasa jagain anak anak.

"gimana aih pada takut kaliankan"

kataku meremehkan

"ok lah deal!! aih jangan remehkan kita kita ini bukan kaleng-kaleng nih"

jawab balri

"balri!!"

protes yang lain

"udah tenang aja ini semua demi harga diri seorang laki-laki"

lanjutnya

"hahahaha ya ya, kalau udah deal mana ATM atau uangnya kita kita mau shopping dulu lumayan kan lebaran nanti baju baru hahahahha"

aku tertawa dengan sangat lepas

kami pun menadahkan tangan meminta ATM ataupun uang pada mereka dan mereka pun mengeluarkan ATM dari dompet mereka masing-masing.

"aih hitam yaa banyak niih"

kata Mahda melirik ATM yang di berikan kak Arta

"apa lah kamu mah"

kak arta mencubit perutnya

"ah! seneng kali aku liat kalian dua ini udah sukses sukses"

lanjutnya juga melirik balri

"ya ampun mahda sama aja kok kita nggak berubah lagian semua yang kita miliki sekarang cuman sesaat dan sementara"

kak arta merangkul teman dekatnya itu

"iya Ar"

mahda tersenyum

aku melihat kebahagiaan kecil itu ikut tersenyum merasakan kebahagiaan mereka.

ya kami semua telah berubah menjadi orang yang lebih berbeda dari sebelumnya, hari demi hari bulan demi bulan dan tahun demi tahun sudah kami lewati membuat perkembangan lebih maju pada diri kami dan membuat kami seperti sekarang ini.

pada intinya kami sekarang masih sama orang yang berusaha menjadi semakin lebih baik lagi dalam bidang apapun.

"ok Yuk girls kita bikin mereka kantong kering hahahaha"

kataku semangat

"ok ayoo hahahaha"

Jawab ayu semangat

"kak jaga aya bagus-bagus ya"

pesan Yulia pada balri

"iya yang"

jawabnya singkat

"pokoknya kalian semua harus jagain anak-anaknya jangan sampai terjadi apapun ini tanggung jawab kalian bersama"

Tambah ayu

"ok siap ibu negara"

jawab Mahyuda

"ya udah kalau gitu kami pergi ya"

kata naza menggandeng tanganku

kami pun akhirnya pergi meninggalkan mereka, walaupun ada sedikit keraguan di hati tapi rasa percaya itu ada untuk mereka dan yakin mereka tidak akan berbuat aneh-aneh yang membuat anak-anak dalam bahaya.

============================

semoga kalian suka

ayo all support terus yaa

ayo dong kasih pendapat kalian tentang cerita ini di ulasan

selain untuk support aku juga biar ajak yang lain untuk ikut baca

avataravatar
Next chapter