142 kosong

dengan duduk di pojokan aku sibuk mengusap usap layar ponselku dan itu sudah cukup lama aku lakukan sampai rasanya mataku perih, yaa karena memang hari ini aku dan anak anak hanya di rumah saja.

"sungguh membosankan"

kataku pelan

masih tetap duduk aku meletakkan ponselku dan mulai berbaring di samping anak anakku yang sedang bermain.

"bundaaaa awas iih ganggu loo"

kata Arfa

"iyaa"

jawabku malas

dengan malasnya aku hanya bergulir memindahkan tubuhku sedikit menjauh dan membelakangi mereka.

yaaa setidaknya anak anak tidak bosan seperti aku karena mereka punya mainan yang bisa membuang kebosanan mereka.

Arfa dengan mainan mobil-mobilan nya sedangkan Tika dengan boneka dan alat masak masaknya.

"Aduuh!!"

teriakku kesakitan

dengan kesakitan aku bangkit dari tempatku berbaring melihat apa yang sudah membuat kepala dan pundakku terasa nyut-nyutan.

aku mely Arfa masih terpelongo melihat ke arahku tapi dengan segera dia menutup mulutnya.

"Abang!! sakit tau kok gitu mainnya"

omelku

"abang udah bilang awas tadi ke bunda laaa"

jawabnya

"iya tapi ya di kira kira dong bank masak ada bundanya tiduran main tabrak aja sakit tau"

lanjutku

"tapikan Arfa duluan main di sini dari pada bunda"

"ya kan bisa bilang loo abang kalau mau main balap mobil biar gak nabrak Bunda"

"hhmm maaf bunda Arfa lupa"

"ya udah bang gak papa"

dengan mengusap kepala karena masih sedikit merasa sakit aku yang berdiri di hampir kak Arta yang entah dari mana.

"kenapa yank"

tanya kak Arta

"gak kok kak"

jawabku langsung

"gak gimana aku lihat dari jauh kamu ngomel"

"tadi aku tuh baringan di sini terus kepala dan pundakku gak sengaja di tabrak mobilnya Arfa yang lagi balapan"

"jadi kamu omelin dia"

"kayanya gak deh kak"

"kok kayanya"

"udah lah kak pusing aku, tanya aja sama arfanya"

kataku dan pergi

aku langsung pergi meninggalkan mereka ke kamar dan berbaring, moodku semakin memburuk karena kepalaku sakit.

dengan memandang langit langit kamar yang sangat berbeda dari kamar tidurku yang biasa dan aku mulai mengantuk.

"yaank"

panggil kak Arta

"iyaaa"

sahutku dengan malas

"ngapain"

tanyanya

"apaan sih kak bisa liat donk aku ngapain"

jawabku

"kamu kenapa sih yank"

tanyanya

"lah emang aku kenapa kak"

"kok kayanya marah terus"

"aku gak marah kok"

"kamu lagi dapet"

"akukan KB kak"

"hhmm lah terus kamu kenapa"

"aku gak kenapa laah kak"

aku rasa kak Arta lelah terus bertanya akhirnya dia keluar meninggalkan aku.

bukannya melampiaskan kekesalanku karena aku bosan tapi memang aku lagi malas bicara panjang kali lebar.

"yank oo yank bangun"

"apa kak"

"siap siap kita makan di luar"

"ini jam berapa kak"

"jam 5 yank"

"pergi jam berapa"

"siapa shalat Maghrib aja yank"

"hhmmm ok kak"

dengan segera aku mandi dan mengenakan pakaian yang nyaman untuk keluar, aku keluar kamar mencari anak anakku dan memastikan mereka sudah mandi apa belum.

"lah kok pada belum mandi udah jam berapa ini"

omelku

"hehehe"

mereka cengengesan

"gimana sih katanya mau pergi"

aku mendekati mereka dan langsung membuka baju mereka tentu saja sambil mengomel pada mereka yang lupa waktu sampai

"udah yank biar mama yang urus mereka"

"tapi kita mau makan di luar kak"

tanyaku

"hhmm kita pesan tempat dulu yang"

"aku temenin mereka mandi dulu lah gak mau ngerepotin mama"

"udah gak papa mama aja"

saut mama yang baru datang

"tarika aja mah"

"udah kalian pergi aja nanti kita gak kedapatan tempat loo"

"tapi. . ."

"udaaah sana"

paksa mama

dengan sedikit berat akhirnya kamipun pergi meninggalkan mama dan anak anakku yang belum mandi itu karena sebenarnya aku sangat tak ingin merepotkan mama atau papa selama aku tinggal di Korea.

"rame banget ya kak"

kataku melihat ke luar jendela mobil

"memang iya yank"

"kita mau ke mana sih kak"

"udah ikut aja lah aku jelasin juga sudah gak ngerti"

"hhmm ok"

masih tetap melihat ke jalanan yang ramai orang berjalan kaki.

setelah hampir setengah jam di perjalanan akhirnya kami berhenti.

"yank kamu tunggu sebentar di sini ya"

"mau ke mana kak"

"toilet sebentar yank, mau ikut"

"uuhhh ogah jorok"

"yeee enak aja kalau ngomong, favoriy kamu ini loo"

"iih gak yaa"

"lah jadi emang ada yang lain"

"sembarangan kalo ngomong!! udh sana!!!"

"hehehe"

walaupun di tinggal hanya sebentar tapi aku gak suka di tinggalkan rasanya gimana gitu.

karena kak arta cukup lama aku keluar dari dalam mobil dan mulai berjalan melihat ke sekeliling.

"wauw cantik banget"

kataku melihat

"ini naksan park yank"

"hah!"

langsung berbalik

"Naksan park sayank"

"ngagetin aja sih kak"

"maaf sayang"

"lama banget sih ngantri"

kembali berbalik melihat indahnya lampu kelap-kelip dari gedung dan juga rumah rumah yang ada di Korea

"selamat hari anniversary sayang"

memberikan seikat bunga mawar

"hah!!"

kaget

"ya ampun kak"

menutup mulut

"aku gak lupa kok sayank jadi kamu gak perlu marah marah seharian"

memeluk

"hah apa!???"

bingung

"iya kamu marah kan ngira aku lupa hari anniversary kita padahal aku ingat loo"

"aku gak marah loo kak, sebenarnya aku yuu bosen aja kak ngurung diri di rumah makanya jadi bad mood"

"lah aku kira.. . ."

"aku aja lupa kalau ini hari anniversary kita"

"laaah gimana sih jadi ini aku gagal kasih kejutannya"

"gak kak aku cukup terkejut kok hehehe"

"sayang ih!!"

manyun

"hahahaha makasih ya kak buat kejutannya aku suka dan seneng banget kakak masih ingat dengan hari pernikahan kita"

memeluk

"iya sayang"

mengecup kening

dengan satu tangan di gandeng kak Arta dan satunya memegang bunga, suhu dingin tak lagi terasa karena hangat yang sudah di berikannya.

dengan memeluk bunga yang di berikan kak Arta kami berjalan melihat indahnya malam di Korea.

"sebenarnya aku mau ajak kamu ke Namsan tower yank"

"apa itu kak"

"itu loo yang tempatnya gembok cinta itu"

"buat apa coba aku kan udah terikat abadi di hati kamu kak"

kataku tersenyum

"hahahaha yank yank bisa aja kamu"

"hehe, oh iya anak anak gimana kak"

"hhmm sebenarnya aku Memeng berencana untuk pergi berdua aja sama kamu aku udah bilang ke mama dan papa"

"ih kakak gak enak dong ke mama dan papanya"

"gak papa kok yank malah papa yang suruh"

"ih kakak ini"

akhirnya kami menikmati malam yang indah itu hanya berdua sampai beberapa jam, kami membeli makanan di pinggiran jalan.

aku merasakan kebahagiaan yang nyata bukan seperti di drama Korea tapi yang sesungguhnya.

========================

terima kasih

avataravatar
Next chapter