91 kejutan

Deg deg deg deg

Gitu lah kiranya ya kalau berdebar

aku mulai gugup karena kami sudah sampai dan berada di depan rumah tapi ayah dan bunda masih tidur jadi kami diam diam saja sampai sekarang.

Debaran itu semakin kencang saat pintu gerbang di buka dan kami masuk tak lama langsung berada di depan rumah,kak Arta turun dari mobil dan membuka pintu dan memang saat itu pintu tidak dikunci karena Bu Inah masih berada di rumah.

"Bun bangun Bun kita udah sampai"

Kataku membangunkan

"Hhmmm yaa"

Masih duduk

Aku keluar dari mobil

"Gimana kak"

Tanyaku pada kak Arta

"Hhmm aku juga bingung"

Katanya

"Aah salah nii maunya kita bangunnya jangan di depan"

Kataku panik

"Lah kok jadi salah bangunannya yank, mau di pindah yaa gak mungkin"

Kata kak Arta garuk kepala

"Hhmm jadi gimana, kalo kita diam diam aja yaaa keliatan kak"

Kataku melihat ke mobil bunda akan turun

"Haaa kita sudah masuk aja duluan"

Jawab kak arta

"Aha! Suruh istirahat ya kan kak"

Kataku lagi

"PAS!!! laksanakan"

Katanya cepat

Aku hendak berbalik

"Astaghfirullahaladzim!!!"

Aku kaget ternyata bunda ada di belakang

"Ngomongin apaan sih!??"

Tanya bunda

"Hehehe gak ada kok Bun, yuk yuk masuk"

Kataku menarik tangannya

"Tunggu barang barang bunda tar"

Kata bunda berbalik

Dengan sigap aku menariknya

"Biar tarika aja ya Bun, bunda istirahat aja ok ayoo kita masuk"

Kataku sedikit memaksa tapi tak membuatnya curiga

Saat kami masuk, aku langsung mengajak bunda menuju ke kamar agar dia langsung beristirahat, setelah memastikan dia benar-benar berada di kamar aku pun kembali keluar membawa kedua anakku, sebenarnya aku cukup kerepotan karena Arfa dan Tika sekarang sudah tumbuh besar dan tak lagi bisa aku gendong keduanya seperti dulu , jadi aku harus menggendong salah satu dan menggandeng satunya menuju ke kamar mereka, saat itu aku langsung mencari Bu Inah yang sedari tadi belum aku lihat.

"Buuk, Bu Inah"

Panggilku

"Buk Inah!"

Panggil ku sambil mencari

"Yaaaa"

Sautnya

"Ih si ibuk di panggil panggil"

"Udah pulang nak, Maaf ibuk jemur lap tadi di belakang"

Jelasnya

"Udah buk, Oohh yo wes itu Arfa sama Tika di kamar liatin yaaa"

Kataku kembali keluar menuju mobil

"Ayah mana"

Tanyaku pada kak Arta

"Masih di dalam"

Jawabnya

"Laah kok gak kamu suruh turun!??"

Bingung

"Gak berani bangunin hehehe"

Cengengesan

"Uuuuh!! Dasar"

Kataku kesal

aku melihat ke dalam mobil ternyata ayah masih tertidur dengan pulasnya.

saat itu aku mengambil barang-barang ayah yang ada disekitarnya dan barulah aku membangunkannya.

"Yah yaah oooo ayah bangun kita udah sampai"

Membangunkannya

"Hhhhmm udah sampai"

Menggaruk kepalanya

"Yuk turun yah"

Ajakku

"Hhmm"

Mangucek matanya

"Bundamu mana"

Tanyanya

"Udah ayo turun dulu yaaah"

Kataku menarik tangannya

"Iya"

Turun dari mobil

Saat itu aku langsung menggandeng tangan ayah menariknya masuk ke dalam rumah tapi ayah malah berbalik.

"Arta mana"

Tanya ayah

"Kak arta ngurusin barang barang yah"

Kataku cepat dan kembali menarik tangannya

"Udah kamu masuk duluan aja nak ayah mau bantuin Arta dulu"

Jawab ayah melepas gandengan tanganku

"Mati aku"

Kataku dalam hati

"Ar!?"

Panggil ayah

" Yaa! Yah"

Saut kak Arta kaget

aku lihat kak arta saat itu sedang menurun menurunkan koper yang berada di belakang mobil.

matanya yang terlihat sedikit melotot ke arahku terlihat seperti panik dan kaget kak arta menaik naikkan alisnya memberi kode pada untuk mengajak ayah.

"Udah yah ayah istirahat aja biar Arta aja yang bawain semua ini"

Kata kak Arta

"Yaa gak papa loo banyak ini, biar ayah bantu"

Kata ayah mengangkat salah satu koper

"Gak udah repot-repot yah"

Kata kak Arta lagi

Aku tak tau lagi mau berkata apa jadi aku ikut membantu saja agar semuanya cepat selesai dan ayah pun bisa masuk dan beristirahat.

"Ya udah yuk tarika bantu biar cepat"

Kataku mengambil 1 koper

"Kuat sayank"

Tanya kak Arta

"Udah aman, yuk ah"

Kataku pelan

Ayah pun mulai berjalan dengan membawa koper lalu masuk ke dalam rumah, begitu kami di dalam ayah bertanya koper itu milik siapa dan mau dibawa kemana

"Iki ndek sopo"

Tanya ayah

aku melihat koper itu sepertinya itu

"Kayanya ini milik bunda yah"

Jawabku

"Oohh yuk yah ini kamar bunda, udah ayah istirahat aja dulu lah jaga kesehatan jangan capek capek yah"

Suruhku

syukur saat itu ayah langsung mengiyakan nya dan dia beristirahat di kamar bersama bunda, aku kembali mencari kak arta yang ternyata masih mengambil satu koper lagi di dalam mobil.

Setelah semua koper telah diturunkan dan kak Arta pun sudah memarkirkan mobil kembali ke dalam garasi.

"Kak"

Panggilku

"Iya yank"

"Kakak udah liat rumah belum"

Tanyaku

"Rumah siapa yank"

Tanyanya balik

"Ayah bunda loo kak"

"Ooohh belum yank, kenapa"

"Kita lihat dulu yuk kak"

"Hmm ya udah yuk"

Kami pun segera masuk ke dalam mengambil kunci di teko dalam lemari dekat TV dan memang benar Bu Inah mengembalikan pada tempatnya termasuk kunci rumah ayah dan bunda yang di kampung dari teman kak Arta.

Aku dan kak Arta langsung menuju ke rumah ayah dan bunda membuka pintu dan kami pun masuk melihat ke dalam rumah, kami memperhatikan semua barang-barang yang sudah diturunkan teman kak Arta tadi masih sangat berantakan.

"Gimana kak kita susun terus"

Tanyaku

"Ya udah ayo"

Angguk kak Arta

kak Arta pun mulai mendorong beberapa perabot yang masih berantakan.

sebelum aku ikut membantu Kak arta aku mencari ponselku dan menelepon Bu Ina, aku bilang ke dia tolong awasi ayah dan bunda lalu memberitahukan pada aku kalau misalnya ayah dan bunda keluar dari rumah dan dia pun mengiyakannya, itu aku lakukan agar memperlancar rencana kami yang hampir sempurna ini.

Kami mulai bekerja sama memindahkan dan mengatur tata letak, menyusun barang-barang, dan banyak lagi.

Tak terasa sudah 1 jam lebih dan akhirnya kami menyelesaikan semuanya sekarang aku sedang menyapu lantai yang sedikit kotor untung sampai saat ini Bu Inah belum ada menelpon aku itu tandanya ayah dan bunda masih berada di dalam rumah.

Setelah semuanya selesai kami pun keluar dan mengunci pintu lalu kembali ke rumah kami.

Begitu masuk ke dalam rumah kami lihat ayah dan bunda sedang duduk bersantai menikmati secangkir teh dan kopi.

"Waah enak yaa"

Kataku

"Ya iya lah"

Kata ayah dengan sombong

"Dasar ayah"

Kataku

"Udah pada makan"

tanya kak Arta

"Hhmm belum"

Kata kami kompak

"Yang liat ke dapur gih ada makanan gak, kalau gak ada kita pesan aja"

Suruh kak Arta

"Ok sebentar"

Kataku dan berjalan menuju dapur

Aku melihat meja makan memang ada makanan tapi aku rasa tidak cukup untuk kami semua dan aku lihat ke dalam kulkas memang ada bahan tapi lihat ke jam takut kelamaan.

"kak, bahan ada tapi kelamaan deh kalau masak"

Kataku saat kembali

"Hmm ok lah kalo gitu, yah mau apa biar aku pesenin jadi kita tinggal nunggu"

Kata kak Arta

"Hhmm aku apa aja deeh kak yang enak"

Kataku dan duduk

"Ok, ayah bunda mau apa"

Tanya kak Arta

"Terserah aja lah"

Kata bunda

"Yang penting sehat"

Lanjut ayah

"Ok sip"

Aku pun menelepon salah satu rumah makan langgananku saat di rumah sakit yang bisa delivery.

setelah membacakan semua pesanan dan aku duduk kembali bersama mereka bercerita cerita sambil menunggu makanan datang.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan kami pun telah datang, tarika dan bunda mengambil peralatan makan kami di dapur dan mereka menyajikan semua makanan di meja makan.

begitu kami selesai makan aku naik ke atas tas yg menyusun barang-barang yang tersisa

"yank"

panggil kak arta

"iya kak"

jawabku

"kita harus kasih tahu mereka malam ini juga"

kata kak Arta

"apa ini waktu yang tepat Kak"

tanyaku

"aku rasa iya sayang"

angguk kak arta dan duduk

"hhmm ok lah kalau gitu kak"

saat itu aku kembali memikirkan bagaimana dan harus seperti apa cara aku untuk memberi kejutan kepada ayah dan bunda.

"aah sakit kepala memikirkannya"

kataku bangkit dari dudukku dan pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri

begitu aku selesai mandi aku menemukan satu ide yang menurutku cukup masuk akal, segera aku panggil kak Arta.

"kak, kak Arta"

panggilku

"hmm apa sayank"

"aku punya ide kak"

kataku langsung

"ide apa"

dia menatapku

"ide untuk buat kejutan untuk ayah dan bunda"

kataku lagi

"coba bilang ide kamu itu gimana"

tanyanya

"hhmmm gini kak, gimana kalau misalnya aku tuh pura-pura cariin Arfa dan Tika yang tiba-tiba menghilang, terus aku minta tolong sama ayah dan bunda untuk cari keluar, nah! di situ tuh kan pasti mereka bakal liat rumah yang ada di depan, nanti kalau udah sampai di rumah itu kakak keluar dan kakak bilang kejutan!! gitu"

jelasku

"hhmm oke sih yang tapi kalau misalnya Arfa dan Tika sama aku, pasti otomatis ayah dan bunda bilang kalau mungkin aku yang bawa gimana"

tanya kak Arta

"hhmm iya juga sih, kak"

kembali berpikir

" hah!! tinggal bilang aja kalau kakak tadi pamit keluar naik motor kan nggak mungkin dong kak ayah dan bunda mikir kalau arfa dan Tika diajakin sama kamu naik motor"

lanjutku

"hhmm ok ok ide yang bagus"

angguk kak Arta

"ok, kakak mandi dulu gih nanti kalau udah siap kita jalankan semua rencananya"

suruhku

"ok sayank"

katanya beranjak dari duduknya dan mandi

saat itu aku pun keluar dari kamar mengambil arfa dan Tika dari kamar mereka

"buk buk, sini dulu deh"

kataku memanggil Bu Inah yang akan pergi

"kenapa nak"

tanyanya

"jadi gini Bu, kami berencana mau ngasih kejutan ke ayah dan bunda soal rumah yang di depan, maksud saya nanti mau alaskan Arfa dan Tika hilang dari rumah, jadi kalau misalnya nanti ibu ditanyain sama ayah dan bunda bilang aja tadi main di atas, gitu ya"

jelasku

"oohh ok ok"

angguk Bu Inah mengerti

setelah pembicaraan aku dengan Bu Inah selesai dia pun pergi.

"abank sama Tika ikut bunda yuk"

ajakku

aku pun menggandeng mereka dan mengajak mereka ke kamar, begitu masuk di kamar aku lihat ke atas sudah selesai memakai baju.

"udah kak"

tanyaku

dia tidak menjawabku dia hanya mengangguk saja, kami mulailah rencana dan acting kami lagi aku keluar dan turun ke bawah memastikan kalau ayah dan bunda sedang tidak ada disitu saat itu, aku telepon kak Arta.

"halo kak, udah bisa turun sekarang"

kataku

"ok sip"

tak lama setelah itu kak arta keluar dari kamar dan turun dengan menggendong Tika dan menggandeng Arfa.

pelan tapi pasti kak Arta melangkah sampai keluar rumah syukur saat itu ayah dan bunda masih berada di kamar.

saat aku berencana untuk naik kembali ke atas aku kaget pintu kamar ayah dan bunda terbuka langsung aku lihat saat itu.

"bunda udah mandi"

tanyaku basa basi

"ya udah laaah, ehh ada minuman nggak di kulkas bunda pengen yang seger-seger nih"

kata bunda

"tarika belum ada lihat juga sih bunda coba buka aja"

jawabku

"hhmm yo wes"

kata bunda pergi menuju ke dapur

aku sedikit bernafas lega aku naik ke atas dan segera menelpon kak Arta menanyainya apa dia sudah berada di dalam dan kak arta pun mengiyakannya.

"bismillahirrahmanirrahim semoga semuanya lancar amin"

kataku dan menghela nafas panjang

begitu aku selesai menutup telepon ke Arta akupun kembali turun aku lihat ayah sudah di depan TV dengan bunda yang sudah menuangkan minuman jus ke gelas.

"Buk Inah!"

panggilku sedikit kuat

"buuk"

panggil ku lagi

"yaa nak"

saut buk Inah datang menghampiriku

saat itu aku pasti kan ayah dan bunda sedang melihat, aku lirik kearah mereka sebentar dan akupun mulai berakting kembali

"mana Arfa sama Tika buk"

tanyaku

"di kamar nya nak"

jawab Bu Inah

"hah!! tapi gak ada!!"

kata aku sudah mulai sedikit emosi

aku kembali melirik ke ayah dan bunda yang saat itu mulai fokus memperhatikan kami,

saat di depan Bu Ina pun aku sudah memberi kode kalau ini hanya pura-pura dan Bu Inah pun mengerti karena sebelumnya sudah aku beritahu juga.

"tapi beneran kok nak ibu tutup pintunya nggak mungkin mereka bisa buka sendiri kan"

Bu Inah menjawab

"tapi gak ada buk gak ada!!"

kataku dengan nada yang sedikit meninggi

saat itu aku lihat bunda mulai mendekat ke arah kami.

"ada apa!??"

tanya bunda

"Arfa dan Tika entah kemana, kata Bu Inah tadi mereka ada di kamar sedang bermain tapi tarika lihat memang nggak ada"

jelasku

"mungkin aja lagi sama Arta lo coba kamu tanya dia dulu"

kata bunda

"tapi kak Arta pergi keluar naik motor nggak mungkin ke Artha bawa Arfa sama Tika "

jawab ku mulai panik

"hah!!"

bunda kaget

"udah coba telepon aja dulu lah"

kata bunda lagi

aku pun langsung nelpon Karta sengaja aku lo speaker agar ayah dan bunda mendengar.

"telepon"

Tarika:"halo!!!! kakak lagi di mana"

Arta:"aku lagi di rumah agas sayang, kenapa!??"

Tarika:"kakak bawa Arfa dan Tika ya"

Arta:"gak kok yank"

Tarika:"hah!!"

Arta:"kenapa sayang"

Tarika:"Arfa dan Tika hilang kak"

Arta:"APA!!!"

Tarika:"gimana ini kak"

Arta:"ya udah ya udah kamu tenang dulu aku OTW pulang ya"

menutup telepon

"Gak ada!"

kataku dengan wajah syok

"gimana ini"

aku pura pura panik

"ini salah ibuk nih"

kataku lagi menyalahkan

"udahlah tarika ini bukan masalah siapa yang salah yang terpenting sekarang kita harus cari Arfa dan Tika"

kata bunda lagi

"iya bunda"

anggukku sedih

"ya udah yuk kita cari sama sama"

ayah bangkit dari tempat duduknya

"yes berhasil"

kataku dalam hati

ayah dan bunda saat itu begitu percaya dengan aktingku.

mereka sibuk mencari seisi rumah, aku rasa setelan beberapa ruangan telah diperiksa, aku pun langsung menyuruh mereka untuk mencari keluar dan aku di bagian dalam.

"gimana kalau ayah dan bunda coba cari di luar biar aku dan Bu inah yang mencari di dalam rumah"

kata ku

"hhmm ok"

ayah setuju

begitu ayah dan bunda keluar aku dan Bu Inah langsung berhenti sok-sok mencari langsung melihat dan memperhatikan mereka yang di luar masih sibuk mencari-cari.

"mereka fokus banget cari carinya udah 10 menit masak iya belum liat rumah segede itu"

kataku mulai tak sabar

"sabar nak"

kata buk Inah yang ada di sampingku

di tempat lain Arfa dan Tika juga ke Arta

"aah lama banget sih, anak anak jangan naik naik aah nanaty jatuh"

melihat ke luar

"laah itu Ayah dan bunda tapi kok gak ke mari sih"

semangin melihat

"haei kalian berdua, nanti jatuh"

berbalik melihat Arfa dan Tika yang naik naik ke sofa dan meja

"turun turun sayang"

đŸŽ¶ đŸŽ¶ đŸŽ¶ đŸŽ¶

bunyi telepon masuk

telepon

Tarika:"kak kak itu ayah dan bunda di depan siap siap kak"

Arta:"hah!! aduh"

Tarika:"kenapa kak"

Arta:"Arfa dan Tika niih lasak banget yank manjat manjat"

Tarika:"laaah, udah angkat aja kak bunda sudah ada di depan pintu tuh"

Arta:"hah!!! ya udah deh"

menutup telepon

"turun!"

mengangkat

"endaaak mau"

tolak Arfa

huuaaaaaa huuaaa hua hiks

Tika menangis di paksa turun

"arfaaa"

"Tika"

panggil ayah dan bunda dari luar

saat itu Arfa dan tika langsung lari mengejar suara kakek dan nenek mereka.

"akeeek"

teriak Arfa

"kalian kok bisa di sini"

tanya bunda masuk

karena memang pintu sengaja tidak di kunci,

dengan tetap diam aku mencoba melihat ke jendela memastikan tarika sudah datang atau belum, bunda sudah menggendong Tika yang menangis saat itu barulah carica datang.

"ayah bunda"

"KEJUTAN!!!!!"

kataku keluar dari tempat persembunyianku

"maksudnya apa sih"

ayah bingung

"kamu ya Arta bohongin kita aja!"

kata bunda

"ini rumah siapa"

tanya ayah

"ayah bunda ini rumah barunya ayah dan bunda"

jawab tarika

"hah!!?"

"apa!!!"

===========================

apa kira-kira yang bakal dikatakan ayah dan bunda ya

ikuti terus ceritanya jangan lupa komen dan kasih bintang

terima kasih

oh iya buat yang pengen fotonya diedit sama aku boleh loh kirim fotonya ke email aku

misalnya udah jadi aku kirim balik deh

email: nekokuroi2904@gmail.com

buat yang mau aja ya tapi kalau nggak ya nggak papa

avataravatar
Next chapter