135 kampung halaman

setelah pagi yang heboh karena ternyata masih banyak lagi yang belum di bereskan oleh emak emak rempong ini tapi syukurnya semua selesai dengan cepat dan sekarang kami sedang berada di perjalanan dan kira-kira 2 jam perjalanan lagi kami sampai.

"eeh singgah dulu yuk, katanya di sini ada makanan enak loo"

kata fandri

"ya udah ayok, di sebelah mana emang fan"

tanya kak Arta

"fandri nggak tau juga sih Kak di sebelah mana cuman setau fandri tempatnya baru dan sangat ramai"

masih mencari

"gak jelas"

kata bunda

"apa lah bunda ini"

lirik fandri

"berani kamu lirik-lirik Bunda mau bunda colok matanya"

"hehehe ampun Bun"

cengengesan

"itu yang di depan kita kayaknya"

kataku menunjuk

"bisa jadi itu dia rame banget yaa"

kata fandri semangat

"bukannya kalau kita pilih tempat yang ramai kita bakal lama nunggu ya"

ayah ikut berkomentar

"iya loo lama nanti kita"

ikuti bunda

"hhmm Ya udah coba tanya aja dulu, kalau kira-kira masih bisa ditunggu ya tunggu aja kalau nggak ya udah kita pergi aja cari tempat yang lain"

kata kak Arta mulai menepi

saat kami semua keluar dari mobil Kak Arta dan fandri saat itu langsung menanyai salah satu karyawan yang ada.

begitu mereka kembali menghampiri kami ternyata bisa dan akhirnya kami semua pun masuk.

sebenarnya aku tidak suka kalau kami makan atau pun berada di tempat yang cukup ramai karena selain kami berdesak-desakan aku juga merasa tidak nyaman karena kak arta sering lihat-lihat oleh wanita lain.

yaa walau kami sudah lama menikah punya anak dua namanya juga istri yang sayang dan cinta pada suaminya pastilah ada cemburu kalau aku melihat suamiku di lihat-lihat atau bahkan di goda oleh wanita lain dan karena itu lah kadang aku suka kesal sendiri lihat kak Arta.

"udah gak usah lama lama di situ yaa kak"

lirikku

"iya sayang iya"

jawab kak Arta langsung

"ya elah kak Tarika udah jadi istri masih aja"

ejek fandri

"hahahaha namanya cinta loo"

ikut ayah

"hahahaha"

kak Arta tertawa

"udah ih bikin malu aja!!"

kesalku

"iya sayang iya, Abang sama adek mau di pesanan apa"

kata kak Arta mendekat

"ice krim yaah"

"Tika mau kentang goreng"

"Arfa mau lagi yah yang ini ini"

kata mereka dengan semangat

"iya iya semua boleh"

kata kak Arta

setelah kami semua menentukan makanan apa saja yang akan kami makan barulah kami panggil salah seorang untuk mencatat pesanan kami.

"tunggu sebentar yaa"

kata si pelayan itu

dan setelah menunggu cukup lama akhirnya semua pesanan kami datang.

kamipun langsung memakannya, rasanya tak sia sia sudah menunggu ternyata makanannya semua enak enak dan kami semua benar benar merasa puas.

"waaah mantul"

kata fandri

"iya, gak salah yang bilang di sini enak"

sambung ayah

"duduk sebentar yaa biar gak begah perutnya baru kita lanjutin lagi"

kata kak Arta

"ok"

semuanya

setelah merasa cukup dengan waktu sehabis makan kami, kak Arta bangkit dan segera membayar semuanya baru kami kembali melanjutkan perjalanan kami.

setelah selesai makan dan kenyang anak anakpun tertidur.

sedikit menjelaskan kami 7 orang dalam 1 mobil, aku dan kak Arta di depan ayah dan bunda di bagian tengah lalu fandri dan anak anak di belakang karena di bagian belakang cukup lebar.

setelah kurang lebih 2 jam perjalanan kami akhirnya sampai ke rumah lama kami.

begitu masuk bunda langsung bersih bersih karena walaupun tak di tinggali rumahpun pasti akan kotor juga.

"tarika bantu yaa"

kataku

"iya biar cepat tar"

"iya Bun"

"iihh kangen banget bunda tar sama rumah ini"

"tarika juga Bun, tapi gak papa nih bunda di sini dulu selama tarika ke Korea"

"yaa gak papa kok tar"

"beneran Bun"

"iyaaa!!"

"hhmmmm ok, tapi kalau ada apa-apa langsung kabarin ya"

"pasti itu"

setelah pembicaraan itu aku dan bunda melanjutkan bersih bersih lagi sedang yang lain langsung beristirahat setelah perjalanan yang cukup panjang.

begitu selesai akupun pergi ke kamar, aku melihat kak Arta dan anak anak sudah tertidur siang itu setelah berganti baju akupun ikut tidur bersama mereka.

"uuuh panas"

kataku terbangun dari tidurku

aku langsung melihat ke jam yang ternyata sudah jam 3 dengan segera aku membangunkan kak Arta karena sesuai rencana kemarin kami akan berkeliling dulu sebelum malam kami akan pulang lagi.

"kak bangun kak, ayo kita keliling maaf maafan sama tetangga dan sodara"

ajakku

"hhmmmm"

jawabnya

"kakak iih!!"

"iya iya yang"

"ya udah aku mandi dulu yaa nnty gantian"

"iya"

aku pun mengambil handuk dan berlalu pergi meninggalkannya setelah beberapa menit dan akhirnya aku selesai aku kembali masuk ke dalam kamar rasanya aku ingin meledak-ledak saat itu karena melihat kak arta kembali tidur lagi.

"dasar!!"

kataku kesal

aku mengambil bantal guling yang tak jauh darinya dan akhirnya memukulnya karena geram.

"bangun gak kak iihh bangun!!"

kataku

"iya iya aku bangun yang ampun YAaank"

kesakitan

"uuhhh!! dasar"

sampai keributan kami akhirnya membangunkan kedua anakku yang tadinya tidur maka sekalian aku pun menyuruh kak Arta untuk mandi bersama dengan Arfa sedangkan Tika nanti bisa mandi sendiri.

saat mereka sedang mandi aku pun mengajak bunda untuk segera bersiap untuk berkeliling bersama karena lebih baik ramai-ramai daripada perginya sendiri-sendiri.

"ya udah bunda siap siap dulu yaa"

"ok Bun, ayah sama fandri juga di ajakin yaa"

"ok ok"

setelah semuanya telah siap pertama kami pergi ke tetangga terdekat terlebih dahulu baru ke tempat saudara-saudara dengan naik mobil.

"assalamualaikum"

kata ayah

"waalaikumsalam masuk-masuk"

suruh mereka

"wah pada balik kampung semua ya"

kata mereka

"iyaaa hehehe"

jawab ayah dan bunda

"ini suaminya tarika yaa waah ganteng banget yaaa"

kata salah seorang Tante

"iya saya Arta suami tarika"

kak Arta menyalaminya

"waaah waah lah ini anak anaknya"

tanyanya

"iya Tante, Salim sayang"

suruhku pada kedua anakku

"waah kesundul yaa rapet banget kayanya"

tanyanya

"bukan kesundul memang kembar"

jawab bunda

"lloooh iya! waah pantes mirip banget yaa muka bapaknya semua yaa hahahaha"

"iya hehehe"

kak Arta cengengesan

setelah pembicaraan yang cukup panjang dan lebar kami pun bersalaman saling meminta maaf lalu pergi ke tempat yang lain.

sama halnya dengan tempat-tempat yang lain kami mencoba beberapa kue meminum minuman yang disuguhkan dan yang terakhir bersalaman saling maaf memaafkan.

"hah akhirnya"

kata fandri duduk

"cepek yaa"

kata ayah

"iya yah"

jawab fandri langsung

"Halah lebay!!"

kata bunda masuk

setelah itu aku pun ikut masuk bersama Bunda, ternyata Bunda masuk ke dalam rumah untuk mengambil kan beberapa makanan dan juga membuatkan minuman untuk dinikmati bersama.

dan tak lama aku dan Bunda kembali lagi bersama mereka untuk berbincang-bincang.

"ayah nanti selama kami enggak ada dan kalian disini tolong jaga kesehatannya ya kalau ada apa-apa langsung telepon"

kata kak Arta

"iya pasti itu"

angguk ayah

"di sini enak banget yaa, gimana bilangnya dibilang panas tapi dingin juga"

kata kak Arta menatap sisi lain

"iya nak, di sini masih banyak pepohonan nya karena ayah bisa dibilang ini masih perkampungan"

"hhmmm iya yaa"

angguk kak arta

"di sini ini lebih banyak kenangan nya sih, ingat dulu waktu pertama menikah, waktu pertama kali membangun rumah ini, waktu pertama kali punya anak, keseruan-keseruan lainnya yang memang enggak bisa untuk dilupakan"

kata bunda mulai duduk bersandar

"iya yaa Bun, inget nggak sih Bun kenakalan tarika zaman sekolah waktu lagi tomboy-tomboynya hahahaha sumpah ayah sampe sakit perut dan pernah sampai ke kencing-kencing dulu sangking menggelitiknya hahahahaha"

lanjut ayah

"iihh ayah apaan sih kok ingat ingat Tarika"

kaget

"yaah emang kenapa kenangan itu hahhahahh"

"emang tarika ngapain yah"

tanya kak Arta

"tarika itu dari kecil bandel dan petakilan Ar jadi dia. . . "

terputus

"setop ihh gak usah di ceritain aah malu-maluin deh"

kesalku

"gak usah hiraukan yah lanjut!"

kata kak Arta tetap memaksa

"ok ok, jadi dulu itu sangking bandelnya dia dia pernah beberapa kali buat kejadian yang memang gak bisa dilupain pertama waktu dia sama teman-temannya yang lain manjat pohon dan loncat dari jarak yang cukup tinggi tiba-tiba celananya itu nyangkut di dahan pohon dan dianya pun nggak bisa turun dan teriak-teriak nangis minta tolong dan untungnya pada saat itu hanya luka di bagian pinggang tidak ada yang lain, ayah waktu mau nolongin dia aja ketawa dulu loo hahahah mukanya itu yaa ampun hahahahah"

cerita ayah

"ya ampun ayaaaah!!"

aku mulai malu

"hahahh kenapa mukanya yah!!"

tanya kak Arta penasaran

"merah banget!! ingusnya keluar-keluar Ar hahhha, udah gitu nangisnya mewek kayak bebek ya ampun bener-bener deh hahahahaha"

lanjut ayah

"ayaaaah!!"

Teriakku

"ya ampun yang kamu itu lloo"

kata kak Arta melihatku

"masih banyak lagi loh tingkahnya ar ada lagi dia pulang sekolah enggak pulang-pulang sampai sore eh gitu pulang badannya penuh lumpur bahkan sape muka mukanya itu bundanya ngamuk ngamuk hahahaha sore-sore dikejar-kejar orang sekampung ketawa hahahahah"

"ayaaaah ih udah!!"

"hahahahahahaha"

semuanya tertawa

"lah dulu lagi Bunda minta dia jagain ikan yang bunda goreng karena bunda mau beli bumbu di kedai iya beneran dijagain doang sampaikannya gosong loo ikan sewajan dibiarin seberapa jengkelnya Bunda itu haduuh Bunda marah tuu dia kabur gak pulang sampe sore di cariin ayah baru mau pulang"

gantian Bunda yang cerita

"hahahaha yank yank kalau masa itu kamu belum tau masak yaa"

ejek kak arta

"iihh udah aaah!!! kalian pada malu-maluin aja deh!!"

kesalku

karena sangking malu dan kesal nya aku merasa sudah tidak ada muka lagi aku pun masuk ke dalam.

aku duduk disofa dan berfikir kalau mengingat masa laluku yang benar-benar orang tidak akan menyangka aku sekarang seperti ini.

tapi masa lalu adalah pelajaran untukku di mana aku yang sekarang adalah orang yang terus berubah jadi lebih baik dari kesalahan dan walaupun itu memalukan tapi aku tidak menyesal karena aku sudah merasakan yang namanya kehidupan baik itu manis ataupun pahit.

=============================

semoga suka dengan cerita kali ini

jangan lupa komentar kasih bintang

avataravatar
Next chapter