61 cemburu

semua berjalan seperti biasa hari-hari terlewati minggu demi minggu terlewati bulan demi bulan juga dilewati hampir semua sama saja kecuali satu, kak arta salalu melaporkan tentang dia dia dan dia.

yang membuat aku semakin lama semakin muak.

"yank yank tau gak sih mona itu ternyata jago bahasa Korea lo"

katanya baru masuk kamar

"ooh ya bagus dong kalo gitu kakak kalau mau ngomong bahasa korea ya sama dia aja"

jawab ku mulai merasa jengkel

"kamu marah yank"

tanyanya

"gak kok gaaak, biasa aja kok"

mulai pergi

"yank"

panggilnya

aku yang saat itu keluar dari kamar dengan kesal, istri mana coba yang gak kesel kalau suaminya sendiri selalu memuji wanita lain didepannya.

rasanya tuh ya kalau aku jumpa rasanya pengen di templok aja pakai wajan ke mukanya.

kaya cari perhatian banget gitu, ya udahlah aku percaya kok mau gimana lagi, di bilang sebel pasti!! banget banget malah.

tapi rasanya di hati aku yakin cinta itu akan tetap ada.

pagi ini saat kak arta free yang harusnya Dia menghabiskan waktu bersama kami tiba-tiba hari ini dia bilang

" sayang Aku harus pergi kali ini ada urusan penting"

katanya

"hah!! mau ke mana kak kok gak biasa biasanya"

kaget

" Aku ada urusan barang Mona aku janji deh besok bakal libur untuk kalian ya"

lanjutnya

"MONA!! MONA!! MONA!! MONA!!"

teriakku

" cukup kak cukup, dalam seminggu waktu kamu untuk anak kamu iya kedua anak kamu, cuman satu hari kak!! di hari libur kamu hari minggu!! tapi sekarang kamu sering mengatakan tentang Mona kamu berubah Kak kamu seolah-olah nggak pernah peduli lagi sama aku"

meluap

"bukan gitu sayank denger dulu deh"

mencoba mendekat

"gak!!? apa yang kali ini harus ku dengar Kak, Dia jago banget masak setelah kemarin kakak bilang dia jago bahasa Korea, coba kali ini kakak denger aku dulu, aku sakit kak aku sakit denger suami aku sendiri muji-muji wanita lain"

lanjutku mulai menangis

" Oke aku nggak masalah kalau kamu udah mulai nggak peduli sama aku tapi aku mohon se enggaknya kamu peduli dengan anak anak kita kak"

semakin menjadi

" Sayang ini semua nggak seperti yang kamu pikirkan, aku Muji dia karena memang Aku kagum dengan sosok dia, nggak ada maksud lain"

menggenggam tanganku

" terus maksud kakak apa buat aku cemburu!! Iya aku memang cemburu!!! Aku nggak suka!!! aku marah!?? apa Kakak pernah ngerti!!? apa kamu gak peduli!? nggak kak"

menghempaskan tangannya

"sayaaank kamu jangan salah paham"

mendekat

"salah paha. . "

terputus oleh telepon kak arta yang berdering

"halo mon, kenapa?"

dengan lembut

saat itu darahku yang semakin naik ke kepala tak dapat dibendung akupun pergi meninggalkannya

"telepon "

"sebentar mon"

"SAYANK!! "

teriak memangil

"aduuh kok jadi gini sih, hallo mon Kayaknya aku nggak bisa dateng jadi kamu yang harus urus semuanya dan aku harap malam ini juga selesai Oke bye"

menutup

aku yang saat itu mengunci diri di dalam kamar menangis membasahi seluruh bantal, Aku yang lelah dan mulai tenang Aku membuka pintu aku melihat kak Arta ada di situ,aku tak tahu sudah berapa lama aku menangis dan berapa lama pula kak arta duduk di situ.

" ngapain Kakak duduk di situ udah pergi aja sana nggak usah peduliin aku aku nggak apa-apa kok aku udah biasa disakiti sama orang dan kali ini orang itu adalah kamu"

melangkah pergi

aku yang saat itu melangkah pergi tangan ku langsung disambar oleh nya dan diajaknya pergi entah kemana.

saau itu aku pasti berusaha menolaknya.

"lepas kak"

kataku

"kak"

berusaha melepas tanganku

"lepas!? "

tapi dia tetap berjalan tanpa menghiraukan perkataanku, ditariknya terus aku sampai masuk ke dalam mobil, aku yang saat itu masih sangat kesal padanya tak mengatakan apapun di dalam mobil, sampai saat kami turun di suatu tempat yang aku tak tahu itu dimana.

aku yang saat itu masih melihat kiri dan kanan sepinya dan gelapnya tempat itu lalu aku mulai menyadari aku kehilangan sosok kak arta yang tadi ada di depanku.

"kak? "

panggilku

"kak arta!?"

panggilku lagi

aku mulai panik melangkah dan meraba sesuatu dalam gelap aku menemukan pohon saat itu aku mulai ketakutan memanggil suamiku yang tadi kini dan sekarang sudah entah ke mana.

"kak arta kamu di mana huuu huuuu"

mulai menangis

"TARIKA"

aku langsung melihat ke arah suara itu aku yang sudah ketakutan saat itu berlari dan langsung memeluk sosok suamiku itu dengan eratnya pelukannya yang masih tetap hangat dan nyaman sama seperti dulu.

"pok pok pok pok"

tepuk tangan

aku yang saat itu kaget baru melepaskan pelukan dan berbalik, sebelumnya aku yang tak sadar lampu-lampu yang sangat cantik sudah mulai hidup di pepohonan, kembali aku menatap suamiku itu.

"kejutan"

katanya mulai turun dan membuka kotak kecil

aku yang masih kaget bingung semua bercampur merasa tak percaya menutup Mulutku dengan kedua tangan dan mulai meneteskan air mata terharu

"ini apa sih kak"

kataku lagi

"maaf sanyank soal hari ini, ini adalah kejutan yang tertunda sudah sangat lama"

membuka kotak

"ini apa kak"

menatap

"cincin lah apa lagi yank masak topi"

becanda

"iihh kak ngerusak momen banget sih"

kataku mencubit pipinya

"aduh yank sakit"

keluhnya

aku yang mulai tersenyum menatapnya, perlahan dipasangkannya cincin itu ke jari manisku dan ternyata itu sangat pas dikecupnya tanganku dengan lembutnya aku yang sangat bahagia saat itu langsung memeluknya dengan erat

"aku cinta kamu kak sangat sangat mencintaimu kak"

Kak aku saat memeluknya

" Sebesar apapun cinta kamu tar maka cintaku akan lebih besar dari cinta itu sayank"

"emuah"

mengecup kening

aku yang saat itu merasa sangat sangat bahagia tiba-tiba ingat sesuatu yang

"kak"

kataku melepas pelukan

"hhhm iya syank"

menatap

" Aku belum mandi kak, Aku masih jelek banget looh, mataku juga sembab baru nangis, bajuku juga lusuh, kakaaaak"

rengekku

" Ya ampun sayang gak usah dipikirin ah"

kembali memeluk

"aku maluu"

membenamkan wajahku dalam pelukannya

"hahahahaha tenang sayang bagaimanapun kamu aku akan selalu mencintai dengan sepenuh hati"

"hahahahahaha"

semua orang mulai tertawa

aku yang saat itu masih malu akhirnya memberanikan diri untuk membuka mata dan melihat ke sekitar, jalan yang aku lalui tadi sangat cantik lampi lampu mengelilingi pepohonan jalan yang di pinggir bersinar dan juga krangan bunga berbentuk love yag terang di belakang kami juga ada bebe rapa orang yang entah siapa aku tak kenal.

saat itu aku tiba tiba terfokus salah seorang wanita yang tidak jauh dari situ aku terus menatapnya dan dia pun tersenyum.

"itu siapa sih kak"

tanyaku

"ooh iya aku lupa, sini mon"

panggil kak arta

"mona!?"

tatapku kaget

"hai mbak tarika"

sapanya

"hai"

"kamu suka gak yank sama dekor tempat ini" tanya kak arta tiba tiba

"hhhmmm suka kak, cantik dan terkesan sederhana dan romantis banget"

kataku sambil tersenyum

"naah mona lah yang mendekor ini semua, maaf ya soal yang tadi itu aku mau pergi ngurus soal dekor ini tapi kamunya malah salah paham aku serahin semua ke dia"

jelas kak arta

"apa!? "

kaget

" dengan kata lain dia pemilik semua ini sayank, maaf ya gak bilang"

menatap

"laah gak jadi kejutan dong kalo di bilang hahahah"

kata mona sambil tertawa

saat itu aku tau kalau aku terlalu termakan oleh cemburu yang padahal semua masih baik baik saja, mona memang orang yang ramah dan cantik tapi syukur seperti kata kak arta yang pertama kali dulu.

"aku harap kamu bisa percaya karna aku mau cuman kamu jadi pemilik hati ini untuk yang pertama dan terakhir kali"

dan aku percaya itu

======================

semog suka all

avataravatar
Next chapter