23 bohong

Saat semua orang berteriak dan kak arta menangkap aku yang mulai jatuh tak sadarkan diri, segera kak Arta mengangkat aku dan langsung menuju ke kamar.

Saat kami berjalan menaiki tangga menuju kamar.

"kak"

bisikku

"hah!!"

kaget

"ssst!! maaf aku pura pura, pokonya nanti kita bicara lagi ya"

kak arta pun segera mengerti dia tetap diam dalam kebohongan ini.

setiba di kamar kak arta membaringkan aku di ranjang dan mama dan bunda masih saja saling menyalahkan 1 dengan yang lainnya.

"CUKUP!! ayo semua keluar biarkan tarika istirahat"

mereka pun sesaat diam begitu keluar lanjut lagi

"ini semua salah kamu, kamu yang duluan narik dia"

kata bunda

"kamu situh ngotot maksa dia kan dia jadi ter tekan"

lanjut mama menyalahkan.

"bunda, mama tolong tenang kenapa malah jadi saling menyalahkan seperti ini, tarika itu udah capek banget loo apa pada gak kasihan dia jadi jatuh dan tak sadarkan diri, harusnya kita saling introspeksi diri apa yang salah bukan malah menyalahkan, kita ini keluarga bunda mama yang di harapkan itu persatuan bukan perpecahan"

semua orang diam dan saling menatap sampai mama dan bunda mulai menangis dan saling berpelukan.

"maafin sayaa yaa besaaan harusnya kita gak egois kaya gini"

kata mama

"saya juga minta maaf yaa salah kalau saya egois ajak dia karna dia anak saya yang padahal dia juga sudah jadi mantunya orang maaf yaa"

kata bunda

melihat mereka yang sudah berbaikan dan mulai tenang aku mulai bisa bernafas lega.

"sebentar yaa arta periksa tarika nya dulu nanty kalau udah arta suruh masuk ok"

mereka mengangguk dan aku pun segera masuk

saat itu aku lihat tarika yang masih berbaring menunggi kabar, saat aku ceritaan singkat kalau semua sudah membaik dia melanjutkan sedikit kebohongan itu.

saat kak arta menyuruh mereka masuk aku berpura pura baru sadar, dan ketika itu bunda dan mama yang khawatir langsung mendekat.

"sayank mama minta maaf yaa, harusnya perdebatan ini gak penting"

sedih mama

"yaa sayank yang penting adalah kamunya sehat dan anak kamu juga sehat"

sambung bunda

"mau dia manapun kamu kami akan tetap setuju"

kompak mereka

aku yang melihat mereka sudah damai tersenyum sangat lebar aku sangat senang segera aku peluk keduanya, walau di awali dengan sedikit kebohongan syukurnya keluarga kami dapat akur kembali dan tidak ada egois di diri masing masing.

saat semua sudah membaik ayah,bunda dan fandri pamit pulang karna besok fandri sudah harus kuliah lagi.

kami semua mengantar mereka pulang di luar rumah.

dan kami pun masuk dan pergi ke kamar masing masing lantaran sudah larut malam dam semua juga lelah karna acara hari ini.

saat aku dan kak arta di kamar dan duduk diam aku peluk dia dari samping.

"kak maafin tarika yaa, malah ngebohongin mereka semua"

sedih

"walau pun caranya salah untuk kali ini gak papa yank karena bertujuan mendamaikan ke dua pihak yank, udah yaa jangan sedih"

jelas kak arta

"tapi tarika tetap merasa bersalah deh kak maaf ya"

bersandar

"iya gak papa sayankku"

di usapnya kepalaku

karna kami sudah sama sama lelah kamipun akhirnya putuskan untuk tidur.

saat pagi kami pun minta berpamitan untuk pulang karna akan kerja lagi hari ini.

begitu kami sampai di rumah ternyata kami sudah kedatangan tamu, aku dan kak arta saat itu mencoba melihat mereka tapi kami tetap saja tak mengenali mereka, kamipun menanyai ada keperluan apa dengan kedatangan mereka.

"maaf ya bapak bapak ini ada apa yaa datang ke sini, dan sebelumnya apa kita pernah bertemu "

tanya kak arta

"memang belum pak, dan kedatangn kami ingin menjemput bapak dan ibuk melihat saham yang di berikan oleh ibu dari nirmana yang 6 bulan lalu kalian rawat ingat"

jelas mereka

"hhhmm oohh harini yaa"

kata kak arta membuat mereka bingun

"aah maaf pak, sebelum kami tahu namanya nirmala kami memanggilnya harini, daan maaf kenapa yaa kami ingin di jemput"

tanyaku lagi

"ibu dari nirmala melani ingin bertemu dengan kalian, berhubung beliau sudah sehat sekarang mereka ingin bertemu langsung karna kalian tak pernah datang melihat setengah saham yang di berikan beliau sepeninggalan suaminya"

jelasnya lagi

"oooh gitu, syukur lah kalau beliau sudah sehat, daan maaf kami gak pernah datang bukannya tak menghargai pemberian beliau pak, kami ber dua ini sama sama bekerja dan lagi istri saya sedang hamil,apa lagi istri saya ini pemabuk berat pak payah kalau di ajak jalan jauh kasihan malah jadi hidup segan mati tak mau pula nanty hahahaha"

jelas kak arta panjang

"hhahahaha bisa aja bapak ini, iya juga ci apa lagi hamil tua pula gak papa saya maklum"

tersenyum

"heheh belum kok masih 7 bulan kok tapi ini lembar"

jawab kak arta

"waaahh selamat yaa, hhmm ya udah nanty saya sampaikan dengan beliau, atau malah beliau yang mau berkunjung ke sini"

jawabnya

"waah trima kasih sudah mau menerima dan mengerti kondisi kami pak, apa lagi sampai beliau sampai kesini"

jawab kak arta

"gak masalah pak buk"

jawabnya

"ooh ya nirmala apa kabarnya sekarang pak"

tanyaku

"baik buk, sekarang dia sudah berumur 2 tahun lebih dan sehat"

jawabnya

"sykurlah"

panjang kali lebar kami bicara akhirnya mereka berpamitan untuk pulang, sebelum pulang mereka memberikan sebuah koper hitam titipan ibuk melani untuk kami, saat kami mau membuka mereka melarangnya mereka meminta untuk tidak di buka dulu sebelum mereka pergi, aku dan kak arta yang begitu penasaran dan berdebar debar begitu kami mengantar mereka kami segera masuk kedalam memandang koper itu, mencoba mendengar entah ada suara di dalamnya sampai aku sudah gak bisa naham penasaran itu membukanya.

gitu aku buka kami pun menutup mata kami saat tau tak terjadi apa apa kami membuka mata ya ampun sangat kaget luar biasa di dalam koper hitam itu terdapat tumpukan uang 100 ribuan memenuhi kotak.

masih tak berkedip aku dan kak arta melihat dan tiba tiba sadar dengan adanya sepucuk surat di atas tumpukan uang itu, dan surat tulisan tangan itu berbunyi.

" Assalamualaikum

hai salam saya melani ibu dari nirmala anak yang kalian rawat dan orang yang kalian tolong waktu itu, saya sudah sangat lama menunggu kedatangan kalian di rumah saya tapi kalian tidak pernah datang, saya tak pernah sedikitpun melupakan kebaikan kalian terima kasih banyak, Maaf tidak sopan untuk memberikan kalian uang secara tidak langsung melainkan melalui orang lain, uang ini adalah hasil dari setengah saham kalian yang sudah kalian Terima waktu itu, tapi tidak pernah kalian datangi, dan uang itu hanya setengah ke untungan selama 7 bulan lalu saja, jika surat ini sudah kalian baca kalian bisa tolong hubungi saya ke nomor dibawah ini

0831-xxxx-xxxx

itu juga nomor WhatsApp saya Dan tolong kirimkan nomor rekening kalian karena membawa uang dalam jumlah banyak itu cukup berbahaya jadi saya akan mentransfernya saja, terima kasih

saya yang bertanda tangan dalam surat ini Melani"

kira-kira begitulah isi suratnya

membuat kami masih bingung dan saring plonga-plongo seperti sapi bodoh.

saat itu aku dan ke Artha masih menatap ke dalam kotak hitam itu belum berani menyentuh apalagi menghitungnya.

akhirnya kami pun membawa kotak itu ke dalam kamar dan sesampainya kami baru menghitungnya Ya ampun gila semua uang itu 500 juta dan katanya itu setengah.

aku dan kak arta saling berpandangan dan saling bertukar pikiran merasa diri tak pantas untuk menerima uang itu karena kami pun menolong mereka tanpa meminta balasan ataupun imbalan.

saat itu akhirnya kami putuskan untuk menelpon Ibu dari Nirmala yaitu Melani.

=================

bagaimana kah kelanjutannya

semoga suka yaa all

avataravatar
Next chapter