124 bingung

setelah aku mendengarkan cerita kak arta tentang kakek yang sedang mengalami sakit dan meminta semua anak dan cucunya yang jauh untuk datang.

saat itu yang terpikirkan adalah bagaimana dengan ayah dan bunda sampai tiba saatnya berbuka puasapun aku masih bengong memikirkannya.

"yank oo yank"

"sayank!!"

panggil kak Arta ber ulang ulang

"hhmm ya kak"

baru dengar

"kok bengong sih"

mendekat

"aah!! maaf kak"

langsungku

"kamu mikirin soal yang tadi yaa yank"

tanya kak Arta

"hhmm sejujurnya iya kak"

jawabku berat

"kenapa sayang"

menatap

"gimana ya kak, kaya yang di katakan ayah dan bunda soal ini kali pertama mereka lebaran bukan di kampung dan aku udah terlanjur bilang ke mereka kalau mereka bisa pulang di lebaran ke dua tapi ini tiba-tiba kakak dapat pesan kalau kakek yang jauh di Korea sakit dan minta semua pulang jenguk dia, aku gak mungkin gak ikut kan kak dilema banget deh"

jelasku panjang

"aku tau kok sayank kalau ini dua pilihan yang sulit buat kamu, tapi ya udah lah yang nnty kita pikirin lagi lah baik baik yaah yang penting kita harus tenang jadi insyaallah ada jalan terbaik untuk masalah ini"

menyentuh wajahku

"iya kak"

sedikit lega

akupun melanjutkan berbuka puasa lagi, setelah merasa cukup kami pergi shalat Maghrib.

begitu selesai aku menyiapkan makan kak Arta dan kamipun makan bersama juga dengan anak anak.

"sayang tadi aku udah tanya papa dan papa bilang kita bisa nyusul setelah hari raya ke 2 kita pergi"

"yang bener kak!"

tak percaya

"iya sayang"

angguk kak arta

"ya ampun kak seneng banget"

kataku langsung memeluknya

hari hari pun berjalan seperti biasa dan sudah beberapa hari berlalu aku masih terus membuat kue dengan bunda juga bermain dengan anak anak.

"hai sayang"

sapa kak Arta baru pulang

"ya kak"

jawab ku biasa

"oh ya yank kamu udah tau kan yaa kebiasaan orang Korea"

tanyanya

"kebiasaan!??"

bingung

"iya sayang"

"ya ampun iya ya kak"

baru mengerti

dengan segera Aku mencari ponsel dan mencari-cari di Google tapi aku masih belum ngerti juga pada saat itu.

"ya ampun sayang apa lah guna suami kamu ini kalau kamu tanyanya sama google"

menggeleng

"iya juga ya kak ahahahah maaf kak"

"hadeeeh tarika"y

"hehe sorry lah bos, ayo dong kak jelasin ke aku gimana ini akan jadi kali pertama aku loo pergi ke Korea se gak nya harus ada kesan bagus laaah apa lagi jumpa keluarga kakak"

"hhmm ya ya ya"

"ok mulai lah kak"

"hhmm jadi gini yank"

kak arta pun menjelaskan perbedaan budaya juga tata krama orang Korea dan orang Indonesia.

kak Arta memberitahu aku bagaimana dan seperti apa caranya menyapa pihak keluarga apalagi yang tertua, di sana kalau kita bertemu dengan orang yang lebih tua dari kita kita tidak diperbolehkan untuk memanggil nama itu dikarenakan bentuk sopan santun kita pada yang lebih tua.

di Korea tidak berjabat tangan untuk memberi salam pada orang tua melainkan dengan menundukan kepala, tidak hanya itu bahkan soal tata cara makan di sana pun berbeda misalnya seperti tidak bisa menyatukan nasi dengan lauknya sekaligus atau berbicara saat makan dan banyak lagi.

sejujurnya karena perbedaan yang cukup jauh ini membuat aku agak ribet dan malas kalau bertemu keluarga yang memang berasal dari Korea apa lagi yang lebih tua dariku.

"semoga aja aku tidak terlihat bodoh nanti saat berada di sana"

kataku dalam hati

begitu kak Arta selesai menjelaskan padaku Dan aku pun sudah sedikit mengerti, kak Arta pergi meninggalkanku dan pergi bersama anak anak.

"aku ajak anak anak ke rumah papa mama yaa sayang"

pamitnya

"hhmm iya kak, hati hati di jalan Arfa sama Tika jangan bandel di rumah kakek nenek yaa"

pesanku

"iya bunda"

jawab mereka kompak

aku melanjutkan pekerjaanku yang belum selesai.

biasanya seperti lebaran-lebaran sebelumnya aku selalu dengar rajin mengganti penutup jendela, lapis meja, kursi dan juga tempat tidur itu semua aku lakukan untuk merubah suasana karena bulan Ramadan ini, apalagi pada hari raya idul Fitri adalah hari yang spesial bagi seluruh umat muslim.

kenapa spesial karena memang semua orang yang tidak pernah datang akan datang saling menjabat tangan untuk saling silaturahmi dan maaf memaafkan.

soal maaf seseorang pernah bilang padaku orang yang meminta maaf takkan merendahkan siapapun dan yang memberi maaf berarti ia berhati besar dan punya kemuliaan.

makanya aku sangat senang kalau bulan suci Ramadan itu datang.

setelah beberapa jam berlalu aku menyelesaikan semua pekerjaan berberes aku pun beristirahat sejenak karena memang sangat lelah mengerjakan pekerjaan rumah hari ini sesaat aku pun memejamkan mata ingin tidur tapi tiba-tiba.

"sayang!!! arfa!!!"

teriak kak Arta

"Arfa kenapa!!"

kaget

"ini dia dari tadi kesakitan memegang perutnya yank"

panik

"lah kok bisa!!! makan apa kak"

langsung mendekat

"se ingat aku tadi dia jajan bareng Kitty yank, gak tau juga makan apa"

"ya ampun kak Arta!! ya udah kita ke rumah sakit laah kak"

menggendong Arfa

"aduuh sakit Bunda"

itu yang terus terulang ulang keluar dari mulut arfa

dengan segera kami pun menuju ke rumah sakit terdekat setelah diperiksa ternyata makanan yang tadi dimakan arfa mengandung bahan yang tidak diterima oleh perut Arfa dan juga faktor tidak higienis dari makanan tersebut juga mempengaruhi.

"ya ampun kak!!"

masih panik

"maaf sayang"

dengan raut wajah sedih

"tapi Tika gak makan kan kak!??"

tanyaku melihat ke Tika

"gak kok gak, dia gak mau"

langsung kak Arta

"syukur lah kalau gitu ini terakhir kali yaa kak buat anak anak jajan sembarangan"

kataku kesal

"iya sayang iya, aku gak tau kalau bakal sampai kaya gini"

"hhmm ya udah lah kak, ini jadi pelajaran"

"iya sayang"

terkadang walaupun terjadi sesuatu kejadian seperti ini kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada sumber dari penyebab permasalahan ini karena tidak semua seperti itu tapi alangkah baiknya kalau kita lebih memperhatikan untuk kebaikan diri kita sendiri dan tidak semua orang juga sesensitif itu.

buat yang pernah mengalami hal sama jangan terlalu menyalahkan orang lain tapi coba kita mengoreksi diri, karena itu semua tidak akan terjadi kalau kita tidak memulainya intinya kita harus jadi orang yang lebih perhatian pada sekitar, apa yang dekat dengan kita, apa yang baik untuk kita begitu juga soal makanan, karena ada bukan banyak tapi ada beberapa makanan yang mungkin enak menurut kita tapi tidak baik untuk kesehatan kita.

"gimana keadaan anak saya dok"

tanyaku begitu melihat dokter

"sekarang keadaannya sudah jauh lebih baik dari pertama, saya sudah memberikan obat kita tinggal menunggu sampai sore nanti kalau memang keadaannya terus membaik tidak perlu dirawat dan boleh pulang"

jelasnya

"terima kasih banyak ya Dok"

"iya sama sama, kalau begitu saya permisi dulu ya"

pamitnya

"iya dok"

setelah mendengar perkataan dokter akhirnya aku pun bisa bernafas lega, segera aku masuk ke dalam ruangan melihat putra kecilku yang tengah berbaring masih tertidur dengan wajah yang sedikit pucat.

setiap orang tua yang melihat anaknya sedang sakit pasti sangat sedih seperti yang aku rasakan sekarang, bahkan terkadang aku sering berfikir kalau mereka yang sedang sakit kenapa tidak rasa sakit itu diberikan padaku yang sudah lebih besar dan bisa menahan rasa sakit tidak sepertinya yang masih kecil dan mungil.

===============================

terima kasih udah mau baca

jangan lupa kasih bintang dan tulis ulasan ya buat yang belum

dan komen juga di setiap up

avataravatar
Next chapter