84 belum terbiasa

pagi di rumah Arta dan Tarika

"YAAANK di mana jas putih!"

teriakku dari kamar

"di cuci kaaak"

teriak dari dapur

aku turun ke bawah

"laah yank kok di cuci masih aku pake loo gimana nih yank"

aku mulai panik

"iih udah kotor gitu aah mau di pake, kan ada jas yang lain kak"

kata istriku lagi

"di pinjaman temen yank dia tugas di luar kota pula gimana yank"

aku semakin panik

"ya udah ambil lah yang udah di cuci tadi kita keringkan, aah kamu ada ada aja deh kak punya masing-masing kok di pinjaman sih kalo gini aku yang pusingkan kamu ini yaaa"

omel istriku itu

"yaa mana aku tau yank, dia dadakan yang laah kamu lagian jas baru 4 hari di cuci"

jelasku dan balik menyalakan

"lah kok jadi aku yang salah kak, kamu ini loo ya udah mulai besok kamu cuci baju sendiri yaah"

lanjut mengomel

"ya bukan gitu loo sayank"

akupun bingung

"dasar"

pergi

aku yang saat itu sudah panik bingung kaca lah pokoknya, aku tahu kala

istriku itu kesal pagi begini aku merepotkannya.

dia pergi dan tak lagi menghiraukan aku, langsung mengambil jas putihku tadi di belakang

"aduuh yank"

aku menunggu di kamar

"kamu ini, kamu yang perlu aku yang sibuk yaa kak, pusing aku tau gak!!! pagi pagi kamu heboh sendiri anak anak udah pada bangun, belum mandi, belum minum susu, untung ada buk Inah ya yang bantu, heh!!! kamu ini!!!"

omel istriku sambil mengeringkan jas putihku itu dengan hair dryer

"nah ini udah lumayan kering"

katanya memberikan jasnya

"kayaknya agak kusut deh yang tolong digosokkan sikit aku mau nyusuin barang-barang sebentar"

kataku mencari tas

aku tau kalau saat itu istriku itu sudah benar-benar kesal karena dia tak lagi menjawabnya, dia langsung mengambil setrika dan memanaskannya baru lah menyetrika jas putihku itu.

setelah selesai menyusun semua di dalam tas, aku lihat istriku sedang menyusun tempat tidur yang masih berantakan.

aku mengambil jas di hanger yang di letakkan di belakang pintu dan dengan buru-buru mengenakan jas itu lalu berlari ke bawah dan saat aku sudah turun

"aduuh tasnya"

aku lupa

"ooo yaaaank tolong tasnya bawa turun yaaa"

teriakku lagi

saat aku berjalan melewati ruang tv menuju ruang makan untuk sarapan tiba-tiba

"oooh nak Arta itu orangnya agak teledor yaa, gak nyangka ya yah"

bunda

"hah!!"

kaget

"pagi pagi ributin jas, tas aduh ayah kira nak Arta ini orang yang perfect gitu loh ternyata yoo podo wae karo fandri yoo bun hahaha"

saat itu aku langsung berbalik dan melihat ternyata ada ayah dan bunda di situ, mereka sedang menikmati teh dan kopi sambil menonton TV acara pagi, yang lupa diri akan adanya mertua di rumah merasa bodoh saat itu yang hanya bisa cengengesan dan pergi.

"ya ampun artaaaa bodoh bodoh kamu"

duduk dan menepuk nepuk kening sendiri

aku yang saat itu sudah merasa kacau sekaligus malu karena aku lupa kalau mertuaku sedang ada di rumahku.

"mau ditaruh kemana wajah ini hancur sudah image di depan mertuaku"

menunduk

"laah belum lagi sarapan katanya terlambat"

aku yang saat itu langsung menegakkan badan karena kaget ternyata itu adalah istriku

"maaf ya yang aku udah ngerepotin kamu"

kata aku mulai merasa bersalah

"Halah kamu sekarang minta maaf besok diulangi lagi"

jawabnya dengan cuek

"yaank ih"

kataku manja

"yank yenk yank yenk dari tadi, udah makan sana udah jam berapa ini"

omelnya kali

"hehehe ok bos"

kataku langsung mengambil sarapanku

dengan cepat aku menyantap sarapan ku meminum susu kau duduk sejenak dan akhirnya berangkat,tapi setelah aku masuk di dalam mobil tiba-tiba aku melupakan sesuatu aku turun dan kembali masuk ke dalam rumah saat itu aku mencari-cari istriku yang ternyata masih berada di dapur.

aku mendekat memeluknya dari belakang dan mencium keningnya

"apa lagi sih kak, udah telat juga"

katanya

"maafin aku yaa yank, aku pergi dulu kamu hati-hati di rumah jaga anak kita baik-baik ya i love you"

kataku saat itu

istriku yang saat itu tanpa menjawab langsung mencium tanganku dan mengangguk aku yang saat itu merasa lega akhirnya berbalik dan saat itu aku kembali dikagetkan ternyata ayah dan bunda ada di belakang

"mati aku"

kataku dalam hati dengan wajah bodohku dan tersenyum

ayah dan bunda saat itu hanya tersenyum penuh makna kepadaku.

aku langsung pergi saat itu meninggalkan mereka dengan rasa yang sangat sangat tidak bisa dijelaskan karena aah entahlah.

segera aku menyalakan mobilku dan pergi, tak lama di perjalanan akhirnya aku sampai seperti biasa aku mengerjakan pekerjaanku yang memang sudah dijadwalkan di rumah sakit.

di rumah

"Arfaa"

panggilku pada Abang

tapi dia yang saat itu sedang asyik menonton TV tidak menghiraukanku, aku mendekat dan duduk di sampingnya menyuapinya makan, pagi ini terasa sangat melelahkan karena kehebohan suamiku.

tadi sempat ada adegan lucu karena di mana ke Artha biasa melakukannya dan dia harus menerima malu karena disaksikan oleh ayah dan bunda.

aku yang dari belakang memperhatikannya bertingkah bodoh dan bahkan berlari sangking malunya tertawa bersama ayah dan bunda begitu dia pergi.

bisa kalian bayangkan bukan betapa lucunya wajahnya senyum-senyum tidak jelas seperti kucing tertangkap tangan sedang menolong ikan asin hahahahaha

"bundaa aaak undaa mam"

kata Arfa membuyarkan lamunanku

segera aku menyelesaikan menyuapinya karena memang tinggal sedikit lagi, begitu makanannya habis aku memberinya minum dan sekarang aku mencari Tika yang seingatku tadi sedang bersama kakek neneknya.

dengan masih memegang piring dan segelas air aku berkeliling rumah, tapi saat itu belum aku temukan aku hanya melihat Buk Inah saat itu aku memanggilnya.

"oo buk, itu kucingnya tolong di kasih makan yaaa, kandang dan pasir pupya tolong di bersihkan juga"

suruhku

"ooh iya iya nak tari"

jawabnya

"ibu udah sarapan?? sarapan dulu loo!!"

suruhku lagi

"iya sebentar lagi, ini mau nganbilin mainan Tika"

jawabnya

"Tikanya di mana buk"

tanyaku

"itu ada di belakang sama nama bapak dan ibunya nak tarika"

jawabnya

"oh ya udah makasih buk"

kataku langsung menuju ke belakang

begitu aku sampai di belakang rumah yang adalah kebun kami segera aku mencari mereka dan aku menghampiri mereka.

"waaaah lagi pada apa"

tanyaku

"lagi liatin bunga"

jawab bunda

"oohh gitu, Tika mamam yuk sambil liat bunga yaa sayank"

ajakku

Tika yang saat itu hanya mengangguk langsung aku gendong dan aku suapin makandia memang mau makan hanya saja tidak terlalu banyak seperti Arfa,tubuhnya pun lebih kecil dari abang karena porsi makannya lebih sedikit mungkin tapi kata dokter itu bukan masalah yang serius ada sebagian anak memang yang seperti itu.

setelah Tika selesai makan dia pun kembali bermain dengan kakek neneknya aku kembali masuk ke dalam menyelesaikan tugasku di dapur.

sudah seminggu ayah bunda di sini ikut bersama kan dan selama itu aku melihat kalau ayah sudah benar-benar sembuh walaupun masih sering mengalami diare tapi sebelumnya dokter sudah mengatakan kalau efek dari radioterapi memang tidak langsung menghilang bahkan saat sel kanker itu hilang.

dan aku sudah merasa senang ayah bisa seperti sekarang ini ayah bisa kembali tersenyum seperti biasa bermain dengan riangnya dengan kedua anakku.

begitu aku selesai dengan semua pekerjaan rumah aku membawa Arfa ke belakang dan bermain bersama yang lainnya

============================

semoga suka yaaa

avataravatar
Next chapter