118 baru

aku membuka mata dengan sangat lebar melihat kearah anak perempuanku itu.

dia berdiri menghadap ku dengan senyum yang sangat bangga.

rasanya aku ingin menangis saat itu bagaimana tidak dinding yang baru 2 bulan yang lalu di cat sekarang dikotori dengan cat warna miliknya.

belum lagi pakaiannya yang juga terkena membuatku semakin lemas dan sakit kepala.

dengan segera aku menghampirinya dan menatapnya dengan jarak yang sangat dekat.

rasanya sangat ingin aku membentaknya tapi aku tahu aku akan melukai hati buah hati kecilku ini.

aku menunduk memegang pundaknya menghela nafas dan akhirnya memeluknya.

"gambarnya bagus sayang, tapi di dinding itu bukan tempatnya untuk menggambar yaa"

kataku saat memeluknya

"tapi waktu Tika di sekolah liat oom gambarnya di dinding Bun"

jawabnya

"ooohh Tika mau kamarnya ada gambarnya kaya gitu yaa"

tanyaku

"iyaa Bun mau"

jawabnya dengan sangat semangat

"Arfa juga Bun Arfa mau!"

ikut si abang

"ya udah nanti bunda bilang ke ayah ya biar kamar kalian dicat baru dan digambar"

kataku dan tersenyum

"yeee asyik ye yeee, pokonya Tika maunya gambar princess ya Bun"

Tika mulai meminta

"Arfa arfa maunya boruto Bun"

lanjut Arfa

"iya iya sayang apapun kesukaan kalian insyaallah sayang"

kataku menjawab semua permintaan mereka

"iya bunda"

jawab mereka dengan senyum yang lebar masih berada di bibir mereka

"pada lapar gak bunda mau cari cemilan"

tanyaku dan bangkit

"mauuuu!!"

teriak mereka kompak

mereka pun berlari keluar dari kamar aku coba melihat apa yang digambar Tika yang saat itu membuat aku kembali tersenyum dengan gambar di dinding itu.

akupun keluar mengikuti kedua anakku lalu langsung menuju ke dapur mencari cemilan untuk mereka dan duduk sambil menonton tv.

begitu mereka menghabiskan cemilan terlihat jika saat itu sudah mengantuk tapi tidak dengan Arfa matanya masih terlihat melotot menyaksikan acara favoritnya.

"Abang jangan kemana-mana ya, Bunda mau tidur kan adik dulu"

kataku

"iya bunda"

jawab masih menonton

aku pun kembali naik ke atas dan masuk ke kamar anak-anak lalu merebahkan 3 di tempat tidur, tentu saja dia langsung tertidur karena memang sudah mengantuk.

sebelum keluar dari kamar aku membereskan mainan mereka yang berantakan barulah turun ke bawah dan kembali duduk di samping Arfa, saat itu aku memang ponsel dan melihat gambar gambar untuk di lukis di dinding.

"hhmm yang mana yaa"

bingung

"bank mau gambar yang mana borutonya"

tanyaku

tapi aku tak mendapat jawaban dari arfa, aku lihat anakku itu dan ternyata dia malah tidur.

"Oalah bank, tau tadi sekalian sama adek bank"

omelku berusaha menggendongnya

dengan susah payah aku menggendongnya menaiki tangga dan menaruhnya ke tempat tidur, karena sedang berpuasa tubuhku pun langsung lemas dan aku terduduk sesaat di dekat ranjang Arfa.

saat duduk aku mulai memperhatikan seisi ruangan, kamar anak-anak ini berukuran 5 × 5 m dengan kamar mandi di dalam lalu memiliki 2 tempat tidur satu lemari pakaian satu lemari untuk permainan dan ada beberapa keranjang.

setelah aku menentukan warna cat yang akan digunakan dan juga gambar yang akan dilukiskan ke dinding barulah aku mencari orang untuk mengerjakan semuanya, dengan menanyai beberapa rekan kerjaku yang lama akhirnya aku mendapat nomor salah seorang yang katanya memang sudah cukup lama bekerja di bidang itu juga hasil pekerjaannya sangat bagus.

"semua oke tinggal minta persetujuan oleh bos besar"

kataku bangkit dari tempat dudukku

melihat jam sudah jam masak aku pun segera ke dapur mempersiapkan semua untuk buka puasa nanti.

setelah beberapa jam jam di dapur akhirnya aku selesai dan sekarang aku sedang mencuci piring.

aku melihat jam yang kira-kira sebentar lagi suamiku akan pulang dengan cepat aku menyelesaikan semua pekerjaanku lalu pergi mandi.

duduk di ruang tamu memainkan ponsel sambil menunggunya pulang.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

jawabku dan langsung bangkit dari tempat duduk mendatanginya

"masak apa hari ini sayang"

tanyanya

"masih masakan yang udah pernah kamu makan kok kak, ayo ikut aku ada yang mau aku tunjukin penting"

kataku langsung menggandeng tangannya

"apaan sih yang bilang aja"

katanya bingung

"udah nggak usah bawel ayo ikut"

kataku sambil terus menarik tangannya

"hhmm iya iya"

jawabnya sambil mengikuti aku

saat kami berjalan kak Arta pun tidak ada berbicara mungkin karena memang dia lelah seharian sudah bekerja.

begitu anak tangga yang kami naiki habis aku mengajaknya menuju ke kamar anak-anak,jelas aku sangat menunggu bagaimana ekspresi dan tanggapan kak Arta dengan apa yang dilakukan oleh anaknya.

saat aku membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam kamar masih tetap menggandeng tangannya menuju dinding dengan lukisan indah tercoret di sana.

terlihat jelas dari raut wajahnya yang terpelongo dan bingung seperti dia ingin marah.

"ini apa yang"

katanya padaku

"itu hasil karya dari anak kita sayang"

kataku dengan tersenyum

"ya ampun yang perasaan baru beberapa bulan yang lalu loh kita cat"

katanya mulai memegang kepala

"ya udahlah jadi mau gimana lagi"

"aduuh, siapa yang buat"

tanyanya

"Tika kak"

jawabku singkat

"lah kamunya emang ke mana kok sampai nggak tahu"

masih dengan memegang kepalanya

"aku tadi kan main main pubg sama kamu kak"

jawabku

"hadeeeh ya udah lah, nanti kita cari tukang cat lagi"

kata kak Arta pada akhirnya

"hhmmm anu kak"

mulai ragu untuk berbicara

"apa sayang"

katanya menatapku

"mereka pengen kalau kamar mereka di cat dan di lukis"

kataku mulai berbicara

"hah apa!??"

bingung

aku pun menjelaskan pada kak Arta kenapa Tika menggambar di dinding, baru mengatakan soal keinginan kedua anak kami itu untuk menggambarkan dua karakter kesukaan mereka di dinding.

dan syukur ke Artha pun menyetujuinya karena kalau memang mereka suka apa salahnya, selagi memang ada kenapa tidak coba.

"ayah"

panggil Arfa baru bangun

"eeh udah bangun anak ayah"

kata kak Arta mendekat

"udah"

"siapa yang coret coret dinding sayang"

mencium pipinya

"adek yah"

jawabnya langsung

"oooo adek Abang nggak bantuin rupanya"

tanya kak Arta lagi

"gak kok ayah gak"

langsung menyangkal

"oohh baguslah kalau begitu, tapi kok Abang nggak bilangin adek gak boleh gambar di dinding"

tanyaku lagi

"sebenarnya Abang udah bilangin ke adik ya cuman adek bilang kalau biar cantik"

"ooooh gitu, ya udah nanti kita buat cantik ya tapi janji Abang atau Adek nggak boleh lagi coret-coret dinding"

memeluk

"iya ayah"

jawab Arfa

"janji yaa"

menaikkan kelingkingnya

"iya"

jawabnya

"mau mandi bareng ayah gak"

kata kak Arta menggendongnya

"mauuuu!!"

teriaknya

merekapun akhirnya pergi mandi bersama, Aku menyiapkan pakaian kak Arta dan juga Arfa lalu aku duduk di tepi ranjang Tika yang masih tertidur.

"ayaah ih jangan!! geli!"

teriak Arfa dari kamar mandi

"hei jangan teriak teriak"

kataku mendekati kamar mandi

"iya bundaaa"

teriak mereka dari kamar mandi

"dasar!"

aku kembali duduk di ranjang Tika dan tak lama setelah itu dua jagoanku selesai mandi, aku pun membantu Arfa untuk memakai bajunya karena nggak mungkin kak Arta juga kan yang membantu dia apalagi kak Arta juga baru selesai mandi.

begitu selesai aku menyuruh mereka untuk turun karena keduanya terlalu berisik sedangkan ketika masih tertidur.

"iya iya ihh, jahat Bunda kan masa kita diusir"

kata kak Arta

"Tika masih tidur loh kalian di sini berisik banget ada dia bangun"

omelku

"hhhmm ya ya ya"

angguk angguk kak Arta lalu pergi dengan menggandeng Arfa

aku kembali menutup pintu kamar dan melihat Tika tapi dia tidak terlihat lagi di tempat tidur.

"Tika!"

panggilku mencarinya

"iya bunda"

jawabnya

"udah bangun sayang, ya udah kita mandi yuk udah sore juga"

ajakku

Tika yang terlihat masih sedikit mengantuk tidak menjawab dan hanya mengangguk, dengan segera aku mengajaknya ke kamar mandi dan memandikan.

begitu semua selesai aku turun dan duduk bersama yang lain.

saat kami masih membicarakan soal rencana mengecat dinding tiba-tiba Alfa dan Tika meminta ingin main ke rumah kakek dan neneknya.

karena memang hari juga belum terlalu sore aku pun mengizinkan apalagi rumah ayah dan Bunda sekarang sudah tidak jauh hanya perlu berjalan beberapa langkah dari rumah kami.

begitu kami sampai di rumah ayah dan Bunda mereka dengan gembira masuk dan langsung bermain bersama kakek dan nenek mereka.

maklumlah kalau anak-anakku dekat dengan hanya orang-orang sekitar karena memang komplek perumahan kami belum terlalu ramai orang dan juga anak-anak jadi mereka tidak memiliki teman bermain selain di sekolah.

"oh iya kak, kita bakal ada in buka bareng loh"

kataku

"lah sama siapa"

tanyanya

"banyak Kak"

aku pun menceritakan kalau rencana bukber kali ini mengajak Balri, Yulia, Mahyuda, Ayu, Mahda dan naza tentu saja dia pun langsung setuju dengan itu.

begitu aku selesai bicarakan semua yang tadi aku sudah tanyakan pada Ayu juga naza Kaka pun keluar untuk menelpon Balri.

aku menghampiri Bunda dan ikut bermain dengan anak-anak.

"Bun buat kue apa"

tanyaku

"belum tahu juga"

jawab bunda

"kurang lebih seminggu lagi kita lebaran loh"

kataku lagi

"iya tau kok, tapi Bunda males kalau mau buatin tapi nggak bisa nyicipin akut rasanya nggak pas gitu"

"ya kalau memang gak pas wajar-wajar aja kali bun kan lagi puasa"

"iya sih, ya udah kita buat barang aja kalau nggak biar cepet ada yang bantuin juga"

kata bunda

"ok, hari Minggu ya Bun karena kalau Sabtu tarika ada acara buka bersama bareng temen-temen"

"hhhmm Yo wes"

============================

gimana yaa keseruan mereka besok kalau bukber

kira-kira gimana ya masa sama Bundanya tarika apakah semua akan berjalan lancar

tunggu terus yaa

oh iya buat kalian yang suka dengan cerita ini ayo dong support aku dengan tulis ulasan dan kasih bintang 5 karena dukungan kalian adalah penyemangatku

terima kasih

semoga kalian suka

selamat menjalankan ibadah puasa

avataravatar
Next chapter