45 apa

" nggak usah bercanda deh Kak"

menatap

" tarika Kamu tenang dulu ya"

kata mama saat itu

aku yang saat itu bingung dan menatap kearah kak arta yang saat itu juga bingung akhirnya aku diajak mama keluar dari dalam ruangan dan aku diajak langsung menemui seorang dokter yang belum pernah aku temui sebelumnya.

" sebenarnya ini ada apa ma"

tanyaku lagi

" udah kita duduk dulu ya biar dokter yang jelasin semua"

mama mulai duduk

"begini buk, saya juga belum mengetahui Jadi saya harus melakukan pemeriksaan di bagian kepalanya terlebih dahulu, Jadi harap ditunggu sebentar ya"

kami yang disuruh menunggu dan sekarang sudah hampir 15 menit dan dokter belum kembali aku pergi ke kamar mandi sebentar untuk menyegarkan pikiran aku basahi muka dengan air sediki dan mulai menarik nafas dan lalu membuangnya. setelah iti aku kembali ke rungan ternyata dokter sudah tiba di sana dan aku duduk di samping mama.

"begini buk, setelah saya melihat hasil pemeriksaan dari anak ibuk ternyata nak arta itu mengalami amnesia"

jelas dokter

"apa!!"

kageku saat itu

"tenang dulu sayank, tapi dok kenapa hanya melupakan 1 orang aja"

tanya mama lagi

"nah ini dia buk, kerusakan pada jaringan otaknya membuat anak ibuk hanya kehilangan sebahagian dari ingatannya saja, bisa jadi orang tersebut memiliki ikatan khusus atau malah membuat anak ibuk berpikir terlalu keras untuk orang itu"

jelas dokter

"ya tuhan apa lagi sekarang ini"

eluhku dan mulai menangis lagi

"sabar sayank sabar, kira kira ini amnesia jangka panjang atau pendek dok"

tanya mama lagi

"maaf buk kalau itu saya kurang tau juga, saya harap semua pikah keluarga bisa sabar yaa dan dengan pelan pelan menanganinya jangan memaksa pasien"

jelas dokter

"terima kasih dok"

kami pun keluar dari ruangan

"mama ini gimana maa, bagaimana bisa kak arta cuman lupa sama aku maah"

tangisku

"sabar sayank mama juga gak tau sayank, kamu yank kuat yaa"

peluk mama

akupun menghapus air mataku dan lalu masuk lagi ke ruangan kak arta, saat itu dia yang masih tetduduk menatap cincin di jari manisnya yaa itu cincin pernikahan kami.

aku tak ingin mengatakan apapun dan langsung duduk di tepi tempat tidurnya lalu mencoba menggenggam tangannya dan saat itu dia melepaskannya perlahan membuat ulung hatiku terasa sakit yaa sangat sakit seperti tertusuk, bagaimana mungkin aku terima suamiku sendiri melupakan aku istrinya.

"maaf aku tau kata orang kamu adalah istriku, tapi aku belum bisa menerima itu maaf yaa"

katanya lembut dan menusuk dalam ke hatiku

"ya udah iya"

aku mulai menjauh

aku duduk si sebuah bangku tak jauh dari tempat tidurnya dan tiba tiba aku ingat dengan ke dua anakku.

"jadi kakak juga gak ingat sama ke dua anak kita"

tanyaku mendekat

"ANAK!!"

kaget

"waw luar biasa ayah durhaka , ya udah nanty kalau pulang kan lihat sendiri"

jawabku

"aku udah punya anak!? hah dua apa?? "

tanyanya

"iya udah punya anak kembar"

jawabku cuek

"seriusan kamu ah jangan becanda deh gak lucu"

ngotot

"iya ih iya laah memang iya kok"

mulai naik emosi

"iya kak, kamu udah punya anak"

sambung mama yang baru datang

"ini seriusan maa"

masih gak percaya

"iya Arta mada"

cubit mama

"aauuw maa sakit"

keluhnya

"besok kamu udah bisa pulang, kamu itu mau pulang ke rumah kalian apa mau pulang ke rumah mama"

tanya mama lagi

" ke rumah mama aja lah"

jawabnya langsung

"ok, nggak papa kan tarika"

tanya mama padaku

"iya gak papa kok maah"

anggukku

sebenarnya saat itu aku sangat sedih suamiku sendiri tidak mengingat tidak mengingat anak kami dan bahkan tak ingin pulang ke rumah kami sendiri tapi aku tak ingin egois memaksakan itu semua, seperti yang dikatakan dokter jangan membuatnya tertekan dan dipaksa.

walaupun seperti itu Aku masih bisa bersyukur kalau dia sudah sadar akan diri dan baik-baik saja sekarang.

Mama berpamitan pada kami untuk pulang dan hanya tinggal aku kak arta dan Ayah disana. ayah dari tadi yang terus diam membuat situasi semakin kaku dan tegang akhirnya menyuruh Ayah untuk kembali saja ke rumah bersama Mama ternyata Ayahku menyetujui.

karena hanya tinggal kami berdua yang saling diam dan diam akhirnya akupun bosan dan memilih keluar sebentar.

" Ih sebel banget deh Masa iya sih dia ngelupain istrinya, teman tidurnya setiap malam, teman berantem nya setiap malam, teman mainnya di atas ranjang adduuuuh"

pusingku sambil memegang kepala

"anu kak, maaf ini ponsel pasien waktu itu jatuh, saya permisi"

kata seorang suster

"ponsel kak arta"

lihatku

akhirnya akupun kembali lagi ke dalam ruangan sambil duduk dibangku di dekatnya aku mengambil beberapa tisu dan mulai membersihkan ponselnya yang sedikit kotor.

"kamu ngapain"

tanyanya

"punya mata liat dong aku lagi bersihin ponsel"

jawabku cuek

" Ya ampun biasa aja kali"

nyolot

"hhhmm"

fokus

" ini beneran kamu istri aku kok kayak gitu banget ya"

tanyanya lagi

" tanya dong sama diri kamu, kamu sukai cewek yang seperti apa?? dari awal aku aja aku bingung kamu kok bisa suka sama aku yang cuek kayak gini padahal kamu tahu sendiri kalau kamu itu"

jawabku panjang dan akhirnya terpotong

" aku kenapa"

penasaran

"ah males nanti kamu kupingnya terbang lagi"

jawabku cuek

"apaan ci"

bingung

" Ya udah nih kamu cari tahu aja sendiri sama ponsel kamu"

menyodorkan

"ponselku"

teriaknya

"biasa aja kale, itu lebay gak ilang ilang yaa"

kataku sambil duduk lagi

saat dia yang sudah tak menjawab perkataanku lagi ternyata dia sudah sibuk dengan ponselnya aku perhatikan dia yang bingung saat itu dengan fokus mengingat berapa kira-kira kode ponselnya dan akhirnya aku membantunya membuka ponselnya sendiri.

"lah kamu kok tau pin ponselku"

tanyanya

"aku istri kamu"

jabawku lagi

"oohh iyaa yaa maaf aku belum bisa terima hehe"

liriknya

"ooohh ok kamu belum terima awas aja nanty kalau udah ingat yaa"

kataku mulai kesal

"hahahaha santai dong"

tawanya

aku hanya bisa diam saat itu menahan rasa kesal ku kepadanya Sebenarnya aku sangat ingin memukul kepalanya saat itu juga tapi mau bagaimana lagi nanti yang ada makin memperburuk keadaan dan aku hanya bisa bersabar.

"ASTAGA"

teriak

"ada apa"

kagetku

"ini beneran aku ya sama kamu"

tanyanya menunjukan foto kami

"ya ampun di kira apa, iihhh rasanya aku pengen pukul kelapa kamu deeh kak"

kesalku

"wah wah hahaha maaf maaf, aku kaget aja kayak kayak gimana gitu heheh"

tawanya lagi

" Astaghfirullahaladzim Oh Tuhan sabarkan lah aku kuat karena aku untuk menghadapi dia yang seperti ini AMIN"

berdoa keras keras di sampingnya

"hahahahaha"

tawanya melihatku

==================

semoga suka

avataravatar
Next chapter