90 aneh

Syukur sekarang rumah untuk ayah dan bunda sudah selesai dan hari ini aku sedang mengatur tata letak barang-barang yang waktu itu sudah kami beli.

Aku juga tidak menyangka kalau semua ini siap dengan sangat cepat mungkin karena memang yang mengerjakan orang yang berpengalaman dan juga dalam jumlah yang banyak semua ini berjalan dengan sangat lancar dan sangat baik sampai selesai seperti sekarang ini.

Tapi . . . .

Dalam pemantauan atau pengerjaan ini hanya aku yang terlalu sibuk memperhatikan semuanya sedangkan kak Arta hampir dua minggu terakhir ini sibuk terus menerus.

hampir setiap dia pulang kerja aku melihatnya dia yang terus sibuk dengan ponselnya dan entah apa yang dikerjakan, bahkan hampir setiap selesai makan dia kembali memegang ponselnya sesekali aku melihatnya dia tertawa dan tersenyum melihat ke ponselnya itu.

Sampai sekarang ini aku belum pernah menanyainya kenapa dia seperti itu, dan aku rasa ini sudah batas kesabaranku dan aku akan menanyai nya.

Seperti biasa hari ini dia pulang dari rumah sakit langsung mandi dan makan malam bersama kami semua begitu selesai makan dan dia duduk di depan TV tapi tidak menonton TV melainkan menonton ponselnya aku mendekatinya.

"Kak"

Panggil ku

"Hhmm ya sayang"

Jawabnya Dan meletakkan ponselnya

"Perasaan aku lihat kamu akhir-akhir ini sibuk banget dengan ponselnya"

Kataku langsung tanpa basa-basi

"Apa iya yang maaf deh kalau gitu akunya lagi asik soalnya lihatin video video vlog teman-teman aku yang sering Frank"

Jawabnya

"Segitu asiknya kak sampai lalai sama aku dan yang lainnya"

Tanyaku lagi

"Aku minta maaf ya sayang kalau kamu merasa terabaikan atau gimana gitu"

Kak arta pun mendekat

"Ya udah deh kak, aku memang enggak marah dan aku nggak bisa ngelarang kamu, tapi aku mohon kak lakukan semua itu dengan sewajarnya jangan sampai berlebihan dan mengabaikan semua hal-hal yang ada di rumah kita termasuk anak-anak"

Kataku dan pergi

"Sayaaang"

Panggilnya

"Yaa"

Aku berbalik

"Aku minta maaf ya, aku janji deh nggak bakal ngulangin lagi"

Dia mendekat ke arahku dan langsung menggenggam tanganku

Aku yang saat itu tidak menjawab hanya tersenyum dan mengangguk kembali pergi.

Waktu tak terasa berjalan sangat cepat sudah 3 bulan lebih semenjak ayah dan bunda pulang ke kampung dan hari ini setelah pembicaraan kami semalam untuk menjemput ayah dan bunda kembali.

Hari ini aku kak Arta dan juga kedua anakku sedang di perjalanan menuju ke rumah ayah dan bunda tentu saja tanpa memberitahu mereka.

Setelah berjam-jam di perjalanan akhirnya kami sampai.

"Kok kelihatan rumah sepi ya kak"

Kataku

"Iya ya yang"

Kata kak Arta baru menurunkan Arfa dan Tika

Dan langsung saja kedua anak ku berlari ke belakang dan tentu saja kami mengikutinya karena takut jatuh atau kenapa-napa, ternyata ayah dan bunda sore itu berada di belakang rumah bersantai dan menikmati sore hari yang terasa sejuk di belakang rumah.

"Akeek"

"Ene nek"

"Looh Arfa Tika!!?"

Kata bunda kaget

"Kejutkan!!!"

Teriak aku dan kak arta kompak

"Ya ampun kalian ini yaaa"

Kata ayah memeluk

"Hehehehe"

Akupun hanya cengengesan saja

"Ya udah yuk masuk-masuk, ke sini enggak bilang-bilang bunda enggak nyayur lagi"

Kata bunda mengajak kami masuk ke dalam

Begitu kami berada di dalam rumah yang begitu aku rindukan dan tentunya suasana di rumahku tidak pernah berubah tersusun dengan rapi bersih dan memiliki kehangatan yang benar-benar membuat aku mengingat masa-masa yang telah lewat yang terjadi di rumah ini.

saat itu aku ber henti sebentar dan melihat seisi rumah dan berpikir

"kalau ayah dan bunda udah pindah nanty gimana yaah sama rumah ini, rumah yang di bangun ayah dengan perjuangan mereka dari nol, rumah di mana aku di lahirkan di besarkan udah terlalu banyak kenangan di sini apa bisa ya aku tinggalkan dan lipakan semua ini begitu saja??? kok aku jadi sedih sih"

aku masih berdiri dan bicara dalam hati

"HEEH!!! kok malah ngelamun"

kata bunda menepuk pundakku

"eek coop!!"

"ih bunda ini yaa, kalo copot jantungku gimana"

kataku kesal ke bunda

"hahahahah ya gak lah kak gak usah lebay"

kata bunda dengan santai

"enak aja bilang aku lebay"

kataku lagi

"udah sana tidur, gak capek emang"

kata bunda dan pergi

Bunda menyuruhku untuk beristirahat sejenak, aku membuatkan susu untuk Arfa dan Tika, lalu mengajak mereka untuk tertidur.

Begitu aku keluar dari kamar aku lihat ke Artha sedang berbicara dengan ayah aku pun mendekati mereka dan duduk di samping suamiku.

"Alhamdulillah ayah sampai saat ini sehat dan tidak lagi mengalami gejala-gejala seperti yang sebelumnya"

Jawab ayah

"Kalau begitu bagus deh ayah, ayah sekarang udah enggak merokok lagi kan"

Tanya kak Arta

"Udah nggak lagi kok nak"

Jawab ayah langsung

"Waah syukur alhamdulillah kalau begitu, pola makannya dijaga kan yaah"

Tanya kak Artha lagi

"Iya di jaga kok, ayah sekarang sudah mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna hahaha, ya kan begitu kan sebutannya kalau makanan sehat"

Jawab ayah dengan sedikit bercanda

"Hahaha iya ayah betul, 4 sehat 5 sempurna itu kita harus mengkonsumsi makanan seperti nasi, sayur sayuran, buah-buahan, daging, ikan, tahu tempe dan susu pokoknya segala makanan yang sehat dan tidak instan tentunya"

Jelaskan kak arta lagi

"Iya iya ayah tau, sangking taunya tiap makan tahu pun jadi enek hahaha"

Kata ayah dan tertawa

"Hahahaha Ayah ayah"

Aku tertawa dan menggelengkan kepala

"Iya loo ayah mu itu ngeluh aja kalo bunda masak tahu tempe, katanya bosen lah enek lah gak selera lah"

Sambung bunda membawa minuman

"Ayah ayah semua itu yaa demi kesehatan yah, yaa gak papa lah yah"

Kata kak Arta

"Dengerin yu yah"

Kata bunda lagi

"Hhmm iya iya"

Manyun

"Hahahahahahahaha"

Kami tertawa melihat ayah

Aku yang saat itu masih sedikit pusing, yaa biasa laah aku mabuk dan muntah di perjalanan saat ikut berkumpulpun aku banyak diam dari pada bicara.

Aku lihat kak arta masih terus menanyai kesehatan ayah saja, jadi akupun selesai meminum teh hangat pamit untuk tidur sebentar di kamar.

"Yank bangun sayang"

"Hhhhmmm yaa kak"

"Ayo bangun sebentar lagi azan magrib loh mandi kita salat berjamaah"

Kata-kata membangunkan aku

"Iya kak"

Kataku duduk mengumpulkan nyawa yang aku rasa setengahnya masih berada di dunia mimpi

Setelah beberapa menit aku duduk sekarang aku berdiri dan mengambil handuk untuk bersiap mandi,selesai mandi aku memakai pakaian dan mengambil wudu kami pun salat berjamaah dengan ayah menjadi imam.

Begitu selesai salat magrib kami menadahkan tangan ke atas dan berdoa dalam hati masing-masing, Aku dan kak arta menyalami tangan ayah dan bunda begitu juga aku ke kak arta.

Setelah selesai kami pun duduk bersantai di depan rumah, aku rasa itu adalah waktu yang tepat untuk memulai pembicaraan yang serius, aku yang duduk di samping kita memberi kode untuk segera memulai pembicaraan.

"Iya iya tau"

Katanya pelan

"Ayah bunda"

kak arta mulai berbicara

"Iya nak"

jawab ayah bunda

" sebenarnya arta mau minta tolong"

Kata kak Arta

"kalau mau minta tolong ke kantor polisi ar hahahahaha ayah ini apa coba hahahhah"

canda ayah

"hahahahahahahah"

kami semua tertawa

"ayah ih serius ah"

kataku setelahnya

"hahahahah ok ok minta tolong apa to ar "

Kata ayah

"Jadi begini yah, arta ada rencana untuk ke luar kota dalam waktu yang lama"

Lanjut kak Arta

"Hah!"

Kataku kaget

kak Arta balik mengkode aku, aku merasa keberatan dengan perkataanya padahal saat kami berbicara waktu itu kak Arta tidak ada membahas soal dia akan pergi ke luar kota dan sekarang tiba-tiba ke Artha merubah rencana membuat aku kaget dan bingung tapi saat itu aku diam dan mendengarkan apa yang dia katakan dan apa tujuan dari pembicaraan yaitu

"Laah jadi maksudnya gimana"

Tanya ayah lagi mulai bingung

"Maksud Arta, apa mau minta tolong selama Arta pergi ke luar kota arta mau ayah dan bunda tinggal bersama Tarika dan anak-anak"

Lanjut kak arta lagi

"Bu Inah kan ada kenapa mesti harus ayah dan bunda yang nemenin"

Sambung bunda

"Masalahnya Bu Inah mau pulang kampung ada acara keluarga di sana"

Lanjut kak arta lagi

"Kok gitu, ya dibilangin lah jangan dulu pulang kampung"

Kata bunda

"Yah kita pun berpikir juga loh bunda karena Bu Inah sudah lama ikut bersama kami dan dia pun tidak terlalu sering pulang kampung dan aku kira tidak ada salahnya kalau membiarkan dia gitu loh, apalagi itu acara pernikahan anaknya"

Lanjut kak arta lagi

"Olaah, pie yah"

Kata bunda dan akhirnya bertanya kepada ayah

"Hhmm yo wes lah jadi mbok piye, kita paksa melu"

Kata ayah

"Jadi ayah dan bunda mau kan nemenin tarika"

Kataku semangat

"Iya iya"

Jawab bunda

"Yes yes yes"

Kataku dalam hati

Pembicaraan yang panjang dan lebar saat itu aku kembali masuk ke kamar dan meloncat dengan girangnya saat itu disaksikan oleh kedua anakku yang bermain di kamar mereka tentu saja terheran-heran dengan apa yang sudah aku lakukan.

"eheem eheem, heheheh maaf maaf heheheh"

kataku mulai santai

Aku berbaring di tempat tidurku menatap langit-langit dan berpikir.

"apa ya kira-kira respon ayah dan bunda setelah mereka sampai di sana dan mengetahui kami membohongi mereka???"

" apakah mereka akan marah kepada aku dan kak arta karena kami memaksa untuk mengajak mereka tinggal bersama kamu walaupun di rumah yang berbeda!??"

"Apakah ayah dan bunda masih tetap meminta pulang saat dia tinggal di rumah yang berbeda dari kami!??"

dalam hati dan pikiranku aku bertanya tanya

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang berputar-putar di kepalaku berulang-ulang membuatku jadi semakin tidak yakin apa yang sudah kami rencanakan dan sudah hampir kami jalankan sepenuhnya.

Saat malam dan semua orang setelah melakukan semua kegiatan kami kembali berkemas karena besok kami sudah harus pulang.

"Kak"

"Hhmm"

"Kayaknya kita harus bawa barang-barang yang ada di sini juga deh"

Kataku

"Hhmm ok ok"

Jawabnya tengah sibuk dengan ponselnya

"Ih kakak dengerin aku dong"

Kataku menarik telinganya

"Hehe iya sayang aku denger kok, aku juga lagi mikir"

Jawabnya cengengesan

"lah mikirin apaan coba orang kamu dari tadi asyik main ponsel kamu"

Aku mencubit pipinya

"Iya maaf sayang"

Kak arta meletakkan ponselnya dan menatapku

"Aku heran deh sama kakak sekarang udah lebih sayang sama ponselnya dia daripada aku"

Omelku

"Ya ampun yang gak juga gitu kali"

kak arta mulai berwajah serius

"Tapi perasaan aku memang kayak gitu kak!! kakak lebih sering menghabiskan waktu dengan ponsel kakak itu daripada sama aku, aku nggak tahu memang apa yang kakak lakuin di ponsel kakak itu!!?

karena aku nggak pernah mau tahu apapun yang kakak lakukan dengan ponsel kakak itu, aku percaya kak aku sangat percaya sama kakak, tapi kalo suatu saat aku tahu kepercayaan itu kamu sia-siakan aku nggak akan tahu apa yang bakal terjadi saat itu"

Aku berbalik badan dan menyusun kembali barang-barang

"Yaank kok kamu ngomongnya gitu banget sih, aku nggak macam-macam kok sayang, kamu boleh periksa deh isi ponsel aku, lagian ponsel aku nggak pakai pengaman apapun jadi kamu bebas untuk memeriksa apapun yang aku lakukan dalam ponselku"

menjelaskan

"Seperti yang aku katakan tadi aku nggak pernah mau tahu apa yang kamu lakukan karena aku aku sangat percaya sama kamu kak"

Jawabku

Saat itu kak arta tidak menjawab apapun dia memelukku dari belakang dan memilih tetap diam, dalam waktu yang cukup lama aku pun berbalik melihat ke arahnya dan aku lihat dia menangis.

"Kakak kenapa nangis, jadi cowok cengeng banget sih"

Kataku menyeka air matanya

"Iya aku memang cengeng, aku minta maaf ya sayang"

Dia kembali memelukku

"Minta maaf terus!?? emang salah apa"

Tanyaku

"Aku salah karena terlalu sibuk dengan ponselku, aku salah sampai membuat kamu berpikir aku lebih sering menghabiskan waktu dengan ponsel, daripada sama kamu yang"

Katanya saat memelukku

"Ya udahlah jadi mau gimana lagi mungkin kakak sudah punya hobi baru"

Jawabku dengan santai

"Sayang jangan marah ya"

Kata kak Arta

"Iya cengeng"

Jawabku mencubit pipinya

Dia tersenyum begitu juga dengan aku, dikecupnya kening ku pipi kiri dan kanan dan dia bilang

"Sayang. . . . Teruslah percaya akan kuatnya cinta kita, karena kamulah yang paling tahu di dalam hati ini hanya ada kamu tidak ada yang lain"

Kata ke Artha dengan lembut

Kak arta mendekat dan mencium bibirku dengan lembut nya membuat mataku terpejam merasakan hangat dan nyaman nya waktu itu bersamanya.

Setelah bibir kami terlepas kami saling menatap dan akhirnya tersenyum kembali.

Aku melanjutkan untuk berkemas dan dibantu dengan kak arta saat itu,setelah selesai kami pun pergi tidur karena memang sudah larut malam.

Waktu yang berjalan begitu cepat sampai tidak terasa pagi sudah datang dan kami bersiap-siap memasukkan semua dua barang-barang ke dalam mobil.

"Biar tarika aja yah yang kunci ayah duluan aja naik"

Kataku

"ooh ya udah, periksain semua pintu juga ya kak takut ada yng belun di kunci"

kata ayah

"ok yah"

pagi tadi saat bangun tidur kak Arta tiba-tiba menemukan ide, untuk membawa semua barang-barang ayah dan bunda tanpa sepengetahuan mereka dengan cara menyuruh orang untuk membawanya dan karena kunci rumah berada di tanganku sekarang jadi mempermudah rencana kan.

Setelah semuanya masuk ke dalam mobil kami pun bersiap untuk berangkat saat itu kunci sudah aku berikan pada kak arta dan memang setelah kami mulai berjalan ke Arta menghentikan mobilnya karena memang sudah ditunggu oleh temannya yang akan mengangkat semua barang-barang itu menuju ke rumah kami.

"Bos pokoknya kamu harus tiba lebih awal dari kita aku usahain untuk banyak singgah karena memang biar semua rencana berjalan dengan lancar"

arta

"Aman deh Ar, hati hati ya"

Si teman

"Ok bos, bye"

kak arta kembali masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya

"Siapa nak"

Tanya bunda

"Oohh itu teman Bun"

Jawab kak Arta bohong

"Oooh, kamu punya teman juga sekitar sini"

Tanya bunda lagi

"Ada Bun teman kampus dulu"

setelah itu kami pun mulai perjalanan dan setelah beberapa jam akhirnya kami beristirahat sebentar dan menikmati makan siang kami di suatu tempat,itu aku lihat kak arta sedang menelpon dan aku yakin dia menelpon temannya yang tadi.

Aku permisi sebentar kepada ayah dan bunda dan menitipkan Arfa dan Tika lalu mendatangi kak Arta.

"Kamu udah di mana ini bos"

Tanya kak Arta

" Jalan xxx Ar, kamu dari tadi bos bos bos bos apa bekas orang sinting"

Omelnya

"Hahahahah ah kamu ini ya gak lah, aku ini lagi berhenti sebentar jadi kamu gerak cepat biar kamu sampai duluan"

Sambung kak Arta

"Ooh aman itu ya udah ah aku lanjut dulu ya"

Jawab nya

"Ok hati hati"

"Yaa"

Menutup telepon

"Gimana kak"

Tanyaku

"Aman katanya yang"

Merangkulku

"Ooh, ya udah yuk balik ke ayah bunda makan dulu"

Ajakku

"Siap bos"

"Kamu aja deh kak BOS Bekas Orang Sinting hahahaha"

Pergi

Kak Artapun mengejarku tapi tak keburu karena aku langsung duduk di samping ayah aku melihat ke arahnya dia manyunnkan bibirnya dan aku menjulurkan lidahku mengejeknya.

"Hahaha rasain, mana bisa berkutik"

Kataku dalam hati

"Kamu kenapa kak kok senyum senyum"

Kata bunda

"Gak ada kok Bun hehehe "

Jawabku dengan cengengesan

kak arta pun duduk walaupun dia masih sedikit kesal saat itu akhirnya kami pun mulai menikmati makan siang kami, bercerita tentang banyak hal bercanda tawa dan aku pun juga menyuapi kedua anakku.

Setelah cukup lama bersantai dan beristirahat sejenak kami pun melanjutkan perjalanan kami.

Kak arta membawa mobil dengan sangat pelan walaupun ditanya oleh ayah dan bunda selalu menyalahkan aku yang nantinya mabuk kalau membawa mobil terlalu kencang, padahal agar teman kak Arta sampai terlebih dahulu agar sempat mempersiapkan kejutan.

"Lama banget sih Ar, pinggang ayah udah pegel linu ini kelamaan duduk"

Keluh ayah lagi

"Sebentar lagi sampai kok yah"

Jawab kak Arta

"dari tadi kok bentar bentar ooalaaah"

Omel ayah

"Hahahaha demi tarika yah"

Jawab ke atas sambil tertawa

"tar tar kamu ini loo udah jadi wong sugeh kok ijek ndeso numpak opo opo muntah wae"

omel ayah lagi

"iya nih tarika mboh pie"

lanjut bunda

"udah lah yah bun tarika pusing ah bising banget"

kataku gak bisa jawab

Sudah 4 jam kami di perjalanan dan ini adalah pemberhentian kedua setelah makan siang yaitu mengisi minyak di pom bensin, aku lihat kak arta keluar dari mobil dan kembali menelepon temannya tadi tapi kali ini aku tidak mendekat karena aku tadi sempat mabuk jadi mager alias malas gerak.

setelah beberapa menit akhirnya kami melanjutkan kembali perjalanannya, kira-kira 1 jamman lagi kami akan sampai.

dan saat kami masih di perjalanan telepon kak Arta berbunyi dan aku pun disuruh mengangkat oleh kak Arta.

Tarika:"Hallo"

Teman:"Arta mana kak"

Tarika:"ada apa, kak Arta lagi nyetir"

Teman:"hmm bilang saya sudah sampai"

Tarika:"ooh ok ok"

Teman:"kunci di mana kak mau langsung di susun"

Tarika:"ooh iya ya, bilang ke buk Inah pengasuh anak kami di rumah cari di teko lemari tv yaa"

Teman:"ooh ok ok"

Tarika:"makasih ya

Teman:"iya sama sama kak"

Saat aku menutup telepon aku melihat kebelakang ayah dan bunda tetnya tertidur bersama cucu mereka.

"Aah sukur deh"

Kataku

"Kenapa yang"

Tanya kak Arta

"Mereka tidur"

Jawabku

Kak Arta tidak menjawab dia tersenyum dan kembali fokus menyetir karena jalan mulai ramai, aku ikut melihat kiri dan kanan aku tau tak lama lagi kami akan sampai.

==========================

Semoga suka yaaa

Jangan lupa kasih bintang dan komentar

😘😘😘😘😘😘

avataravatar
Next chapter