139 (hal-abeoji) kakek

hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan karena aku akan bertemu kakeknya kak Arta dan itu tandanya aku harus berbicara bahasa Korea seperti yang di ajarkan kemarin.

ya kemarin setelah aku begadang sampai jam 3 pagi dan aku harap semua perjuanganku itu tidak sia-sia.

kadang dikala galau ku tentang belajar bahasa Korea ini aku berfikir.

sebenarnya di Korea itu yang dikatakan orang kaya itu seperti apa ???

dan beda cara pandangan mereka terhadap orang Indonesia itu seperti apa ???

itu yang membuat aku terkadang merasa tertekan kalau misal aku dianggap seperti apa nantinya kalau misalnya aku tidak bisa memenuhi keinginan mereka.

disaat aku masih terduduk dengan santai di kamar tiba-tiba.

"sayang semuanya udah siap ayo berangkat"

kata kak Arta dari luar kamar

"iya kak"

jawabku keluar dari kamar

"gimana udah siap"

tanyanya

"hhhmmm hah! insya Allah Kak"

jawab yakin

kami langsung menuju ke rumah kakek yang memang tidak jauh dari rumah papa yang kami tinggali saat ini.

kami hanya berangkat berlima karena papa dan mama sudah pergi duluan dari kami.

sebelumnya kak Arta sudah menyiapkan bawaan seperti buah dan bunga karena biasanya itu bentuk tata krama waktu orang yang akan di datangi tidak meminta itu sudah jadi keharusan.

saat kami sudah sampai dan kak Arta sedang memarkirkan mobilnya saat itu aku merasakan debaran jantungku semakin kencang karena aku memang mulai gugup.

"jangan gugup dong sayang aku yakin kamu bisa kok"

kak arta menyemangati

"iya Kak, hhhmm hah!!"

aku mulai mengatur nafas lagi

dengan kak arta membawa semua aku menggandeng anak anak kami pun melangkahkan kaki untuk masuk langsung menuju ke kamar kakaknya kak Arta.

saat itu keringat dingin ku sudah mulai keluar karena aku benar-benar kacau untuk pertama kalinya bertemu ya keluarga dari pihak kata yang benar-benar jauh dari Indonesia yang tentu saja dia tidak begitu mengerti dengan Indonesia.

saat kami berdiri di depan sebuah pintu kakiku yang berhenti terasa mudah sedikit gemetar dengan segera aku melihat wajah suamiku yang tersenyum berusaha menenangkanku dan saat itu pun aku semakin menekankan diri untuk bisa menghadapi ini semua.

"aku duluan yang masuk ya sama anak-anak"

kata kak Arta

"hhmm hah ok kak"

kataku masih berusaha mengatur nafas

saat aku akhirnya ikut masuk dan berdiri di belakang suamiku itu.

kak Arta pergi menaruh bawaan kami tadi di meja dekat tempat tidur kakek kak Arta itu.

"hal-abeoji, neo eotteoni?"

( kakek, apa kabar)

kata kak Arta

"neodo aldasipi, naneun gwaenchanh-a"

(seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja"

jawabnya

"hal-abeoji sogae, igeon nae anae ya Tarika umaya"

(kakek perkenalkan, ini istriku tarika)

menarik tanganku

"sayang sapa kakek"

bisik kak Arta

"annyeonghaseyo hal- abeoji"

(halo kakek)

sapaku dengan sedikit menunduk

"halo juga Tarika!!"

"hah!!!!"

kaget

dengan mulut terperangah melihat kakek kak Arta yang terbaring saat itu tersenyum ke arahku membuatku kaget dan benar-benar tak percaya kalau ternyata dia tahu bahasa Indonesia

"hal- abeoji, indonesia mal-eul hal su-issda!!"

(Kakek bisa bahasa Indonesia)

tanya kak Arta yang juga terlihat kaget

"jogeum il su-issda"

(bisa sedikit)

jawabnya

"hahahahah"

saat aku masih kaget tiba-tiba terdengar suara tawa seseorang kamipun langsung melihat ternyata itu papa dan mama yang baru saja datang padahal sudah pergi duluan dari kami.

"santai dong Tarika, kakeknya Arta kan juga punya menantu orang Indonesia"

kata papa menepuk pundakku

"lah kok??"

bingung

"mama yang ajarin kakek bahasa Indonesia sayang hahahaha aah kamu ini tegang banget"

kata Mama dan tertawa

"ya ampun aku udah gugup banget loh sampai keringat dingin"

kataku melemas

"hahahahahaha"

papa dan mama tertawa

"tega banget sih kalian dia udah belajar mati-matian loh!! kok nggak bilang dari awal!??"

kata kak Arta

"hahahaha maaf maaf"

kata mama masih saja tertawa

"museun il-iya?"

(ada apa?)

tanya kakek

"abeoji, geuneun gongbuhaessda hangug-eo abeoji mannagi hahahah"

(ayah, dia belajar bahasa Korea untuk ketemu ayah)

kata papa kekek

aku lihat kakeknya kak Arta tersenyum ke arahku dan itu benar benar membuat aku malu.

"kak aku malu"

kataku berdiri di belakang kak Arta

"udah lah santai aja yank"

"kakek ini anak anakku"

kata kak Arta lagi menyuruh anak anak mendekat pada kakek mereka

"geudeul-eun maeu jaemiissda"

(mereka sangat lucu)

kata kakek mencubit pipi Arfa dan Tika

"lucuu sekalli"

kata kakek lagi dan bahasa Indonesia

"iya mereka lucu"

kata mama mendekat

"udah tarika santai aja ini keluarga pasti lah ada pengertiannya, tapi papa salut deh sama kamu mau berjuang banget nggak salah arta kasih hatinya ke kamu"

kata papa padaku

"apalah papa ini"

kata kak Arta malu

"kok jadi kamu yang malu Kak kan papa ngomongnya sama aku"

kataku heran

"hehehehe"

kak Arta cengengesan

setelah itu aku terus diam dan melihat mereka bercerita cerita, sedangkan aku dan mama mempersiapkan buah yang kami bawa tadi untuk di makan bersama.

Ya begitulah kali pertama aku di Korea,

kali pertama aku menggunakan bahasa Korea,

kali pertama aku merasakan hangatnya keluarga saat berada di Korea,

dan aku tahu semua orang harus menerima keadaan baik dirinya ataupun keadaan orang lain.

karena sesungguhnya setiap orang pasti punya pandangan dan kemampuan yang berbeda-beda kita sebagai diri yang ingin semakin maju hanya perlu belajar dan menerima hal yang baru untuk kita baik sekarang maupun untuk kedepannya.

"ya ampun kak ternyata gak seperti di drama Korea yang sering aku tonton"

kataku setiba di kamar

"hahaha ya gak lah, kamu itu terlalu kebanyakan nonton drama Korea makanya kayak gitu sayang"

kata kak Arta duduk

"ihh kakak ini"

memukulnya pelan

"hahahaha kan iya bener"

"hhmmmm ejek aja terus"

lirikku

" tapi syukur ya sekarang keadaan kakek udah membaik sekarang, ya walaupun sempat keluar masuk rumah sakit karena kesehatannya memburuk"

"iya kak syukur banget, oh ya kak kok cuman kita kita aja yang datang"

tanyaku

"oooh itu ada kemungkinan nanti malam semua pada datang"

"semua??"

sedikit kaget

"iya, semua anggota keluarga"

"apa aku tinggal aja kak"

kataku takut

"iihh kamu ini yaa!!"

mencubit pipi

"hehehehe"

kami pulang lebih dahulu tapi kedua anakku sengaja ditahan di sana karena memang kakek ingin bermain dengan anak-anak, iya walaupun mereka bermain tanpa berbicara karena anak-anakku tidak mengerti apa yang dikatakan kakek.

karena hari sudah sore aku membereskan rumah yang sedikit berantakan lalu setelah itu pergi mandi dan sekarang aku sedang duduk bersantai menikmati acara TV kepop yah walaupun aku tidak mengerti artinya.

"kak aku laper deh tapi aku mager"

kataku pada kak Arta

" mau aku pesenin makanan atau mau aku masakin yank"

menatap

"hhhmmm ya udah terserah kamu lah kak"

"ya udah biar aku yang masak, kamu mau aku masakin apa yang"

"terserah lah kak"

"hhhmmm ok"

kak Arta langsung pergi ke dapur memeriksa ada bahan apa aja yang bisa untuk di masak sedangkan aku asyik bersantai mendengar lagu lagu korea dengan cowok cowok ganteng di sana ya lumayan laah cuci mata.

"bundaaa"

teriak anak anakku

"udah pulang"

sambut ku dengan pelukan

"Bun liat ini Bun di kasih sama kakeknya ayah"

pamer Arfa

"hahaha kok kakaknya ayah abang bilang, itu namanya kakak buyut bang"

kataku mengusap kepalanya

"apa itu buyut Bun"

tanya Tika

"ya itu kakaknya ayah kalian"

kataku bingung juga menjelaskan

"hahahaha tarika tarika dia tau namanya gak bisa jelaskannya"

kata mama ikut duduk

"hehehehe agak susah tutur ini mah"

kataku ngeles

"iya memang, eh Arta mana"

tanya mama

"masak mah"

"lah kok bukan kamu??"

agak kaget

" dia tawarin yaa apa boleh buat hehehe"

kataku tertawa

"dasar, eh!! tapi tunggu ide bagus itu"

"maksudnya??"

bingung

"PAPAAA!"

memanggil

"yaaaa"

saut papa dari jauh

"ke sini lah paaa"

teriak mama lagi

"iya sebentar sayang"

datang

"ada apa??"

tanya papa

"pergi masak bareng Arta sana kami malas masak mau santai"

"hah!!"

bingung

"bisa apa gak!??"

lirik mama

"ok mah bisa kok!"

jawab ayah semangat

===============================

gimana kira kira hasil masakan mereka

ikuti terus yaaa

avataravatar
Next chapter