24 Umständliches Frühstück

Kini kami berkumpul dimeja makan berenam.

Aku, Luxia, Orxsia, Kepala Desa dan istrinya serta anak perempuannya. Anak perempuan Kepala Desa sepertinya berusia 20 tahunan, lumayan cantik dengan rambut memanjang khas wanita pedesaan.

Suasana canggung meliputi kami berempat, aku dan Luxia hanya bisa diam dan menunduk malu.

Aneh, kenapa juga aku harus malu? Bukankah aku tidak salah?

Tidak...Tidak.. Jika dipikir lagi, mengabaikan fakta bahwa saat bangun aku melakukan pelecehan seksual kepada Luxia, jelas-jelas posisi kami saat itu pasti akan membuat orang lain salah paham.

Yah...kalau dipikir lagi, tindakan pelecehanku tetaplah salah sih walaupun itu tidak kulakkan secara sengaja.

" Jadi, Berapa lama Tuan akan singgah disini? Ah... bukannya saya hendak mengusir Tuan ataupun punya maksutnya tertentu. Saya hanya ingin tahu." Istri Kepala Desa bertanya memecah kecanggungan kami.

" Yah... Saya masih belum tahu. Mungkin sampai teman-teman Luxi sembuh." Aku mengatakan itu sembari melihat wajah Luxia untuk sejenak.

Anehnya, saat aku melihat kearahnya dia langsung memalingkan mukanya.

Apakah dia begitu membenciku?

Yah, Kurasa wajar sih setelah apa yang kulakukan kepadanya pagi ini. Kemudian aku melanjutkan.

" Lagi pula aku sedang dalam proses penyembuhan akibat beberapa pertempuran yang aku alami, jadi mungkin aku membutuhkan tempat untuk istirahat dan memulihkan kondisi tubuhku, apakah kalian tidak keberatan?

Sebagaimana yang aku katakan, aku pasti akan mengembalikan uang sewanya saat aku punya uang.

" Tentu saja kami tidak keberatan Tuan. " Kepala Desa yang dari tadi diam ikut berbicara.

" Terima kasih, Oh ya.. makanan ini enak, apakah Anda yang memasaknya Nyonya kepala Desa? Sepertinya Anda mempunyai beberapa bumbu yang membuat cita rasa makanan ini menjadi memiliki berbagai rasa yang lezat. Kalau Anda perbolehkan, bisakah nanti sore, saya meminjam dapur Anda dan meminta beberapa bumbu? Saya lumayan bisa memasak, jika Anda perbolehkan nanti biar saya saja yang masak sebagai bentuk rasa terima kasih saya untuk kebaikan yang Anda semua berikan.'

Aku memuji dengan tulus atas hidangan yang telah disediakan oleh mereka.

Memang makanannya cukup sederhana, tapi dengan penambahan bumbu yang tepat menjadikan makanan ini menjadi memiliki berbagai rasa yang lezat.

" Terima kasih Tuan. Tapi, yang memasak ini bukanlah saya, melainkan anak saya. Dia senang sekali memasak makanan sejak kecil. " Istri kepala Desa menjelaskan hal itu sembari menatap anaknya yang ada disampingnya.

" Wah, Kalau begitu aku harus memuji dia. Selain cantik, ternyata anak Anda juga pandai memasak, Nyonya. "

Aku memuji anak kepala desa itu. Sepertinya dia terlihat senang atas pujianku dan dengan malu-malu berterima kasih atas pujianku. Kemudian aku melanjutkan,

" Ngomong-ngomong bisakah Anda tidak memanggilku Tuan? Oh ya.. aku belum berkenalan secara resmi ya?

Perkenalkan Namaku Glenn Indera, Anda bisa memanggilku Glen, rasanya aneh saat dipanggil oleh orang yang lebih tua dengan dengan sebutan Tuan...

Kemudian, yang besar disana itu adalah Orxsia, walaupun dia itu Orc tapi dia itu anak buahku, jadi bisa aku pastikan dia tidak akan berbuat yang tidak-tidak. Dan yang jutek disebelah ku ini adalah Luxia, kau bisa memanggilnya Lusi. Seperti yang terlihat, dia adalah Seorang Elf Pemarah. " Aku memperkenalkan diriku dan memperkenalkan yang lainnya juga.

" Hei!! Apa-apaan cara memperkenalkan diri itu? Sudah kubilang, Namaku LUXIRIA VOR DUNTINEA.. JANGAN MENYINGKATNYA!!Lagian siapa itu LUSI?? Terus apa maksudmu dengan Elf pemarah!! " Luxia yang protes caraku memperkenalkan dirinya kepada mereka menghardikku sembari menarik telingaku.

" Aduduh, hei! Sakit tahu. Dasar Elf menyebalkan, namamu terlalu panjang! Apa salahnya aku menyingkatnya? Sifat inilah yang membuatku menyebutmu Pemarah, bukankah kau selalu menganiayaku karena hal sepele seperti ini!! " Aku memprotes Luxia yang dengan kasar menjewer telingaku.

Bukankah telinganya lebih panjang kenapa tidak kau jewer sendiri telingamu!!

"Ka-kau... Aku tidak akan melakukan itu jika kau tidak mengucapkan dan melakukan hal aneh kepadaku Tahu!!"

" Sudah...sudah...Jangan bertengkar. Sepertinya kalian berdua terlihat akrab. Sangat jarang melihat ada Elf yang akrab dengan manusia seperti ini. Apakah kalian berdua adalah sepasang kekasih?" Dengan tanpa rasa bersalah nyonya istri kepala desa melerai kami dan mengucapkan kata-kata itu.

"KAMI BUKAN PASANGAN!!" 2X , secara bersama kami berdua berteriak menanggapi pertanyaan nyonya itu.

" Aduduh kalian berdua terlihat kompak dan lucu. Baiklah-baiklah aku mengerti, mari kita lanjutkan makan sembari mendengar kisah anda Nak Glen. Kata anda tadi, anda mengalami pertempuran yang cukup sulit? Bisakah kami mendengar kisah mengagumkan itu?" Istri kepala berhenti memanggilku Tuan tetapi masih memanggilku dengan bahasa yang sopan dan bertanya tentang kisah Pertempuran kepadaku.

Jadi sembari makan, aku mulai menceritakan dari awal kisah hidupku.

Seperti, aku yang dulunya adalah prajurit. kemudian kisahku ketika mulai bertempur di medan perang sebelum sampai didunia ini pun tidak lupa kuceritakan. Tapi, tentu saja aku merahasiakan bahwa aku berasal dari dunia yang berbeda.

Aku juga memalsukan beberapa hal, seperti Mengganti peristiwa kematianku menjadi pingsan dan tau-tau bangun ditengah hutan sendiri, serta asal daerahku tidakku bahas.

Cerita berlanjut ketika aku tidak sengaja bertemu dengan 2 Orc yang berhasil kukalahkan dan kuambil salah satu senjata dari Orc itu.

Sepertinya mereka tidak meragukan ceritaku, jadi aku berlanjut menceritakan bagaimana awalnya aku bertemu dengan Orxsia dan menyelamatkan Luxia, serta bagaimana aksiku membantai habis kelompok Orc yang membantai kelompok Luxia.

Tidak berasa aku telah bercerita selama 1 jam-an.

" Kisah yang sungguh hebat Tuan Glen. Seperti dugaan saya, Anda bukanlah orang sembarangan. " Kepala Desa mengomentari ceritaku dengan rasa takjub.

Ada apa sih dengan Om-om ini? bukankah sifatnya seperti anak kecil?

Berbeda dengan Nyonya, sepertinya dia masih memanggilku dengan 'Tuan'.

"Anda luar biasa Tuanku. Bahkan sebelum bertemu dengan saya, Anda telah bertempur dengan gagah berani serta telah berhasil mengalahkan 2 orang Orc pengawas? Kekuatan Anda memang menakjubkan." Orxsia dengan mata takjub memujiku.

Ini juga, malah ikutan-ikutan. Kenapa 2 orang ini memiliki sifat sama? apakah karena itu, mereka berdua menjadi cepat akrab?

Ya, bodo amat lah. Yang lebih penting.

"Apa maksutmu dengan Orc pengawas Orxsia? " Dengan memasang muka penuh kebingungan, aku menanyakan itu kepada Orxsia.

" Orc pengawas adalah Orc berperingkat tinggi yang memiliki peran untuk mengawasi operasi yang kami jalankan sebelumnya. Mereka memiliki kekuatan yang sedikit diatas komandan saya, yang Anda kalahkan sebelumnya."

" Hah, mereka adalah Orc kelas tinggi? Pantas saja mereka sangat kuat. Tapi, kenapa rasanya Orc yang kilasan pertama itu tidak sekuat Orc kemarin ya?"

"Saya juga tidak tahu, Tuan. Tapi, berdasarkan aturan yang ada dikelompok saya dahulu, yang kuatlah yang memimpin. Jadi, karena Orc pengawas itu adalah Orc yang peringkatnya lebih tinggi dari Orc komandan saya, saya simpulkan bahwa Orc itu lebih kuat."

"Begitukah? Yah kau lebih tau sistem pengaturan rangking diklaim sendiri, jadi kurasa kau memang benar."

Jika yang dikatakan Orxsia memang benar, untung saja ada sistem yang membantuku kemarin. kalau tidak sudah habis aku sekarang.

Sesi makanpun akhirnya selesai.

Kamipun kembali ke aktivitas yang ingin kami kerjakan. Keluarga kepala desa akan pergi berladang dan aku kembali ke kamarku untuk melanjutkan tidur ku.

avataravatar
Next chapter