3 PERTEMPURAN I

••• Tiga bulan kemudian •••

sfx*Ngiiiing...Duarrr.. Slash..Derr..Derr..

Desingan peluru memenuhi udara. Percikan api berada didepan moncong senjata yang berkelitan mengalahkan gelapnya malam, suara gemuruh ledakan granat dan peluncur roket meledak nyaring memekakan telinga.

Kondisi topografi hutan yang penuh pohon mulai berubah karena banyaknya lubang akibat serangan artileri ataupun granat.

Itulah posisi kita saat ini, kami terkepung. Rencana penyergapan kami gagal dan kami dikepung dengan jumlah musuh yang hampir 5x jumlah kami.

Sial...Kali ini benar-benar sial.

Sudah Dua bulan ini kami berjuang dipeperangan ini melawan para musuh Negara.

Aku masih ingat saat pertama kali aku terjun dipertempuran.

Begini kisahnya,

Saat itu keadaan benar-benar kacau, tapi entah bagaimana aku berhasil selamat dari pertempuran itu dan aku juga berhasil membunuh 4 musuh dengan tembakanku.

Tapi, pada malam harinya aku tidak bisa tidur karna dihantui rasa bersalah yang amat mendalam karena telah mengambil nyawa orang. ketika aku mencoba memejamkan mata, selalu muncul bayangan dari orang yang telah aku bunuh.

Karena masalah itu, akhirnya aku berkonsultasi ke bagian dokter, dan dia memberiku obat penenang sembari mengatakan "Tidak apa-apa. Wajar untuk pertama kalinya. Cobalah pake ini."

karena hari kedua itu tidak ada pertempuran, akhirnya aku meminumnya dan tidur terlelap.

Tapi sepertinya itu bukanlah solusi terbaik.Terbukti, Pada pertempuran ketiga tanganku tidak henti-hentinya kembali gemetar saat memegang senjata.

Aku diliputi perasaan ragu. Apakah harus mengambil nyawa orang lagi?

Omong kosong apa yang kukatakan saat aku berkata ' Aku akan membunuh 50 musuh'.

Saat aku sedang memikirkan hal tersebut tiba-tiba rekan prajurit disebelahku jatuh dengan lubang peluru didahinya. Dia jatuh tersungkur kebelakang seperti sebuah boneka yang telah putus dari talinya, Dia Mati.

Melihat hal itulah yang membuatku kembali ke kenyataan saat ini. Bahwa aku sedang berada dimedan perang.

Menyadari apa yang terjadi dengan rekanku itu, aku kemudian mencoba menegaskan kepada diriku sendiri bahwa "jika aku TIDAK MEBUNUH maka aku yang akan DIBUNUH'' dan akan bernasib sama dengan rekan disampingku ini.

Aku tidak ingin mati konyol dengan alasan bahwa dengan tidak membunuh mereka akan menyelamatkan mereka, dan karena alasan itupun aku bisa saja terbunuh.

NAIF! tentu saja aku tidak akan membiarkan hal konyol seperti itu terjadi.

Kemudian dengan tekad yang sudah bulat aku membidik musuh didepanku.

Setelah melalui pertempuran panjang. Hari itu aku berhasil membunuh 6 musuh.

Dan setelah itu aku tidak takut membunuh lagi, bahkan aku tidak merasakan apa-apa setelah membunuh mereka.

Aku tidak merasa sedih, takut, ataupun senang. Aku hanya tidak merasakan apa-apa. Seolah hal itu adalah hal yang biasa. Setelah tidak merasakan apa-apa bahkan saat sudah membantai musuh, aku sedikit takut.

Apakah aku menjadi seorang psikopat? Tapi bukankah seorang psikopat akan merasa senang saat membunuh?

Kurasa aku tidak merasakan hal itu, jadi aku rasa aku tidaklah berubah menjadi seseorang dengan sifat seperti itu. Lalu perasaan biasa apa yang kurasakan?

Yah aku tidak ingin terlalu memikirkan hal ini, toh lebih baik begini daripada aku merasa Ragu,takut ataupun senang.

Mungkin benar seperti yang dikatakan orang-orang 'Medan perang dapat merubah sifat seseorang'.

Tetapi mengabaikan hal itu, sekarang yang aku tahu hanyalah satu. Aku harus membunuh mereka atau mereka membunuhku. Hukum itu akan berlaku untuk diriku mulai sekarang.

.

.

Pada hari ke 15 aku berhasil mengalahkan 10 musuh, tapi peristiwa yang tak terduga terjadi.

Karena kalah jumlah hampir 3x lipat. Kami sangatlah kerepotan dan tersudutkan.

Karena jumlah musuh yang begitu banyak, itu terasa seperti sebuah air bah yang menghantam kami. Kami harus berjuang mati-matian untuk bertahan.

Bahkan pertarungan jarak dekat pun tidak terelakan. Aku berhasil membunuh 2 musuh dengan belatiku.

Sebenarnya aku tidak terlalu ahli mengunakan belati tapi aku pernah diajarkan saat berada di pelatihan keprajuritan. Jadi jika keadaan darurat seperti sekarang, akupun tidak ragu untuk menggunakan belati ku.

Selain itu, Aku juga berhasil menusuk 2 musuh dengan belati yang telah aku ubah jadi bayonet.

Note : Bayonet = pisau / belati yang biasanya dirancang khusus untuk dipasang dimoncong senapan.

Selain pertarungan jarak dekat, aku juga berhasil menembak 6 orang dengan keakuratan tinggi tanpa membuang terlalu banyak peluru.

Akhirnya, ketika pertempuran telah berangsur-angsur mereda dan sisa musuh memutuskan untuk mundur karena mendengar bala bantuan kami telah tiba. Kondisi kami dikonfirmasi ; kami menderita 11 korban dipihak kami sedangkan pihak musuh ada sekitar 30 korban. Salah satu korban adalah kapten kami.

Pada saat pertempuran tadi, sejenak regu kami menjadi panik karena kapten tertembak dan gugur. Tetapi aku berhasil mengambil rantai komando serta mengambil arahan dan bertahan sampai akhirnya bala bantuan tiba. Untuk misi kali ini Kami berhasil memukul mundur musuh.

Setelah peristiwa itu aku di promosikan jadi kapten diregu kami.

Dibawah komandoku regu kami diakui prestasinya dan mendapatkan julukan tak terkalahkan "IMMORTAL'' karena kami sudah berhasil menang ataupun bertahan selama 7 pertempuran berturut-turut.

Kebetulan 5 pertempuran terakhir itu ada dibawah komandoku.

Sebenarnya julukan itu hanyalah guyonan yang disematkan oleh para anggota regu lain yang mendengar bahwa kami berhasil memenangkan 5 pertempuran yang dimana kami selalu kalah jumlah dan kondisi terjepit tapi berhasil membalikan keadaan dengan meminimalisir jumlah korban yang ada.

Tapi yah gara-gara julukan itu, kami mendapatkan nasib sial. Dan menjadi dikorbankan.

Pada pertempuran ke-8 ini regu kami akan maju digaris depan markas musuh dan bertugas memancing serta menahan musuh sampai regu pembersih datang.

Mereka menyebut ini ''The last war " karena telah menemukan markas musuh dan akan melakukan serangan habis-habisan.

Mereka sengaja membuat strategi penyerangan regu kami bocor kepada musuh, agar mereka terfokus kepada kami.

Karena regu kami mendapatkan julukan "Abadi" yang sangat ditakutkan musuh. Maka pasti mereka akan memberikan serangan besar-besaran ke kami dan memakan umpannya.

Tetapi meka tetap merahasiakan strategi serangan dari belakang juga samping kanan-kiri untuk menyergap musuh yang telah kehilangan fokus dan hanya melihat kearah kami.

Mereka menggunakan kami sebagai pencingan dan penahan, karena itulah ini bisa disebut juga misi "bunuh diri".

Saat itu aku protes dengan keras tapi mereka dengan santainya bilang,

"Karena ini adalah strategi terbaik untuk mengalahkan musuh, untuk mengurangi jumlah korban maka lakukanlah.INI PERINTAH!" dia tersenyum (Mayor Nathan) penuh kemenangan.

SIALAN dengan entengnya dia berkata begitu, dia secara tidak langsung di berkata "bergunalah dan matilah!", ingin rasannya aku maju lalu menghajar muka nya karena menganggap kami adalah alat yang bisa dipake kalo berguna dan membuangnya setelah tidak digunakan.

Kalo pun ini adalah perintah Negara aku tidak masalah, tapi berhubung dia yang menjadi pimpinan maka aku merasa ini ada kaitannya antara masalah pribadi aku dan dia.

Dia (mayor Nathan) pernah aku hajar sekali sampai babak belur di Pendidikan keprajuritan karena pernah berlaku sombong dan menghinaku habis-habisan. Kebetulan saat ini dia menjabat sebagai pimpinan operasional lapangan.

Setelah itu dia sepertinya dendam padaku dan berkata akan membuatku merasakan apa itu neraka dan keputus-asaan. Setelah kejadian Itu aku mendapatkan penundaan kenaikan jabatan 1 tahun.

Mungkin karena itu. Dan karena dia yang menjadi pemimpin sehingga menyebabkan perintah tidak masuk akal ini diberikan.

Apakah dia masih dendam kepadaku dan melampiaskan ke kami?

Regu kami yang hanya memiiki 26 orang disuruh memancing dan menahan musuh tepat didepan markasnya? Bukankah ini gila? Mana mungkin regu  kami sanggup menghadapi jumlah musuh yang sangat banyak, yang mana kemungkian jumlah musuh ada 150 orang lebih.Bahkan mereka tidak berencana menambah jumlah anggota regu kami? Hah!! Yang benar saja!!

saat aku bertanya alasannya kepada mereka yang tengah berada di ruangan itu, mereka dengan entengnya mengatakan,

" Kalian kan telah Abadi. Jika kita menambah jumlah anggota bukankah malah akan menjadi mati sia-sia? Sudah diamlah! Jika kau tidak mau menaati perintah maka kau bisa mundur dari misi dan mendapatkan hukuman. Tapi asal kau tau, regu kalian akan tetap diberangkatkan. Dengan berkurang 1 anggota bukankah kalian akan kesusahan? " Dengan dingin dia (mayor Nathan) mengucapkan hal itu.

SUMPAH jika tidak ada para jendral ditempat itu dan ancamannya, maka sudah kuhancurkan mulutnya yang mengatakan hal konyol tersebut.

Tapi aku berusaha menahan diri, karna apabila aku mengamuk sekarang maka reguku akan semakin kesulitan.

Itulah awal kami mendapatkan kesialan ini. Dan sekakarang,

"Hei. Apakah kau sudah menghubungi komando pusat? kapan bala bantuan datang?" Aku bertanya kepada orang divisi komunikasi disampingku.

Dia adalah Andre. Orang yang supel dan selalu bersamaku.

Kami bertemu disaat pelatihan sebelum perang. Dan berbagi kamar yang sama.

Dia bernama Andre Adhesvani berusia 26 tahun.

Walaupun dia memiliki pangkat yang sama denganku . Tapi dia malah memanggilku "senior".

walaupun aku sudah jelaskan bahwa posisi kita setara, tapi dia dengan semangatnya bilang,

"Kau lebih tua dariku. Selain itu dalam segala aspek kemampuan baik kemampuan individu maupun kemampuan pengarahanmu aku kalah, yang paling penting MASAKANmu adalah yang terbaik. Jadi mohon bimbingamu, senior!"

setelah itu dia selalu memanggilku senior.

Yah aku selalu membantunya saat ia minta bantuan dan ketika aku mendapatkan kesempatan memasakku dia selalu ada didepan dan meminta mencicipi.

Merepotkan? yah bisa dibilang begitu, tapi kami semakin dekat seperti layaknya sahabat.

Itulah awal ketika dia mulai curhat tentang kekasihnya yang akan dinikahinya setelah perang berakhir.

"HEY APA-APAAN ITU?APA KAU MENGEJEKKU?'' ingin kuberteriak begitu kepadanya tapi tentu tidak kulakukan.

Karna dia kelihatan serius maka akupun berpura-pura memberikannya nasehat.

Untukku yang tidak mempunyai pengalaman asmara tentu saja itu merepotkan. Sebenarnya bukan tidak pernah sih, Dulu aku juga pernah mempunyai hubungan saat masih SMP dan awal sekolah menengah atas. Tapi setelah itu aku tidak pernah menjalin hubungan khusus dengan wanita. Aku lebih memilih fokus untuk belajar dan menyalurkan hobiku. Saat kuliah pun, waktu yang kuhabiskan lebih banyak ke membaca buku di perpustakaan kampus dan kerja paruh waktu. Jadi aku tidak pernah mempunyai pengalaman kearah hubungan yang serius seperti pernikahan.

Tapi dia kelihatannya puas dengan sedikit kebohonganku.

Yah aku tidak bisa mengatakan semua itu kebohongan.

Untuk bagian saran ekonomi keluargan nya aku benar-benar serius. Aku merupakan sarjana ekonomi, jadi aku memberinya saran yang berkaitan dengan ekonomi.

Dan dia puas dengan saranku.Dia kemudian mengatakan,

"Besok kau harus datang ke pernikahanku, senior. Akan kuperkenalkan ke istriku. Mampir juga ke Rumahku akan ku ceritakan kepada orang tuaku kehebatanmu dan kisah perjuangan kita dimedan perang. Yang lebih penting, akan ku suruh istriku memasakkan makanan terbaiknya untuk mengalahkan masakanmu hahaha." dia dengan bangga mengatakan itu dan sekarang,

.

.

Punya wattpad? add kuy @Lana_Eka.

Vote (🌟) dan komennya jangan lupa ya😉. Biar Letnan Glen semakin semangat bertempur nya 😁

avataravatar
Next chapter