36 Duel Part 3

Mereka berdua kembali beradu pedang lagi. Tetapi kali ini ada yang berbeda. Kali ini Glen terlihat sedikit bisa menyeimbangi pola serangan wanita itu. Bahkan dia bisa mengores armor logam yang dikenakan oleh wanita itu.

" Ternyata kau boleh juga. Tiba-tiba kau bisa memberikan sedikit perlawanan terhadapku. Tapi percuma, yang bisa kau lakukan hanya mengores saja. Mana kesombonganmu tadi? Sebaiknya kau menyerah dan akan ku eksekusi kau tanpa rasa sakit!" Ujar wanita itu.

"Hah? Menyerah katamu? Jika hasilnya sama-sama mati, kenapa aku harus menyerah? Apa kau bodoh? Entah apa kau memang sedikit memiliki  jiwa ksatria atau otakmu memang sudah konslet! " Glen membalas perkataan wanita itu dengan ejekan.

"Baiklah, jika itu adalah keinginanmu. Bersiaplah untuk mati!" Wanita itu berkata kepada Glen dengan dingin, tapi seberkas urat keluar dari pelipisnya yang menandakan dia sangat marah saat ini.

Wanita itupun kembali menerjang dan menyerang Glen. Pertarunganpun berlanjut.

Luka sayatan pedang memenuhi tubuh Glen. Tak ayal darah bercucuran dari luka itu dan membasahi pakaian Glen. 

Walaupun sudah menerima informasi dari Sistem mengenai pola pergerakan dan prediksi mentahnya. Tapi, wanita itu benar-benar sulit dikalahkan. Pola serangannya berubah-ubah dan prediksi Glen seolah-olah tidak berguna. Glen benar-benar terpojokan dengan keadaan saat ini. Pengalaman bertarung mereka berbeda jauh. Hingga akhirnya..

Jlebb..

Sebuah pedang menusuk menembus perut Glen. Rasa Panas dan perih mengitari perut dan  punggung Glen saat ini.

"Kuhh" Darah keluar dari mulut Glen.

"Cukup. kurasa aku sudah cukup bermain-main denganmu. Sekarang, pergilah ke neraka!" Ujar wanita itu  sembari menarik pedangnya dengan menendang tubuh Glen.

Glen jatuh  menghadap keatas. Pedang telah lepas dari genggaman dan darah mulai merembes mengalir keluar dari lukanya. Tapi anehnya, dia  malah  bergumam sendiri  kemudian tersenyum kecil.

Melihat hal inipun, wanita itu bertanya-tanya,

"Kenapa kau tersenyum? Bukankah kau akan mati? Apakah kau berniat mengejekku lagi?" 

Tiba-tiba sebuah lingkaran sihir muncul dari tempat wanita itu berpijak. Melihat dibawahnya ada sebuah lingkaran sihir, wanita itupun menghindar dengan melompat ke belakang. Namun, lingkaran sihir itu muncul lagi dipijak nya seolah mengikuti atau menjadi bayangannya.

"Sial...K-kau!" Mengetahui bahwa menghindar adalah percuma, wanita itu kemudian berlari ke arah Glen hendak menyerangnya.

Tanpa menjawab pertanyaan wanita itu Glen tiba-tiba berteriak.

"Penjara es!!"

Sebuah es keluar dari tempat berpijak wanita itu. Tanpa sempat bereaksi, wanita itu terkurung didalam es.

"A Apa ini? Kau masih punya kekuatan untuk menggunakan sihir"Ujar Wanita itu yang kini sudah berada didalam penjara es.

"Baiklah.. sekarang berarti aku adalah pemenangnya." Perlahan Glen berusaha bangkit sembari memegang perutnya yang bersimbah darah.

"Aku terkejut kau bisa menggunakan sihir ku. Tapi, kau pikir penjara lemah seperti ini dapat menghentikanku?" wanita itu berkata dengan dingin seolah mengejek apa yang dilakukan Glen. Tapi apa yang dikatakannya memang benar. Es itu terlihat lebih tipis dari sihir es yang gunakan wanita itu.

«Air yang memberikan kehidupan. Yang terdiri atas berbagai wujud. Aku perintahkan hancurkan es ini hingga berkeping-keping!» 

Mengikuti mantra yang dipanjatkan wanita itu, es itu pun hancur dan leleh.

Glen  tak percaya dengan apa yang  dilihatnya itu. Kini dia hanya bisa pasrah. Pandangannya kabur karna kehilangan banyak darah. Dengan terhuyung, dia terjatuh ke depan dengan posisi bersimpuh.

"Kau pikir es akan berpengaruh terhadapku yang menguasai elemen air?.. Baguslah, sepertinya sekarang kau sudah menerima takdirmu. Akan  ku akhiri penderitaanmu!"

Wanita itu pun berdiri di depan Glen yang tengah bersimpuh kemudian menghunuskan pedangnya ke atas. Glen yang melihat ini hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya. Sebuah ayunan pedang mengarah ke leher Glen.

avataravatar
Next chapter