1 Bab 1 - Kematian Guru Bahar Part 1

Benua ini bernama Benua Arsyila yang terdiri dari berbagai macam suku Ras, mulai dari human (manusia), elf, penyihir,. werewolf, naga, dan masih banyak lagi. Mereka hidup secara berkelompok, tak jarang seorang manusia terlihat di wilayah elf dan begitupun sebaliknya.

Kingdom Of Romessa adalah sebuah negara yang berada di dalam dunia ini, dimana menjadi pusat Pemerintahan Kota, tidak sedikit penghuni dunia ini yang ingin tinggal di negara tersebut, karena Negara tersebut sangat kaya akan sumber daya alamnya. Namun tidaklah mudah untuk memasuki pusat pemerintahan kota itu, karena hanya seorang keturunan bangsawan serta prajurit yang bisa memasukinya.

Kota Semoi. Sebuah kota kecil biasa yang terletak di bagian Kingdom Of Romessa, di sebelah Timur Pegunungan banyak Binatang Buas, pegunungan terbesar di benua Arsyila.

Ketika matahari pagi terbit, di kota Semoi, masih ada sedikit udara dingin, murni fajar. Namun, sebenarnya semua warga kota kecil ini sudah keluar untuk mulai bekerja. Bahkan anak-anak berusia enam atau tujuh tahun sudah bangun dari tempat tidur dan bersiap untuk memulai aktifitas mereka yaitu bermain.

Di daerah kosong di wilayah timur kota Semoi, kehangatan sinar matahari pagi melewati pohon-pohon di sekitarnya, meninggalkan bintik-bintik cahaya yang tersebar di tanah kosong.

Sekelompok anak-anak dapat terlihat disana, mereka berusia tiga belas hingga enam belas tahun. Di depan kelompok anak-anak ini, ada seorang lelaki setengah baya yang tegap. Dia mengenakan kemeja lengan pendek dan celana panjang dipotong kasar.

"Jika kamu ingin menjadi prajurit yang kuat, maka kamu harus bekerja keras sejak muda" ucap pria paruh baya, kepala terangkat tinggi, tangan tergenggam di belakang, berkata kepada mereka dengan dingin.

Dia menyapu pandangannya yang dingin dan sengit ke arah kelompok anak-anak yang ada dihadapannya.

Nama pria paruh baya itu adalah Bahar, Dia adalah seorang mantan jendral dipusat pemerintahan.

"Kalian semua adalah rakyat jelata..... Kalian tidak seperti keluarga bangsawan itu,... Anda tidak akan memiliki akses ke buku rahasia yang mengajarkan kalian bagaimana mengembangkan kekuatan aura kalian Jika Kalian ingin menjadi seseorang yang berharga, dihormati, serta disegani maka kalian semua harus menggunakan cara yang paling kuno, paling sederhana, dan paling mendasar untuk meningkatkan diri kalian dengan cara melatih tubuh kalian, dan cara itu bisa membangun tubuh kalian,.... Apakah semuanya mengerti!!!???"

Tatapan Bahar menyapu setiap kelompok anak-anak sehingga anak-anak tersebut secara kompak teriak,

"Dimengerti" Suara anak-anak menjawab dengan ceria bersamaan.

"Bagus" Puas Bahar dengan dingin mengangguk, jika dilihat dari tatapan para anak-anak yang berada dihadapan Bahar, maka kalian bisa yakin bahwa mereka memahami maksud dari kata-kata Bahar itu sendiri.

Hampir setiap pria di benua Arsyila akan berolahraga sangat keras sejak usia sangat muda. Jika ada yang malas, di masa depan, mereka akan dipandang rendah oleh orang lain. Uang dan kekuasaan adalah hal-hal yang menentukan status seseorang. Pria tanpa kekuatan akan dipandang rendah bahkan oleh wanita.

Jika seseorang ingin orang tua mereka bangga pada mereka, ingin wanita untuk menyembah mereka, ingin menjalani kehidupan yang mulia. Maka mereka harus menjadi prajurit yang kuat.

Mereka semua adalah orang biasa. Tak satu pun dari mereka yang memiliki akses ke buku rahasia berharga yang mengajarkan seni mengolah kekuatan aura. Satu-satunya jalan mereka menuju kemuliaan adalah melalui berolahraga sejak usia muda, dan mengumpulkan kekuatan! Kerja kerasnya! Mereka akan bekerja lebih keras daripada para bangsawan itu, menghabiskan lebih banyak energi dan darah mereka untuk memperkuat diri mereka sendiri!

"Ketika matahari terbit di pagi hari, semua hal mulai berkembang. Ini adalah waktu terbaik untuk menyerap energi alami dari lingkungan kalian dan meningkatkan kondisi tubuh kita. Aturan yang sama seperti biasa, kaki terbuka selebar bahu kalian, kedua lutut sedikit ditekuk, kedua tangan ditekan ke bawah di pinggang. Bayangkan (Sikap Membangun Kekuatan aura)... Ketika mengambil posisi ini, ingatlah.... (Fokuskan konsentrasi Anda, pertahankan pikiran yang tenang, dan bernapas secara alami)..." Bahar dengan dingin menginstruksikan.

(Sikap Membangun Kekuatan) adalah cara paling sederhana, namun paling efektif untuk melatih tubuh seseorang. Ini didasarkan dari pengalaman generasi ke generasi semenjak dari nenek moyang.

"Ingat, fokuskan konsentrasi kalian, pertahankan pikiran yang tenang, dan bernafas secara alami" Bahar berkata dengan dingin sambil berjalan di tengah-tengah anak-anak.

"Kalian semua, berdirilah teguh!" Bahar dengan dingin menggumam.

Segera, semua anak menegakkan tubuh, menjulurkan dada mereka dan menatap lurus ke depan, sedikit senyum bermain di bibir Bahar. Dia kemudian pindah ke depan dan melepas bajunya. Garis-garis yang mengalir melintasi otot-otot yang kuat di tubuhnya membuat mata anak-anak keluar.

Selain dari otot-ototnya yang sempurna, di tubuh bagian atas Bahar yang telanjang, ada bekas luka pisau yang tak terhitung jumlahnya, bekas luka pedang, dan puluhan luka lama lainnya. Semua anak menatap luka-luka itu, mata mereka bersinar.

Bekas pisau. Bekas luka pedang. Ini adalah medali pria!

Dalam hati mereka, mereka dipenuhi dengan penghormatan terhadap Bahar. Bahar, seorang pejuang perkasa dari peringkat teratas, seorang pejuang yang lahir dari perjuangan hidup dan mati! Bahkan di kota-kota besar, ia akan menjadi individu yang luar biasa. Di kota kecil Semoi, dia adalah pria yang dihormati setiap orang.

Melihat tatapan bersemangat anak-anak, Bahar tidak bisa menahan senyum sedikit pun. Dia ingin membangkitkan perasaan kebaktian pada anak-anak, keinginan untuk menjadi seperti dia. Dengan begitu, mereka akan bekerja lebih keras dan lebih termotivasi!

Hari sudah semakin siang, matahari sudah berada diposisi sempurnanya untuk menyinari dunia ini, Bahar lantas menghentikan kegiatan dan menyuruh anak-anak untuk kembali kerumah masing-masing.

Namun ada satu anak yang tidak mengikuti kata-kata Bahar, dia adalah Arman seorang anak yang berusia 16 tahun, dia adalah murid dari Bahar yang paling menonjol dari yang lainnya. Diusianya yang masih 16 tahun dia sudah mencapai tingkatan ketiga dalam seni kekuatan, jika dia adalah anak bangsawan maka dia dengan mudah menjadi Prajurit yang melebihi Bahar. Bahkan bisa menjadi seorang Raja yang memiliki kekuatan yang tertinggi.

Arman selalu bersama Bahar, dia sangat mengagumi sosok gurunya yang begitu sederhana meskipun dia adalah mantan seorang jendral dipusat pemerintahan.

Namun sayangnya hari itu adalah hari terakhir buat mereka bertemu.....

Jauh dibalik pegunungan yang terjal terdapat sekelompok pria berpakaian hitam dengan simbol badik ditengahnya telah berkumpul untuk merencanakan sesuatu yaitu membumi hanguskan kota Semoi saat itu juga.

Kelompok itu dipimpin oleh seorang Prajurit yang sedang menyamar menjadi anggota badik merah, di kelompok mereka terdapat seorang summoner yang dapat memanggil binatang apapun tak terkecuali seekor naga, selain summoner di kelompok mereka juga terdapat alchemist yang dapat menggunakan sihir. Serta masih banyak lagi.

Selain membumi hanguskan kota Semoi, mereka juga memiliki sebuah misi tersembunyi, yaitu membunuh Bahar, karena Bahar merupakan sebuah ancaman bagi salah satu petinggi pejabat yang ada di pemerintahan.

Singkat cerita malam telah tiba, bulan telah menampakkan dirinya untuk mengantikan posisi dari matahari untuk menerangi kegelapan malam, namun kali ini merupakan malam yang paling terburuk bagi kota Semoi, dimana pada malam ini kota mereka akan terhapus dari peta benua Arsyila.

Malam semakin larut, angin berhembus dari barat menuju timur membuat para penduduk lebih memilih untuk meringkuk didalam kasur sambil menyelimuti diri mereka, namun berbeda dengan Bahar yang memilih menjaga keamanan kota dengan berpatroli ditemani oleh muridnya Arman.

Mereka berdua mengelilingi kota dengan berjalan kaki, Susana kota sangat sepi dan sunyi, tidak adalagi suara-suara anak-anak yang bermain berlarian kesana kemari. Hal itu justru membuat Bahar merasa curiga, karena biasanya anak-anak pada jam segini masih ramai dan masyarakat juga masih beraktivitas namun kali ini dia mendapati kota bagaikan kota mati yang tidak berpenghuni.

Bahar yang curiga lantas menyuruh Arman untuk memanggil saudaranya yang sedang berada di bengkel blacksmith, yah saudara Arman adalah seorang pengrajin pedang dan senjata serta barang-barang lainnya.

"man,.. sekarang kamu panggil ridho untuk kesini,.. guru merasa ada yang mencurigakan kali ini,.." pinta guru kepada Arman dengan menggenggam keras pedang yang berada di tangannya,

"iya guru,.. Arman akan segera mencari kak ridho dan menyuruhnya kesini...." balas Arman, dengan cepat dia berlari mencari kakaknya yang bernama ridho di bengkel blacksmith,

Arman sangat cepat dalam berlari, karena dari kecil dia sudah berlari mengelilingi pegunungan yang berada di kota semoi.

Tak lama kemudian Arman telah tiba di bengkel blacksmith milik ridho, dimana ridho sedang beristirahat sejenak sambil menikmati segelas air ditangan kanannya.

Arman lantas mendekati ridho sambil berucap,

"kakak dipanggil oleh guru sekarang,..."

"dimana guru Bahar,.. kenapa kamu tinggalkan dia sendiri,.."

"dia menyuruhku untuk memanggil dirimu, katanya dia merasakan ada yang mencurigakan,.."

"apa kamu bilang!!!! tunggu dulu,... diam sebentar,.." ucap ridho kepada Arman untuk mendengarkan sejenak apa yang terjadi,..

Ridho mendengar sebuah raungan seekor naga serta suara kepakan sayap

"goooaaarr,... gooooaaaar" suara naga

Ridho lantas mengambil sebuah pedang yang dia buat lalu mengajak Arman keluar dari bengkel untuk melihat apa yang terjadi diluar, tak ada yang menyadari akan hal itu, karena masyarakat di kota semoi hanya memiliki kekuatan Aura tingkat rendah. Arman dan ridho kebetulan memiliki kekuatan Aura tingkat tiga atau menengah yang bisa Merasakan jika ada bahaya, serta tidak terpengaruhi oleh sihir alchemist.

"ayo cepat man,.. kita mesti ke guru Bahar,... guru dalam bahaya,... aku bisa merasakannya,.. kamu juga bisa merasakannya kan,...????" tanya ridho yang sedang berlari menuju posisi gurunya.

"iya kak,.. Arman bisa merasakan aura guru mulai berkurang,.. ayo cepat kak kita mesti ke tempat guru sekarang,.." ucap Arman yang panik, dia lantas menggunakan kekuatan penuhnya dalam berlari sehingga membuat debu berterbangan di daerah sekitarnya..

"ooiii tunggu aku man,.." ucap ridho yang tertinggal jauh dibelakang Arman,.

avataravatar
Next chapter