7 chapter 7

Bersamamu adalah hal biasa yang paling aku suka.

___________

Sudah beberapa hari setelah kencan kemarin, dan besok adalah hari dimana arka mengajaknya pergi ke acara ulang tahun ibu dari temannya. Sebenarnya yang membuat ia tertarik untuk datang ke pesta adalah karena arka akan bermain piano disana.

Dan hari ini setelah pulang, anita sudah berada di pusat perbelanjaan berniat ingin membeli pakaian untuk pesta besok. Tidak mungkin ia hadir dengan pakaian yang lusuh, ia yakin seratus persen arka akan menyesal karena telah mengajaknya.

Matanya terus mencari-cari pakaian yang cocok untuknya, ia bingung dan tidak tahu harus memakai baju yang seperti apa. Akhirnya anita memberanikan dirinya untuk bertanya pada pelayan disini.

Pelayan itu langsung mencari setelah anita memintanya. Dan tak lama pakaian yang begitu terbuka ditunjukkan oleh pelayan tersebut.

"Hmm,, maaf tapi ini terlalu berlebihan"anita menolaknya halus. "Aku lebih suka yang biasa saja"lanjutnya.

"Maaf, akan saya ambilkan"pelayan itu menundukkan kepalanya dan pergi untuk mengganti pakaian yg sebelumnya.

Aku pasti terlihat seperti wanita yg di lift saat itu

Beberapa menit kemudian pelayan itu datang, ia menunjukkan pakaian yang menurut anita akan cocok dengannya. Dress dengan warna merah maroon diatas lutut dan lengan panjang.

"Boleh aku mencobanya?"

Pelayan itu mengangguk "ruang ganti disebelah sana"ucapnya menunjuk ruangan di pojok.

Anita membawa dress tersebut dan berjalan menuju ruang ganti.

__________

Keesokkan harinya Anita kembali kuliah dan hanya mengambil satu mata kuliah. Sebenarnya setelah membeli dress tersebut, ia merasa senang dan tidak sabar untuk menghadiri pesta itu.

Hingga beberapa jam kemudian kelasnya sudah selesai, ia segera merapikan buku serta laptopnya dan langsung pulang dengan taxi seperti biasanya.

Anita sudah tiba di rumahnya, ia melihat jam dinding rumahnya. Jarum jam menunjukkan angka satu, masih ada banyak waktu untuk dirinya istirahat dan tidur sebelum pesta berlangsung.

Ia langsung melepaskan tasnya dan merebahkan tubuhnya di atas sofa. Tidak butuh waktu lama untuknya benar-benar terlelap dan masuk kedalam alam bawah sadar.

Ia terbangun setelah jatuh dari sofa, ia melihat jam dinding itu dan memicingkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.

"Hmm,, pukul lima, syukurlah masih sempat"

Ia mengambil ponselnya dan melihat ada pesan dari arka. Ia langsung membukanya.

'aku akan menjemputmu jam 7'

Anita langsung membalas pesannya. "Iya" setelah pesan tersebut terkirim, bibirnya mengulum senyum. Ia segera mandi dan bersiap sebelum arka datang kerumahnya. Entahlah semenjak ia mengenal arka, anita jadi lebih sering tersenyum.

Satu jam telah berlalu, kini ia sedang memoles wajahnya dengan cream dan bedak. Setelah itu ia beralih ke mata memakai eye shadow senatural mungkin mempertajamnya dengan eyeliner dan memperjelas bulu matanya dengan maskara. Sentuhan akhir ia memakai lipstick raspberry, warna lipstick ini sangat cocok dibibir ranumnya yang tipis.

Ia berdiri di depan cermin dan melihat pantulan dirinya yang sangat berbeda dari biasanya. Rambut panjangnya yg terurai membuat ia terkesan anggun dan feminim.

"Aku tidak menyangka, aku bisa menjadi wanita seutuhnya" anita tersenyum.

Matanya melirik jam ditangannya, sebentar lagi arka akan menjemputnya. Anita langsung membawa Sling bag dan menunggu arka di ruang tamu.

Tak lama anita mendengar suara ketukan pintu, ia langsung membuka pintu dan benar dugaannya, itu adalah arka. Tak ada yang memulai percakapan, mereka berdua saling terkesima karena penampilan yg dikenakan saat ini.

Pangeran?

"A-ayo kita berangkat"anita menutup pintu dan menguncinya.

Arka tersenyum dan berbisik tepat ditelinga anita. "Kau sangat cantik"

"Hhm..èè.. i-iya k-kau juga" anita tergagap jantungnya berdegup keras, pipinya juga memerah.

"Ayo" arka memegang tangan mungil anita dan membawanya kedalam mobil.

_______

Mereka sudah tiba di rumah pemilik acara tersebut. Bahkan ini tidak bisa disebut sebagai Rumah, ini lebih pantas disebut istana. Arka memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah disediakan. Mereka berdua turun dan berjalan bergandengan untuk masuk kedalam rumah.

"Mewah sekali"anita sangat terkagum dengan perayaan ulang tahun ini.

"Keluarga mereka memang terbilang sangat kaya, ah iya anita, aku minta maaf"

"Ha kenapa?"tanya anita bingung.

"Aku tidak bisa menemanimu untuk satu jam kedepan, karena kau tau aku harus bermain piano disini"

Anita mengangguk dan tersenyum. "Aku datang kesini karena ingin melihatmu bermain"

"Kau tau temanku kan dirga?"

Anita mengangguk. "Kenapa?"

"Dirga dan yg lainnya akan menemanimu, kau tau sendiri tempat duduk disini perkelompok"

"Iya arka, aku tau"

"Hallo, kalian sangat serasi ya?"

Mereka berdua menoleh ke sumber suara dan mendapati dirga dengan setelan jasnya.

"Eh dirga kebetulan kau datang, nanti ajak anita bersamamu, aku har-"

"Iya aku tau, kau sudah pernah bilang" ucapnya langsung menyela.

"Arka!!"

Seseorang memanggilnya dari jauh dan berlari menghampiri mereka. Ralat, hanya arka.

"Kau sudah siap? Ibuku sudah menunggumu" tanya seorang wanita yg tidak lain adalah anak dari pemilik rumah ini.

"Reva, iya aku sudah siap" seseorang yang bernama reva itu langsung memeluk lengan arka. Dan arka juga tidak bereaksi apapun.

"Ayo"

Arka mengangguk. "Nanti aku akan bergabung dengan kalian setelah ini, aku pergi dulu" ucapnya berbicara pada anita dan dirga.

Setelah mengatakan itu mereka pergi meninggalkan anita dan dirga. Melihat arka dan reva seperti itu anita merasa ada yang mengganjal di hatinya.

Apa mungkin mereka berpacaran?

"Berani sekali dia melakukan itu di depan pacarnya" sahut dirga kesal.

"Eh?"

"Ayo lebih baik kita duduk, teman-temanku sudah menunggu"

Dirga berjalan lebih dulu dan diikuti anita dibelakangnya. Tempat duduk mereka agak dekat dengan panggung, dari sini anita bisa melihat arka bermain piano walau hanya punggungnya yang terlihat.

"Kau yg sering bersama dengan arka ya?"

"Eh.. i-iya"

"Kita belum berkenalan, aku Laras, kau?"

"Anita" ucapnya tersenyum.

"Aku Danil" ia tersenyum pada anita. "Penampilanmu sangat berbeda dengan di kampus"lanjutnya.

"Aku hanya menyesuaikan"Anita tersenyum. "pesta ini seperti ulang tahun perusahaan"lanjutnya.

"Setiap tahunnya memang selalu seperti ini"jawab salah satu teman dirga, yg ia tidak tau siapa namanya.

Acara sudah dimulai, kue ulang tahun yang sangat besar dibawa ke atas panggung. Dan Reva selaku anak dari pemilik rumah ini menjadi pembawa acara.

Yang berulang tahun naik keatas panggung dengan suaminya, para tamu undangan bertepuk tangan menyambut mereka. Dan arka mulai memainkan pianonya.

Berbeda dengan anita, ia sangat terkejut mengetahui bahwa ibunya lah yang berdiri di depan para tamu undangan ini. Ibu kandungnya.

"Sekarang tanggal berapa?"tanya anita pada mereka.

"18"jawab Laras.

Kenapa aku baru sadar kalau sekarang hari ulang tahun ibuku.

Mereka semua bingung melihat anita yang seperti sedang gelisah.

"Kau kenapa?"tanya Danil heran.

"Ti-tidak, aku baik-baik saja"ia kembali tersenyum untuk menutupi kegelisahannya.

Aku akan menyapa ibu nanti.

Pesta sudah berlangsung lama, dan arka juga sudah bergabung dengan mereka. Mereka berbincang-bincang cukup lama dan diselingi beberapa candaan. Pesta ini sangat ramai oleh para tamu undangan, ada juga beberapa pelayan yang siap mengantar makanan dan minuman ke meja mereka.

Anita sudah memberanikan diri untuk menyapa ibunya, tapi dia juga butuh ditemani. Mngkin ia akan merasa lebih tenang jika ada seseorang disampingnya.

"Arka"panggilnya pelan.

Arka menoleh. "Kenapa?"

Anita langsung berbisik tepat di telinga arka. "Tolong ikut aku sebentar"

Arka mengangguk dan beranjak dari duduknya begitu juga dengan anita, dan ia berpamitan pada mereka. Setelah itu mereka berdua pergi dan menjauh dari teman-temannya.

Saat ini arka dan anita berada di halaman belakang, disini juga ada beberapa tamu yang berlalu lalang. View dihalaman belakang juga sangat mewah ada beberapa dekorasi dan ada kolam renang yg cukup besar disini.

"Aku butuh bantuanmu, apa kau mau temani aku?"

"Iya, kemana?"tanya arka halus.

"Kau tau kan orang tuaku sudah bercerai?" arka mengangguk. "Ibuku ada disini, aku ingin menemuinya tapi aku takut kalau sendiri"

Arka tersenyum pada anita. "Kalau gitu ayo, aku juga ingin bertemu ibumu"

"Ibuku disini bukan sebagai tamu undangan tapi sebagai tuan rumah, mu-mungkin kau akan heran kenapa aku tidak tau rumah ibu kandungku sendiri, tapi aku memang tidak pernah berkunjung setelah orang tuaku pisah, ba-bahkan rumah ayah pun aku tidak tau. Karena aku sendiri selalu menolak untuk datang, dan untuk kali ini aku mohon, aku sangat ingin memberinya ucapan selamat"

Lagi-lagi arka melempar senyum pada anita. Ia menggenggam kembali tangannya mengusap punggung tangan anita lalu menautkan jari-jarinya mengisi ruang kosong di jari-jari anita. Ia yg mendapat perlakuan seperti itu tentu mengeratkan genggamannya.

"Ayo, aku yakin ibumu akan senang melihatmu"

"Aku harap seperti itu"sahut anita dengan senyum manisnya.

Mereka berjalan beriringan dan kembali masuk kedalam untuk menghampiri ibunya, sebenarnya agak sulit juga mencarinya di keramaian seperti ini. Sampai matanya melihat sosok wanita paruh baya itu. Sesaat anita ragu tapi arka kembali meyakinkannya dan setia berada disampingnya.

Kini mereka berdua sudah berada di meja makan keluarga besar ibunya. Anita menyembunyikan dirinya dibelakang arka.

"Arka, ada apa?"tanya reva antusias dan beranjak dari duduknya.

"Aku mau memberikan ucapan selamat untuk tante bella"arka tersenyum. "Selamat ulang tahun Tante, semoga tuhan memberkatimu"lanjutnya.

Tante bella alias ibu dari anita ini tersenyum menanggapi arka."terimakasih arka, permainan pianomu sangat indah"

"Terima kasih, ah iya Tante temanku juga ingin mengucapkan selamat untuk tante"

"Oh benar-" ucapannya terhenti saat anita Menggeser posisinya dari punggung arka.

Anita tersenyum kikuk. "Bu-bunda"

Bella terkejut saat tau itu adalah anaknya, terlebih keluarga besarnya juga terkejut saat anita memanggilnya bunda. Bella bangkit dari duduknya lalu menghampiri anita dan langsung memeluknya disertai derai air mata yg jatuh dari pelupuk matanya. Melihat pemandangan seperti ini arka mengulum senyum simpulnya.

"Selamat ulang tahun bunda" anita memeluknya erat.

"Akhirnya kamu datang sayang" masih dengan posisi yang sama, bella sangat merindukan anak kandungnya ini.

Mereka melepaskan pelukannya dan bella mengusap kepala anita sangat lembut. Tatapan matanya sayu, anita juga sangat merindukan ibunya. Merindukan wajahnya, tangannya, tatapannya, dan semua kasih sayangnya.

"Bunda tidak menyangka kalian saling mengenal, apa kalian berdua berpacaran?" Bella menggoda arka dan anita. Di lain tempat ada seseorang yang nampaknya tidak begitu senang.

Arka terkekeh. "Ah iya tante, saya minta restunya"

💜💜

T

etap setia sama ceritaku ya,, semoga kalian diberikan kesehatan.. aku sayang kaliannn ❤️

avataravatar
Next chapter