4 Chapter 4

Cinta bukanlah gangguan. Hal itu merupakan daya tarik.

___________

Kini sudah waktunya mereka istirahat, Suasana dikelas arka agak riuh, mereka semua mengerubungi arka dimejanya. Arka juga cukup populer dengan wajahnya yang tampan, keahliannya bermain piano, ia juga sosok yang sangat ramah pada lingkungannya. Itulah mengapa dia banyak disukai semua orang.

"Ada apa dengan kalian?"tanya arka menatap mereka bingung.

"Kami semua hanya penasaran"ucap seseorang yang bernama dirga.

Dirga merupakan teman dekatnya, dijurusannya dirga berperan sebagai gitaris.

"Tentang?"

"Postinganmu di instagram"ucap salah satu dari kerumunan.

"Ahhh,, itu temanku, kenapa?"

Dirga menggeleng. "Tidak mungkin hanya sekadar teman, aku temanmu tpi kau tak pernah memposting potoku"

"Oke aku akan posting potomu sekarang"

"Tidak tidak!! Kau gila, mereka akan menyangkamu penyuka sesama jenis"

Mereka tertawa mendengar perkataany, begitu juga dengan arka.

"Dia memang temanku" arka menjede perkataanya. "untuk saat ini" tutur arka dengan senyumannya.

"Untuk saat ini ya"dirga tersenyum meledeknya.

Arka beranjak dari duduknya. "Lebih baik kita makan sebelum waktu istirahat habis"

Mereka semua mulai memencar menuju kantin dan menghabiskan waktu istirahat dengan bersantai.

Dirga memakan makananya. "Sepertinya aku tau siapa itu" ucapnya setelah mengingat postingannya itu.

"Sepertinya memang sudah sangat jelas dengan siapa aku akhir-akhir ini"arka menyeruput espresso'nya.

_________

Berbeda dengan kelas sastra, mereka masih berada di dalam kelas melakukan presentasi perindividu yg mereka kerjakan selama seminggu.

Para siswa begitu fokus memperhatikan seseorang yang menjelaskan materinya dan bergilir sesuai absen.

Anita maju kedepan setelah mendapat gilirannya. Memperkenalkan dirinya dan materi yang ia bawa saat ini. Menunjuk papan proyektor, Menjelaskan dengan rinci slide demi slide. Berusaha untuk mempermudah pendengarnya dalam memahami materinya.

Presentasinya sudah selasai. "Apa masih kurang jelas?"tanya anita pada siswa lainnya.

Para siswa menggeleng, dan sepertinya pembawaannya begitu mudah dipahami, mereka semua mencatat point penting dari materinya.

Ia kembali duduk dan membawa laptopnya, memperhatikan siswa lain yang bergiliran setelahnya.

Syukurlah satu persatu tugasku selesai.

Kurang dari satu jam setelahnya, para siswa sudah mempresentasikan masing-masing materinya. Dosennya keluar dari kelas begitu juga dengan maha siswa yang mengikuti kelasnya.

Mata kuliah hari ini selesai, anita membawa tasnya dan menuju kantin untuk membeli makanan dan minuman yg diinginkannya sebelum ia pulang.

Setelah di kantin ia memesan pada penjualnya, kurang dari lima menit pesanannya sudah siap. Anita membawa nampannya yang berisikan makanan dan minuman.

Meja dikantin juga cukup penuh, ia menyesal harusnya makananya ia bungkus saja tadi. Matanya terus memperhatikan seisi kantin, dam sorot matanya berhenti pada arka yang sedang makan bersama temannya. Anita tersenyum, tanpa ragu ia menghampiri mereka.

"Permisi boleh aku duduk disini?"

Mereka berdua menoleh ke sumber suara dan mendapati anita yang sedang membawa makananya.

Arka sempat terkejut sebelum ia menggeser duduknya agar ada space untuk anita duduk.

Anita duduk disampingnya. "Maaf mengganggu kalian"anita menaruh nampannya dimeja dan mulai melahap makanannya.

"Kelasmu sudah selesai?"tanyanya saat melihat anita membawa tas.

Anita mengangguk.

Arka beranjak dari duduknya. "Aku ingin memesan satu gelas kopi lagi" ucapny lalu pergi.

"Heyy!"

Anita menoleh seseorang didepannya. "Ada apa?"

"Kau sudah tau?"

"Maksudmu?"

"Sebentar"dirga mengotak-atik ponselnya. Setelah itu memperlihatkan ponselnya pada anita. "Mengerti maksudku kan?"

Ia terkejut bagaimana bisa dirinya ada dipostingan instagram milik arka. Sangat jelas itu adalah dirinya kemarin saat sedang memasak untuk arka. Tapi kenapa? Entah mengapa dalam hati ia tersenyum dan merasa senang?

"Kau lihat ini" dirga kembali mengotak-atik ponselnya dan memperlihatkannya kembali."hanya ada dua postingan kau dan dia yang sedang bermain piano"

Rasanya ia sangat ingin berteriak, bagaimana bisa arka melakukan ini padanya. "Sebenarnya aku tidak tau harus berkomentar seperti apa?"

Apa ini sungguhan?

Dirga terkekeh. "Aku sangat menunggu hubungan kalian" ia menyimpan ponselnya.

Anita menoleh sejenak dan melanjutkan makannya. Sebenarnya perasaannya menjadi campur aduk memikirkan kenapa arka seperti itu. Ia jadi tidak fokus.

"Itu dirumahmu kan?"anita mengangguk sebagai jawabannya.

"Kau tenang saja, arka merupakan orang yang sangat menghargai wanita"jelas dirga.

Tidak lama arka datang membawa segelas kopi espresso dan kembali duduk di sampingnya.

"Membicarakanku?"

"Tadi aku hanya ingin mengajak dia kencan"ucapnya asal.

Anita langsung menoleh kedepannya. Ia tidak menyela sedikit pun dan meminum es favoritnya.

"Kau boleh cari yang lain, yang ini punyaku"arka cukup santai mengatakan itu.

Mendengar itu anita yang sedang menikmati minumnya langsung tersedak dan terbatuk-batuk.

Is he crazy??

"Kau baik-baik saja?"tanyanya khawatir.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja"

Apa dia sadar atas ucapannya?

___________

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, anita terbangun dari tidur siangnya. Selepas pulang dari kampus tadi ia langsung merebahkan tubuhnya dikasur.

Ia segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Selepas membersihkan tubuhnya ia langsung mengenakan piyama.

Karna bosan anita berfikir akan bermain game konsolnya. Ia menghidupkan gamenya dan mulai bermain.

Anita juga lumayan handal dalam bermain games, dengan game konsolnya inilah anita pernah menghabiskan masa liburan kuliahnya.

Tidak terasa hari sudah gelap dan jam sudah menunjukan angka tujuh. Ia mematikan gamenya dan berbaring dikasur. Namun baru saja ia ingin memejamkan matanya, ponselnya berdering dan nomor tidak dikenal yang tertera.

Anita sempat ragu untuk mengangkatnya dan ia memilih untuk tidak memperdulikannya. Namun ponselnya terus menerus berdering membuat anita geram, dengan waswas ia mengangkat teleponnya.

"Ha-halo?"

"Akhirnya kau mengangkat telponku"ucapny disebrang sana.

"Arka?"

"Iya, bisa tolong bukakan pintu? Aku didepan rumahmu"

"Ha?!" Ia mematikan telponnya dan segera berjalan keluar lalu membuka pintu rumahnya.

"Apa yang kau lakukan dirumahku? Ini sudah malam"

"Sebenarnya aku masih terganggu dengan ucapan dirga tadi siang. Jadi ayo kita kencan"

Mendegar itu anita langsung membelalakan bola matanya. Ia terkejut dengan ajakannya yang tiba-tiba.

"Ke-kencan??"arka mengangguk dan entah kenapa anita menjadi gugup.

"Kenapa? Kau menolak?"

Anita masih diam dan dia bingung harus menjawab apa.

"Kalau hari ini kau menolak tidak masalah, aku akan terus mengajakmu sampai kau mau"

"Eh?"

"Bagaimana?" Arka agak membungkukan badannya hingga wajahnya sejajar dengan anita.

Ayolahh, kenapa dia seperti inii?!

"Be-besok, bagaimana kalau besok?"tawar anita.

"Besok ya?"arka berfikir sejenak. "Oke besok"ucapnya mengangguk.

"Kalau begitu kau cepat pulang" anita mendorong tubuh arka. "Atau aku akan berubah pikiran"

"Iya iya"

Ia masuk kedalam mobilnya. "Good night" ia tersenyum sebelum melajukan kendaraanya.

Anita segera masuk dan menutup pintu. Ia memegang dadanya, ini tidak normal. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Ada apa denganku??

Anita mondar-mandir di depan pintu dan terus berfikir untuk kencan besok.

"Bagaimana ini? Aku belum siap, kencan kencan kencan,,, arrghh ini membuatku gila, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak pernah kencan sebelumnya" anita masih terus mondar mandir.

"Tunggu! Apa dia akan menyatakan cinta padaku?!! Padahal kita belum ada sebulan kenal, Oh tidak bagaimana ini?? Lalu aku harus menjawab apa?? Iya atau tidakk??"

Untuk pertama kalinya anita segugup ini, ia tidak pernah tidak setenang ini. Otaknya jadi berfikir keras akan kejadian hari esok.

💜💜

Stay tune gaiss 🔥🔥🔥

Oia, ig yg diatas itu cm editan 😊

Tapi aku beneran buat, jdi sok difollow 💜

Siapa pirs lopemu????

Purple u 💜💜

avataravatar
Next chapter