3 chapter 3

Ketika jari-jari kita bersentuhan kesepian ini tiba-tiba terurai

_________

"Ayolah"

"Tidak usah arka, aku akan pulang sendiri"

Arka terus mengikuti anita, hingga membuatnya risih. "Kemarin-kemarin kau selalu menolak, sekarang tidak ada penolakan"ucapnya keukeh.

Anita menghela nafasnya. "Kenapa kau sampai segitunya ingin mengantarku?"

"Ingin saja"

"Okeh"

Anita pun mengiyakan ajakannya, mau ditolak bagaimana pun arka sedari tadi terus memaksanya.

Mereka menuju ke parkiran dan arka mempersilahkan anita untuk masuk ke mobilnya duluan.

"Silahkan nona" sambil membuka pintu mobilnya.

"Kau berlebihan"ucapny masuk ke dalam mobil.

Arka menutup pintu lalu ia memutar untuk duduk di tempat pengemudi.

"Kenapa? Aku hanya memperlakukan wanita dengan baik"ucapnya memasang seatbelt.

"Yaa itu harus"anita juga segera memasang seatbeltnya.

Arka segera melajukan mobilnya dengan kecepatan normal dan pergi dari pekarangan kampus.

Anita bersandar dikaca dan melihat keluar jendela.

"Ta!"

"Hmm?"anita menoleh.

"Jangan sampai aku membawamu kerumahku"ucapnya fokus menyetir

"Ah iya, rumahku di perumahan suropati"

"Cukup jauh"arka mengangguk

"Sudah kubilang, tapi kau memaksa"

"Aku memang tipe pemaksa"arka menoleh kesampingnya dan tersenyum.

"Hmm"anita malas menanggapinya.

Tidak ada yang membuka suara, anita hanya fokus melihat keadaan di luar dari jendela begitu juga dengan arka yang fokus mengendarai mobilnya.

Mereka kini sudah sampai di rumah anita. Anita segera turun dari mobilnya.

"Terima kasih"

Arka ikut turun dari mobilnya. "Aku ingin mampir dulu" arka tersenyum.

"Boleh kan?"

"Hmm.. lakukan apa yang kau suka"

Anita langsung membuka pintu rumahnya, ia masuk dan diikuti arka dibelakangnya. Matanya menjelajah ruangannya, sangat bersih dan rapih.

"Kau duduk saja, aku akan ambilkan minum"anita pergi meninggalkannya.

Beberapa menit kemudian anita kembali dan membawa minum untuknya dan dirinya. Namun anita kembali meninggalkannya.

"Apa dia tinggal sendiri?"ucapnya bermonolog dan meminum minumannya, matanya masih menelusuri setiap sudut ruangan.

Sambil menunggu anita, ia memainkan handphone'nya. "Kenapa dia lama sekali"

"Kalau kau bosan, kau boleh pulang"ucapnya yang tiba-tiba datang dan menyahut pertanyaan arka.

Anita kembali dengan pakaian yang berbeda, ia mengenakan kaos putih dan celana selutut jangan lupa rambut panjangnya juga ia ikat asal. Ia terlihat sangat santai.

Sejenak arka terkesima, penampilannya begitu berbeda saat dikampus, dirumah anita terlihat lebih fresh.

"Tidak, kau ingin mengerjakan sesuatu?"tanya arka yang melihat anita membawa laptop.

Anita duduk sila dibawah dan menaruh laptop di meja. "Iya"

"Boleh aku tanya sesuatu?"

"Tanyakan saja" ucap anita tanpa berpaling dari laptopnya.

"Kau tinggal sendiri?"

"Iya"

"Keluargamu?"

"Orang tuaku bercerai, aku punya kakak dan dia sudah menikah"jelasnya singkat.

"Maaf kalau aku menyinggungmu"

"Tidak masalah"

Arka pindah duduk kebawah di samping anita, ia memperhatikan anita mengerjakan tugasnya. Ia tidak ingin mengganggunya, ia akan menunggu sampai anita selesai.

"Kau tidak pulang?" Tanya anita menoleh.

"Dirumah membosankan"

"Lalu, sedari tadi kau disini, hanya melihatku mengerjakan tugas, kau tidak bosan?"

"Tidak, aku suka melihatmu"

Anita memalingkan wajahnya, entah kenapa pipinya memanas. Ia segera menyelasaikan tugasnya.

Ia menutup laptopnya. "Ayo ikut aku" anita beranjak dari duduknya berjalan lebih dulu dan diikuti arka.

Anita membawa arka ke kamarnya, ia menyimpan laptopnya dan mengeluarkan sesuatu dari meja nakas.

Arka duduk di tepi kasur. "Aku belum siap untuk melakukan itu"

"Buang otak kotormu itu!"

Arka terkekeh. "Aku hanya bercanda, jadi kenapa kau membawaku ke kamarmu?"

"Kita akan bermain"

"Sudah kuduga"ucapnya mengangguk dan memegang dagunya.

Anita melempar sesuatu pada arka. "Kita bermain game konsol"

Arka dengan sigap menangkap stick game yang dilemparnya."wow kau punya game konsol?"

Anita segera menghidupkan game tersebut. "Seperti yang kau lihat". Ia duduk di bawah arka, dan anita memilih game yang akan dimainkan."kau ingin bermain apa?"

"Sepertinya ini bagus"ucapny saat melihat daftar game di layar. "Doom eternal, aku pernah memainkan game ini sebelumnya"

"Mau taruhan?"tantang anita menoleh ke atas.

(Ps : Jadi disini arka posisinya duduk di kasur dan anita di bawah)

"Kalau aku menang?"arka agak membungkuk dan sikutnya bertumpu pada lututnya. (Ngerti ga?)

"Aku akan memasak untukmu, tapi kalau aku menang, aku ingin kau bermain piano untukku. Bagaimana?"

"Deal"ucapnya tanpa ragu.

Mereka mulai bermain dan sangat fokus untuk memenangkan permainannya. Hanya ada suara-suara tempur dari layar televisi. Sampai permainan selesai dan permainan doom eternal ini dimenangkan oleh arka.

"Padahal aku nyaris menang"anita menghembuskan nafasnya.

"Kebetulan aku sangat lapar"ucap arka memegang perutnya.

Anita segera bangkit dari duduknya dan menuju ke dapur untuk membuat makanan. Arka yg melihatnya pergi langsung mengikutinya ke dapur.

Mereka sudah di dapur, anita langsung mengeluarkan bahan-bahan makanannya dari kulkas. Sedangkan arka, ia hanya duduk dan memperhatikannya memasak.

"Aku seperti melihat calon istri"

"Pikiranmu terlalu jauh"ucapnya sibuk memotong beberapa rempah-rempah.

"Kau tau?

"Tau apa?

"Aku beruntung menabrakmu waktu itu, kau marah padaku, dan mulai saat itu kita dekat"ucapnya terus memperhatikan anita.

"Kau yang selalu dekat-dekat denganku"

Arka terkekeh. "Itu karna aku tertarik"

Sudah kesekian kalinya pipi anita memanas karna perkataan arka, ia berusaha untuk tidak memperdulikannya dan tetap fokus memasak.

Arka mengeluarkan handphonenya dan berniat mengambil foto anita dari belakang, namun anita menoleh kebelakang. Arka kaget dan pura-pura memainkan handphone'nya, anita juga tidak sadar dan kembali fokus. Arka tersenyum melihat hasil potonya.

Beberapa menit kemudian masakannya sudah siap. Anita segera menyiapkannya didepan arka. "habiskan"

"kau tidak makan?"

Anita menggeleng. "Aku belum lapar"Ia berjalan ke sofa dan berbaring disana sambil menonton acara di televisi.

Tidak sampai limabelas menit arka menghabiskan makanannya. Ia segera menghampiri anita dan anita langsung bangkit dari tidurnya.

Arka duduk disampingnya. "Masakanmu enak"

Anita menoleh. "Aku tidak ingin taruhan lagi denganmu"

Arka tertawa renyah. "Kau hobby bermain games?"

Anita menggeleng. "Tidak, hanya saat bosan" anita mengambil remot dan mematikan televisinya. "Aku berharap kau kalah"

"Mau temani aku?"

"Tidak"

Arka bersandar kebelakang. "Aku diundang temanku untuk bermain piano di acara ulang tahun orang tuanya, aku berharap kau ikut dan melihat penampilanku"

Anita diam sejenak, sebenarnya ia ingin melihatnya, tapi anita tidak pernah mengikuti acara seperti itu.

"Aku anggap diam-mu itu menyetujui ajakanku"ucapnya tersenyum.

"Ta-tapi aku tidak pernah mengikuti acara non formal"sahut anita gagap.

"Tidak ada aturan di acara non formal, sekali-sekali kau juga harus bersenang-senang"

Anita mengangguk pelan. "Oke, kapan?"

"Minggu depan"arka memberikan ponselnya pada anita. "Catat nomormu"

"Untuk apa?"

"menghubungimu"

Ia mencatat nomornya pada ponsel arka dan memberikannya kembali.

"Aku tidak pernah dipintai nomor telepon sebelumnya"

Menyimpan ponselnya di saku. "Baguslah, aku yang pertama"

"Kau tidak pulang? Aku sangat ingin istirahat hari ini"

"Waw,, sebagai tuan rumah kau sangat to the point"

Anita menghembuskan nafasnya. "Memangnya kau mau apa dirumahku?"

"Tenang saja, aku memang berniat pulang setelah ini"arka beranjak dari duduknya. "Selamat istirahat"

Arka berjalan keluar dan anita mengantarnya sampai depan, walaupun anita malas, tapi ia tau sopan santun.

Arka masuk kedalam mobilnya dan membuka kaca mobil. "Kau tidak ingin mengucapkan hati-hati padaku?"

"Hati-hati"

Arka tersenyum dan ia langsung melajukan mobilnya. Begitu juga dengan anita, ia segera menutup pintunya dan masuk ke kamar.

Anita berbaring dikasurnya ia memejamkam matanya. Kepalanya masih memikirkan acara ulang tahun itu, bagaimana bisa ia langsung terbujuk oleh arka. Bahkan untuk menghadiri ulang tahun orang tuanya sendiri pun ia malas.

Dengan mudahnya aku mengatakan oke

"Baju dress pun aku tidak punya, ah sudahlah lagi pula masih seminggu lagi"

Tidak lama anita benar-benar tertidur, ia juga lupa mandi karna terlalu lelahnya hari ini. Mungkin ia akan mandi malam nanti.

💜💜

Makasih buat readersku.. purple u

Jangan bosen buat tunggu ceritaku yaaaa...

Tekan bintang jugaà...

Burung ap tuh mann??

Buwong puyuhh..

avataravatar
Next chapter