3 Pagi Hari di Rumah Endou

-Bukankah aku hanya sedikit berpose?

Disebut sebagai chuuni, Daisuke jadi tidak bersemangat bermain-main lagi dengan bayangan dan mencoba mencari hal lain untuk dilakukan.

Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk menyalakan laptop di meja belajar.

Sebenarnya Daisuke lebih ingin bermain gitar, hanya saja kamar Manami ada di sebelah dan dia khawatir akan membangunkan Manami yang masih tertidur.

Berbeda dengan orang tua Endou yang kamarnya ada di lantai pertama, jadi tidak perlu dikhawatirkan.

Struktur rumah di keluarga Endou adalah 1 kamar tidur di loteng, 3 kamar tidur anak dan 1 kamar mandi+toilet di lantai 2. 

Lalu di lantai 1 terdapat 1 kamar tidur utama, 1 kamar tidur tamu, 1 ruangan agak besar yang dibagi menjadi kamar mandi, toilet, laundry, dan ruang penyimpanan, serta 1 ruangan besar yang dibagi menjadi dapur, tempat makan dan ruang keluarga dimana dapur dan tempat makan dipisahkan oleh sekat dinding setinggi 1,3 meter.

Untuk pembagian kamar, kamar loteng yang adalah kamar Kousuke, 3 kamar di lantai 2 merupakan kamar Sousuke, Daisuke dan Manami, lalu kamar tidur utama adalah kamar Ayah dan Ibu Endou. 

Sesekali Ayah Endou akan tidur di kamar tamu, kamar terkecil di rumah.

Pada mulanya setelah memiliki 2 anak laki-laki ditambah mengadopsi Daisuke, pasangan Endou tidak lagi berniat menambah anggota keluarga.

Tapi takdir berkata lain, 5 tahun kemudian, lahir anak perempuan pertama keluarga Endou, sehingga salah satu dari 3 kakak laki-lakinya harus pindah ke loteng.

Setelah dilakukan undian, Kousuke lah yang terpilih.

Melihat laptop yang telah menampilkan layar dekstop, Daisuke mengklik icon game music di layar.

Salah satu hobi yang dimiliki Daisuke adalah bermain dan mendengarkan musik. 

Hal ini dimulai sejak 3 tahun lalu ketika kakaknya Sousuke tiba-tiba ingin belajar gitar dan membentuk band agar dapat menjadi lebih populer di SMP, tetapi setelah belajar kurang dari seminggu, gitar tersebut tidak lagi terpakai dan kemudian pindah ke tangan Daisuke.

Karena penasaran, Daisuke pun mencoba belajar bermain gitar yang ternyata tidak terlalu sulit dan dapat sedikit membantunya melatih kontrol kekuatan, sehingga dirinya terjun lebih dalam ke dunia musik.

Dari yang awalnya coba-coba, lalu menjadi suka, hingga akhirnya Daisuke mampu membuat lagunya sendiri meski hanya versi gitar akustik.

Tentunya, lagu-lagu yang dia buat sendiri sebenarnya adalah lagu yang sudah ada di dunia lamanya dengan sedikit tambahan improvisasi.

Manami yang beberapa kali ikut mendengarkan ketika Daisuke sedang bernyanyi, merasa jika lagu yang ia buat cukup bagus, dia meminta Daisuke agar lagu-lagu tersebut dikirim ke beberapa artis penyanyi favoritnya sebagai hadiah dari fans..

Meski bingung kenapa Manami sangat ingin dirinya di notice oleh para artis, Daisuke tetap melakukannya dan tidak disangka dari hadiah-hadiah fans yang dikirimkan, ada yang mendapat imbas positif dimana lagunya dibeli.

Sejak itu, dirinya melakukan beberapa kerjasama dengan salah satu agensi dan menjual beberapa lagu.

Saat ini Daisuke memiliki uang yang cukup untuk membeli kebutuhannya sendiri selama beberapa tahun ke depan.

Selain itu, ada juga royalti yang dibayarkan rutin tiap beberapa bulan.

Sebagai bentuk terimakasih, Daisuke membelikan Manami sepeda yang sudah lama diinginkannya. 

Akan tetapi, Daisuke merasa jika hadiah ini tidak membuat Manami sebahagia ketika bertemu langsung dan berjabat tangan dengan artis favoritnya yang terjadi saat Daisuke membawanya untuk mendiskusikan lagu dengan salah satu artis.

-Hahhh, bagaimana bisa kejutan seorang kakak lebih buruk dari sebuah jabat tangan?

Memakai headset di telinga, Daisuke mulai bermain game musik di laptopnya. Menjelaskan sekilas, game yang ia mainkan cukup mirip dengan game OSU dari dunia lamanya.

Tidak terasa hampir satu jam berlalu, Daisuke tiba-tiba teringat adonan steak hamburger yang belum dimasak dan waktu sarapan yang sudah dekat, jadi dia buru-buru mematikan laptop dan bergegas pergi ke dapur.

Di dapur, Daisuke melihat sosok wanita paruh baya berkacamata, dia adalah ibu Daisuke, Endou Misato.

Melihat Daisuke yang buru-buru turun dari lantai 2, Misato tersenyum lembut dan menyapanya.

"Jangan khawatir Dai-chan, steak hamburgernya sedang ibu masak."

"Benarkah? Syukurlah, makasih ya bu!"

"Harusnya ibu yang berterimakasih karena Dai-chan selalu membantu ibu menyiapkan sarapan dan bekal makan siang"

"Hehe, itu hanya memasak beberapa makanan, bukan apa-apa kok!"

Terhadap Daisuke yang berusaha merendah, Misato hanya membalas dengan senyum lembut lalu kembali fokus pada steak hamburger di atas kompor.

Mengamati situasi disekitar, Daisuke melihat ayahnya, Endou Eiji baru saja masuk kamar mandi mengenakan handuk.

Teringat kakaknya yang tadi keluar lari pagi, Daisuke mencoba mencari tau keberadaannya.

"Bu, apakah Sou-nii sudah kembali?"

"Sudah sekitar 10 menit yang lalu, mungkin dia sedang mandi sekarang"

"Bagaimana keadaan Sou-nii bu? Apakah tubuhnya berkeringat?"

"Tadi ibu lihat bajunya basah penuh keringat, sepertinya dia berjuang cukup keras dihari pertamanya."

"Hehe, aku bertaruh Sou-nii tidak akan bertahan lebih dari seminggu!"

"Mou.. jangan berkata buruk tentangnya Dai-chan. Bagaimanapun juga, dia adalah kakakmu."

"Hehe, maaf.. maaf.."

Terhadap gurauan Daisuke mengenai Sousuke, Misato tidak dapat membela banyak karena sikap 'bersemangat untuk sesaat' Sousuke sudah diketahui seluruh anggota keluarga Endou.

Oleh karena itu, Misato hanya dapat mengalihkan pembicaraan ke arah lain.

"Dai-chan, bisa tolong bantu ibu bangunkan Manami?"

"Manami belum bangun? Shees.. Sepertinya dia tidur terlambat lagi semalam."

Benar saja, Daisuke yang sedang berpikir tentang berapa lama kira-kira Sousuke dapat mempertahankan rutinitas barunya langsung teralihkan saat mendengar Manami yang belum bangun.

Mengingat Manami yang belakangan ini mulai tidur terlambat lagi, Daisuke merasa sedikit bersalah karena dia memiliki sedikit andil atas penyebab kebiasaan buruk ini.

Tidak hanya itu, Daisuke bahkan tanpa sengaja telah membukakan Manami pintu menuju jurang tanpa harapan kembali.

-Andai saja aku lebih memperhatikan Manami saat itu.

Semuanya bermula dari setengah tahun lalu ketika Daisuke baru saja membeli sebuah laptop.

Dia memutuskan untuk beli laptop dikarenakan Sousuke yang sedang fokus belajar untuk ujian masuk SMA dan tidak dapat diganggu, jadi komputer di kamar Sousuke tidak dapat dipinjam seperti biasa.

Sebenarnya, sudah sejak lama Daisuke ingin membeli komputer atau laptopnya sendiri, dia juga memiliki kemampuan untuk membeli dari uang tabungannya. Akan tetapi, Endou Misato yang sangat ketat dengan urusan uang tidak pernah mengizinkan.

Wajar saja, karena Endou Misato bekerja di departemen pajak balai kota, jadi segala pembelian barang yang cukup mahal harus melalui izin ibu Endou.

Memanfaatkan momen tidak dapat menggunakan komputer, Daisuke pun berusaha membujuk ibunya agar diizinkan membeli laptop.

Setelah perjuangan keras dan perdebatan panjang, akhirnya Ibu Endou memberikan lampu hijau.

Saat itu, Daisuke juga berniat sekalian membelikan laptop untuk Kousuke dan Manami, tetapi melihat Ibu Endou yang bersiap mengambil senjata pamungkas di dapur, Daisuke hanya bisa mengurungkan niatnya.

Setelah memiliki laptop pribadi, sisi otaku Daisuke yang telah terlupakan perlahan bangkit dan dirinya jadi lebih sering bermain game.

Meski begitu, dia masih memahami apa yang menjadi prioritas dan melakukannya dalam batas wajar.

Satu hal yang disukai Daisuke selain bermain game adalah ikut membahas berbagai topik tentang manga, game dan anime di dunia maya.

Karenanya, dia membuat akun pada sebuah website forum diskusi.

Kegiatannya ini diketahui oleh Kousuke dan Manami yang membuat mereka mulai mengenal lebih jauh tentang game, manga dan anime.

Kousuke sendiri sepertinya tidak menunjukkan banyak minat dan lebih suka sesekali meminjam manga darinya ketika bosan.

Sedangkan Manami tampak lebih antusias dalam membaca berbagai topik bahasan di dalam forum dan bahkan membuat akunnya sendiri untuk ikut bergabung dalam diskusi di forum.

Daisuke yang mengetahui hal itu tidak terlalu mempersalahkannya karena dia tau Manami memiliki ketertarikan pada hal-hal yang berhubungan dengan seni literasi, jadi dia tidak terlalu memperhatikannya.

Sejak itu, Manami jadi lebih banyak membaca berbagai macam hal untuk menambah bahan amunisi saat melakukan diskusi dalam forum dan jam tidurnya perlahan mulai mundur.

Daisuke yang khawatir, sesekali mengingatkannya untuk tidak sering bergadang dan Manami akan menurutinya selama beberapa waktu sebelum perlahan kembali lagi.

Akan tetapi, permasalahan tidak hanya sampai disana.

Suatu waktu, ketika Daisuke iseng melihat topik-topik diskusi yang sedang diikuti Manami, dia menemukan beberapa disksi tentang konten BL di dalamnya.

Ya, konten BL.

Melihat itu, Daisuke langsung melakukan interogasi pada Manami dan memintanya untuk segera berhenti.

Tapi sayang semuanya sudah terlambat.

Manami dengan jujur mengakui jika dirinya memiliki minat dengan konten-konten seperti itu, ditambah dengan kemampuan beralasan dan retorika yang jauh di atas anak seusianya, Daisuke dengan pasrah menyaksikan adiknya jatuh ke dalam jurang.

Sekarang, Daisuke hanya dapat lebih sering mengingatkan agar adiknya tidak melampaui batas dan tidak dengan mudah memberitau orang lain tentang hobi 'unik'nya itu.

Manami pun sepertinya paham setelah dijelaskan oleh Daisuke konsekuensi yang mungkin terjadi ketika orang-orang mengetahui seseorang memiliki minat pada hal yang tidak umum di masyarakat, sehingga di keluarga Endou hanya Daisuke lah yang tau sisi fujoshi Manami.

-Yah, mungkin Kou-chan juga sudah tau akan hobi Manami mengingat keahliannya berada dimana saja tanpa disadari.

Tok Tok!

Berjalan ke lantai 2, Daisuke coba mengetuk pintu kamar Manami tapi tidak mendapat respon.

"Manami, bangun, sudah hampir kesiangan!"

"…" (tidak ada respon)

"Manami?"

"Yaaa... 5 menit lagi." 

"Manami?"

"IYA, SEBENTAR LAGI!" 

"Manami?"

"…"

"Tadi sepertinya Sou-nii salah pakai shampoo."

Seketika dari dalam kamar Minami, terdengar suara orang yang bergerak dengan tergesa-gesa dan berjalan mendekati pintu kamar dengan cepat.

BANG!!!

Pintu kamar terbuka, Manami yang memiliki ekspresi geram dengan rambut dan piyama yang berantakan setelah bangun tidur, mengabaikan kehadiran Daisuke di depan pintu dan langsung menghampiri Sousuke yang ada di kamar mandi.

"Sou-nii, lagi-lagi kamu pakai shampoo Manami!"

"???"

"Padahal sudah dibilangin kalo shampoo Manami jangan dipake!"

"???"

Hmph!

Melihat Sousuke yang hanya terdiam bengong dan tidak merespon, Manami yang cemberut memutuskan untuk mengabaikan kakaknya sementara waktu dan berjalan masuk ke kamar mandi.

Klik!

Klik!

Pintu kamar mandi yang baru saja tertutup tiba-tiba dibuka kembali, dan Manami yang masih memasang wajah cemberut keluar dari kamar mandi, mengambil handuk, memberi pandangan sekilas pada Sousuke lalu mengabaikannya dan kembali masuk kamar mandi.

Hmph!

Klik!

Melihat Sousuke yang masih diam membeku dengan ekspresi seolah berkata "Aku siapa? Aku dimana?" membuat Daisuke sedikit terhibur, lalu dia menghampiri Sousuke dan menepuk pundaknya.

"Sou-nii, lain kali hati-hati saat pake shampoo!"

"Aku salah pake lagi?"

"Kira-kira?"

Perkataan Daisuke tentang Sousuke yang salah menggunakan shampoo bukanlah mengada-ada. 

Saat Daisuke naik ke lantai 2 dan melewati kamar mandi, Sousuke baru saja membuka pintu kamar mandi, sehingga aroma sabun dan shampoo di kamar mandi tersebar keluar dimana Daisuke mencium aroma shampoo kesukaan Manami.

Manami sendiri sejatinya bukanlah anak yang pelit, hanya saja shampoo favoritnya agak sulit untuk di dapat dan dia harus pergi cukup jauh demi membelinya. 

Bahkan Manami sendiri tidak selalu menggunakannya, tetapi hanya di saat-saat tertentu.

-Yah, Sou-nii tidak sepenuhnya salah karena shampoo itu kemasannya agak mirip dengan shampoo yang biasa kita gunakan.

Setelah tugas membangunkan Manami selesai, Daisuke pun kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian ke seragam sekolahnya.

10 menit kemudian, Daisuke yang selesai berganti menjadi seragam, turun ke lantai 1 sambil membawa tas sekolah dan sebuah shinai (pedang bambu) yang terbungkus kain.

Penampilan Daisuke saat ini cukup berbeda dengan dirinya 10 menit lalu.

Saat ini, Daisuke mengenakan kacamata nol dan rambutnya disisir sangat rapi dengan poni yang dibelah dua pada bagian kanan. Ditambah seragam yang dia pakai sangat rapi dan lengkap sehingga saat ini Daisuke dapat berpura-pura menjadi siswa komite disiplin sekolah.

Daisuke mengenakan kacamata hanya untuk mencocokkan dengan anggota keluarga Endou yang lain, karena dari semua anggota keluaga Endou, hanya Kousuke yang tidak menggunakan kacamata.

Berbicara mengenai Kousuke, dia memiliki model rambut dengan poni depan yang dibiarkan memanjang hingga menutupi kedua matanya.

Gaya rambut legend.

Daisuke pernah membujuk Kousuke untuk mengubah model rambut dan mengenakan kacamata juga, tetapi ditolak oleh Kousuke.

Di lantai pertama, makanan sudah rapi disusun di atas meja makan, Ayah Endou mengenakan setelan kemeja putih, jas dan celana panjang berwarna biru tua ala pegawai kantoran. Saat ini dia sedang duduk di sofa membaca koran.

Jika diamati dengan seksama, dapat dilihat Kousuke yang mengenakan seragam sekolah yang sama dengan Daisuke juga duduk di sofa sedang melihat handphone-nya.

Ibu Endou tidak terlihat, mungkin sedang sedang bersiap-siap.

Menunggu anggota keluarga yang lain, Daisuke juga ikut duduk di sofa, tepat di samping Kousuke.

Kousuke yang menyadari kedatangan Daisuke sekilas mengalihkan pandangannya pada shinai yang terbungkus kain di tangan Daisuke.

"Dai-chan, bukankah akhir-akhir ini kamu jadi lebih sering pergi ke dojo?"

"Iya, aku ingin lebih fokus pada latihan kendo."

"Ku dengar anak dari pemilik Dojo itu adalah Yaegashi Shizuku, salah satu siswi paling populer di sekolah kita."

"Ya, kabar itu benar."

"Bagaimana pendapatmu tentang Yaegashi Shizuku?"

"Yah…"

Daisuke yang menjawab santai pertanyaan Kousuke menyadari ada sesuatu yang salah.

Ketika melihat ekspresi ingin tau di wajah Kousuke, dia sadar apa yang ingin dilakukan Kousuke.

Sedikit menyipitkan matanya, Daisuke bertanya dengan nada serius.

"Kou-chan, apakah kamu ingin mengetesku?"

"Bukankah aku hanya penasaran?"

"Jangan pikir yang aneh-aneh, aku murni hanya ingin belajar Kendo!"

"Oh, begitu rupanya."

Tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Kousuke menghentikan interogasinya dan kembali fokus pada HP di tangannya.

Beberapa waktu berselang, Ayah Endou selesai membaca koran dan meletakkan koran itu di atas meja depan TV.

Melihat sekeliling, dia hanya menemukan sosok Daisuke dan Kousuke. Sekilas, Eiji juga melihat shinai yang dipegang Daisuke.

"Yang lain belum siap?"

"Ibu masih di dalam kamar." (Kousuke)

"Sou-nii sedang berganti pakaian sedangkan Minami masih di kamar mandi." (Daisuke)

"Begitu ya. Ngomong-ngomong Kou-chan, ayah sempat lihat di berita jika pemenang turnamen kendo nasional perempuan tunggal tingkat SMP tahun ini berasal dari Dojo Yaegashi. Itu tempat kamu latihan kendo, bukan?"

"Iya, yang menang turnamen itu anak dari pemilik Dojo Yaegashi, namanya Yaegashi Shizuku."

"Jadi, bagaimana pendapatmu tentang Yaegashi Shizuku?"

"…"

(End of Chapter)

avataravatar
Next chapter