6 Kecelakaan yang Diatur

Sekitar satu bulan telah berlalu sejak pertandingan antara Daisuke dengan Shizuku.

Sejak kejadian tersebut, Shizuku jadi mengetahui jika Daisuke berada di sekolah yang sama dengan dirinya. 

Kemudian, hubungan keduanya menjadi lebih akrab sehingga beberapa kali mereka pergi ke Dojo Yaegashi bersama.

Tentunya tidak hanya mereka berdua, tetapi bertiga dengan Amanogawa Kouki yang juga merupakan murid dari Dojo Yaegashi.

Hubungan antara Daisuke dan Kouki bahkan lebih dekat lagi.

Setelah mengetahui Shizuku kalah dalam pertarungan kendo melawan Daisuke, Kouki yang sangat paham keahlian kendo Shizuku jadi merasa tertarik dengan kekuatan Daisuke dan menantangnya melakukan sparring.

Daisuke juga tidak bermasalah dengan tantangan dari Kouki dan menerimanya dengan senang hati.

Tentunya, Kouki tidak dapat mengalahkan Daisuke.

Tetapi seperti yang diharapkan dari seorang calon pahlawan, sebuah kekalahan tidak membuat Kouki mundur, melainkan membuatnya semakin bersemangat dan terus mencoba menantang Daisuke.

Bahkan, ketika Shizuku tidak pergi ke dojo sepulang sekolah dan pergi bersama Kaori ke suatu tempat, Kouki akan menunggu Daisuke lalu berjalan menuju dojo bersama.

Sejujurnya hal ini membuat Daisuke sedikit kerepotan karena dirinya harus mencuri waktu dan diam-diam pergi ke ruang bawah tanah dojo untuk mempelajari teknik ninjutsu dan taijutsu Yaegashi.

Pada akhirnya, Daisuke hanya dapat membuat janji dengan Shuuzou dan datang mempelajari teknik rahasia di luar waktu latihan sore. 

Berbicara mengenai teknik rahasia, baru-baru ini Shuuzou mengajarkan sebuah metode meditasi pada Daisuke yang sangat membantunya untuk menjaga kekuatanya terus berada dalam kendali sepanjang waktu.

Metode ini bisa menenangkan Daisuke sehingga dirinya tidak dengan mudah terpengaruh oleh gejolak emosi tiba-tiba, dan membantu Daisuke mengerahkan seluruh kekuatannya hingga mencapai batas saat diperlukan.

Mungkin ada yang bingung jika Daisuke sangat khawatir mencederai lawan pada saat pertandingannya dengan Shizuku, lalu bagaimana dengan sparring yang Daisuke lakukan sebelum-sebelumnya dan sparringnya dengan Kouki?

Sederhana saja, tindakan Daisuke pada Shizuku saat itu bisa dibilang perlakuan 'spesial' karena lawannya adalah seorang perempuan.

Terhadap murid lainnya dan Kouki yang semuanya adalah laki-laki, Daisuke tidak perlu mengkhawatirkan mereka.

Walau begitu, Daisuke tentu berusaha mengendalikan kekuatannya sehingga cedera paling serius yang pernah dia buat adalah membuat salah seorang seniornya libur latihan selama satu bulan.

Kembali ke topik.

Saat ini sekolah baru saja selesai, dan seperti biasa Daisuke akan berangkat menuju dojo.

Yang berbeda kali ini adalah dia akan berangkat berdua hanya dengan Shizuku.

Hal ini dikarenakan Kouki baru-baru ini menjadi akrab dengan Sakagami Ryutarou dan diajak untuk pergi ke sebuah klub tinju tempat latihan Ryutarou.

Oleh karena itu, Daisuke saat ini sedang berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu kedatangan Shizuku.

"Maaf sudah mengunggu lama, Daisuke-kun!" Ujar Shizuku yang datang dengan dari dalam sekolah.

"Aku juga baru saja keluar kok, Shizuku-san!"

"Kalo gitu, bagaimana jika kita mulai berjalan ke dojo sekarang?"

"Tentu saja!"

Dengan begitu, keduanya mulai berjalan bersama menuju Dojo Yaegashi.

Satu hal yang tidak disadari oleh Daisuke dan Shizuku, saat ini ada seorang pria yang mengenakan jaket dan helm sedang berdiri mengawasi keduanya sambil memegang sebuah walkie-talkie.

Melihat keduanya berjalan keluar sekolah, pria itu berbicara menggunakan walkie talkie di tangannya.

"Disni pengintai 1, target baru saja berjalan keluar sekolah dan sedang menuju lokasi perangkap"

"Laporan diterima, pengintai 2, bagaimana dengan perangkapnya?"

"Disini pengintai 2, perangkap dan lokasi tersembunyi untuk mengamati juga sudah siap."

"Bagus, kalo begitu pengintai 1, kamu dapat kembali ke dojo. Sedangkan untuk pengintai 2, kamu tunggu di sana dan kami akan segera pergi menuju lokasi."

"Siap laksanakan (perintah diterima), Shuuzou-sensei." (Pengintai 1 dan 2).

Ya, pria yang menggunakan helm dan jaket sambil membawa walkie-talkie itu adalah orang suruhan Yaegashi Shuuzou yang bertugas menunggu Daisuke dan Shizuku keluar sekolah.

Untuk mengetahui penyebab semua kejadian ini, kita harus kembali pada beberapa hari lalu saat Shuuzou selesai memberikan sesi latihan pada Daisuke.

Selama beberapa minggu dirinya melatih Daisuke, Shuuzou semakin menyadari bakat mengerikan dari Daisuke.

Tidak hanya kekuatan mentahnya yang luar biasa, kemampuan belajar dan adaptasinya juga tidak kalah mengaggumkan.

Shuuzou merasa jika Daisuke tidak perlu satu tahun untuk mempelajari semua teknik rahasia Yaegashi.

Oleh karena itu, sebuah bibit keinginan tanpa sadar tumbuh semakin kuat di dalam hati Shuuzou.

-Setelah dilihat-lihat, aku rasa Daisuke akan sangat cocok dengan Shizuku!

Berawal dari itu, Shuuzou pun mencoba bertanya pada Daisuke tentang pendapatnya mengenai Shizuku.

Tapi siapa sangka, saat ditanya, Daisuke tampaknya memiliki penolakan terhadap Shizuku dan enggan menjawab terlalu dalam mengenai hal-hal yang mengarah pada hubungan dan ketertarikan.

-Kenapa bocah ini merasa enggan? Bukankah cucuku sangat cantik dan berbakat?

Tentunya Shuuzou tidak akan mengetahui jika alasan Daisuke memiliki penolakan ketika ditanya ketertarikannya pada Shizuku adalah karena saat ini Daisuke masih menganggap Shizuku sebagai salah satu calon istri Nagumo Hajime.

Mengetahui isi cerita dari novel tidak hanya membuat Daisuke mampu mengetahui peristiwa yang akan terjadi di masa depan, tetapi juga memberi pengaruh pada Daisuke untuk melihat kondisi saat ini berdasarkan sudut pandang cerita yang dia baca.

Begitu juga ketika Daisuke ditanya oleh anggota keluarga Endou tentang pendapatnya mengenai Shizuku.

Daisuke dengan tegas menolak dan menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki ketertarikan pada Shizuku.

Mungkin selain berusaha meyakinkan orang lain, dalam hati Daisuke juga memberi peringatan pada dirinya sendiri.

Ditambah, saat ini Daisuke hanya ingin fokus untuk meningkatkan kekuatan bertarungnya dan masih ada masalah mengenai hatinya yang selalu memiliki perasaan bersalah dan enggan setiap kali dirinya memiliki ketertarikan pada seorang perempuan.

Kembali ke Shuuzou.

Penolakan Daisuke membuat Shuuzou beranggapan jika Daisuke tidak melihat Shizuku sebagai perempuan, sehingga dia ingin mencoba menyadarkan Daisuke.

Tentunya ini hanya sebuah percobaan menjodohkan, Shuuzou sendiri tidak ingin dengan paksa menikahkan cucunya pada orang lain. Maka dari itu Shuuzou mencoba mengawalinya dari sisi Daisuke.

Selama Daisuke memiliki ketertarikan pada Shizuku dan mencoba mengejarnya, Shuuzou berpikir jika Daisuke memiliki kesempatan besar untuk berhasil mengingat penampilan Daisuke yang bisa dibilang hampir setara dengannya saat masih muda dulu.

Oleh karena itu, Daisuke mencoba mendiskusikan pendapatnya pada Koichi dan Kirino.

Kirino yang mendengar keinginan ayah mertuanya menjadi bersemangat karena dirinya juga sangat puas jika Daisuke bisa menjadi menantunya.

Penampilan Daisuke, perilakunya yang sopan dan dewasa, ditambah dengan bingkisan yang beberapa kali dibawa Daisuke sebagai bentuk terimakasih sudah cukup untuk membuat Kirino memiliki kesan yang sangat baik terhadap Daisuke.

Selain itu, Kirino juga paham jika dibalik dari perilaku Shizuku yang sedikit tomboy dan hanya menghabiskan sebagian besar waktunya berlatih kendo, putrinya juga memiliki sisi perempuan yang tidak berbeda dengan remaja lain seusianya.

Pada awalnya Kirino memiliki harapan besar pada Amanogawa Kouki, tetapi perlahan harapannya pupus setelah memahami karakter Kouki.

Koichi sendiri juga tidak menolak keinginan ayahnya untuk mencoba menjodohkan Shizuku dengan Daisuke.

Meskipun dalam hati dirinya merasa sangat enggan, Koichi paham jika anak perempuan tidak dapat selamanya menjadi malaikat kecil ayahnya dan suatu saat dia perlu merelakan putrinya pada orang lain.

Walaupun masih terlalu awal, Koichi setuju bahwasannya sangat sulit mencari laki-laki lain dengan kualitas setara Daisuke.

Berdasarkan hasil diskusi, mereka memutuskan untuk mencoba membuat Daisuke menyadari sisi perempuan dari Shizuku.

Rencananya sangat sederhana, yaitu dengan meletakkan seekor anak kucing lucu terlantar pada salah satu titik di rute perjalan dari sekolah menuju dojo.

Dengan sifat Shizuku, tentunya dia tidak dapat mengabaikan anak kucing tersebut dan menunjukkan sisi perempuannya yang perhatian serta menyukai hal-hal yang lucu.

Tentunya hal ini hanya dapat dilakukan ketika Daisuke hanya berdua dengan Shizuku, dimana hari ini adalah saatnya.

Kembali ke sisi Daisuke dan Shizuku yang sedang berjalan menuju dojo.

Shizuku saat ini sedang berbicara mengenai alasan penyebab dirinya tidak dapat langsung menemui Daisuke.

"Jadi, hari ini juga Shirasaki-san memintamu untuk menemaninya pergi ke suatu tempat?"

"Ya, begitulah. Tetapi karena aku sudah berjanji pada Daisuke-kun, jadinya aku harus menolak permintaan Kaori."

"Sebenarnya, Shizuku-san, jika itu alasanmu menolak Shirasaki-san, kamu tidak perlu pergi ke dojo bersamaku."

Mendengar ini, Shizuku dengan menggelengkan kepalanya sembari menghela nafas lelah.

"Bukan hanya karena itu. Sebenarnya aku juga merasa sedikit lelah harus menemaninya pergi ke tempat yang sama berkali-kali."

"Memangnya kemana Shirasaki-san mengajakmu, Shizuku-san?"

"Maaf Daisuke-kun, tapi aku tidak bisa memberitahumu."

"Ah, maaf karena sudah mencoba bertanya hal yang tidak seharusnya, Shizuku-san."

"Bukan apa-apa kok, Daisuke-kun."

Karena Daisuke yang salah bertanya, suasana diantara mereka menjadi sedikit canggung.

Berbicara mengenai Daisuke dan Shizuku, keduanya berhenti memanggil menggunakan nama keluarga dan menggantinya dengan nama belakang sebagai nama panggilan.

Hal ini dikarenakan Shizuku satu kelas dengan Endou Kousuke dan terkadang Daisuke berbicara mengenai Kousuke dengan Shizuku, sehingga agak membingungkan jika hanya memanggil menggunakan nama depan (marga).

Sedangkan untuk Daisuke, dia mengubah panggilannya karena Daisuke memanggil anggota keluarga Yaegashi yang lain dengan nama belakang mereka, sehingga memanggil Shizuku dengan nama depan terasa sedikit aneh.

Karena itu, keduanya mengubah panggilan mereka menggunakan nama belakang setelah keduanya menjadi lebih akrab.

Suasana canggung diantara Daisuke dan Shizuku terus berlanjut hingga keduanya akan melewati sebuah tanah kosong di perjalanan.

"Meong...meong..."

Di sana, keduanya samar-samar mendengar suara anak kucing dari arah tanah kosong itu.

Shizuku yang mendengarnya secara naluriah berjalan menujuh area tersebut berusaha mencari sumber suara.

Daisuke yang berjalan di sampingnya tidak menghentikan Shizuku yang tiba-tiba berubah arah dan mengikutinya tepat di belakang karena dia juga sedikit penasaran dengan suara anak kucing itu.

Di tanah kosong, keduanya menemukan sebuah kotak kardus kecil.

Ketika mendatangi kardus tersebut, mereka melihat sosok anak kucing berwarna hitam di dalamnya.

Melihat ini, keduanya paham jika kucing di dalam kardus merupakan korban lain dari hewan peliharaan yang dibuang.

Kejadian ini bukanlah merupakan hal yang jarang di Jepang.

Karena berbagai alasan, pemilik hewan berusaha lepas dari tanggung jawab dengan menelantarkan peliharaannya di sebuah tempat berharap akan ada orang lain yang cukup baik untuk memungutnya atau hewan itu hanya dapat bertahan hidup sendiri di jalan.

"Meong...meong..."

Karena kasihan, Shizuku pun berjongkok dan mencoba mengelus-elus anak kucing di dalam kardus dan berusaha membuat kucing itu tenang.

Berbeda dengan Shizuku, Daisuke masih berdiri dengan tenang mencoba memperhatikan kondisi di sekitar.

Menemukan kondisi tanah yang agak becek dikarenakan hujan tadi pagi pagi, lalu melihat kotak kardus yang masih kering kecuali bagian bawahnya yang agak basah. Daisuke menarik sebuah kesimpulan.

-Sepertinya anak kucing ini ditelantarkan pemiliknya baru-baru ini.

Usai melihat sekeliling, Daisuke mengembalikan pandangannya pada Shizuku dan anak kucing di dalam kardus.

Melihat Shizuku yang ekspresi wajahnya menjadi lebih lembut dan penuh kasih sayang sedang membelai dengan lembut pada anak kucing, membuat Daisuke sedikit terpana dan tanpa sadar memfokuskan pandangannya pada penampakan indah di depannya.

Sebagai siswi yang memiliki banyak pengagum di sekolah, Shizuku tentunya memiliki penampilan yang sangat cantik.

Dia memiliki tinggi di atas rata-rata perempuan jepang seusianya, rambutnya yang lurus dan lembut berwarna hitam legam memiliki panjang sepinggang dan diikat menjadi sebuah high ponytail.

Dia memiliki mata berbentuk kacang almond dimana memberikan kesan tatapan yang tajam, ditambah dengan tubuhnya yang sudah dilatih kendo selama bertahun-tahun membuat Shizuku memiliki karisma heroik seperti seorang pendekar atau ksatria wanita.

Pada orang asing, Shizuku akan bersikap dingin dan tidak acuh sehingga membuatnya tampak sulit didekati.

Meski begitu, dia adalah orang yang perhatian pada mereka yang akrab dengannya.

Dia bagaikan angin di musim semi, kehadirannya membawa perasaan sejuk dan membuat bunga-bunga yang sedang bermekaran menari riang tetapi sangat sulit untuk di sentuh. 

Shizuku yang berhasil menenangkan anak kucing, mencoba mengambil kucing di dalam kardus dan mengangkatnya.

Ketika dia mencoba mengangkat anak kucing itu, Shizuku melihat sesuatu yang tampak agak panjang tersembunyi di dalam kardus.

Mengamati sedikit, Shizuku menjadi panik dan bergegas berdiri sembari mengangkat anak kucing di tangannya.

"Ah, ada ular!"

"Hm?"

Karena buru-buru berdiri, Shizuku tidak memperhatikan pijakannya sehingga menjadi tidak seimbang dan terpeleset ke belakang.

Daisuke yang sejak tadi mengamati Shizuku dengan cepat mendekati Shizuku untuk menolongnya dan menggunakan tangannya menarik bahu Shizuku ke arahnya.

Tapi sayang, ketika sedang melangkah dan menarik Shizuku ke arahnya, tanah yang masih basah akibat hujan tadi pagi juga membuatnya terpeleset sehingga Daisuke, Shizuku, dan anak kucing itu jatuh bersamaan.

Disini Daisuke secara naluriah menarik seluruh tubuh Shizuku ke dalam pelukannya untuk melindunginya dari benturan langsung dengan tanah.

Shizuku yang kedua tangannya sedang memegang anak kucing di dadanya hanya dapat pasrah berada di pelukan Daisuke sambil memejamkan kedua matanya.

Dalam kondisi seperti itu, Daisuke akhirnya jatuh menghantam tanah sambil memegang Shizuku yang berada dalam pelukannya.

Tidak lupa juga anak kucing yang sedang terhimpit di antara mereka.

"Ugh!" Bisik Daisuke secara reflek yang terjatuh dengan beban tambahan di pelukannya meski sebenarnya dia tidak merasakan sakit.

Untuk sejenak, suasana di sekitar menjadi lebih hening.

Shizuku yang merasa situasi sudah aman perlahan membuka kedua matanya.

Tepat di depannya, Shizuku dapat melihat wajah Daisuke yang saat ini sedang melihat padanya.

Menyadari jarak mereka yang terlalu dekat, wajah Shizuku seketika menjadi merah dan dia mencoba untuk bangkit dari pelukan Daisuke.

Daisuke yang menyadari upaya Shizuku juga melepaskan kedua tangannya yang sedang memeluk pundak Shizuku.

"T-terimakasih sudah menolongku, Daisuke-kun!" Ujar Shizuku yang sedikit terbata-bata.

"Bukan apa-apa kok, Shizuku-san."

Ketika Daisuke sedang bingung akan berkata apa untuk menenangkan Shizuku yang tampak sedikit panik, Shizuku lebih dulu berkata pada Daisuke.

"Ano, Daisuke-kun, setelah ku pikirkan lagi, aku jadi sedikit khawatir dengan Kaori yang pergi sendirian."

"Hm?"

"Jadi, mungkin aku tidak dapat melanjutkan perjalanan ke dojo dan harus pergi sekarang."

"Sekarang juga?"

"Iya sekarang. Kalo gitu sampai jumpa besok Daisuke-kun!" Ucap Shizuku yang perlahan membuat jarak dari Daisuke.

"Sampai jumpa besok! Hati-hati di jalan, Shizuku-san!"

"Nnn."

Melihat Shizuku yang buru-buru pergi dengan wajahnya yang masih memerah dan masih membawa kucing ditangannya, Daisuke tidak dapat menahan diri dan tertawa.

"Pfft, hahaha!"

"Aku tidak menyangka jika Shizuku-san memiliki sisi lain yang sangat pemalu!"

Tapi, Daisuke sendiri tidak sadar jika wajahnya juga sedang memerah dan detak jantungnya menjadi lebih cepat dari biasanya.

...

Tidak jauh dari tanah kosong tempat Shizuku dan Daisuke menemukan anak kucing, Shuuzou, Koichi, Kirino dan Takeshi (pengintai 2) sedang menonton dari jauh kegiatan keduanya.

Saat melihat Shizuku yang jatuh ke pelukan Daisuke, Takeshi merasa lehernya menjadi dingin dan tiba-tiba sebuah tangan meremas erat bahunya.

"Jadi, Takeshi, apakah meletakkan perangkap di tanah yang licin sehingga Daisuke dan Shizuku jatuh bersamaan lalu saling berpelukan merupakan bagian dari rencanamu?"

"T-tentu tidak, Koichi-sensei, itu semua kecelakaan dan bukan bagian dari rencana."

"Kalau begitu, awalnya aku ingin membiarkanmu beristirahat dari latihan hari ini. Tapi tampaknya kamu masih cukup bersemangat dan ingin latihan tambahan."

"T-tidak perlu Koichi-sensei. Latihan kemarin sudah terlalu berat dan aku memang berniat libur hari ini."

"Libur? Hehe, tundalah besok dan aku akan memberikanmu beberapa hari istirahat. Tentu, jika terjadi kecelakaan saat latihan nanti itu semua tidak disengaja."

"Ah, tidaaakk!" Ujar Takeshi yang diseret kembali menuju dojo oleh Koichi.

Di dekatnya, tanpa ada yang menyadari, Kirino saat ini sedang melihat adegan Daisuke dan Shizuku yang berpelukan dengan senyum lembut.

-Padahal aku hanya menyelipkan sebuah boneka ular agar Shizuku menunjukkan sisi lemahnya pada Daisuke, tapi efeknya melebihi harapanku.

"Ara-ara, betapa indahnya masa muda!"

(End of Chapter)

avataravatar